Peradaban Benua Versailles dimulai sekitar 1 juta 8 ribu tahun yang lalu. Saat itu, Manusia, Elf, Dwarf, dan Orc hidup bersama-sama.
Wanita Dwarf dengan tangannya yang cekatan bertindak sebagai ibu asuh untuk bayi Orc. Orc yang masih bayi dibaptis oleh wanita Elf, dan wanita Manusia memandikan mereka dengan air bersih. Keempat ras hidup bersama-sama,masing-masing saling mengisi apa yang tidak dimiliki pihak lain.
Elf pemanah mengumpulkan buah-buahan dari pohon, para Dwarf pengrajin membuat alat, Manusia pengintai berburu bersama dengan prajurit Orc. Karena monster mematikan di dunia ini, yang lemah tak punya pilihan selain mengandalkan satu sama lain untuk bertahan hidup.
Orc, yang telah dewasa dalam waktu dua sampai tiga tahun, adalah prajurit yang kuat secara alami. Lahir dengan kekuatan yang tidak wajar dan naluri pertarungan, mereka menyokong para elf dan manusia.
Orc bertindak sebagai pemimpin dari keempat ras tersebut baik dalam nama maupun realitas karena tak ada ras yang bisa menyamai kesuburan dan kemampuan tempur dari para Orc.
Namun, ketika manusia mengembangkan teknik pertanian, membudidayakan tumbuhan dan hewan, mereka mengambil alih rantai suplai makanan, dan lambat laun melawan kekuasaan Orc.
Para Elf, yang mempelajari sihir elemen dan roh dengan bantuan alam, menjadi arogan dan mulai menjauhkan diri mereka dari para Orc, yang mereka anggap bodoh.
Para Dwarf mengembangkan teknologi logam hari demi hari, yang memberi mereka senjata generasi baru untuk melawan para Orc.
Aliansi dari keempat ras tersebut bubar setelah serangkaian perselisihan dan rasa iri satu sama lain.
Pada akhirnya manusia membangun desa dan kemudian kota-kota di tanah yang subur, yang kemudian bersatu membentuk kerajaan.
Para Elf hidup di Forest of No Return dimana elemen dan roh bertambah kuat, memperluas domain mereka atas sihir mereka secara luas.
Para Orc menyebar ke seluruh alam liar dan tanah tak terjamah, berburu dan mengganggu mereka yang memiliki peradaban semau mereka, menikmati pertarungan tanpa menahan diri.
Para Dwarf tetap tinggal bersembunyi dipegunungan, menambang bijih mentah dan meningkatkan kerajinan mereka.
Tak bisa dihindari, Manusia dan Orc bertikai soal makanan, serta Elf dan Dwarf saling membenci satu sama lain dalam perjuangan untuk mengamankan keunggulan di alam bebas.
Ini adalah sejarah dari Benua Versailles, mitos terlupakan dari keempat ras.
*****
Rumor tentang orang aneh tersebar kemana-mana di Benteng Serabourg.
Itu adalah tentang mahluk buas yang telah mengayunkan pedang kayu pada orang-orangan sawah tanpa sepatah kata selama 4 minggu berturut-turut di Training Hall.
*Bruak*
*Whack*
Weed tengah mengayunkan pedang kayu dalam diam. Serangannya pada orang-orangan sawah tak menunjukkan belas kasihan. Setiap kali pedang kayu menebas orang-orangan sawah tersebut, sebuah suara berat terdengar.
Di hari-hari sebelumnya, dia puas dengan hampir menumbangkan orang-orangan sawah. Saat strength dan agility-nya terus meningkat, pedang kayu tersebut semakin kuat.
“Apa dia benar-benar seorang player?”
“Apa kau pikir dia beneran orang? Peluangnya tipis.”
“Lihat dia. Aku yakin dia bukan orang.”
“Mungkinkah itu seorang NPC?”
“Mengingat kemunculannya yang tiba-tiba….”
“Tuh orang bisa jadi seorang NPC yang terhubung dengan sebuah quest!”
Mata dari beberapa player mulai bersinar dengan antusiasme dan sekelompok player menawarkan makanan dan uang untuk memenangkan hati Weed, bertanya-tanya apakah dia adalah seorang NPC quest. Tak mau dianggap sebagai seorang pengemis, Weed menolak mereka, tetapi mereka bersikeras tak mau menyerah.
“Ayolah, ambil ini…”
“Mau sesuatu yang lain? Katakan saja padaku. Aku akan mendapatkannya.”
“Tidakkah kau pikir sebuah pedang baja jauh lebih baik daripada pedang kayu ini? Aku bisa memberimu sebilah pedang panjang, dan itu akan berguna.”
Mereka membuntuti Weed dengan harapan bahwa dia mungkin akan memberikan sebuah quest spesial pada mereka. Mereka tidak tau secara pasti, karena Weed berulang kali membantah bahwa dia bukan NPC dan mengusir mereka, mengatakan mereka mengganggu latihannya. Anehnya, hal ini malah memperkuat keyakinan mereka.
“Dia menolak semua pemberian.”
“Siapa yang bisa memukul orang-orangan sawah bukan hanya satu atau dua hari, melainkan selama 4 minggu berturut-turut?”
“Dan dia berteman dekat dengan sang instruktur…!”
Sang instruktur, yang selalu memandang rendah para player sebagai sebuah pengganggu, sangat baik pada Weed, sampai-sampai berbagi makan siang dengan dia setiap hari. Bagi pandangan publik, Weed tidak tampak seperti seorang manusia.
Satu-satunya cara untuk membedakan player dengan NPC adalah ketika mereka mengatakan identitas mereka. Karena inilah Weed menyebabkan kesalahpahaman pada player lain.
Beberapa player berlevel tinggi mengetahui niat Weed untuk meningkatkan strength dan statistik yang lain. Mereka mendekat dan bersikap baik pada dia. Mereka mendekati dia dengan sengaja, mengetahui sepenuhnya bahwa dia adalah seorang player.
“Jika kau bergabung dengan klanku, kami akan mendukungmu, kau gak bakalan kecewa.”
“Kami akan mensponsorimu sampai kau mencapai level 100. Suwer samber gledek kalo kami bo’ong!”
Royal Road punya sebuah konsep klan atau guild seperti game online yang lain, tetapi ada sesuatu yang lebih besar.
Kaisar!
Tujuan dari setiap klan dengan peringkat level tinggi adalah menduduki posisi Emperor(kaisar) diantara mereka— untuk membangun kerajaan mereka sendiri di Benua Versailles, dan berkuasa atas semua mahluk.
Dengan pajak di kumpulkan setiap bulan, penguasa feodal dan bangsawan bisa membangun fasilitas yang penting seperti lumbung padi dan bengkel blacksmith di kota dibawah pengawasan mereka, atau mengeluarkan uang untuk merekrut prajurit dan melatih mereka dengan baik.
Mengingat seorang penguasa yang mengelola urusan negara, pengembangan ekonomi dan kemajuan taknologi bisa menjadi sangat kuat. Inovasi teknologi mengarah pada senjata yang lebih baik yang dihasilkan oleh blacksmith, dan ukuran dari sebuah kota bergantung pada keamanan dan kebersihan publik.
Dalam meletakkan kebijakan nasional dan regional serta membentuk ikatan diplomasi dengan negara-negara lain, sang raja yang berada dipuncak piramida kekuasaan memiliki otoritas terbesar daripada siapapun juga.
Raja mendorong kota-kota dan benteng-benteng untuk memperluas domain mereka, menarik lebih banyak imigran yang menjadi subjek pada aturan mereka. Selain urusan internal, juga ada perang.
Apabila ketika seseorang menyatakan perang, pasukan yang dipanggil oleh raja terlibat dalam pertempuran satu sama lain dibawah komando para jendral.
Player awam menuntut bahwa raja player mereka harus bijaksana dan adil. Oleh karena itu, kota-kota dimana mereka tinggal akan tumbuh lebih sejahtera, dan perdagangan barang akan lebih dinamis, yang merangsang para player untuk sukses dalam game.
Tetap saja, Weed menolak semua tawaran klan tersebut.
Ding
Strength telah meningkat 1 poin (+1 STR)
Agility telah meningkat 1 poin (+1 AGI)
Vitality telah meningkat 1 poin (+1 VIT)
Fame telah meningkat 20 poin (+20 FAME)
HP telah meningkat 100 poin (+100 HP)
Pedang kayu tersebut yang tidak menunjukan tanda-tanda berhenti, tiba-tiba terhenti di tengah udara. Lalu Weed memejamkan matanya.
”҅Akhirnya aku berhasil.҆”
Weed menghela nafas dalam-dalam dengan lega.
Selama 4 minggu, menurut aliran waktu dalam game, Weed telah meningkatkan statistik sebanyak yang dia bisa di Training Hall. Sebagai tambahan, dia mendapatkan sedikit Fame— tak pernah bersusah payah untuk mendapatkan beberapa Fame.
