Vitamins Blog

The Ruthless

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

18 votes, average: 1.00 out of 1 (18 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

7. Dia yang lain

Awalnya Jonathan khawatir mendengar laporan dari Marta yang mengatakan, Jenny seperti mengalami trauma setelah mencium bau anyir darah hingga hampir pingsan dan hal tersebut bisa membuat gadisnya itu tidak nafsu makan. Tapi sekarang melihat Jenny sarapan dengan nafsu makan tinggi sehabis menangis semalaman. Kekhawatiran yang tadi berkembang jadi musnah dan berubah jengkel atas sikap Jenny.

Semenjak Jenny mulai tinggal, rumah Jonathan menjadi ramai karena ada saja yang diributkan oleh perempuan itu.

“Cepat kembalikan iPodku,” ujar Jenny ketika berada di tengah acara sarapan.

Jonathan mendengus sebal atas tingkah Jenny tidak berhenti mendesaknya.

Well, setelah Jenny terbeli oleh Jonathan. Perempuan tersebut menagih tas miliknya yang direnggut paksa oleh salah satu bodyguard yang berada pada pelelangan.

“Aku tidak akan mengakses internet!” janji Jenny.

“ERIC KEMARIKAN iPOD SIALAN ITU. Kau puas?,” tanya Jonathan sambil menggetatkan rahangnya gregetan.

Jenny menyengir tanpa dosa telah membuat Jonathan tambah kesal. Tak lama Eric, laki-laki bertubuh raksasa itu datang membawa sebuah iPod saja tidak dengan tasnya.

“Akhirnya kau kembali juga sayang,” ucap Jenny pada iPod kesayangannya sambil menciumnya.

Jonathan menatap jengah atas  tingkah Jenny yang santai menikmati hidup. Lima tahun yang lalu, bangku tempat Jenny duduk sekarang yaitu perempuan bernama Irene. Gadis pertamanya, paling keras kepala dan selalu menatap dirinya tajam walaupun perempuan itu sebenarnya amat ketakutan. Dan Jonathan sangat menikmati ketakutan yang terpancar dari tubuhnya.

“Kau tidak takut mati di tanganku?,” pertanyaan Jonathan menimbulkan kerutan pada kening Jenny.

“Untuk apa aku takut mati, karena semua orang akan berakhir pada kematian. Aku akan mati dan kamu juga”

Jonathan tersenyum pada jawaban Jenny. Gadis pintar.

“Apa kau takut mati?” tanya balik Jenny sembari mengunyah pelan,  menikmati setiap rasa daging rusa yang ditumis dan diolah dengan saus Smetana.

Jujur, tidak ada yang pernah bertanya seperti itu pada Jonathan dan dia sedikit bingung mau menjawab seperti apa.

“Tidak,” jawaban yang dikeluarkan Jonathan menekan batin Jonathan sendiri. Entah kenapa sesuatu yang selalu dia kunci rapat mulai sedikit terbuka kembali.

Jenny mengangguk mengerti kemudian melanjutkan makan siangnya dalam keheningan.

“Jangan pernah berikan padaku udang secuilpun, aku alergi dengan itu” ucap Jenny pada Marta yang tidak jauh berdiri di belakangnya untuk sekedar menenangkan alam bawah sadarnya agar dapat bersikap santai. Padahal dia agak sedikit ngeri mendapati perubahan raut wajah Jonathan mendadak dingin. Tanpa sadar ia menggenggam pisau dagingnya dengan erat.

Seusai makan Jenny menunggu iPodnya aktif sepenuhnya sembari rebahan di atas kasur. Semenjak Poppy menghadiahkan iPod ini padanya, ia jadi lebih suka berfoto dan membuat video. Ada banyak sekali kenangan tersimpan dalam memory iPod tersebut. Ia benar-benar akan kesal bila iPodnya hilang.

Satu hal lagi, tempat Nezametny ini luar biasa menakjubkan. Dia harus mendapatkan banyak foto kenangan di tempat ini.

Jenny mengetik kode password di iPod touchnya. Sungguh beruntung Jonathan tidak mengetahui kodenya. Bisa-bisa foto Alex mantan pacarnya diketahui olehnya. Ada aura posesif Jonathan yang harus diantisipasi oleh Jenny.

