3. Si Lemper
Mulai sekarang aku post ceritanya gak akan beraturan ya. Aku akan post acak waktunya.
Aku lupa tahun berapa, yang aku ingat itu antara tahun 2008 – 2009 lah kejadiannya, saat aku sudah bekerja dan tinggal di Tangerang di rumah tanteku.
Waktu itu sore hari sepulang kerja, aku kecapekan dan ketiduran di kamar. Pintu kamarpun setengah terbuka. Baru saat jam setengah 9 malam aku terbangun. Tapi karena aku malas bangun, aku diam saja di tempat tidur bengang-bengong tidak jelas. Saat aku melihat ke arah pintu, aku lihat pocong tinggi besar berdiri di depan pintu kamarku sedang menatap ke arahku, lebih tepatnya melotot padaku. Kain kafannya putih dekil, kulitnya gosong, matanya bulat besar (belo), dan bola matanya hanya berwarna hitam gelap tidak ada putihnya sama sekali. Sangat menyeramkan sekali.
Awalnya aku masih tidak percaya dengan penglihatanku. Karena aku pikir, aku itu baru bangun tidur. Mungkin saja aku berhalusinasi pikirku waktu itu. Ku kucek-kucek mataku, tapi dia tetap berdiri di situ. Akhirnya aku pun berdiri dan berjalan mendekat ke arah pintu, aku kaget sekali ternyata itu benar-benar dia si lemper (pocong). Aku yang syok tidak bisa berkata apa-apa, hanya menutup mulut dan melotot sambil berjalan mundur ke arah tempat tidur. Rasanya aku ingin sekali berteriak, tapi suara tidak bisa keluar dari mulutku. Mataku panas, tapi aku tidak bisa menangis.
Aku berfikir, aku tidak bisa berdiam diri di kamar terus. Akhirnya aku beranikan diri membuka pintu selebar-lebarnya, lalu aku berjalan melewati si lemper. Sesampainya aku diujung tangga barulah aku berani berlari menuruni anak tangga. Dan sesampainya di dapur barulah aku bisa menangis histeris.
Saat itu di rumah sedang sepi, hanya ada tanteku saja yang sedang mandi. Karena mendengar suaraku berteriak memanggil nama tanteku sambil menangis, tanteku pun keluar dari kamar mandi menghampiriku.
“Kenapa Mel?”. Tanya tanteku. Tapi aku tidak berani bicara apapun padanya. Aku takut, aku syok. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala. Tanteku pun hanya mengusap-usap punggunggu seolah menenangkan aku.
Begitu aku sudah mulai tenang, tanteku pun bertanya lagi padaku. “Tadi liat apaan emangnya?”. Dia bertanya seolah dia memang tahu kalau aku habis melihat sesuatu. Barulah aku bisa berbicara pelan “Tadi aku bangun tidur, terus di depan kamar liat pocong nyeremin bgt mukanya”.
“Lagian sih tidur sore-sore jam segini baru bangun, pamali. Kalau mau tidur juga jangan lupa berdoa”.
“Tadi sore pulang kerja capek terus ketiduran kan”.
“Yaudah, tapi jangan cerita ke siapa-siapa ya entar. Orang-orang kan penakut semua. Kamu diem aja”.
“Iya”.
Malamnya aku tidur di kamar sepupuku yang kebetulan berada di depan kamarku. Saat aku lihat ke arah kamar, dia si lemper sudah tidak ada disana (iyalah dia udah ngilang, masa mau nungguin aku terus, hiiyyyhhh)
Note:
Disini aku bukan mau menakut-nakuti siapapun ya, aku hanya mau share pengalaman pribadiku aja. Jika kalian pernah mengalami kejadian sepertiku, kalian boleh kok share pengalaman kalian juga disini.
Aku juga tidak mendramatisir cerita. Semua yang aku tulis disini itu murni pengalaman yang aku rasakan.
Terima kasih untuk yang sudah mau mampir di ceritaku ini, terima kasih juga untuk yang sudah mau vote. Terima kasih terima kasih ???
Sereeemmm juga si lemper :LARIDEMIHIDUP
Jujur kak mela, aku belum pernah ngeliat makhlus halus semacam kuntilanak, pocong, suster ngesot atau apapun. Tapi penasaran juga pingin liat langsung mereka. Tapi ada rasa ga berani juga. Sama aku juga penakut. Tapi penasaran. Ya jadi gimana dong wkwkwkwkwk
Wah Sela pnasaran.. Teh Mel tolong disampaikan ke si tante tuh hehee
Ni sma kyk yg di watty kan ya teh, aq bca ny cpt bngt td hehe
Lemper itu kan salah satu kue yg enak yak, klo lemper disini tuh masya Allah bngt dah, jdi konotasi bngt makna nya :LARIDEMIHIDUP
Seremm​, kagak mau liat langsung :LARIDEMIHIDUP
Sereemm…
Kak Mel berani jg ya ngelewatin ‘lemper’ nya hihi
lemper oh lemperrrrrr,
ngilu gak sih mel? hiyyyyyyyyyyyyy :LARIDEMIHIDUP