Semakin banyak Fame yang kau miliki, semakin murah kau bisa membeli barang di toko atau bengkel blacksmith, dan kau bisa mendapatkan lebih banyak rasa hormat dalam berbicara atau bernegosiasi dengan NPC.
Sang instruktur, yang telah mengawasi dia dengan senang di kejauhan, berjalan kearah Weed dan berkata,
“Kerja bagus, Weed-nim.”
“Terimakasih, pak.”
“Aku tidak menyangka kamu akan sejauh ini. Namun ternyata aku telah salah. Aku sangat bangga padamu.”
“Saya berhutang budi pada pengajaran anda, Instruktur yang Terhormat.”
“Haha! Kamu memang benar.” Sang instruktur tertawa sepenuh hati.
Weed mengetahui dari pengalaman, seberapa tinggi sebuah kata sederhana akan mengangkat sang instruktur.
Sang instruktur menyerahkan sebilah pedang pada Weed.
*Ding*
Item: Hard Iron Sword.
“Pedang apa ini…?”
“Ini milikmu. Pedang ini dihadiahkan pada orang yang menyelesaikan program pelatihan dasar.”
“Latihan dasar…”
Sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul di pikiran Weed.
Dia telah mempelajari secara tidak sengaja bahwa dia bisa meningkatkan statistik dengan cara mengayunkan pedang kayu pada orang-orangan sawah di Training Hall.
Ketika dia melihat-lihat di komunitas game online, dia telah membaca sebuah postingan tentang hal itu di sebuah forum yang dijalankan oleh beberapa klan kecil.
Oleh karena itu, dia telah berfokus meningkatkan statistiknya sebanyak mungkin di Training Hall sebelum dia mulai serius.
Weed punya alasan yang bagus tentang hal itu, meskipun dia mengakui bahwa hal itu mungkin terdengar tidak efesien untuk menghabiskan 4 minggu untuk meningkatkan statistiknya pelan-pelan satu demi satu.
Sejauh yang player lain khawatirkan, mereka akan lebih suka membuang sedikit waktu untuk mendapatkan sebuah item yang meningkatkan statistik begitu sedikit.
”“Tetap saja,“” pikir Weed. ”“Hal itu tidak sama dengan berlatih keras untuk memperkuat garis dasar statistik dari karakter seseorang. Hal itu membuat sebuah perbedaan yang besar.“”
Jika beruntung, kau mungkin bisa mendapatkan item bagus saat berpetualang, tetapi statistik aslimu akan selalu sama, terlepas dari item apapun yang kau pakai. Misalnya kau meningkatkan 40 poin pada Strength, dan bayangkan akan seperti apa ketika kau memakai sebuah kalung +50 STR.
Statistik yang Weed telah tingkatkan di Training Hall akan membantu dia sampai ke menit-menit terakhir dari bermain game.
Weed merenungkan makna dari kata-kata sang instruktur dan akhirnya bertanya, “Apakah anda tau berapa banyak orang yang menyelesaikan pelatihan dasar sampai sekarang?”
“16 disini.” Sang instruktur segera menjawab.
Dia menambahkan,
“Benua sangatlah luas, Weed-nim. Aku pikir total ada 3.800 orang asing yang menyelesaikan program pelatihan dasar di seluruh Training Hall. Setahuku, tak seorangpun telah menyelesaikan pelatihan dasar secepat kamu.”
3.800 orang! Mata Weed terbelalak.
“Mereka berpotensi menjadi sainganku.”
Pertanyaannya yang selanjutnya memecah kesunyian sesaat.
“Anda bilang ini adalah pelatihan dasar. Apa anda menyediakan program latihan tingkat yang lebih tinggi?”
“Tidak, tetapi ada ditempat lain.”
“Dimana itu?”
“Aku tidak tau dimana itu berada. Aku mendengar mereka membukanya hanya untuk orang-orang yang ditakdirkan untuk menemukan mereka. Kamu harus menyelesaikan tingkat dasar untuk bisa memenuhi syarat ke pelatihan tingkat selanjutnya.”
“Terimakasih untuk informasinya, Instruktur yang Terhormat.”
“Sama-sama.”
Weed sekarang telah selesai dengan Training Hall. Ketika dia berbalik untuk pergi, sang instruktur memanggil dia.
“Weed-nim, apa kamu punya rencana?”
“Ada apa, pak?”
“Sebuah pasukan ekspedisi dijadwalkan akan berangkat ke Lair of Litvart seminggu dari sekarang. Seorang kenalanku adalah komandan pasukan tersebut. Namanya Midvale. Jika kamu tidak punya sesuatu yang ingin kamu lakukan sekarang ini, kenapa kamu tidak meminjamkan pedangmu pada dia?”
Ding
Quest: A Clean-up Operation in the Liar of Litvart.
Kerajaan Rosenheim telah sangat menderita karena para monster, yang telah meningkat dalam jumlah selama dekade terakhir. Raja Theodarren, pemimpin Kerajaan Rosenheim yang adil dan penuh kebajikan, memerintahkan seorang ksatria terhormat, Sir Midvale, untuk mengekplorasi Liar of Litvart dan membunuh para monster. Habisi monster di Liar of Litvart bersama dengan Sir Midvale dan pasukannya.
Tingkat Kesulitan: E
Syarat Quest:
Gagal jika terbunuh.
Permintaan instruktur adalah sebuah misi yang akan diterima oleh player lain dengan senang hati. Tentara Kerajaan Rosenheim adalah prajurit yang terorganisasi dengan baik. Rata-rata level infantri sekitar 30, level seorang knight diatas 150.
Khususnya, knight dengan nama mereka sendiri diantara peringkat yang dihormati bergelar Knight. Level mereka ada dikisaran 180-220. Pasukan seukuran ini bisa membersihkan segala jenis sarang monster tanpa kesulitan. Lair of Litvart bukanlah sebuah pengecualian.
Berdasarkan penelitian Weed, Lair of Litvart dihuni oleh kobold level sekitar 20’an dan goblin level 50’an.
Yang perlu dilakukan Weed setelah dia bergabung dengan pasukan tersebut adalah terus bertahan hidup, entah itu aktif ikut serta dalam pertempuran atau tidak. Itu adalah kesempatan emas yang ditawarkan oleh niat baik instruktur pada dia. Tetapi Weed menggeleng.
“Saya minta maaf, pak.”
Ding
Kamu telah menolak quest!
“Tidak mungkin. Apa yang mengganggu kamu, Weed-nim….?”
“Bukan apa-apa. Saya hanya belum memiliki profesi.”
“Oh demi Freya…. kamu benar! Aku terlalu terburu-buru. Kunjungi aku kapanpun kamu mau. Aku akan memberitahumu jika aku bisa merekomendasikan sebuah quest yang sesuai dengan kamu.”
Sang instruktur bukan hanya sudah level 200, tetapi juga tetap menjaga hubungan para prajurit yang dilatih oleh dia. Dengan kata lain, dia membangun jaringannya sendiri dalam Pasukan Kerajaan.
Tetap saja, posisi instruktur yang relatif rendah menghalangi pejabat peringkat tinggi melacaknya.
Tiba tiba, instruktur bertanya dengan suara rendah.
“weed-nim, profesi apa yang kamu inginkan?”
“Aku belum memutuskan. aku akan pergi ke guild informasi, dan melihat profesi apa yang mereka rekomendasikan.”
Guild informasi memberikan nasihat kepada para player, tergantung pada statistik dan skill mereka.
Ditahap awal, kebanyakan player memakai cara yang sama, jadi guild informasi mengklasifikasikan mereka dalam dua kelompok— profesi combat (melee dan support) dan profesi pengrajin, termasuk merchant.
Pada kesempatan yang langka, guild tersebut menawarkan profesi tersembunyi. Yang sangat jarang.
“Aku memberitahu kamu hal ini hanya karena kamu adalah… seseorang yang bisa dipercaya yang menolak profesi cacat seperti Sculptor. Katakan padaku dengan jujur, Weed-nim— apa kamu menyesal tidak mengambil profesi itu?”
“Tidak, pak! Sculptor, saya tak mau mengambilnya bagaimanapun juga.”
“Humph, aku tak pernah mengatakan ini pada siapapun juga… Kamu adalah orang yang pertama. Mendekatlah.”
Suara sang instruktur berubah menjadi sangat pelan seolah-olah berbisik. Dia membisikkan pada telinga Weed. Weed bergidik saat nafas instruktur yang seperti Orc berhembus pada wajahnya, tetapi dia menahan rasa jijiknya.
“Kamu sedang mencari profesi yang hebat. Aku akan menunjukkan caranya. Apa kamu pernah mendengar Rodriguez yang Bijaksana?”
“Ya, pak.”
“Temuilah dia. Dia diakui dan dipuja sebagai bintang pengetahuan, dia dianggap mengetahui segala hal. Dia akan memberitahumu profesi apa yang paling sesuai denganmu, jauh lebih baik daripada guild informasi. Tetapi…”
“….?”
“Pokoknya dia itu agak aneh. Parahnya, kamu tidak akan tau dia berada, sifatnya buruk, nakal dan picik.”