Kemudian satuper-satu video berputar menampilkan adegan mom tersenyum sambil memeluk daddy.

“Happy New Year… mom? dad? Jessica?. Hey dimana Luna?” seru Jenny

“Aku datang….” Luna langsung mendekat memenuhi kamera. Wajahnya berhias make-up tipis, tapi lipstick yang di pakai berwarna merah darah

“Itu menjijikan Luna,” seru Jenny sambil menunjuk arah bibir adiknya. 

“Aku ingin tampak seksi malam ini,” serunya sambil memanyunkan bibirnya membuat semua orang tertawa. 

Jenny menikmati satu video lagi sebelum dia beranjak dari tempat tidur.

Sebenarnya, rencana hari ini dia akan berjalan-jalan dengan Marta dan Eric. Namun, kenapa tidak ada yang memanggilnya untuk mengajak jalan.

Akhrinya dia memutuskan untuk berkeliling rumah sambil membuat rekaman video. Langkah pertama menuju dapur rumah, ada beberapa pelayan yang terkejut atas tindakannya termaksud Marta.

Say hello…” Seru Jenny.

Satu hal tentang orang Rusia adalah mereka kesulitan tersenyum dengan orang yang baru dikenal, sebab mereka beranggapan senyuman adalah cerminan hati, berbeda dengan orang Spanyol yang sering saling menyapa bahkan sampai cium pipi kanan-kiri. Entah itu perempuan maupun laki-laki.

Dan Marta hari ini sedikit bersikap hangat karena dia sudah mulai banyak mengeluarkan komentar, walaupun rata-rata adalah komentar pedas.

Seperti… ‘Karena kau sangat berantakan nona,’ ujar Marta karena barang-barang Jenny bertebaran di atas kasur tanpa boleh satupun pelayan diijinkan untuk memereskannya. Sudahlah, Jenny mengakui kalau dia perempuan berantakan bahkan hidupnya tak kalah berantakan.

Sekarang Marta melontarkan komentar pedas lagi “Kau tidak boleh merekam wajah para pelayan. Sekarang hapus videomu.”

“Aku paham statusku disini. Tapi apa salahnya aku hanya sekedar merekam kalian untuk di kenang?”

Marta hanya mengehela napas.

Karena sebal, Jenny memilih meninggalkan dapur menuju ruangan lain. Jika dia tersesat dengan rumah labirin ini dia akan berteriak memanggil Marta atau Eric atau Jonathan–bila laki-laki itu sedang ada dirumah.

Yah. Jonathan menghilang tiba-tiba.

Tepat di ujung lorong ada sebuah ruangan yang diduga oleh Jenny kalau itu adalaah ruang kerja milik Jonathan.

Jenny menempelkan telinganya pada pintu, tapi ia tidak dapat mendengar suara apapun dari  dalam. Mungkin kamar itu di design kedap suara.

Ketika dia memilih untuk mengetuk pintu. Sebua ide yang dibuatnya dari kemarin terlintas kembali.

Akhirnya Jenny kembali ke kamarnya untuk mengambil sebuah kertas kosong dan pulpen. Lalu kembali lagi ke ruang kerja Jonathan.

Terlihat di dalam Peter sedang di mintai sebuah pendapat mengenai tawaran Richard untuk meminjam jasanya sebagai pembunuh bayaran. Ya, Jonathan masih menyewakan jasanya itu bila targetnya menarik perhatiannya.

“Lebih baik anda terima saja. Anda juga butuh membunuh seseorang berhubung sudah hampir dua bulan anda berusaha menahannya,” ujar Peter serius.

Jonathan seperti sosok vampir di dunia nyata. Haus akan darah. Namun, dia dibentuk dari didikan keras keluarganya untuk menjadi seorang pembunuh bayaran profesional. Jadi, kebutuhannya masih melekat erat pada hidupnya.

Pelampiasan Jonathan selama dia berhenti dari pekerjaanya sebagai pembunuh bayaran adalah dengan berburu hewan di hutan. Maka dari itu, rumah ini sangat cocok untuk Jonathan.

“Urus pertemuannya.” Perintah Jonathan.

Dibalik tubuh Peter, Jonathan bisa melihat sedikit kepala Jenny sedang mengintip dengan rambut panjangnya terjuntai cantik.

