Nissya tak mampu lagi membendung air matanya
Air matanya dibiarkan mengalir dengan derasnya
Hatinya sudah begitu hancur
Hancur sehancur-hancurnya
Sulit baginya untuk menyusun kembali hatinya yang sudah menjadi serpihan-serpihan kecil tak terhitung
Sangat sulit baginya untuk menerima kenyataan bahwa lelaki yang dicintai selama lebih dari enam tahun lamanya telah menghianatinya
Hatinya semakin hancur ketika ia tahu bahwa lelaki yang dicintainya ternyata bermain dengan wanita yang telah menjadi sahabatnya selama setahun terakhir
Sahabat yang amat sangat dicintainya
Apapun selalu dilakukannya demi sahabatnya
???????????????
Mata kuliah terakhir telah berakhir.
Nissya merapihkan buku yang ada di atas meja. Seketika ia menoleh wanita di sampingnya sedang melakukan hal serupa dengannya
“Mey, temenin gue nyari buku ya?”
Nissya memakai tas gendongnya lalu berdiri, pandangannya tak lepas dari wanita yang sedang memasukan buku kedalam tasnya
“iya gue temenin kok” Meyta sudah bangkit dari kursinya.
Lalu mereka keluar kelas dengan berdampingan
???????????????
Nissya dan Meyta sedang menikmati makanannya di foodcourt sebuah mall usai mereka pergi ke toko buku.
Drrt..drrt..drrt..
Ponsel Nissya bergetar menandakan adanya pesan masuk.
Nissya mengecek ponselnya, bibirnya tertarik ke atas kala ia melihat isi pesannya
“kenapa lo senyum-senyum?” Meyta ikut tersenyum lalu menyesap minumannya
“ini Ardi nge chat gue nanyain ada dimana, gue bilang lagi sama lo” Nissya kembali memasukkan makanan ke mulutnya. Meyta hanya mengangguk mendengarnya
Nissya kembali mengecek ponselnya yang bergetar, lalu terbesit ide dalam benaknya.
“Mey, Ardi mau kesini” ucap Nissya antusias
“eh, gue balik aja yaa, nggak enak ntar ganggu kalian berdua”
“ih, gue kan mau ngenalin Ardi ke lo, mumpung Ardi lagi gak sibuk, mau yah yah yah?”
“iya deh”
Tiga puluh menit berlalu
Nissya tersenyum lebar kala ia mendapati sosok yang ditunggu-tunggu, ia mengulurkan tangannya memberi isyarat
Ardi yang sudah mengetahui keberadaan Nissya menghampirinya dengan senyum lebarnya.
“sorry ya lama, macet soalnya” Ardi menarik kursi sebelah Nissya
“iya gapapa” Nissya tersenyum, “oh iya kenalin ini Meyta”
Ardi menoleh, mengulurkan tangannya lalu tersenyum
“gue Ardi”
Meyta menyambut uluran tangan Ardi ikut tersenyum
“Meyta”
tak dapat dipungkiri kalo Meyta tersihir oleh karisma yang dimiliki oleh Ardi
Ardi sendiri memiliki postur tubuh yang bisa dibilang perfect, tubuh yang atletis, paras wajah yang di atas rata-rata, ditambah lagi style-nya yang fashionable pake banget. Tak heran jika banyak wanita yang memujanya.
Dan selanjutnya mereka pindah ke sebuah cafe dan menghabiskan waktu mereka dengan ngobrol banyak hal, tak ada kecanggungan antara Ardi dan Meyta padahal mereka baru pertama kali bertemu. Dan Nissya senang akan hal ini, karena sahabat dan kekasihnya cepat sekali akrab.
???????????????
Matanya berbinar kala Nissya membaca sepucuk surat yang menyatakan bahwa dirinya mendapatkan kesempatan untuk pertukaran pelajar ke London selama satu tahun.
