Chapter 4
-Jason Lee POV-
Sekarang aku berdiri didepan sebuah rumah minimalis dengan cat warna hijau yang mendominasi rumah ini, kulirik lagi alamat yang diberikan appa 2 tahun lalu, memastikan jika rumah ini adalah rumah kakek itu. 15 menit telah berlalu tetapi aku belum juga bergerak untuk memencet bel.
Kenapa aku harus gugup seperti ini, “aku harus menemui mereka” batinku. Ku letakkan jariku di intercom rumah itu.
“siapa?” Tanya seorang dari intercom dengan bahasa jepang.
“aku… aku Jason” jawabku bodoh.
“ingin mencari siapa” Tanya ia sekali lagi.
“pemilik rumah ini” jawabku susah payah.
Setelah itu hening tak ada suara apapun, apakah mereka mengetahui identitasku, sehingga mereka tidak mengijinkanku masuk kedalam pikirku. Aku termenung didepan intercom tak sadar jika seorang nenek telah membuka pagar.
”kenapa masih diluar” aku terlonjak kaget dan langsung menoleh ke asal suara.
“oh, iya” jawabku
Saat nenek itu berbalik kakinya tersandung lintasan pagar rumah, untung saja aku berdiri dibalakang nenek itu dengan sigap aku menahan tubuhnya agar tidak terjatuh.
“halmeoni” teriak seorang dibelakangku. Yeoja itu mengambil alih tanganku yang berada di tangan nenek itu seraya membelakangiku.
“gwaenchanha” tanyanya. Kenapa yeoja ini menggunakan bahasa korea, bukankah ini di jepang. Apakah nenek ini orang korea, apa aku salah alamat pikirku.
“gwaenchanha-yo” jawab nenek itu. Aku masih berdiri dibelakang yeoja itu.
“kenapa halmeoni diluar, kenapa tidak minta akuro untuk membuka pagar” tanyanya
“akuro lagi sibuk, sudahlah nenek baik-baik saja” jawabnya.
Nenek itu berjalan tertatih menghampiriku dan menggenggam tanganku “kamsahamnida” ucapnya. Yeoja itu berbalik betapa terkejutnya aku saat melihatnya.
“Mei” ujarku. Ia tak bersuara masih terkejut melihatku.
“kalian sudah mengenal” suara nenek memecahkan keheningan diantara kami.
“nde” jawab kami bersamaan.
“ayo masuk dulu, tidak baik ngobrol disini”
Nenek itu berjalan melewati kami, Mei sadar atas keterkejutannya langsung menghampiri neneknya dan menuntunnya masuk ke dalam rumah.
Saat nenek Mei pergi untuk membuat minuman Aku duduk berhadapan dengan Mei diruang tamu. Awalnya Mei melarang neneknya untuk membuat minuman sendiri tapi neneknya bersikeras, Mei menyerah dengan keinginan neneknya itu dengan syarat asisten rumah tangga yang akan membantu neneknya.
“kamsahamnida telah menolong nenekku” ujarnya memulai pembicaraan memecahkan keheningan yang sempat terjadi diantara kami setelah neneknya pergi.
“kenapa kamu ada disini?” tanyaku langsung mengabaikan ucapan terima kasihnya
“saya?” tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.
“iya, kenapa kamu berada di jepang?” tanyaku sekali lagi.
“aku kesini ingin menemui nenekku” jawabnya kesal dengan pertanyaanku yang tidak sopan padanya.
Aku terkejut dengan jawaban yang Mei berikan. Yeoja ini, apa tadi yang ia katakan menemui neneknya. Ya Tuhan jadi benar yeoja ini cucu dari kakek yang telah menyelamatkanku. Bagaimana mungkin bukankah ia orang Indonesia.
“Jason-shi bukankah seharusnya aku yang bertanya kepadamu, ada keperluan apa kamu datang kerumah nenekku” ucapannya menyadarkanku. Bagaimana ini aku harus menjawab apa. Tidak mungkinkan aku mengatakan yang sebenarnya.
“kenapa tidak dijawab pertanyaanku” ujarnya.
Aku terdiam tak tau harus menjawab apa, ia terlihat kesal saat aku tak juga menjawab pertanyaannya. Setelah diam begitu lama, akau mengumpulkan keberanianku untuk mengatakannya.
“aku kesini ingin…” ucapanku terputus karena terdengar barang pecah didapur, Mei langsung saja pergi tanpa mendengar kelanjutan ucapanku. Aku spontan mengikuti yeoja itu dari belakang.
”halmeoni” teriak Mei. Betapa terkejutnya aku saat melihat neneknya terkapar tak sadar diri dibawah lantai dengan pecahan gelas disekitar tubuhnya. Mei langsung saja merengkuh tubuh tua itu kedalam pelukannya.
Seorang wanita paruh baya datang dengan tergesa-gesa.
“kenapa bisa begini, aku hanya pergi kekamar mandi” ujar wanita itu.
“sudahlah akuro, bersihkan pecahan gelas ini, aku akan membawa nenek kerumah sakit, hubungi hiroshi” ujar mei.
Kulihat ia meneteskan air mata. Ia mendongakkan wajahnya melihat kearahku seakan memberikan isyarat agar membantu ia membawa neneknya. Aku langsung saja mengangkat tubuh neneknya dan membawanya kerumah sakit.