“Apa kau masih sibuk?” tanya Jenny mencicit saat Peter ikut menatapnya dingin. Laki-laki ini dari awal pertemuan, selalu saja menunjukkan wajah menjengkelkan.

“Kita selesai untuk hari ini,” seru Jonathan pada Peter.

Yes, My Lord.” Peter undur diri sambil menatap tajam sosok Jenny ketika melewati gadis itu. Berani sekali dia mengintip pembicaraan penting Tuannya. Sungguh tidak sopan. Sekali lagi gadis sialan itu berperilaku aneh, dia tidak segan akan membuat perempuan itu menyesal.

Pintu tertutup rapat lalu Jonathan memberi sebuah isyarat supaya gadisnya mendekat.

Kini Jenny berhadapan langsung dengan Jonathan yang dipisahkan oleh meja kerja. Jonathan tampak sangat lelah, lihat saja pancaran matanya sangat menyeramkan. Alam bawah sadar Jenny mengernyit mengatakan kalau dia salah waktu untuk mendiskusikan sebuah kontrak.

“Ada urusan apa kau ingin menemuiku Jen?” tanya Jonathan penuh nada selidik.

“Aku hanya butuh waktumu sepuluh menit.” Jenny duduk di salah satu kursi sambil menaruh sebuah pulpen dan selembar kertas kosong yang tadi dia bawa.

“Aku ingin kita membuat kontrak… Salah, tapi beberapa peraturan,” sebuah kontrak mungkin akan sedikit terdengar menyebalkan untuk Jonathan karena laki-laki tersebut menunjukkan ekspresi tidak suka.

“Sebutkan hal apa saja yang kau benci seperti batasan apa saja yang tidak boleh aku lewati selama aku tinggal bersamamu,” ujar Jenny sambil tersenyum tipis.

“Untuk apa kau melakukan ini?”

Jenny memutar bola matanya ke arah lain untuk berfikir. Dia melakukan ini karena dirinya malas terlibat masalah. Membuat Jonathan marah akan membawa resiko yang lebih rumit.

“Hem,,, Supaya aku bisa berjaga-jaga.”

Jonathan bersedekap sembari menyenderkan tubuhnya pada kursi kebesarannya. Ide Jenny cukup bagus.

“Aku tidak suka di bantah.” Jenny mencatat dengan rapih.

“Tapi kalau sebuah argumen? atau saran. Mungkin saja nanti kau membutuh saran dariku,” ungkap Jenny.

“Kalau aku mengijinkannya.” Jenny mengangguk paham.

“Lalu apa lagi?” lanjut Jenny.

Alam bawah Jonathan terkekeh. Sepertinya dia membutuhkan seorang pengacara agar kontrak ini lebih berkesan nyata.

“Kalau aku bertanya kau harus menjawab dengan cepat dan turuti setiap perintahku.”

Jenny paham betul laki-laki memiliki tipe sifat seperti Jonathan karena dia persis sekali seperti sifat daddynya. Bisa dibilang dirinya cukup kebal.

“Apa hanya itu saja?” Jonathan mengangguk sambil tersenyum tipis memperhatikan Jenny menulis dengan amat rapih.

Diberikanlah kertas berisikan beberpa peraturan pada Jonathan, “harap tanda tangan di sebelah sini, sir” Jenny menunjuk bagian kosong diatas nama Jonathan.

“Aku akan menyimpan kontrak ini di tempat semua orang tidak akan tau,” ujar Jenny saat Jonathan menanda tangani kontraknya.

Kemudian ketika dia ingin beranjak pergi, Jonathan menyuruhnya untuk duduk kembali.

Sebuah kartu pengenal beserta paspor dengan lampiran foto diri Jenny di keluarkan oleh Jonathan dari laci meja. Tapi? kenapa nama yang tertera bukan Jenny Violena?

“Mulai sekarang namamu berubah menjadi Valencia Giovinco.”

Darah Jenny langsung mendidih mendengar penyataan mutlak itu.

~~~~~TBC~~~~~

5 Komentar

  1. OOW,,
    Jennny mau mengamuk kah???

  2. Nah nah, kok ganti nama gitu

    1. Udh nikah sama Jo artinya?

  3. :LARIDEMIHIDUP

  4. Ditunggu kelanjutannyaa