“…..”
“Kamu tidak bisa bertemu dia secara langsung dengan cara yang biasa. Dia tidak akan mau repot-repot mendengarkan kamu. Tetapi jika kamu memberikan ini pada dia, dia akan membantumu, hanya sekali.”
”’*Ding*”’
Kamu menerima Item: ”’Queen Evane’s Handkerchief”’
“Terimakasih, Instruktur yang Terhormat.”
“Bukan apa-apa. Aku merasa bertanggung jawab atas keputusanmu karena aku tidak bisa menyangkal bahwa banyak pendekar pedang yang merasa lebih buruk daripada moonlight sculptor. Semoga Freya membimbingmu mendapatkan profesi yang bagus. Waspadalah terhadap Konselor Rodriguez. Dia tak tau malu, jadi jangan mengatakan apa yang kamu inginkan sampai dia memintamu.”
Ketika Weed mengucapkan selamat tinggal pada sang instruktur di jalan keluar Training Hall, seorang pria berpostur tinggi mendekati dia.
Pria tersebut bernama Python, seorang prajurit gagah dengan pedang raksasa.
“Apa kau akan pergi sekarang?”
“Ya.”
“Hmm, kemana kau akan pergi?”
“Pertama, aku akan mencari profesi, dan kemudian aku akan berkerja keras untuk meningkatkan levelku.”
“Aku yakin kau akan berhasil masuk ke jajaran atas dengan sangat cepat. Aku belum pernah melihat seseorang yang segigih kamu di game online! Meskipun aku bangga akan seberapa tangguhnya aku, kau adalah benar-benar manusia baja.”
Python adalah seorang Warrior di level 288.
Dia telah mendapatkan skill baru, jadi dia datang ke Training Hall untuk mencobanya.
Ketika dia sampai di aula, tempat itu dipenuhi oleh segerombolan player, mereka semua berkumpul untuk mengamati Weed.
Python juga tertarik.
Beberapa orang berpikir bahwa Weed adalah seorang NPC, tetapi ketika Python, dikelilingi oleh kerumunan tersebut, mendengar bahwa seorang player bisa meningkatkan statistik di Training Hall, dia mulai memukuli orang-orangan sawah tepat disamping Weed.
Kekuatan yang dilepaskan dari sosok besar Python sangat mencengangkan.
Dengan beberapa player yang ikut-ikutan, Python tanpa sengaja mengalihkan perhatian publik dari Weed.
Selama seminggu terakhir, Python adalah satu-satunya player yang berbicara pada Weed.
“Terimakasih atas pujianmu.”
“Ngomong-ngomong, aku akan menantikannya! Hari dimana kita akan saling bertarung. Kau tidak akan mengecewakan aku, kan?”
“Kau akan kecewa.”
“Huh?”
“Dengan kelemahanmu, aku jauh lebih tangguh daripada yang kau bayangkan.”
“Wuahahahahahaha.”
Python tertawa keras. Karena levelnya diatas 280, dia termasuk dalam jajaran yang terkuat dan diperlakukan dengan hormat dimanapun dia berada. Dia tertarik pada Weed, yang bisa membalas kata-katanya seperti itu.
Mata Python menyimpit sedikit lebih serius.
“Aku benar-benar menantikannya.”
“Sampai jumpa.”
Weed mengatakan selamat tinggal pada dia, dan menuju ke kediaman Rodriguez yang Bijaksana.
“Rodriguez yang Bijaksana, Bintang Pengetahuan, disebut mahakuasa dalam pengetahuan. Dia akan memberiku bimbingan pada profesi apa yang harus aku dapatkan.” Dia memberitahu dirinya sendiri.
* * * * *
Kediaman Konselor Rodriguez berada di bagian utara dari Benteng Serabourg, dan dijaga oleh prajurit, mengitari kediaman tersebut.
Segera setelah Weed berjalan mendekat ke gerbang, dua prajurit memanggil dia agar berhenti.
“Berhenti! Apa keperluanmu disini, orang asing?”
“Aku kesini untuk menemui Konselor. Aku punya sesuatu untuk dia dari instruktur di Training Hall yang mempercayakan hal itu padaku.”
“Sayang sekali. Aku mengerti kau punya urusan yang harus diselesaikan, tetapi Konselor tidak mau bertemu seseorang yang memiliki Fame yang sesedikit itu.” Prajurit tersebut menjawab dengan nada tegas.
“Tetapi aku punya artikel yang instruktur meminta aku untuk menyampaikannya ke Konselor secara pribadi.”
“Itu bukan urusanku. Apa kau pikir kau diijinkan untuk menemui Konselor hanya karena kau punya sesuatu untuk beliau?”
“….”
Singkatnya, butuh reputasi yang menakjubkan, atau Fame yang banyak agar bisa menemui Raja atau bangsawan dan Fame milik Weed hanya 20, teramat sangat rendah untuk bisa memasuki kediaman Konselor.
“Aku secara pribadi sangat mengenal instruktur di Training Hall. Dia pernah melatih aku dengan tangannya sendiri. Tetap saja, aku tidak bisa mengijinkanmu untuk masuk kediaman.”
“Jika kau bersikeras, apa aku diijinkan untuk tetap disini selama aku tidak memasuki kediaman?”
Para penjaga itu bingung pada pertanyaan Weed.
“Jelaskan apa maksudmu, pengelana.”
“Aku bertanya apakah kau keberatan jika aku hanya duduk di jalanan ini dan menunggu Konselor keluar?”
“Sama sekali tidak.” Prajurit itu menambahkan secara acuh tak acuh, “Jalanan terbuka untuk siapapun.”
Weed mengangguk ringan.
“Terimakasih atas ijinmu.”
“Tak masalah. Tetapi…”
“Maaf, kenapa?”
“Aku memberitahumu hal ini karena kau seorang kenalan dari instruktur— Konselor sering mengunci dirinya sendiri didalam rumah selama seminggu atau lebih. Terutama ketika seorang pengunjung tak diundang mengetuk pintu, dia pasti akan mengunci rapat-rapat. Apa kau masih bersedia untuk menunggu dia?”
Liu Bei mengunjungi Zhuge Liang 3 kali untuk merekrut dia, dan dia ternyata menjadi pijakan untuk membangun dinasti baru di barat daya China. Teringat akan kejadian terkenal itu, Weed mengangguk.
“Yup.”
Weed berjongkok disebrang kediaman tersebut, berjaga-jaga Konselor akan muncul setiap saat. Dia kadang-kadang mengobrol dengan para penjaga, dan segera mengetahui bahwa sang instruktur sangat dihormati diantara mereka yang peringkat yang lebih rendah.
“Seorang pria yang pernah memimpikan menjadi seorang knight, dia sekarang ini sepenuhnya memenuhi syarat untuk hal itu.”
Sementara itu, malam semakin larut dan kediaman Konselor menjadi gelap.
“Aku akan menjadi seorang pembohong jika aku mengatakan aku tak mengharapkan untuk mendapatkan apa yang aku inginkan dalam satu hari. Dia tidak bisa bersembunyi didalam selamanya.” Weed bergumam pada dirinya sendiri.
Weed mendapati hal itu sia-sia untuk berjaga di dekat kediaman karena Konselor sudah tidur. Dia pergi dari sana dan menuju ke gerbang.
Cahaya bulan menguatkan kebrutalan para monster di Benua Versailles. Mereka akan semakin kuat 1,5 kali lipat, dan memberikan ekstra EXP 30%. Hal ini menimbulkan perhatian yang lebih tinggi dari para player untuk menghindari resiko kematian.
Malam itu menandakan petualangan pertama Weed diluar Benteng. Di sebuah medan yang luas sekelompok player mengejar para rubah, kelinci dan rakun, sebuah adegan yang diciptakan oleh para newbie, yang Weed juga akan segera bergabung.
“Jadi aku punya sesuatu yang bisa aku gunakan sebagai senjata…?”
Dia mengeluarkan pedang besi yang diberikan oleh sang instruktur, dan memegangnya dengan erat.
Item Check: Hard Iron Sword
Item: Hard Iron Sword
Ketahanan: 54/54
Damage: 10-14
Dihadiahkan kepada mereka yang menyelesaikan Program Pelatihan Dasar.
Pedang panjang ini lebih baik daripada senjata tipe dasar yang tersedia di sebuah bengkel blacksmith.
Syarat:
Strength 40+
Vitality 35+
Efek:
+10 Strength
Pedang yang diberikan oleh sang instruktur adalah salah satu yang terbaik untuk Weed. Dia mengayunkannya beberapa kali, mengetahui bahwa keseimbangannya sangat ideal, dan terasa nyaman dengannya. Weed memeriksa senjata yang lain.
Item Check : Sculpting Knife Stat
Item: Zahab’s Sculpting Knife
Ketahanan: 984/1000
Damage: 40-54
Sebuah pisau pahat kecil, dibuat secara khusus untuk keahlian yang lembut.
Pisau ini sangat tajam.
