Tampan. Kesan pertama setiap orang padamu adalah tampan. Tentu saja, siapa yang bisa menolak pesonamu itu, eoh? Hidung yan meninggi, alis mata tebal yang lebat, tatapan mata elang, serta bibir yang selalu ramah memberi senyuman kepada siapapun. Senyum itu seperti membuka kembali begitu banyak kenangan. Potongan-potongan kejadian masalalu mulai menyeruak kembali diingatanku. Ahhhh, tunggu! Kurasa ada yang berbeda dari senyumanmu itu. Tidak, tidak. Senyummu masih tetap menjadi candu untukku, tidak berubah. Hanya sajaaa ada yang berbeda……
“apa aku sangat tampan sampai kau melihatku begitu?” tanyamu, membawaku kembali ke alam nyata
“heiiii, sudah cukup. Tak bisakah kau berhenti menggodaku? Kita baru bertemu beberapa bulan setelah sepuluh tahun tak bertemu” sungutku, lebih tepatnya menutupi rasa malu karena tertangkap basah megamati wajahmu
“ahahahahaa, bahkan setelah sepuluh tahun pipimu masih merah saat malu? Padahal sekarang kau sudah jadi lebih tinggi dan kurus, dan cantik. Tapi ciri khasmu tak berubah, eh?” kau mengusap rambutku
“no, no! just stop it. You’ll make it messy! Aku mengamati gigimu. Seingatku dulu, semua teman perempuan suka pada senyummu.” Kataku sambil merapikan rambutku yang berantakan. Kuamati kau menyeruput café latte-mu sambil menyipitkan matamu, tanda kau sedang berpikir.
“ohh, maksudmu gigi gingsulku? Aku memasang kawat gigi tentunya, emmm kurasa aku memakai besi di gigiku itu setelah kau pindah. Kau tau? Itu adalah masa-masa yang berat karena aku tersiksa memakan sesuatu selama seminggu!” kau memasang muka menyedihkan yang membuatku memukulmu. Seketika tawamu membelah seisi kantin ini, anehnya tawamu menular padaku.
“sepertinya aku harus pergi sekarang. Dia sudah menungguku.” Aku menoleh ke arah yang kau maksud. Disana, sosok wanita cantik yang perah kau kenalkan padaku sebagai kekasihmu. Senyum sumringah terpancar dari wajahmu. Aku hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalaku saat kau membelah hujan deras untuk menemuinya. Entah apa yang kalian bicarakan sampai wanitamu itu tersipu dan akhirnya kalian berdua menghilang dibalik rintik hujan.
Aku hanya bisa menghela napas panjang. Pertemuan yang tak terduga denganmu sungguh begitu menyenangkan. Kau, dengan senyum hangat dan keramahan tulus, membawa perasaan yang dulu kuanggap hanya angina lalu tak penting. Tapi sepertinya rintik-rintik hujan telah membantuku menyadari semuanya dengan mudah,
“apakah aku benar-benar terlambat? Masihkah aku punya harapan untuk mengejar sepuluh tahun keterlambatanku?”
*pdtr*
#jungy
hai haiiii, salam kenal kakk. sedang mencoba menulis kak, apabila berkenan tinggalkan pendapat yaaaa sebagai panduan supaya lebih baik lagiii ;)
:PATAHHATI :MARAHNANGIS
:PATAHHATI :PATAHHATI
Ni kenapa nggak da ratingnya….
buat ya…
Ceritanya bagus , feel juga terasa meski da typo tapi nggak masalah.
Aq suka suka :owlkasihbunga :owlkasihbunga
oke siapp kak, maaf masih newbi kak. belum bisa ngotak ati hihiii ^^
maksih dukungannya kak
Feel nya keren :)
makasih kakkk ^^
Aku suka aku suka,,,,feel nya dapet.tapi masih ada sedikit typo
waaaah, terimakasih kak. semoga tulisan saya bisa lebih baik lagi ya kak ^^
:dragonbaper :anakayamnangis :AKUGAKTERIMA
:PATAHHATI :PATAHHATI
Masih masih masih bsa
Tng aja, msh bisa kok, lahhhh aq semangat bngt ni nulis komen ny Hahaha
Kok tau2 udahann sihh ceritany
Aihhhh bru ketemu tp dia sdh berdua
Aihhhh itu sakittttttnya dimanamanamanamana huhu
Jngn2 si cwo jg pny rasa yg sma ya, lahh jdi bikin kesimpulan sndri nih aq ny
Ditunggu kelanjutanny
Semangat trs yak
Selama janur kuning belum melengkung,masih milik umum kok :BANTING!
Betul betul betul
Cerita nya bagus, feel nya dapet.
Mungkin si cewek kurang berjuang tuh hehe
ini akan ada lanjutannya kan,,
sedih lah kalau harus sampai disini aja,,
:PATAHHATI
Masih bisa kok berjuang, hihihi
:PATAHHATI :PATAHHATI :PATAHHATI
:PATAHHATI :PATAHHATI
masih kok, masih bisa :LARIDEMIHIDUP
Ditunggu kelanjutannyaa