Vitamins Blog

Goresan Air dan Api

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

27 votes, average: 1.00 out of 1 (27 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

 

 

 

**

 

Hari itu, kita ketemu disini. Ditempat ini. Awalnya kita nggak saling kenal, seperti yang lain, tapi kamu yang berusaha nyuri perhatian aku. Kamu bilang aku cuek, aku tertutup, galak, tak tersentuh. Kamu pengen mundur tapi rasa penasaran kamu sama aku lebih tinggi, kamu tetap pengen ngebuat aku lihat kamu. 

 

Hari saat aku akhirnya ngelihat kamu, kamu bilang ke aku, “aku disini udah lama, tapi kamu baru lihat aku”. Aku nggak tahu apa artinya, aku cuma ngelihat kamu kayak aku ngelihat yang lain. Aku nggak ngerti kenapa kamu bilang kayak gitu. Kamu nggak nyerah, keras kepala pengen aku ngelihat kamu lebih dari itu. Satu tahun kamu habisin waktu supaya aku bisa ngelihat kamu lebih dari teman, aku akhirnya ngerti apa yang kamu maksud, aku bilang, pelan-pelan aja, jangan dipaksain, kita berusaha sama-sama supaya aku bisa tahu apa yang kamu mau.

 

3 bulan setelah itu, kamu resmi minta ke aku supaya jadi milik kamu, aku tahu mungkin aku belum bisa paham sama semuanya, tapi berusaha sama kamu itu rasanya menarik, aku mau ngerti apa yang kamu mau, makanya aku berdiri sama kamu disini. 

 

Tapi aku baru sadar, ada yang salah disini, aku bilang sama kamu supaya pergi aja, kita nggak bisa sama. Apapun yang terjadi. Kamu bilang sama aku bakal tetap cinta sama aku meskipun aku minta kamu buat pergi.

 

Aku bilang sama kamu saat yang kita tunggu nggak bakal datang, kamu ketawa dan bilang dengan lantangnya, kamu nggak percaya sama aku, kamu bakal berjuang buat apa yang kita tunggu.

 

Kamu nggak ngerti. Kita beda dunia, kamu sama aku berasal dari dunia yang sama sekali beda. Kita air dan api. Air dan api nggak bisa jadi satu, kecuali jadi abu. Kamu tetap nggak ngerti.

 

Saat kita hancur. Saat semua orang ngarahin telunjuknya ke kita. Saat orang tua kamu balik badan dari kita. Saat orang tua aku berdiri ditengah kita.

 

Kamu baru ngerti. Apa yang kita tunggu, nggak akan pernah datang. Selamanya nggak akan pernah datang. Udah terlambat. Kamu sama aku udah terlanjur pisah nggak baik-baik. Kita mutusin buat jalan sendiri-sendiri aja, aku dengan jalanku dan kamu dengan jalanmu.

 

Aku sama kamu tahu, nggak boleh ada lagi kata “kita” antara aku sama kamu. Walaupun tahun-tahun udah pergi ninggalin kita, kita udah jalan jauh. Saling bersebrangan, saling membelakangi. Tak pernah menoleh lagi, saling melirik pun tidak. Kita membentuk kisah hidup yang kita anggap terbaik.

 

Tapi kita lupa bahwa bumi itu bulat, sejauh apapun kita melangkah saling membelakangi. Pada satu titik kita akan bertemu lagi, karena sebenarnya kamu ataupun aku berjalan ke satu titik yang sama. Bumi itu bulat, kita yang bodoh.

 

Lalu tahun-tahun kesendirian itu berakhir, tahun-tahun mencari jati diri. Menggapai impian dan segalanya. Kaki kita menuntun kita kepada satu titik yang dijanjikan, kamu mungkin lupa kalau bumi sudah berjanji kita akan bertemu dititik itu. Tapi aku tak pernah lupa, kupersiapkan segalanya dengan baik. Aku tak putus harapan, kuharap apa yang kita tunggu dulu bisa terwujud sekarang.

 

Hanya saja, saat kita ketemu, kamu udah lupa sama janji bumi, kamu udah nggak ada asa soal apa yang kita tunggu. Kamu udah beneran jadi api yang sombong. Nggak peduli lagi sama apapun. Kamu nggak inget kalau ada air yang bisa padamin kamu, kamu lupa sama hakikatnya api. Sekali lagi aku bilang sama kamu kita udah beda dunia lagi.