Aku mengantar nenek ke rumah sakit, kami sudah lama menunggu tapi dokter tidak keluar-keluar juga. Pikiran buruk terus bersarang diotakku. Kugelengkan kepalaku untuk menjernihkannya.
“selamatkan ia Tuhan” doaku.
Aku belum sempat membalas kebaikan keluarga ini terutama nenek Mei sebagai istri kakek itu. Aku berdiri tak jauh dari tempat duduk Mei, memperhatikannya. Sepertinya ia melupakan keberadaanku.
Kulihat Mei sedang menangis ingin rasanya aku menghampiri dan memeluk juga menenangkannya. Tapi apalah dayaku, aku siapa, aku bukan siapa-siapa untuknya.
Kurasakan ponselku bergetar, kurogoh saku celanaku. Pesan dari Hyung.
Jason, kamu dimana?
Kamu tidak lupakan, nanti malam penampilan perdana Yumi denganmu.
Astaga, kenapa aku bisa lupa, tapi bagaimana dengan Mei, aku tak tega meninggalkannya sendiri disini. Tapi aku harus pergi. Otthoke, aku bingung. Sepertinya aku harus berpamitan dulu dengannya.
Aku melangkahkan kakiku mendekatinya, tapi tiba-tiba seseorang menyenggol bahuku menghentikan langkahku, ia berlari tergesa-gesa mendekati Mei dan berdiri dihadapannya.
“Mei” ujarnya, mei mendongakkan kepalanya yang sedari tadi menunduk. Saat melihatnya Mei langsung saja memeluk namja itu. Namja yang sama saat di kafe waktu itu.
Namja itu mengeratkan pelukannya, mengelus punggung mei berusaha menenangkannya. Tak tahan melihat adegan didepan mata yang membuat hatiku panas, aku memutuskan untuk pergi dan mengurungkan niatku untuk berpamitan dengan Mei.
***
-Mei POV-
Kenapa ini bisa terjadi, baru 2 hari lalu aku datang ke Jepang untuk menemui nenek serta kakakku. Bagaimana keadaannya sekarang aku tak tahu. Aku tak dapat berbuat apapun selain berdoa dan menangis diruang tunggu rumah sakit ini.
Nenekku terjatuh saat membuatkan minuman untuk penyanyi korea itu. Ya, dari dulu ia selalu bersamangat dengan segala hal yang berkaitan dengan Negara ginseng itu. Tidak bisa dipungkiri halmeoni pasti merindukan tanah kelahirannya. Termasuk saat Jason kerumah, ia sangat bersemangat untuk membuat minuman sendiri untuk Jason. “Tuhan aku tak ingin kehilangan orang yang kusayangi lagi, ijinkan aku bersama halmeoni dan membahagiakannya” Doaku
“Mei” panggil seseorang, aku mendongakkan wajahku untuk melihatnya. Ia berjalan mendekatiku dan berdiri dihadapanku, aku langsung memeluknya.
“hoelmoni dia” ucapku terbata-taba dipelukan kakakku.
“sudahlah, jangan menangis lagi Mei” ujarnya menenangkanku. Aku semakin terisak, ia semakin mempererat pelukannya dan mengelus punggungku seakan mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
Sudah hampir satu jam aku menunggu nenek disini. Aku duduk bersandar di bahu kakakku. Penyanyi itu, kenapa aku bisa lupa dengan keberadaannya, aku langsung saja mengedarkan pandanganku ke kanan dan kekiri. Dia tak ada, bukankah ia tadi ada disini. Apakah ia sudah pulang, kenapa tidak memberitahuku. Aku belum sempat berterima kasih padanya.
“kamu mencari siapa Mei ?” Tanya Hiroshi padaku.
“tidak ada” jawabku.
***
Jason cemburu :lol:
Masih ada yang mau baca cerita ini?
Maaf kalau ada typo
terima kasih buat yg udh baca, vote, n komen :)
tunggu tgl 22 ya buat chapter selanjutnya
Wahaaa Jason cemburu :KETAWAJAHADD
Masih dongs, walau telat ttp baca kan hehe
Wow wow wow dah ada ug cemburu buta nih, ahhh dia mah ga tau aja si cwo yg meluk2 Mei itu tuh kk ny hihi
Ditunggu kelanjutanny
Semangat
Gunakan kode sbb untuk menampilkan semua cerita hanya dari tulisan kamu, bisa ditulis disetiap akhir cerita
[catlist author_posts="LIGHTEYEGIRL" numberposts=-1 pagination=0]
Jadi pembaca bisa dengan mudah cari part2 sebelumnya. Untuk part ini mimin sdh tambahkan, part lainnya tambahin sendiri ya.
Uhuh ngehebsangat
eaaa lagi musim ya cemburuan….xixixi
Ad yg cemburu :dragonhihihi
eaaaa cembokur dia hihihi… ga tau nya kakak nya :LARIDEMIHIDUP :LARIDEMIHIDUP
eaaaaaaaa yang cemburu hahaha
Si Mei kasihan atuhh, semoga neneknya gakpapa…
Jason dikau jangan main cemburu buta ajaa hihihi..
Ditunggu kelanjutannyaa
Jason jangan cemburuan gitu lah,,
Kan belum tau siapa yg dipeluk itu,,