Efek:
Meningkatkan kesempatanmu untuk mendaratkan serangan kritikal
Pisau pahat memberikan damage lebih besar daripada pedang besi, tetapi Weed memilih pedang yang sebelumnya. Karena satu hal, pedang itu lebih panjang, dengan demikian jangkauannya lebih jauh. Dengan pisau pahat, dia merasa hal itu cukup sulit untuk melawan musuh. Pedang besi lebih berguna dalam hal membunuh monster.
Terlebih lagi, pisau pahat tersebut tidak gampang rusak, berkat ketahanannya yang tinggi. Keuntungan ini yang dimiliki Weed, yang telah mendapatkan skill repair, dan pedang besi menyediakan lebih banyak kesempatan untuk mempertajam skill Repair tersebut karena pedang itu cukup rentan, membutuhkan pemeliharaan yang berkala.
“Bagus. Kurasa aku siap untuk berburu.”
Weed mengayunkan pedang besinya.
“Rakun, rubah, serigala, majulah semuanya. Aku akan mencincang kalian.”
Saat dia pergi berburu—
“Permisi.” Seseorang berbicara pada Weed, yang tengah berjalan dalam diam.
“Apa kamu sendirian?”
Weed berbalik. Dia melihat seorang cewek yang manis tepat didepannya. Cewek itu mengenakan topi kapas dan armor kulit berwarna biru.
“Seorang cewek.” gumamnya.
“Ya, aku sendirian.” Weed merendahkan nadanya.
“Apa kamu mau bergabung dengan kami untuk berburu? Kami punya seorang Mage, Priestess, Archer dan seorang Monk.”
Weed melihat ke belakang cewek itu sebelum menjawab. Ada dua cewek memakai jubah dan seorang cowok yang tampak seperti seorang Ranger. Setelah dia mengira-ngira, dia memahami kenapa mereka mengajak orang asing untuk bergabung dengan party mereka.
Para player itu semuanya mengenakan pakaian dan armor kulit, terbatas pada serangan jarak jauh, jadi mereka membutuhkan bagian yang kurang— seorang tanker yang menyediakan perlindungan untuk mereka.
”҅Bukanlah ide yang buruk. Ini adalah pertarungan pertamaku, dan itu mungkin lebih baik untuk memulai dalam sebuah party. Mending cari amannya daripada tewas.҆” Pikir dia.
Weed dengan mudah setuju.
“Kedengarannya bagus untukku.”
“Terimakasih.”
Weed segera bergabung dengan party tersebut.
“Senang berjumpa denganmu. Aku Irene, level 7 Priestess. Aku terspesialisasi dalam keahlian penyembuhan dan buff perlindungan.”
“Aku seorang Mage level 6, namaku Romuna. Kebanyakan aku menggunakan elemen api.”
Kedua cewek itu memperkenalkan diri mereka terlebih dulu, dan kemudian itu adalah giliran si laki-laki. Dia mengamati wajah Weed dengan rasa ingin tau sebelum dia berbicara.
“Aku Pale, level 6 Archer. Gila bener man, berburu solo dimalam kayak gini.”
“Hehe, aku Surka, level 7 Monk.”
Mereka mengatakan nama dan level mereka, dan sekarang adalah giliran Weed.
“Namaku Weed. Level 3.”
“….”
Semua orang terdiam kaget.
Pale memberanikan diri dan bertanya.
“Dan equip apa yang kamu pakai?”
“Yang aku punya hanyalah pedang ini.”
“….”
Didalam sakunya, Weed hanya memiliki 5 koin silver. Armor kulit yang bagus, harganya 30 koin silver.
Weed malas mengerjakan quest biasa, jadi dia bahkan tidak punya uang yang cukup untuk membeli armor kulit.
“Dan profesimu…?”
“Belum milih.”
Weed menjawab sambil menggelengkan kepalanya. Dia merasakan sesuatu terasa tidak benar, meskipun dia tidak tau kenapa.
“Haaaa!” Pale akhirnya menghela nafas dalam-dalam. Dia tampak benar-benar bingung.
“Kurasa itu terserah kamu untuk meluangkan waktumu memutuskan profesi apa yang terbaik untuk kamu… Ngomong-ngomong, tampaknya kamu berburu sendirian. Apa ini adalah pertama kalinya kamu keluar?”
“Ya, baru kali ini aku bermain game virtual reality.”
“Aku mengerti. Kenapa aku tidak terkejut untuk mendengar hal itu?”
Pada jawaban Weed, Irene dan Romuna menatap Surka dengan mata memarahi. Mereka tampak mengatakan bahwa dia telah memilih orang yang salah.
Level 3, profesi : belum memilih.
Seolah-olah hal itu masih belum cukup buruk, orang yang tampak lusuh ini adalah seorang pemula dalam virtual reality.
Kurangnya pengalaman biasanya berakibat fatal ketika dihadapkan dengan monster pada pertarungan pertamamu. Kau hanya akan kehilangan ketenanganmu, kehilangan cara berpikirmu, dan kemudian kehilangan nyawamu, itulah urutannya.
Mereka menyadari hal ini karena mereka telah pernah mengalaminya.
Hewan-hewan ini, meskipun didesain untuk para pemula didekat Benteng, masih bisa dianggap ganas dan kuat. Cukup menantang bagi seorang player solo.
“Phew…. Kurasa kita berada dalam masalah.”
Pale tidak tau apa yang harus dikatakan dan hanya bisa tersenyum. Weed memutuskan untuk berbicara secara langsung untuk menyelamatkan semua orang dari ketidaknyamanan.
“Aku akan keluar party jika kalian pikir aku akan lebih membahayakan daripada menguntungkan.”
“Aku minta maaf.”
Surka mengakui kesalahannya dan membungkuk pada Weed meminta maaf. Pada saat dia mengamati lagi, dia melihat Weed menggunakan equip dasar.
”҅Aku pikir dia kuat karena dia hanya memiliki pedang besi itu. Ya ampun, dimana dia mendapatkan pedang itu? Itu tampak sangat bagus sekali…҆” Dia berkata pada dirinya sendiri.
Weed keluar dari party dan menuju ke medan sendirian. Pale dan Surka merasa bersalah karena mengeluarkan dia.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang? Mencari pengganti?”
Pengganti memang ada dimana-mana. Para player tersebar diseluruh Benua Versailles, dan justru monsternya yang tampak sedikit.
“Dengar, kita sudah berjabat tangan dengan dia.”
“Jika kita bertarung sebagai tim, pasti bisa, kan?”
“Aku pikir begitu, tetapi…”
“Kita coba saja.”
Mereka mengejar Weed. Dia tengah sibuk mengamati segerombolan kelinci dan rakun yang melompat-lompat. Dia masih belum mengerti tentang para monster, berapa banyak damage yang mereka hasilkan dan bagaimana cara mereka menyerang.
Pale bertanya, “Permisi, jika kau masih tertarik, kami mau kau bergabung dengan kami.”
“Levelku rendah. Jika kau baik-baik saja dengan hal itu, aku mau bermain dengan kalian.” Kata Weed dengan hati-hati.
“Yah, gak masalah. Kita sekarang sebuah tim. Kau tidak perlu memaksakan diri didepan, dan jika kau mau, kau bisa berada dibelakang kami.”
Pale menyarankan Weed untuk berlindung bukannya berperan aktif dalam perburuan. Dimata mereka, dia tak lebih dari seorang pemula yang polos.
“Apa kau yakin tentang hal itu?”
“Ya. Kau tidak bisa mendapatkan EXP sebanyak kami jika kau tidak ikut bekerja, tetapi prioritasmu saat ini adalah meningkatkan levelmu. Dengar, level 3 ke level 6 membuat banyak perbedaan, meskipun hanya berbeda 3 level. Jika kau dilevel 3 dan menambahkan semua bonus statistik pada strength, kau akan mendapatkan 25. Aku punya 40. Tambahkan 10 bonus poin setelah berubah profesi, dan celah diantara kau dan aku akan melebar drastis.”
“….”
Pale lupa akan hal ini, tetapi hadiah tambahan sesuai dengan profesi player akan lebih terlihat.
Misalnya, seorang Archer memegang sebuah pedang dan seorang Sword Warrior memegang pedang, Sword Warrior bisa menghasilkan 2 kali damage lebih besar dari seorang Archer yang menggunakan pedang. Disisi lain, panahnya akan menghasilkan damage setengah dari damage seorang Archer. Seperti itulah, paling tidak, sebuah kekecewaan dari yang lain karena Weed belum punya profesi.
“Sekarang, cukup berdiri dibelakang dan lihatlah kami memburu monster, Weed-nim. Saat kamu menemukan ruang untuk menyerbu, masuklah, lalu kembali ke belakang. Hal itu akan membantu kami jika kamu membingungkan para monster, mengalihkan perhatian mereka ke tempat lain.”
Weed mengangguk, “Aku mengerti.”
