Vitamins Blog

Feuillemort : Prologue

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

27 votes, average: 1.00 out of 1 (27 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

“Pertemuan pertama adalah kebetulan

Pertemuan kedua, kutukan kami mulai merambat

Pertemuan ketiga adalah saatnya kami bertatap wajah dengan sedih

Karena kami saling mencintai

Padahal kami pun tahu

Tidak ada cinta yang menimbulkan hasrat saling membunuh”

Feuillemort : Prologue

“Aku tidak percaya. Padamu atau pada siapapun.”

Gadis itu mengancamku dengan pisau komandonya yang kurasa telah menusuk banyak orang–atau bahkan membunuh mereka. Begitupun aku yang sama-sama mengancam leher jenjangnya dengan pisau semodel. Dengan satu gerakan, gadis itu menepis pisauku—membuat jarak agar dia bisa kembali menyerang.

Langit senja menjadi saksi lapangan hijau berubah menjadi kemerahan. Bau anyir darah menghantui udara yang terhirup. Pemandangan tubuh tergeletak dan erangan manusia menjadi melodi harmonis.

Panggung bodoh kami.

Oh. Terima kasih, Nona Clawford. Sungguh melegakan hati,” cibirku kesal.

Kembali kuposisikan pisauku agar terasa lebih nyaman, setidaknya jika gadis itu menyerang lagi aku bisa bertahan lebih lama.

Ya, bertahan.

Aku tidak akan sanggup membunuh gadis itu.

Aku terlalu keras kepala. Masih saja terus berdoa keajaiban turun, keajaiban yang membangunkanku dari mimpi buruk ini. Terlalu takut, tidak sanggup jika nantinya kedua tangan ini terkena secuil pun darah gadis itu.

Aku… terlalu pengecut.

Gadis itu mulai bersiap menyerang lagi, dia memegang pisau komando itu dengan kedua tangan kecilnyayang terlihat lemah. Rambut pendek coklatnya bersibar entah darah siapa. Matanya fokus membara penuh dendam.

Tidak gemetar, seakan sudah terbiasa. Melihat mayat di sekitarnya atau pun menghunuskan benda pembunuh pada orang lain.

Seakan hatinya telah menjadi batu.

“Jangan membuang waktu lagi, Tuan Lexus,” ucapnya sopan penuh sarkasme yang mampu membuatku mengernyit. “kita selesaikan saja sekarang, tanpa membuang-buang waktu seperti dulu.”

Aku tidak bisa menahan salah satu sudut bibirku untuk tersenyum. Hatiku sakit mendengarnya, tapi inilah takdir kami.

Lalu, kami memulai lagi pertarungan sengit.

Yang bagaikan menyita waktu selamanya untuk berakhir.

_..::O0O::.._

Feuillemort (n.) : Feuille Morte (a dead leaf) ; Having the colour of a faded leaf

14 Komentar

  1. Wah kayaknya seru nih. Semangat nulisnya ya!

    1. Spectrume29 menulis:

      Terima kasih banyak! :PATAHHATI

  2. farahzamani5 menulis:

    Nahh loh knp itu mereka berdua berantem
    Fix bikin penasaran ke part selanjutnya hehe
    Ditunggu kelanjutanny
    Semangat trs ya

    1. Spectrume29 menulis:

      Terima kasih banyak! :PEDIHH

  3. :NGEBETT :NGEBETT :LARIDEMIHIDUP

    1. Spectrume29 menulis:

      :dragonmuahsanasini :PELUKRINDU :PELUKRINDU

  4. Keep writing. Semangat!

  5. :YUHUIII pasangan lucu niihh .. suka type2 begini

  6. nisafit1709 menulis:

    Huwaaaah menarik ini… Masuk list yg harus aku baca hihi :dragonhihihi

  7. azkiayulla menulis:

    Bagus… suka nich sama cerita romance action, jd inget film Mr. And Mrs.Smith… :HULAHULA

  8. Wah, bikin penasaran ini cerita. Langsung cuss yang selanjutnya ini….

  9. aishelatsilla menulis:

    :tidakks! :sangatterpesona :sangatterpesona

  10. Pasangan gokil nih

  11. fitriartemisia menulis:

    wah, actioooon, bagus nih :YUHUIII