“Mey gue masuk Mey masuk” Nissya memeluk Meyta
“iya congrats ya Niss, gue turut seneng” Meyta membalas pelukan Nissya ikut bahagia
???????????????
“Kamu jaga diri baik-baik ya disana, jangan jadi anak nakal” nasihat Farida
“iya bundaaaa, tenang aja” jawab Nissya, lalu melepaskan pelukannya dari bundanya
Nissya beralih ke pelukan ayahnya
“pah, Nissya berangkat yaa”
“iya, kamu ati-ati disana yaa”
Lalu Nissya beralih memeluk Meyta
“Nissyaaa lo baik-baik ya disanaa, gue bakal kangen banget sama lo, sering-sering hubungin gue yaa?” air matanya sudah tak terbendung lagi
Nissya menghapus air mata Meyta
“udah dong jangan nangis, gue ntar sedih, pasti gue bakal hubungin lo kok.”
Nissya melepas pelukannya.
Lalu beralih ke Ardi memeluknya
“jaga diri baik-baik ya disana, jangan ganjen sama bule bule” Ardi mengecup puncak kepala Nissya
“iyaaa sayaang” Nissya mendongak lalu tersenyum
Nissya melepas pelukannya, Ardi menggenggam tangan Nissya erat dan mengecupnya
“jangan lupa hubungin aku yaa, sering sering ngasih kabar” Ardi memajukan bibirnya
“iyaaa ih, bawel deh kamuu” Nissya tersenyum gemas melihatnya
“nggak kuat abang neng kalo harus LDR” Ardi kembali cemberut
“jangan alay deh kamu”
Ardi menarik Nissya kembali ke pelukannya, lama mereka berpelukan saling diam. Orang di sekelilingnya hanya memandangi mereka terharu.
???????????????
Hari demi hari berlalu dilalui oleh Nissya, satu tahun sudah berlalu, kini Nissya sudah berada di rumahnya sejak satu minggu yang lalu.
Ardi sedang berada dirumah Nissya, menonton tv berdua, kepala Nissya bersandar di bahu Ardi.
Ponsel Ardi berdering, setelah melihat siapa yang menelfon, raut wajahnya kini berubah panik, Ardi meminta izin kepada Nissya untuk mengangkat telfon.
Ardi menjauh dari ruang keluarga agar pembicaraannya di telfon tak terdengar oleh Nissya. Nissya pun heran, karena tak seperti biasanya Ardi seperti itu, selama enam tahun bersama tak pernah Ardi menjauh darinya jika mengangkat telfon.
Pikiran Nissya dipenuhi oleh hal hal negatif, namun Nissya mencoba menepis semua pikiran negatif itu, ia percaya jika Ardi tak akan melakukan hal hal yang diluar batas.
“siapa?” tanya Nissya begitu Ardi sudah duduk disampingnya kembali.
“temen, maaf ya aku tadi nerima telfonnya ngejauh soalnya ada masalah”
Nissya hanya mengangguk mendengar jawaban Ardi. Walaupun dipikirannya dipenuhi rasa curiga tapi Nissya mencoba percaya pada Ardi pria yang dicintainya selama enam tahun ini
???????????????
Seperti wanita kebanyakan, jika awal bulan adalah waktunya shopping,
dan inilah yang dilakukan Nissya dan Meyta saat ini, disebuah Mall
Setelah membayar baju yang mereka pilih, Nissya dan Meyta kerepotan membawa barang belanjaan,
“kita makan dulu yuk laper” ucap Meyta sambil meletakkan belanjaannya sejenak di kursi tunggu Mall
“yuk, disana aja” tunjuk Nissya pada sebuah restauran
Nissya menyesap minumannya, melirik pada Meyta yang tengah asyik memainkan ponselnya.
“Mey lo kenapa sih? Sejak gue pulang lo banyak berubah deh, ada apa sih? cerita dong sama gue, jangan jangan lo udah punya pacar ya?”
