Vitamins Blog

DwINA part 24

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

24. Masih Hidup!

Bayangan menerpa di tepi hidupku

Larut demi larut menjadi nyata

Terbentuk oleh tikaian detik

Merancau sampai ambang batas

Aku tidak pernah menunggumu

Atau sekedar berharap kau datang dalam hidupku

Kisah romantis menghangat hatiku

Kemudian…

Angin takdir membawamu datang padaku

Layaknya cerita dongeng

Khayalan tertinggiku

Merobek dinding puncak imajinasiku

***

Pernikahan seperti bom waktu bagi Dwina. Dia kesulitan bernapas, sekujur tubuhnya menggigil sedingin es, otaknya mendadak konslet tidak nyambung jika orang lain mengajaknya berbicara.

“Apa?” tanya Dwina kurang fokus

“Tadi lo mau ngomong apa ke gue?” tanya Tari sesabar mungkin. Wajah Dwina terpampang pucat, matanya menyiratkan tatapan kosong.

“Oh ini gue lupa mau ngasih…” Dwina mengeluarkan kartu undangan pernikahannya yang di cetak ekstra cepat karena pernikahan mendadaknya akan di selenggarakan sebentar lagi.

“What??? lo merid”

Ini kasus perdana dirinya di undang secara resmi ke pesta pernikahan. Tari langsung merobek bungkus undangan dan membaca jadwal pernikahan temannya yang terkenal kurang laku di kalangan kampus itu.

“Dua minggu lagi. Ya ampun cepet banget. Coba ceritain kenapa lo mendadak menikah gini” Tari telah siap sedia menjadi pendengar setia. Hatinya gemas melihat Dwina hanya menatap datar seperti tidak berniat melanjutkan hidup.

“Hellow.. Wi lo masih bernyawa kan?”

“Nggak… gue kayaknya kena fobia pranikah, mau kabur rasanya” jawab Dwina sambil meringis.

“Jangan Wi. Nanti cowok lo malah nikah sama orang lain, emang lo terima?”

Dwina terdiam. Kemudian beranjak berdiri dari kursi kelasnya menyatakab dia kurang berminat membahas pernikahan.

Setelah lamaran. Ibunya, Ayahnya, Kak Bayu, Bu Ati, Teh Bika, Teh Kila, Putri dan seperangkat grup chat sahabatnya menyekokinya beribu-ribu Wejangan pernikahan. Dia mau muntah tidak sanggup menelan semuannya.

Rasanya saat ini dia ingin berteriak. STOP!!!

“Gue ajak lo lari dari masalah. Mau?”  kata Tari dengan nada misterius

“Apa?” jawab Dwinna tak bersemangat.

“Ikut aja… pasti lo suka”

Yap. Mereka memasuki area parkiran kampus menuju mobil sedan antik milik Tari. Sebelumnya Sella sudah di chat terlebih dulu, apakah dia mau ikut atau tidak. Dan kini Sella telah menunggu di depan mobil Tari sambil melambaikan tangan kegirangan di ajak jalan.

“Pasti kalian berdua bakal ketagihan ikut sama gue” ucap Tari penuh percaya diri.

“Awas lo kalau nggak seru..” ancam Sella menantang balik.

Jeng… Jeng…

Butuh waktu satu jam sampai pada salah satu gedung tinggi di Jakarta. Tidak ada yang bertanya apa yang di rencanakan oleh Tari karena tidak satupun yang penasaran. Mereka masuk ke dalam lift tanpa memperdulikan beberapa pekerja kantoran berlalu lalang. Tari menekan tombol lantai paling atas.

Sangat mengejutkan, Tari benar-benar menguji adrenalin kedua temannya.

BUNGEE JUMPING OH NO!

“Gue nggak mau..” Sella merengek paranoid terjun dari atas gedung

“Gue mau nikah.. lo nyuruh gue bunuh diri. Terus Arya mau di kemanain?”  ujar Dwina penuh nada histeris yang terdengar lebay di pendengaran Tari.

“Semua harus nyoba. Nggak ada kata tapi!” Tari menyeret paksa ke dua temannya untuk mengantri di pasangkan pengaman. Muka Sella dan Dwina memucat, mulutnya sudah kesulitan sekedar untuk mengeluh.

Dwina urutan pertama. Jantungnya memompa darah begitu cepat saat menatap jalan raya yang kini terlihat sangat kecil di pandangannya. Kakinya gemetaran seolah kakinya kesulitan menompang tubuhnya.

“Nanti saya akan hitung mundur supaya alat ini bisa di lempar bersamaan dengan Mbak. Jadi bilang kalau Mbak belum bisa lompat. Ok?” Dwina mengangguk paham pada pengintruksi.

“Tiga,.. Dua.. Satu”

“Tunggu…” Dwina menggigit bibir bawahnya. Jiwanya belum siap.

“SEMANGAT WI… ADA YANG MAU LO KATAKAN SEBELUM TERJUN?” tanya Tari terbahak sambil merekam dengan ponsel Dwina untuk di upload di Instagram.

