Anna, anak pertama dari 2 bersaudara. Adiknya bernama Bulan, ibunya bernama Dera dan ayahnya bernama Edo. Anna peringkat 2 di kelasnya, sedangkan Bulan juara umum di sekolah. Anna dan Bulan satu sekolah. Anna sering kali dibeda-bedakan oleh orangtuanya. Ayah dan Ibunya lebih menyayangi dan mengutamakan Bulan. Mereka tak pernah peduli terhadap Anna. Bahkan tak pernah menganggap Anna ada di dunia ini. Entah apa salah Anna.
” Selamat sayang, kamu juara 1 lagi. Ibu bangga sekali sama kamu nak. ” Ucapnya kepada Bulan
” Ayah juga sangat bangga sama kamu, Bulan. Tidak sia-sia ayah dan ibu mendidik kamu sejak kecil. ”
” Makasih bu..makasih ayah. Kak Anna kan juga dapat peringkat. Kalian tidak memberi selamat juga kepadanya?.” Tanya Bulan pada orangtuanya.
” Peringkat segitu saja tidak berguna. Ayah dan Ibu bosan mendengar kakakmu yang tidak pernah dapat peringkat 1.” Ucap Ayahnya.
Anna sakit hati mendengar ucapan ayahnya barusan. Rasanya ia ingin menangis saat ini juga. Mungkin memang ia tak pernah menjadi juara 1 dalam hal pelajaran, tapi ia sering menjadi pemenang..menjadi sang juara lomba menulis cerpen ataupun karya ilmiah. Meski begitu, Ayah dan Ibunya tetap tak peduli. Bagi mereka, bakat yang dimiliki Anna itu tidak terlalu penting dan Anna hanya menghabiskan waktunya di dalam kamar sambil menulis dan berkhayal.
” Akhirnya naskah novelku hampir selesai. Semoga novel ini akan diterbitkan oleh penerbit. Kali ini aku akan membuat ayah dan ibu bangga padaku. ” Kata Anna yang sedang duduk didepan laptopnya.
Disekolah
” Annaaaa…tadi pagi aku ketemu si Radit di gerbang. Katanya dia jarang ketemu kamu lagi. Kamu juga sibuk kalau dihubungi. Memangnya kamu sama dia lagi berantem?.” Kata Ashilla, teman dekatnya Anna.
” Aku nggak berantem kok sama dia. Kan aku lagi sibuk buat bikin novel, Shil.”
” Oh iya…Sukses ya, Na.”
” Makasih Shilla.”
Hanya Ashilla dan Radit yang peduli dan mendukung bakatnya. Mereka selalu menemani Anna ketika ia mengikuti lomba menulis. Oh ya, Radit itu adalah pacarnya Anna.
***
” Selamat ya, Na. Akhirnya novel kamu diterbitin. Aku pasti akan beli dan baca novel itu. Tapi kalau kamu mau kasih ke aku gratis sih tidak apa-apa hahaha.” Ucap Ashilla.
Novel perdananya yang berjudul ‘Setipis Debu’ telah resmi diterbitkan dan besok adalah hari peluncuran novel tersebut.
Anna rencananya akan mengundang Ashilla, Radit, Bulan, dan juga kedua orangtuanya. Ia sangat ingin orang-orang terdekat nya dapat hadir di acara itu.
Hari peluncuran novel perdana Anna
Anna harus menelan harapannya yang menginginkan kedua orangtuanya datang hari ini. Karena ketika Anna memberikan undangan acaranya, orangtuanya langsung membuang undangan tersebut ke tempat sampah. Mereka benar-benar tidak akan datang. Hanya Ashilla, Radit dan Bulan yang datang menemaninya.
” Maaf kak, aku nggak bisa bujuk Ayah dan Ibu untuk hadir kesini. Selamat ya kak atas novelnya. Ayah dan ibu tuh salah ya kak. Setiap anak kan punya bakat atau kemampuannya masing-masing. Mungkin aku pintar dalam pelajaran, tapi aku nggak pintar dalam hal menulis seperti kakak.” Ucap Bulan.
Walaupun Bulan selalu dianak emaskan oleh orangtuanya, tetapi Bulan tidak angkuh terhadap Anna. Ia mengerti tentang Anna. Ia tahu orangtuanya dulu adalah guru, bahkan ayahnya pernah memenangkan olimpiade matematika internasional di Australia, makanya kedua orangtuanya ingin anaknya mengikuti jejak mereka dengan menjadi anak yang cerdas dan berpendidikan.
***
Isak tangis membanjiri kediaman Bu Dera dan Pak Edo. Anna telah meninggal dunia akibat tertabrak truk saat ia menyebrang di jalan raya. Bulan sedari tadi menangis tersedu-sedu melihat sang kakak terbaring tak bernyawa. Begitupun Radit dan Ashilla. Sedangkan orangtuanya hanya menatap nanar jasad Anna.
Usai proses pemakaman, Bulan memberikan sebuah buku diary dan juga novel kepada orangtuanya.
Ayah dan Ibunya menangis tak henti-hentinya. Mereka menyesal. Sangat menyesali perbuatan dan sikap mereka kepada Anna. Mereka telah salah menilai Anna. Anak yang dulu mereka anggap bodoh…anak yang dulu mereka caci ternyata mempunyai bakat yang luar biasa. Anna bisa menjadi orang sukses tanpa harus selalu rangking 1 di kelas. Anna bahkan bisa mengalahkan beberapa siswa dari berbagai sekolah. Kini Bu Dera dan Pak Edo hanya bisa menyesal dan menyesal. Namun nasi telah menjadi bubur. Anna telah tiada, ia telah tenang di alam sana.
Ini masih ada lanjutannya?
:PATAHHATI
Penyesalan selalu datang diakhir :DOR!
hmmm, orangtuanya jd nyesel karena anna nya keburu meninggal ya..
Aduhhhh pgi2 bca ini huaaaaaa
Jdi berkaca2 gni
Kdng ada bbrp orang tua yg trll memaksakan kehendakny ke anak tanpa liat sikon anak, tanpa liat si anak pny bakat luar biasa lainnya huhu
Ditunggu karya2 lainnya
Semangat trs ya