Kebingungannya telah dibereskan, dan Weed memutuskan untuk bergabung dengan party mereka dan berburu monster bersama-sama. Ini adalah kelompok yang dirancang untuk melawan monster-monster di sekitar Benteng, dan anggota timnya sudah pernah leveling tanpa dia. Masalahnya adalah, mereka menyadari bahwa itu terlalu berbahaya jika hanya Surka, seorang Monk yang Agility’nya dalam menghindari serangan menutupi tingkat pertahanan yang rendah, bertindak sebagai tanker di barisan depan. Itu sebabnya mereka mencari seorang tanker.
* * * * *
“Sialan.”
Ahn Hyundo, penerus dari Bonkuk Kumdo, salah satu sekolah keterampilan pedang tradisional tertua di Korea, mengerutkan mulutnya tidak puas. Didalam dojo, ratusan remaja dan orang dewasa tengah berlatih Kumdo, meneriakan teriakan pertarungan, atau yang disebut kihap dalam bahasa Bonkuk Kumdo.
“Yatz!”
“Yatz!”
Ahn Hyundo bisa mendengar teriakan kihap dan suara yang tercipta dari ayunan pedang.
Setelah kau menguasai ilmu pedang, sebuah suara bisa memberimu petunjuk sampai tahap mana praktisi Kumdo berada.
Ahn Hyundo berperingkat terbaik master Kumdo, dan diakui dunia, empat kali Juara Dunia Ilmu Pedang.
Saat Ahn Hyundo bertambah tua, dia mundur ke dojonya sendiri dan mendedikasikan waktu serta energinya untuk melatih praktisi Kumdo generasi berikutnya, tetapi tangan dan tubuhnya tak pernah meninggalkan pedang, bahkan hanya untuk sedetik.
“Aku belum pernah melihat seseorang dengan keberanian. Aku seharusnya melatih anak itu dengan benar ketika dia masih ada disini. Dia memiliki sesuatu, sesuatu yang bisa mewarisi bakatku. Ditambah dia punya nyali dan keberanian…”
Ahn Hyundo dulunya puas dengan memiliki banyak murid yang kompeten. Mereka memiliki bakat yang cukup yang menenuhi syarat untuk medali pada Kejuaraan Dunia Ilmu Pedang yang diadakan setiap 5 tahun.
Suatu hari, persepsi sang grand master telah terbalik.
* * * * *
Setahun yang lalu.
Seorang pria sekitar 20 tahunan mengunjungi dojo Ahn Hyundo.
“Halo, saya Lee Hyun. Saya datang kesini karena mereka merekomendasikan ini adalah dojo terbaik.”
“Nak, kamu pernah memegang pedang sebelumnya?”
“Tidak, pak. Itu sebabnya saya kesini untuk mempelajarinya.”
“Benar. Kamu harus mempelajarinya. Pelajari dan pelajari sampai kamu memiliki pemahaman tentang gambaran besar dari ilmu pedang, lalu kita bisa berbicara tentang siapa yang terbaik.”
Ahn Hyundo percaya bahwa itu adalah akhirnya, dan melupakan tentang anak itu sementara waktu. Lalu suatu pagi, dia melihat Lee Hyun mengayunkan sebuah pedang dibawah cahaya matahari.
Lee Hyun mengayunkan pedang selama berjam-jam. Pergerakannya tersingkron dengan pola nafasnya, dan pedangnya memancarkan suara yang indah. Dia sudah mencapai tahap diatas apa yang seorang pemula bisa capai hanya dalam beberapa bulan.
Ahn Hyundo memanggil para instruktur bawahannya dan menanyai mereka tentang Lee Hyun, yang ternyata sangat khusyuk dengan latihannya tanpa henti.
“Berbicara tentang murid yang satu itu, dia agak gila. Aku belum pernah melihat seseorang yang sangat terobsesi dengan latihan seperti dia.”
“Seberapa terobsesi anak itu?”
“Sekali dia memegang pedang, dia tidak akan melepaskannya, kecuali kami mengambilnya dari tangannya.”
“Kau harus mengambil pedangnya dari tangannya untuk menghentikan dia?”
“Ya, master. Jika kami meninggalkan dia sendirian, dia akan terus mengayunkan pedang sampai dia kehabisan nafas. Hari pertama dia bergabung dengan dojo, dia terus mengayunkan pedang bahkan sampai telapak tangannya terluka dan berdarah.”
“Dia sampai sejauh itu…”
“Ya, master. Hal yang sama terjadi pada hari kedua. Dia berlatih teknik pedang walaupun tangannya sudah berdarah, genggamannya sangat kuat, dan telapak tangannya sekeras batu. Jadi tidak mengejutkan bahwa dia mencapai tingkat ini begitu cepat.”
“Dia mengagumkan.”
Ahn Hyundo telah memilih Lee Hyun untuk menjadi penerusnya tanpa memberitahu dia.
Bakat dan kerja keras. Si murid memiliki keduanya, dan apa yang benar-benar menarik pikiran dari sang master adalah matanya. Ketika Ahn Hyundo menginstruksikan calon penerusnya untuk berduel, matanya bersinar dengan sesuatu yang istimewa.
Itu adalah kehendak untuk bertarung, yang mana orang biasa yang nalurinya telah dihalangi oleh peradaban tidak akan bisa mengeluarkannya. Hal ini ditemukan didalam Lee Hyun.
Itu masihlah waktu untuk menguji dia. Ahn Hyundo juga percaya bahwa itu masih terlalu dini untuk memberitahu dia rencananya terhadap Lee Hyun, yang mungkin bisa membahayakan kemajuannya. Oleh karena itu, sang master memperlakukan muridnya agak acuh tak acuh, memotivasi dia dengan banyak tujuan dan melihat perkembangannya dari kejauhan.
Lalu, suatu hari, Lee Hyun berhenti datang ke dojang.
* * * * *
–kembali ke saat ini–
“Phew.”
Ahn Hyundo mendesah dalam-dalam.
“Aku ingin tau apa yang dia lakukan. Aku seharusnya membuat dia menjadi penerusku saat aku bisa.”
* * *
Bersembunyi dibelakang Pale, Weed tengah menonton pertarungan dari tempat yang aman.
“Irene, bantu aku!”
“Dimengerti! Fireball!” Teriak Romuna.
“Kekuatan suci bimbing kami menuju kemenangan, Blessing!”
Saat Surka sang Monk tengah menyerang seekor rubah dibarisan depan, Romuna, Pale dan Irene menyerang rubah itu dari belakang.
Mereka menggunakan strategi ini karena level Surka adalah 7, paling tinggi diantara mereka, dan sisanya memiliki HP dan Defense yang relatif rendah.
Rubah itu bergerak dengan lincah dari satu tempat ketempat yang lain. Menghindari pukulan Surka dengan sedikit damage, dan ekornya menyerang ketika rubah itu tiba-tiba berputar yang kadang-kadang mengeluarkan critical hingga membuat Surka mundur.
Dengan sedikit stamina yang tersisa, Surka sering mendapati dirinya sendiri pada resiko tak bisa bergerak. Lalu, Irene akan memberi dia penyembuhan yang cepat untuk mengisi ulang HP dan staminanya sementara yang lain menyerang rubah itu untuk menarik perhatiannya menjauh dari Surka.
Mereka tidak buruk.
Kerja sama dari mereka berempat sangat kompak.
Mereka tidak berebut item drop, ataupun bertengkar gara-gara hal kecil. Hal itu bagi Weed tampak ada chemistry diantara rekan timnya yang telah dibentuk dalam waktu yang lama. Mungkin mereka telah satu tim di game online lain sebelum mereka berpindah ke Royal Road.
Tetap saja, mereka harus ekstra hati-hati sambil berburu rubah di level 5.
Rakun dan kelinci sangatlah mudah, yang mana Surka bisa menanganinya sendirian. Tetapi seekor rubah sangat tangguh.
Weed dengan mudah menyadari bahwa party ini berfokus pada rubah sebagai mangsa berburu mereka. Dia mengawasi pertempuran yang berlangsung untuk sementara waktu sampai dia berpikir dia telah memahaminya.
Mata tajamnya mengamati pola pergerakan dari rubah dan Surka.
”҅Ini lebih mudah daripada yang aku duga.҆”
Mereka mengeroyok satu musuh dengan empat orang. Cara bergerak rubah sangatlah pelan dan mudah ditebak bagi Weed. Dia menonton sampai dia mendapatkan cukup kepercayaan diri. Lalu, dia memegang pedang besinya dan meninggalkan perlindungan.
Surka tersenyum pada Weed yang datang ke sampingnya.
“Hati-hati, Weed-nim.”
“Oke.” Dia menjawab sangat singkat.
Monster yang ada pada radar mereka adalah rubah lagi.
“Aku akan menarik perhatiannya terlebih dulu, Weed-nim, kamu seranglah kemudian. Seperti ketika itu hampir mati.”
Surka memukul si rubah, yang secara reflek melompat kearahnya. Romuna, Pale dan Irene menghujankan proyektil, baik serangan fisik dan serangan sihir, pada korban mereka.
Ketika HP rubah tinggal sepertiga, Weed menyerbu.