“DADAH…” Dwina melambaikan tangan ke kamera menampakan raut putus asa kemudian pengintruksi menghitung mundur lalu tubuh Dwina terjun bebas dari gedung dengan melepaskan teriakan kencang. Hantaman udara bergesekan kasar dengan tubuh Dwina. Adrenalinnya benar-benar terpacu hebat. Tubuhnya terayun ke kanan dan ke kiri dalam posisi terbalik. Rasanya luar biasa menakjubkan.

Dwina tertawa keras melepaskan semua beban hidupnya. Dirinya terasa bebas, jiwanya menggigil menikmati setiap detik momen menatap bebas langit dunia.

Berlanjut Sella. Tari tertawa mendengar ucapan Sella ingin pipis sebagai alasan melarikan diri.

“Cepat lompat abis itu lo boleh pipis”

“Nanti kalau gue ngompol duluan gimana”

Laki-laki berbadan proposional dengan tubuh berlapis baju tanpa lengan menatap geli obrolan dua cewek heboh di hadapannya.

“Cepetan!..” Tari masih tetap merekam detik-detik terjun bebas Sella.

Sella menghapus kasar air matanya yang bergulir. Entah apa yang membuatnya menangis tiba-tiba seperti ini “Jangan nangis Mbak…” kekeh pengintruksi yang langsung di timpali ekpresi jutek dari Sella.

“Tiga.. Dua.. Satu” Sella lompat tanpa mengeluarkan suara teriakan seperti Dwina. Mulutnya terkatub rapat berusaha menelan salivanya. Tubuhnya kaku.

Hingga dirinya tepar saat tubuhnya telah di turunkan dengan selamat. Dwina tidak tau diri terbahak memandang pucat wajah Sella. Padahal tadi nasipnya sama dengan temannya itu.

Tari menyusul begitu cepat karena dia langsung melompat. Dirinya suka olahraga yang memicu adrenalin. Begitu menantang sisi liarnya. Memang Dwina dan Sella harus menunda terjun sampai beberapa waktu hingga pengintruksinya jengah.

“Kapok?”

“SERU…” ucap serempak Dwina dan Sella.

Tari langsung mencibir, bola matanya memutar kesal ke arah lain.

Dwina mengambil ponselnya kembali dari Tari. Instagramnya di banjiri oleh notifikasi komentar dan like.

 Instagramnya di banjiri oleh notifikasi komentar dan like

209 likes..

Dwina Aryani Yuhuy… tantang adrenalin..??? sebelum kawin.. (yang upload Tari)

Bayu Adianto Kamu nggak mati kan dek?? kayaknya Dwina nggak mau diajak nikah sama lo deh @AryaWijaya

Arya Wijaya Awas kamu kalau kamu sampai mati!

Putri Lo kesana nggak ngajak-ngajak☠️

Angle Puspaningsih Lo cari mati! bentar lagi lo mau nikah!!?

Beberapa detik kemudian ponsel Dwina berdering tertera nama Arya.

“Assalamualaikum…”

“Walaikumsalam… Wi kamu masih hidup kan??” ujar Arya penuh khawatir. Ini calon istrinya nyari mati sebelum menikah.

Dwina hanya tertawa di seberang telpon.

“Kamu nyumpahin aku cepet mati”

“Ya enggak lah. Nanti aku bakalan jadi duda sebelum nikah”

“Seru banget tau.. Tari yang ngajakin” jelas Dwina heboh penuh antusias.

“Lain kali kalau mau olahraga adrenalin gitu bareng sama aku ya?”

“Oke oke..”

Tari dan Sella saling mencebik sebal Dwina sedang kasmaran di telpon oleh calon suami. Bukan calon pacar lagi!

Senyuman menghiasi bibir Dwina saat mengakhiri telponnya dengan Arya. Rasanya ternyata begini ada yang perhatian selain keluarganya. Alam bawahnya terkikik senang.

Siapa yang tidak terkejut melihat calon pengantin terjun bebas dari atas gedung. Arya yang mendapati foto Dwina lompat dari atas gedung langsung skot Jantung. Waktu Arya mengirim foto itu ke Teh Kila kemudian memberi tahu Ibunya. Ibunya langsung menelponnya.

“Dwina masih hidup kan?” tanya Bu Ati panik. Calon mantunya melakukan hal nekat.

“Alhamdulillah orangnya masih hidup bu..”

“Jagain si Dwina baik-baik. Awas sampai Dwina ngelakuin itu lagi Ibu sunat habis kamu!” Arya meringis mendengarnya

13 votes, average: 1.00 out of 1 (13 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

7 Komentar

  1. KhairaAlfia menulis:

    Astaga!!
    kok semua pada berpikiran buruk si sama Dwina,,
    nanti mati betulan baru tau mereka,,
    :wekwekwek :wekwekwek

  2. hahaha lucu nihhh

  3. Hahaha smua pada heboohhh
    Awalnya takut tapi lama2 ketagihan, lucu pas bagian sella hahhhahha

  4. Wkwkwk lucu ih

  5. fitriartemisia menulis:

    wkwkwk Dwinaaa

  6. Wkwkwkwk ngakak??

  7. Ditunggu kelanjutannyaa