Vitamins Blog

Drôle Réunion – Chapter 2 : Tidak Jelas

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

14 votes, average: 1.00 out of 1 (14 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

       Saat hendak duduk, tiba-tiba ada guru yang masuk dan membuat seisi kelas menjadi sangat hening. Fandra pun mengerutkan kening,

“Lah? Napa pada diem dah, ganti guru nih?”ia berkata kepada teman sebangkunya yang baru, dan ia lupa siapa namanya, “oh iya Tata.” Ia membatin

“Iya. Guru Fisika paling killer.” Tata menjawab dengan amat….singkat

Fandra pun mengangguk paham, ia pun duduk dan kembali menatap kearah guru yang baru datang, sedari tadi ia baru sadar bahwa sang guru menatapnya dengan tajam seakan mengatakan bahwa ia benci adanya perbincangan di kelas.

***

Jam istirahat pun tiba. Kesempatan ini digunakan oleh Fandra untuk mencarai ruang musik, karena mood –nya sedang buruk

“Mending gue bolos sekalian aja dah tadi.” ujarnya

Flashback saat pelajaran

 “Buka LKS hal. 67, Ujian Mandiri no 1-25 . Kamu, anak baru, maju ke depan kerjakan no 1-10. Saya dengar kamu sangat pintar di sekolah lama –mu.” Perintah sang guru yang membuat Fandra bingung

 “Saya pak? Tapi, saya tertinggal materi ini pak. Di sekolah lama saya, saya baru diajarkan sampai BA…” belum menyelesaikan kalimatnya,

 “Kamu, Keluar. Sekarang. Saya tidak butuh murid yang menjadikan ‘tertinggal materi’ sebagai alasan untuk tidak mau maju ke depan.” teriak Pak Alwan,

 “Ck,” Salah besar kalau di keluarkan di kelas menjadi hal kecil. Bagi Fandra, ini merupakan bencana besar!

***

Jam istirahat pun selesai. Semua murid pada kembali ke kelasnya masing-masing. Tapi, tidak dengan 3 murid ini

“Ta, laper nih. Gue sama Jupri ke kantin yak!” tanya salah satu dari tiga anak ini,

“Eh, tapi keknya tadi di kelas ada anak baru deh. Siapa namanya yak? Gue tidur soalnya tadi” lanjutnya

“Perasaan lo udah makan deh tadi. Perut ember emang ye lo berdua. Namanya Fandra, lex”

“Anak baru? Alah cowok. Kagak bisa di gebet dah. Hehe. Lo ke perpus sendiri berani kan? Ntar gue sama Alex kalo udah selesai langsung ke situ dah.” ujar temannya yang satu lagi,

Tata pun mengangguk, ia langsung berjalan ke perpustakaan. Saat hendak masuk ke perpustakaan, Tata samar-samar mendengar seseorang sedang menggunakan piano Sekolah.

suaranya bagus banget….., batin Tata

 Karena sangat penasaran, Tata mendekati ruang musik dan ia semakin jelas mendengar seseorang bernyanyi, “Laki-laki?” Tata kembali membatin

Party girls don’t get hurt

Can’t feel anything, when will I learn

I push it down, push it down 

I’m the one “for a good time call”

Phone’s blowin’ up, ringin’ my doorbell

I feel the love, feel the love

 

1, 2, 3, 1, 2, 3 drink

1, 2, 3, 1, 2, 3 drink

1, 2, 3, 1, 2, 3 drink

 

Throw ’em back, till I lose count

 

I’m gonna swing from the chandelier, from the chandelier

I’m gonna live like tomorrow doesn’t exist

Like it doesn’t exist

I’m gonna fly like a bird through the night, feel my tears as they dry

I’m gonna swing from the chandelier, from the chandelier

Tata pun membuka jendela, ia melihat dari belakang bahwa yang memainkan piano itu adalah seorang laki-laki. Akhirnya, ia pun memberanikan diri untuk membuka pintu, dan laki-laki itupun kaget dan bertanya

“Ngapain lo disini?” tanya laki-laki itu dingin,

“Keluar.”

“Fandra?”

Laki-laki itu ternyata adalah Fandra. “Suara lo bagus banget.” Ujar Tata tanpa sadar

“Merc…. I Mean, Makasih.”

“Lo bisa main apa lagi? Gitar bisa gak?”

“Bisa. Kenapa?”

“Aja…” kalimat Tata dipotong oleh Fandra, dan dia langsung menolak

“Gamau.”

“Ya kasih alesannya dong iih! Mau ya? Mau ya?” Tata mengucapkannya dengan nada yang terkesan manja, dan mata yang di kedip-kedipkan,

Fandra pun hanya bisa menatap Tata dengan geli, “ni cewek maksa bener dah”

“Lo liatin gue main ya. Ntar lo apalin kuncinya.”

Dan seketika, Tata pun seakan terhipnotis dengan lantunan melodi gitar yang di mainkan oleh Fandra, tetapi ada satu hal yang ganjal

“Lo kidal?”

“Iya. Makannya gue gamau ngajarin elo, dan gue nyuruh elo pindah tempat duduk.”

“Wih keren! Berarti lo makan pake tangan kiri dong? Ih joroook bekas poop.” ledek Tata yang membuat Fandra tersenyum tipis,

Kalau di perhatikan, Tata ini lumayan manis. Rambutnya coklat panjang, matanya yang belo dan memiliki bulu mata panjang, hidung yang tidak terlalu pesek, bibirnya tipis, serta badannya yang bisa dibilang lumayan berisi, ditambah lagi ia lumayan tinggi untuk seukuran perempuan

“Tapi, gue tetep gamau pindah tempat duduk.” Lanjutnya,

“Lha gue gimana?” tanya Fandra

“Sabodo dah.” jawabnya

“Elah. Btw. Sini mending lo nyanyi bareng gue deh

Fandra pun mulai melantunkan melodi yang sangaaat indah, jemarinya dengan mudah bergerak berganti chord lagu. Ia pun mulai bersenandung, dan diikuti oleh Tata

***

Maaf kalau di part tak sambung sikit, next akan diperbaiki. Video di play yaa, itu ibaratkan aja suara Fandra

4 Komentar

  1. Thanks for the story, keep writing! Salam buat Fandra :tepuk2tangan

  2. Yeaaayyyyy

  3. Oke, ditunggu lanjutannya

  4. fitriartemisia menulis:

    whoaaa, ditunggu lanjutannyaa