Dia memiliki sedikit pengalaman tentang pertempuran sebelumnya dalam game virtual reality, tetapi dia telah terbiasa dengan pertarungan pedang yang sebenarnya melalui ratusan duel. Ditambah, dia telah memukuli orang-orangan sawah puluhan ribu kali.
Pedang besi itu mengeluarkan jejak cahaya putih di udara untuk sesaat. Diujung jejak setengah lingkaran itu adalah si rubah.
Weed telah menyesuaikan waktu serangan begitu tepat hingga si rubah tidak bisa menghindarinya.
”’*Ding*”’
”’Critical Hit!”’
Jendela pesan yang hanya terlihat oleh Weed muncul. Critical hit!
Itu hanya muncul ketika damage yang dihasilkan dua kali lipat sebagai hasil dari sebuah serangan yang efektif dan timing yang tepat.
*Glint*
Rubah itu terbelah menjadi dua, dan menghilang dalam cahaya. Itu menjatuhkan dua item. Kulit rubah dan daging.
Kau bisa mengubah daging itu menjadi steak dengan memasaknya pada tungku api, dan kulit rubah salah satu dari bahan yang sering digunakan untuk pakaian. Produksi semacam itu membutuhkan skill tertentu. Para pemula jarang yang mempelajari skill seperti memasak dan menjahit. Kebanyakkan item-item ini berakhir dijual di toko terdekat.
“Gerakan yang bagus! Kamu beruntung kali ini.”
Tersenyum, Surka mengumpulkan item-item itu.
Pale dan Romuna, yang telah tengah merapal mantra paling kuat untuk berjaga-jaga terhadap serangan balik, mereka senang atas keberhasilan rekan tim mereka.
“Weed-nim, kita akan membagikan item-itemnya ketika perburuan selesai.”
“Oke.”
“Kalau begitu, aku akan pergi memancing rubah yang lain. Semuanya, bersiaplah.”
“Oke, bawa rubah yang penuh dengan item lagi.”
“asem, emang aku bisa ngatur yang begituan?” Kata Surka sambil bercanda.
Dia mengirim pukulan pada rubah yang tengah berkeliaran, dan menariknya mendekat.
“Fireball!”
“Blessing. Healing Hand!”
Surka bertarung dengan si rubah yang bergerak lincah. Pale dan Romuna menekan rubah itu secara terus menerus.
Pedang besi milik Weed mulai bergerak ketika rubah itu memiliki 40% HP yang tersisa. Pedang itu keluar dari sarungnya dan menyerang rubah seperti kilat.
*Swish*
Sayangnya, rubah tidak menjatuhkan item apapun kali ini, meskipun item yang dijatuhkan oleh rubah biasa tidak terlalu bagus.
Untuk rubah ketiga, pedang itu beraksi saat HP yang tersisa sebesar 50%.
Critical hit tidak muncul kali ini, jadi rubah itu bertahan dari serangan pertama Weed. Itu ditindak lanjuti oleh serangan kedua yang mengalir seperti air. Rubah yang mati hanya meninggalkan satu item.
“Apa?”
“Ini tampak aneh.”
“Kita berburu rubah lebih cepat.”
“Ketika Weed menyerang mereka, mereka hampir selalu mati.”
Beberapa rubah kemudian, rekan timnya yang lain mendeteksi pola pergerakannya.
Sejak Weed bergabung dengan party tersebut, kecepatan mereka saat berburu rubah bertambah cepat. Segera setelah dia menghunus pedangnya, rubah-rubah tewas tak berdaya. Mereka menghilang dalam cahaya abu-abu saat Weed mengangkat pedangnya.
“Apa-apaan ini!”
Mulut Pale menganga lebar, tak bergerak selama beberapa saat. Karena Weed membunuh rubah-rubah begitu cepat, Surka tengah sibuk menarik yang baru dari kejauhan.
Bahkan jika Pale tidak menembakkan anak panah, kecepatan berburunya tidak melambat. Ini sepertinya situasi yang tak bisa dimengerti oleh siapapun dalam party’nya karena statistik Weed.
Awalnya, Weed telah diberi 10 poin dalam Strength pada aktifasi akunnya, ditambah 40 poin yang dia dapatkan dari Training Hall. Dia telah menggunakan bonus statistik yang didapatkan dari naik 2 level sebelumnya secara merata pada Strength dan Agility. Hasilnya, Strength dan Agility miliknya sama-sama 55, dan Stamina 50.
Terlebih lagi, Weed mendapatkan 10 poin dalam Strength dari pedang besi yang dia gunakan. Untuk mencapai tingkat strength seperti ini hanya dengan meningkatkan levelmu, kau harus mencapai level 11 dan menggunakan seluruh bonus statistikmu kedalam Strength.
Apalagi, Agility, Stamina, Fighting Spirit dan Vitality milik Weed jauh dari apa yang seharusnya bisa capai di levelnya saat ini. Itu membutuhkan setidaknya 8 sampai 9 ekstra level untuk meningkatkan sebanyak itu.
Weed, level 3, menyaingi seorang warrior rata-rata level 30.
Fakta yang lebih mengejutkan adalah bahwa dia telah meningkatkan Sword Mastery sampai level 4 ketika memukuli orang-orangan sawah. Hal itu memberikan damage 40% lebih banyak pada musuh.
Level Sword Mastery milik Weed saat ini adalah level 4+98%. Setelah itu mencapai level 5, efek pada kekuatan serangannya akan meningkat sampai 50%. Dan juga, pedang besi yang diberikan oleh sang instruktur kepada Weed merupakan pedang yang bagus dibandingkan dengan pedang yang memiliki level setara. Singkatnya, rubah bukanlah tandingan bagi Weed.
”҅Pedang itu pasti sebuah item langka.҆” Pale tiba-tiba menjadi curiga. Jika tidak, mereka tidak akan bisa memberi penjelasan yang tepat untuk kekuatan Weed yang tidak normal. Mereka masih pemula, sehingga mereka tidak bisa memahami bagaimana Weed mengetahui saat yang tepat untuk bereaksi.
Dalam pertarungan game online virtual reality, karena mereka berdasarkan pada pergerakkan di waktu nyata, seorang maniak seni bela diri sudah jelas akan lebih baik daripada orang yang kaku.
Weed menggunakan teknik pedang yang dia latih selama setahun penuh, sampai dengan pijakan kaki yang tampak tidak penting, yang tak bisa dilihat oleh mata yang tak terlatih. Mereka hanya percaya bahwa pedang miliknyalah yang hebat.
“Hebat.”
Merasa senang, Surka menarik rubah satu per satu.
Weed memegang pedang besi tersebut erat-erat. Dia berada dalam semangat tinggi karena teknik pedang yang telah dia pelajari terbukti bermanfaat.
”҅Aku tidak menyia-nyiakan satu tahun. Sekarang untuk berhadapan dengan hama-hama ini!҆” Dia berteriak pada dirinya sendiri.
”’*Ding*”’
”’Critical Hit!”’
Banyak dari serang Weed menghasilkan kritikal. Dia memperkirakan kemana rubah akan bergerak, dan mengeksekusi serangannya tepat kemana si rubah pergi. Latihan panjangnya selama setahun dengan keringat dan darah benar-benar membuahkan hasil.
“Yatz! Yatz!” Teriakan pertempuran ini berasal dari mulutnya. Dia menenggelamkan dirinya kedalam pertarungan, terus mengamati para rubah dan mengayunkan pedangnya tanpa ampun.
Irene dan Romuna tertawa melihat Weed bertngkah dan tampak begitu serius. Tiba-tiba, cakar si rubah menggores dadanya.
“Healing Hand!”
Tubuh Weed bersinar putih. Kemudian dia menyadari hal itu, bahkan sebelum dia menerima penyembuhan, bar HPnya berkurang sangat sedikit.
”҅Mungkin….҆” Dia bergumam.
Weed memanggil Surka, yang berlari untuk menarik rubah yang lain.
“Surka-nim”
“Ya, Weed-nim?”
“Berapa HPmu?”
“150, kenapa?”
“Oh, bukan apa-apa. Aku hanya ingin tau.”
Seekor rubah memberikan damage maksimal 15. Weed yang tanpa pertahanan menyerap damage penuh, tetapi HPnya lebih dari 700.
“Oke, Surka-nim. Bagaimana kalau aku yang menjadi tanker sekarang?”
“Apa kamu yakin itu tidak apa-apa?”
“Yup. Jadi, kamu terus tarik para rubah. Romuna-nim dan Irene-nim tidak bisa bergerak jauh karena stamina mereka akan habis dengan cepat. Pale-nim, bisakah kamu menembak rubah di kejauhan untuk memancing mereka kesini?”
Dalam waktu singkat, Weed telah memerankan peran ketua party.
“Tentu saja.”
“Kalau begitu, Pale-nim, tolong bantu Surka-nim membawa para rubah kesini.”