Tanya Nissya penuh selidik
Meyta tersenyum lebar, lalu mengangguk
“what? Seriously? Lo kok jahat banget sih sama guee gak cerita cerita, kenalin doong” ucap Nissya antusias
“iya, nanti juga lo tau kok” Meyta tersenyum, senyum yang tak bisa diartikan
“oke, oh iya Mey, sorry banget yaa gue gabisa nganterin lo balik, gue mau kerumah tante gue dulu soalnya, gapapa kan?” ada penyesalan di raut wajah Nissya
“oh iyaudah gapapa, gue bisa naik taksi kok” jawab Meyta santai
Mobil yang di kendarai Nissya sampai pada gerbang Mall, saat ia sedang membayar parkir tak sengaja matanya menatap mobil yang dikenalinya masuk ke area Mall ini.
Setelahnya menjauh dari Mall, Nissya menghentikan mobilnya karena lampu merah, ia meraih ponselnya dan menelfon seseorang
“iya sayang kenapa?”
“kamu dimana yang?”
“aku lagi di kosan temen nih, kenapa?”
Hati Nissya sesak mendengar pernyataan dari kekasihnya itu, karena selama dia mengenal Ardi, tak pernah Ardi berbohong padanya,
“oh gak papa, cuma mau ngingetin ntar malem jangan lupa ke rumah”
“iya, aku gak lupa kok”
“yaudah udah dulu ya, bye” Nissya langsung mematikan ponselnya.
Tak terasa air mata sudah membasahi pipinya, pasalnya baru kali ini dia di bohongi oleh Ardi, dan sejak kepulangannya dari London, Nissya merasa bahwa sikap Ardi berubah. Dia merasa bahwa Ardi kini menyembunyikan sesuatu darinya.
???????????????
Meyta tertidur pulas di ranjang queen size nya Nissya,
Iya, sekarang Meyta sedang berada di rumah Nissya sepulang ngampus tadi, Meyta kelelahan.
Nissya duduk di ranjang disamping Meyta yang tertidur. Nissya masih sibuk mengutak ngatik mac nya masih berkutat dengan tugas tugas yang numpuk.
Drrt..drrt..drrt..
Getaran itu berhasil membuat Nissya menghentikan kesibukannya, beralih mencari ponsel, dan ternyata yang bergetar adalah ponselnya Meyta.
1 missed call, Ardi
Nissya mengernyit, kenapa Ardi menelfon Meyta, lalu ponsel Meyta bergetar lagi.
1 messages received, Ardi
Nissya sangat penasaran dibuatnya, ia ragu apakah ia harus membuka pesan itu atau tidak, pasalnya itu adalah privasi, dan Nissya selalu menghargai privasi.
Nissya melirik ke arah Meyta yang masih tertidur pulas. Ia menggigit bibir bawahnya ragu, tapi otaknya sudah tak bisa berfikir jernih, segala macam hal negatif bermunculan di otaknya.
Pertahanan diri Nissya hancur sudah, akhirnya ia membuka pesan itu.
From Ardi :
ada dimana by?
Hati Nissya mencelos, tak ada kata yang mampu di ucapkannya, hancur sudah hatinya, air mata pun tak mampu dibendungnya.
Nissya menangis, diliriknya Meyta yang masih tertidur pulas, ia menyimpan semua tugas-tugasnya dengan tubuh yang bergetar.
Nissya menyendiri di balkon kamarnya, menangis, Nissya menepuk nepuk dadanya yang terasa amat sangat sesak, sakit, Nissya merasa dihianati, Nissya ingin sekali berteriak namun ia masih tau diri bahwa ini bukan tempat yang tepat untuk berteriak, ia hanya mampu menggigit bibir bawahnya sekuat kuatnya, menahan suaranya agar tidak terdengar oleh siapa pun.
“astaga Nissya lo kenapa?”
Meyta kaget melihat Nissya yang sudah entah tak bisa di deskripsikan olehnya.