 

Kamu masih sama nggak ngertinya kayak dulu. Kamu berdiri tegak, nantangin takdir. Kamu bilang, “terserah takdir mau bilang apa, aku tetap bakalan perjuangin kamu”. Kamu tetap sombong. Aku bilang kita api dan air, kalau kamu sombong, hukum alam yang bakal maksa aku buat padamin kamu. 

 

Kamu nggak peduli. Sekali lagi kamu lupa kalau aku air dan kamu api, jika kita bersatu kita akan jadi abu. Kusarankan untuk mencoba jadi angin, lebih ringan dan tenang, tak dimabuk kesombongan. Tapi kamu keras kepala. Tetap pengen berjuang menyatukan api dan air.

 

Sekali lagi aku pergi dari kamu. Kamu kecewa. Bilang aku egois, aku nggak pengen kita bersatu. Kamu sama aja kayak yang lain, lupa kalau aku air. Air selalu mengalir, dan ini bukan tempatku.

 

Kamu nahan aku, maksa buat nyatuin kita. Egois dan sombong. Aku nggak tahu kenapa kamu milih api, dan aku juga nggak tahu kenapa kamu milih aku yang air. Kita beda. Dipaksakan seperti apapun tak akan bisa bersama. Kamu pasti tahu Ying dan Yang, mereka emang sama tapi nggak bisa jadi satu. 

 

Kamu baru sadar, lagi-lagi setelah semuanya udah terlambat. Kamu maksain semuanya dan lihat. Yang kamu dapat cuma abu. Kamu nyesal. Kamu nggak bisa ngembaliin semuanya. Aku air, kamu lupa kalau kita jadi abu, aku nggak bisa bangkit lagi. Cuma kamu yang bisa. Kamu nyesal, pengen air balik lagi.

 

Semuanya nggak bisa selalu kayak apa yang kamu mau. Udah hukum alam, air yang udah tumpah nggak bisa diambil lagi. Kamu mungkin nggak khawatir, api yang padam bisa dipantik lagi. Sekarang apa? Kamu yang susah, air udah hilang, dia pergi. Meresap ketanah. 

 

Kamu tahu? Tanah adalah yang paling bersahabat, rendah diri. Dipenuhi kesabaran meskipun sering tak dipedulikan. Dia selalu dilupakan, tak pernah ada yang mau memandangnya, mereka terlalu congkak, sama sepertimu. Selalu memandang langit dengan angkuh. Padahal kalian tahu, Tuhan sudah menjanjikan bahwa langit akan menimpa kalian pada hari yang dijanjikan.

 

Aku bersama tanah, melalui sisa tahun yang sunyi, belajar ikhlas dan sabar, tidak mengeluh dan terus berdo’a. Aku aman dibawah sini, belajar banyak hal yang berguna. Kamu mungkin sudah menemukan pasangan yang lain. Air-mu yang lain. Atau mungkin api-mu yang lain. Aku akan tetap disini, mengawasimu. Berharap kau tak lupa pada air-mu yang ini, seperti kau lupa sebelumnya.

 

**

 

RadynkaRU ^DianDiam

9 Komentar

  1. farahzamani5 menulis:

    Ya Allah bagus banget penggunaan kta2 ny
    Baca sebanyak itu dan bnr2 ga kerasa tau2 udah selesai
    Klo beda dunia gtu ya walaupun dipaksakan sedemikian rupa ttp ga bsa bersatu ya ka
    Ditunggu karya2 lainnya
    Semangat trs ya ka
    *btw ini pure karangan aja apa kisah nyata ya ka?

  2. Bagus :tepuk2tangan

  3. Bagus ?

  4. Wow……..speechless
    Air dan api simbol yg menarik

  5. KhairaAlfia menulis:

    Perumpamaan yang bagus banget,,

  6. :tepuk2tangan :tepuk2tangan :tepuk2tangan

  7. fitriartemisia menulis:

    perumpamaannya bagusssssss

  8. Kereeennn

  9. Ditunggu kelanjutannya