Weed bergerak dengan liar. Ketika Surka kembali, saat terkena damage dari rubah, dia dengan cepat menghabisinya. Para rubah yang ditarik oleh panah Pale pun tewas dalam sekejap oleh pedangnya, berubah menjadi cahaya abu-abu. Weed mencapai level 4. Dia memutuskan untuk menghabiskan semua bonus poin statistik pada Agility.
Semakin besar Agility, semakin mudah untuk menghindari serangan musuh dan lebih banyak kesempatan seranganmu mengenai musuh. Hal itu berhubungan langsung dengan evasion dan akurasi.
Pedang besi yang dimiliki Weed yang bagus untuk seorang pemula, menyediakan tambahan ekstra pada Strength. Jadi dia berani memasukan 5 poin pada Agility, bukannya memperkuat karakternya.
Perburuan besar berlanjut. Senang dengan kecepatan tersebut, Romuna dan Irene tidak bisa mempercayai keberuntungan mereka. Mereka tidak pernah mengalami perburuan yang fantastis seperti ini.
“Surka, bawa lebih banyak rubah kesini.”
“Tepat. Serahkan saja segalanya pada kami. Kamu bisa berkonsentrasi sepenuhnya pada umpan.”
“Oke, Unni[1].”
Surka tengah sibuk menarik para rubah untuk mereka. Begitu juga Pale.
Jika Weed berburu sendirian, dia harus berkeliaran mencari monster target dan sering beristirahat untuk mengisi ulang staminanya ketika telah habis. Sebaliknya, partynya menyediakan umpan dan seorang Priest untuk dia, yang secara jelas mempercepat kecepatan berburu mereka.
Ini tidak seperti bermain solo.
Kembali ketika Weed bermain Continent of Magic, dia selalu dikelilingi oleh monster.
Weed terbiasa berjalan-jalan didalam dungeon yang dihuni oleh monster dan bertarung dengan mereka sesuka hatinya. Dia login siang dan malam sampai dia akhirnya kehabisan potion dan herb.
Penyimpanan penuh dengan begitu banyak item yang mengganggu pergerakannya. Para monster mengejutkan dia dimana-mana. Weed pernah bertarung dikelilingi monster.
Dia telah membunuh sangat banyak, dan terbunuh sama banyaknya.
Weed merasa bahwa sebuah party sangat jauh berbeda dari bagaimana dia dulu bermain. Ini jauh lebih efektif, dan dia merasa lebih senang. Strategi mereka segera menjadi bumerang.
“Kyaaaaaaah!”
Surka membuat sebuah kesalahan fatal. Ketika dia berusaha memancing seekor rubah, dia secara tak sengaja menarik perhatian seekor serigala.
Sambil berusaha kabur. Surka berteriak, “larilah, semuanya!”
*Growl*
Serigala itu mengejar Surka. Moncongnya yang mengerikan meneteskan air liur.
Sementara yang lainnya terkejut, Surka diserang oleh serigala itu. Lebih cepat daripada rubah, dengan mudah menghajar Surka. Tampak tak berdaya.
“Aku akan menolong dia. Kalian sebaiknya larilah. Dengan kekuatan Holy Spirit, pulihkan HPnya. Healing Hand!”
Irene sang Priestess menolak untuk lari, dan merapal Healing Hand terus menerus untuk mengisi HP Surka yang terus berkurang.
“Sialan!”
Setelah berpikir sejenak, Pale mulai menembakkan anak panah pada serigala itu.
Satu, dua, tiga tembakan. Segera setelah dia memasang anak panah pada busurnya, dia menembakkanya. Tembakankan beruntun, skill terkuat miliknya, terbang kearah serigala itu, tetapi tak berefek besar.
Sekarang serigala itu telah berpikir seluruh party sabagai musuhnya, si serigala pada akhirnya akan menyerang Irene dan Pale setelah menghabisi Surka.
Lalu, apa yang akan dilakukan Weed? Dia memegang pedang besi tersebut dan melangkah maju.
”҅Bisakah aku berhasil? Kenapa tidak!҆” sekilas, cakar dan gigi serigala itu tampak berbahaya.
Weed yakin bahwa si serigala akan melompat dan menindih dia, daripada mencakar, menggigit dia dengan ganas.
“Kau lebih baik berhadapan dengan aku sebelum dengan orang lain.” Kata Weed, berdiri didepan si serigala.
Weed tidak mengharapkan serigala itu memahami apa yang dia katakan, tetapi seolah-olah mengetahui dari instingnya bahwa musuh yang paling mematikan baru saja muncul, serigala itu memalingkan matanya pada dia.
*Growl*
Si serigala melompat dari tanah, lurus kearah dia.
Weed berguling ke samping dengan cepat, keluar dari jalur kemana serigala tengah menyerbu, dan mengayunkan pedangnya. Gigi serigala itu hampir mengoyak tenggorokannya.
Tergores saja mengurangi 80 poin HP.
“Weed-nim, larilah! Mana-ku habis, jadi aku tidak bisa membantu kamu dengan Healing Hand!” Teriak Irene.
“Anjrit, Priestess macam apa itu yang tidak bisa ngatur Mananya sendiri?” Dia berkata pada dirinya sendiri.
Karena Irene bertugas penuh pada penyembuhan, dia seharusnya selalu menyimpan sejumlah Mana untuk berjaga-jaga dalam keadaan darurat. Jika tidak, seseorang bisa berakhir tewas, atau dalam skenario terburuk, seluruh party akan dihadapkan dengan kemusnahan.
Weed yakin Irene pasti memiliki rencana ketika dia secara suka rela menolong Surka. Namun, apa yang dia miliki, sebagai seorang Priestess sejak lahir, adalah hati.
Kondisi yang sekarang ini tak memberikan waktu bagi Weed untuk menyalahkan dia. Si serigala meraung pada dia.
Setelah beberapa api dari Romuna, tak ada lagi bantuan sihir yang terbang dari belakang. Sepertinya, dia telah kehabisan Mana.
Hanya Pale yang tersisa menembakkan panah dari kejauhan. Si serigala mulai berlumuran darah, namun apa yang dilakukan Pale hanyalah menambah kemarahannya.
“Sini kau, anjing!” Weed berteriak saat dia mengayunkan pedangnya dan berhadapan dengan si serigala.
*Auuuuuuuuuu*
Melolong, si serigala melompat pada dia. Pada saat itu, pose dan gerakan Weed berubah drastis.
Kakinya terpaku pada tanah sementara pinggang dan pundaknya bergerak maju mundur. Seperti angin, Weed membiarkan serigala ganas itu lewat.
”҅Aku bodoh jika aku mati disini!҆”
Weed bisa memprediksi gerakan selanjutnya si serigala, dan dia tidak takut terluka.
”҅Aku tau aku bisa mengalahkannya.҆”
Weed merenggangkan pegangannya pada pedang secara sengaja.
*Wauuu*
Serigala itu meraung kesakitan. Bahkan setelah Weed mengorbankan sedikit kekuatannya agar bisa lebih cepat, damage fisik yang dihasilkan oleh pedangnya masih tetap besar.
“Sialan!”
Weed juga terluka setiap kali serigala itu mencakar dia. HPnya turun dari 700 ke 200.
Dia sudah bermandikan darahnya sendiri.
“Maaf, Weed-nim! Aku tidak bisa mengenainya. Dia bergerak terlalu cepat!”
Aglity Pale yang rendah membuatnya mustahil untuk mendaratkan serangan pada serigala, yang bergerak secepat kilat.
“Aku akan bertarung juga.”
Surka datang kearah Weed. Dia telah terluka ketika dia dikejar oleh serigala, HPnya kurang dari setengah.
Berdiri dengan kaki yang bergetar, Weed berkata, “sekarang, dengarkan. Kalian harus lari ketempat yang aman saat aku bisa melindungi kalian.”
“Tapi….”
“Ini adalah satu-satunya kesempatan. sekarang!”
Pale dan Surka saling menatap, tetapi kaki mereka tak menunjukkan tanda-tanda akan lari.
Lalu, Weed bergumam muram. “Kalian bodoh! Apa gunanya mengorbankan nyawamu untuk orang asing?”
Pale merasa seperti ingin menangis. Sebenarnya, Weed bisa saja menghindari kematian jika dia mau. Dia bisa berlari lebih cepat dari serigala ke gerbang Benteng dimana para penjaga akan melindungi dia dari bahaya.
Akan tetapi, Weed melangkah maju, mengangkat pedangnya, dan menghadapi si serigala untuk rekan timnya, yang beberapa jam yang lalu belum dia kenal.
“Weed-nim.” Mata Surka berkaca-kaca. Dia begitu polos dan sensitif, sangat tersentuh oleh tindakan heroik Weed.
Menatap serigala, Weed mengatakan dengan tegas. “Jika kamu mau tetap disini, terserahlah. Aku akan berusaha melawan anjing ini. Akan tetapi, kamu harus lari dari sini saat aku terbunuh.”
“Ya.”
“Berjanjilah padaku.”
“Oke.”
Surka dan Pale agak menjauh, membuat sebuah panggung, dan Weed terlibat pertarungan berdarah dengan serigala, yang masih merupakan ancaman serius.