“lo..hiks..hiks..ada..hiks..hubungan..hiks..apa..hiks..sama Ardi?” Nissya menyelesaikan kalimatnya dengan tersedu-sedu.
Mendengar itu, Meyta syok, dia menundukkan wajahnya tak berani menatap Nissya, Meyta tahu apa yang dilakukannya ini salah, tapi dia bisa apa?
“Niss, guee..guee..”
“gue hiks apa hah gue apa, Mey?” potong Nissya
Meyta tak tahu harus menjawab apa, dia hanya terdiam. Tak terasa air mata sudah membanjiri pipi Meyta. Meyta ketakutan.
“Gue gak nyangka tau gak sih, apa kurangnya gue sama lo, sampe lo tega ngambil Ardi dari gue!” ucap Nissya setengah berteriak.
“gue capek, mending lo pergi sekarang Mey pergi, sebelum gue ilang kendali” ucapnya lagi
“tapi Niss, gue..” Meyta sudah menangis
Meyta mencoba meraih tangan Nissya, tapi di tepis oleh Nissya.
Meyta mencoba menjelaskan,
Nissya tak mau mendengar penjelasan apapun lagi, semuanya sudah jelas, tak ada yang perlu di jelaskan
Dan keadaan tidak memungkinkan untuk menjelaskan semuanya.
Nissya membuang muka, tak mau menatap Meyta.
“oke gue pergi Niss, maafin gue” setelahnya Meyta pergi meninggalkan Nissya sendirian.
Setelah memastikan bahwa Meyta keluar dari kamarnya, Nissya menangis, menangis sejadi-jadinya hatinya hancur sehancur hancurnya, kata apa pun tak bisa menjelaskan keadaannya saat ini.
???????????????
Seminggu setelah kejadian, Nissya memutuskan untuk pergi, Farida mengirim Nissya ke singapore, tempat kakaknya yang sedang kuliah disana.
Farida berharap agar Nissya segera bangkit kembali dan ceria seperti biasanya, pasalanya selama seminggu terakhir, Nissya bagaikan mayat hidup, tak mau makan, tak mau kuliah, jarang mandi, yang di lakukannya hanya melamun, menangis, Farida tak tega melihat putrinya yang makin terpuruk.
Ardi dan Meyta hampir setiap hari datang ke rumah Nissya untuk meminta maaf dan menjelaskan apa yang terjadi pada Nissya, namun yang di dapat mereka hanyalah pengusiran dari Nissya, Farida yang menemui Ardi dan Meyta meminta penjelasan, dan dari penjelasan mereka Farida mengerti, maka dari itu Farida mengirim Nissya ke singapore.
~THE END~
Follow juga wattpad gue @ddchrsmylndr
Cobaan LDR .. hanya orang luar biasa yang punya komitmen tinggi yg bakalan lulus ujian ini ?
Jadi penjelasan Ardi dan Meyta apa ya ke Farida?
Wah rumitnya :GERAAH
LDR, kalo engga bener2 serius dan punya komitmen buat ngejalaninnya ya pasti bisa awet dan engga lirik sana sini
Eeeeehhhhh,
Gimana ya komen nya.
Agak gantung aja ceritanya, jadi feel-nya belum dapet sayanya. Dipanjangin lg pasti lebih seru deh.
Semangat…semangat…
Itu temen sama cowoknya minta dibacok ya??
Ngeselin kali sih!!!
LDR cobaannya emang banyak :PATAHHATI :LARIDEMIHIDUP
duh kok gantung ya kak? penasran sama kisah cinta mereka bakal kayak gimana
eyyy gantung ya hahha
Jlebbbb bngt ini Huaaaaa
Sakittt sakitttt sakittttt
Dikhianati pacar plus sahabat tuh sakitnya pangkat kubik dah huhu
Dilanjut dong ceritany
Nissya move on gtu trs ketemu seseorang gtu hihi
Ditunggu karya2ny lainnya
Semangat trs ya
Saya pejuang LDR??
Ditunggu kelanjutannyaa