HP Weed menurun hingga 150 dan tak lama, turun sampai 70. Pedang besinya terus meleset dari si serigala dengan jarak yang tipis.
Si serigala berdarah sangat parah hingga tampak seperti serangan tunggal bisa menghabisinya, tetapi Weed gagal mengeksekusi serangan terakhir.
Irene dan Romuna menyadari bahwa HP Weed akhirnya mencapai saat-saat yang berbahaya, dibawah 10%.
Jantung Pale berdegub kencang, dan Surka terjatuh. Mereka berusaha menarik perhatian serigala, tetapi serigala itu mengetahui bahwa Weed adalah yang harus dibunuh, sepenuhnya menghiraukan player yang lainnya.
Satu serangan lagi dari serigala, Weed akan mati.
Jika Weed mati, dia akan kehilangan beberapa item dari inventorynya, satu atau lebih levelnya akan turun dan hukuman yang akan dia terima adalah di banned selama 24 jam, semuanya karena Weed memutuskan untuk mengorbankan nyawanya untuk sekelompok orang asing.
Si serigala menyeringai, merasa bahwa dia lebih unggul dari musuhnya.
*Growl*
Ketika serigala itu melompat untuk membunuh Weed dengan serangan terakhirnya, pedangnya yang telah meleset berkali-kali, akhirnya merobek tulang rusuknya.
Didepan mata Weed, beberapa pesan muncul.
Ding
Kamu telah naik level!
Level up: Sword Mastery (Beginner Level: 5 (0%)
+50% Strength
+15% Agility
Skill Baru: Sculpting Blade Technique
Begitu banyak EXP yang didapatkan dari serigala itu hingga levelnya langsung naik menjadi 5. Weed menggelengkan kepalanya, setengah bertanya-tanya.
“Apa itu Sculpting Blade Technique?”
”Open Skill Window”
”Identification (Beginner Level: 1 (0%)”
Memungkinkan kamu untuk mengetahui nilai sejati dari item tak teridentifikasi.
Konsumsi MP: 30
Sculpture Mastery (Beginner Level: 1 (0%)”’
Memungkinkan kamu untuk mengukir atau memahat berbagai jenis material.
Karya seni bernilai artistik tinggi berharga sangat mahal.
Dengan mudah merebut hati para gadis.
Repair (Beginner Level: 1 (0%)
Memungkinkan kamu untuk memperbaiki senjata dan armor.
Diatas level 5, kamu bisa menempa senjata dan perlengkapan baru.
Handicraft (Beginner Level: 1 (0%)
Memiliki efek ekstra pada berbagai macam skill craft, dan sword mastery.
Sword Mastery (Beginner Level: 5 (0%)
Meningkatkan kekuatan serangan dan akurasi pedang.
Sculpting Blade Technique (Beginner Level: 1 (0%)”’
Memungkinkan kamu untuk mengukir hal yang tak terlihat, yang tak berwujud.
Konsumsi Mana: 50 per detik.
Legenda mengatakan bahwa Grand Master Zahab secara tak sengaja menemukan jalan kebenaran ketika dia berlatih seni memahat—
Bahwa memahat adalah sebuah seni yang mengubah semua ciptaan melalui kehendak pemahat.
Teknik rahasia Zahab yang diturunkan pada penerusnya.
Weed memeriksa skill window dan menggelengkan kepalanya tak percaya.
”҅Aku harus mencoba teknik Sculpting Blade ini untuk mengetahui apa itu sebenarnya. Itu terlalu boros Mana. Di levelku, aku tidak bisa memakainya lebih dari 2 detik.҆”
Serigala itu sudah mati, lagian.
*Uhh*
Weed jatuh ketanah, wajahnya pucat. Lalu, Pale, Irene, Romuna dan Surka berlari kearah dia.
Kata pertama yang Weed ucapkan pada rekan timnya adalah, “Surka, apa kamu baik-baik saja?”
“Weed-nim…”
Irene dan Romuna berada diambang menangis.
Surka tidak bisa menyembunyikan tangisnya.
Pale, satu-satunya pria selain Weed, kehilangan kata-katanya, dibanjiri oleh gelombang emosi.
Jika HP seorang player jatuh dibawah 10%, dia akan mati perlahan-lahan.
Dalam satu menit, Irena telah memulihkan beberapa dari Mana miliknya, dan merapal Healing Hand untuk menarik Weed dari gerbang kematian.
“Terimakasih, Irene-nim.”
“Dengan senang hati, Weed-nim.”
Pandangan diantara Weed dan Irene menghangat, sebuah tanda bahwa dia mulai menyukai Weed, hal yang sama terjadi pada Romuna dan Surka. Yang mengagetkan dia, Pale menunjukkan rasa hormat dan kagum yang Archer itu belum pernah tunjukkan sebelumnya.
“Mari bergerak,” kata Weed ketika dia merasa lebih baik.
“Apa kamu baik-baik saja?”
“Yup. Hidup dan sehat.” Kata Weed, sambil menggulung lengan bajunya untuk menunjukkan otot-ototnya.
Surka tidak membuat kesalahan yang sama lagi. Party itu dibawah kepemimpinan Weed menciptakan rekor berburu 60 rubah dalam 4 jam selanjutnya.
Romuna, Irene, Pale dan Surka semuanya naik level, serta Weed, yang mencapai level 6.
Weed memasukkan semua bonus poin statistiknya kedalam Agility.
“Phew. Bagus.” Kata Romuna, yang berkeringat banyak karena penggunaan Mana yang berlebihan.
“Kami harus pergi sekarang. Kami harus kesekolah dipagi hari.”
“Kita harus berkumpul dan berburu lagi. Kamu akan berada disini besok, kan?” Romuna menanyai Weed, yang mengangguk ringan.
“Bisakah aku menambahkan kamu sebagai teman di daftarku?” Tanya Surka.
Pale dan Irene tersenyum.
“Yup.” Weed menambahkan mereka pada daftar temannya, dan mengucapkan selamat tinggal.
“Ini, ini adalah bagianmu.”
Weed menerima 3 silver ketika mereka membagikan hasil drop dari berburu. Setelah mereka pergi, Weed pergi berburu rubah.
Inilah sebabnya dia benci bermain party. Ketika segalanya menjadi seru, mereka pergi.
Weed mencari monster sampai satu jam yang tersisa sampai matahari terbit. Dia menghiraukan mangsa yang mudah seperti rakun dan kelinci, dan pergi meninggalkan lingkungan Benteng untuk masuk ke sebuah hutan dimana para serigala dikabarkan mengintai di setiap bayangan.
*Auuuuuuu*
Sekelompok serigala muncul. Mereka merundukkan badan dan mendekat pada Weed yang berjalan sendirian, mata mereka bersinar dalam kegembiraan.
Sistem dari Royal Road memungkinkan para monster untuk naik level dengan konflik internal diantara mereka atau dengan membunuh para player, jadi para serigala itu mengincar player yang sendirian. Namun, ketika para serigala menatap mata Weed, mereka secara naluri merasa takut.
””~Ma-Mata itu…””
””~Manusia ini tidak menganggap kita sebagai musuhnya.””
””~Dia hanya menganggap kita sebagai EXP!””
””~EXP bagus. Item drop bagus. Itulah yang dia inginkan dari kita!””
Para serigala mengetahui niat Weed. Yang lebih buruk lagi, keinginan untuk bertarung milik Weed membuat mereka lari ketakutan.
*Kaing*
*Kaing*
*Kaing*
Segera setelahnya, mereka semua berbalik untuk melarikan diri.
“Kalian berani mencoba kabur dari aku!” Weed berteriak pada para serigala saat dia mengejar.
Pedang besi itu tak mengenal ampun, dan Weed tak mengenal rasa hormat. Dia secara terang-terangan menusuk punggung dari para serigala yang kabur, menyudutkan mereka hingga tak bisa kabur lagi, dan membunuh mereka satu per satu.
“Anjing bajingan kalian, sini kalian!” Dia menggila.
Pada saat pedang itu ditebaskan, serigala yang lain tewas. Cepat dan tanpa ampun. Teknik pedang Weed yang luar biasa meneror para serigala.
Lalu kenapa dia bertarung secara susah payah melawan seekor serigala ketika rekan-rekan timnya ada disekitar dia?
Diambang ajal yang tak terelakkan datang, Weed telah melakukan serangan akhir untuk membunuh serigala itu. Dimata rekan timnya, hal itu adalah sebuah keberuntungan. Misteri ini tetap disimpan oleh Weed.
Weed telah selesai membantai para serigala segera setelah matahari terbit dipagi hari. Dia meninggalkan medan pertempuran dan menuju kediaman Konselor Rodriguez.
Catatan Penerjemah :
[1] ”Unni” adalah sebuah istilah Korea yang berarti kakak (laki-laki/perempuan)
Bagus ceritanya :MAWARR
.. akw udah baca vol48ch8
Ini udah dapat izin dari grup fb translate LMS ?
Aku ijinnya diblog yg aku ambil dari situ
Keren nih