Moonlight (Akashi x reader)

8 Januari 2017 in Vitamins Blog

26 votes, average: 1.00 out of 1 (26 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Kuroko no basuke adalah milik Tadatoshi Fujimaki. Saya hanya meminjam salah satu karakter tercinta saya sebagai main castnya cerita absurd ini…

Fyi, [Name] di sini pake nama kalian ya..

Happy reading….


Malam ini cukup terang, dengan cahaya bulan pernama yang indah. Akashi memandang sang purnama dengan penuh kenangan. Kenangan yang indah, namun juga menyakitkan. Kenangannya tentang [Name].

Flashback

[Name] berlari kecil menyusuri taman bunga yang di siapkan Akashi khusus untuknya.

Sei-kun, ini indah sekali.. [Name] berujar dengan riang. “Tentu saja, aku absolut. Apapun yang aku lakukan pasti akan sempurna, ujar Akashi dengan gaya angkuhnya. [Name] tertawa, melihat tingkah sang pujaan hati yang menurutnya angkuh dan sombong, tetapi sanggup membuat hari-harinya penuh warna.

Akashi tau jika moment seperti ini mungkin akan menjadi yang salah satu kenangan yang penuh makna bagi mereka. Karena itu, ia berencana membuat sebanyak mungkin kenangan bersama yang akan selalu diingat Akashi dan [Name] sampai nanti.

End of flashback

‘Kau tau [Name], aku merindukanmu. Tidakkah kau merindukan aku? Atau paling tidak kau masih mengingatku bukan? Kau tau, malam ini begitu indah, seperti malam itu..’ ucap Akashi dalam hati sambil memandang sang bulan dengan tatapan kosong.

Flashback

[Name] kini berada dalam rengkuhannya, menikmati malam tahun baru tepat saat salju turun. Sesaat setelah pemeriksaan rutin pada [Name], tepat sebelum tengah malam Akashi menculiknya. Ia tahu yang dilakukannya itu salah, tetapi setidaknya Akashi ingin memberi kenangan terindah yang akan selalu dikenang olehnya dan [Name].

“Kau kedinginan? Akashi bertanya pada seorang gadis yang kini terkulai lemah dipelukannya.

“Aku tidak kedinginan kok, Sei­-kun. Tetapi kau cukup berani ya membawaku kabur dari rumah sakit”, ucap [Name] parau.

“Aku tau jika kau bosan berada di dalam kamarmu, karena itu aku berniat mengajakmu menikmati malam tahun baru ini berdua.

“Ya, kau memang benar Sei-kun. Terima kasih, karena kau selalu ada untukku, bahkan saat aku berada dalan keadaan seperti ini ucap [Name] mulai terisak.

“Tak perlu menangis, [Name]. aku akan selalu ada di sampingmu”. Akashi mencoba menenangkan sang gadis dengan membelai surai panjangnya. Setelah berfikir beberapa saat, Akashi memutuskan untuk melakukan apa yang menurutnya harus ia lakukan. Maka dengan segenap perasaannya, Akashi melepas pelukan mereka, bertekuk lutut dihadapan [Name] dan setelah mengambil napas dalam-dalam, Akashi mengatakan..

“Mungkin aku tidak bisa membuat suasana romantis seperti yang kau mimpikan ataupun pintar merayu seperti Ryota. Tetapi aku sanggup membuatmu selalu bahagia dengan segenap cinta dan kasih sayangku. Maka dari itu, [Name], maukah kau menikah denganku?

[Name] hanya bisa menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dengan berlinang air mata ia berkata “Kau tau bagaimana keadaanku Sei-kun. Meski aku menerimanya, aku tak mungkin bisa bersanding denganmu. Tidak, dengan keadaanku saat ini”.

“Aku tidak peduli keadaanmu yang seperti apa. Karena yang aku tau, kau adalah kau, dan hanya kau gadis yang aku cintai, jadi kuulang pertanyaanku. [Name], maukah kau menikah denganku? Asal kau tau, aku tidak menerima penolakan [Name]! ujar Akashi tegas.

[Name] tertawa “Kalau begitu untuk apa kau bertanya jika tidak menerima penolakan sambil menggelengkan kepala. Dengan berlinang air mata, [Name] melanjutkan, “Iya, Sei-kun. Aku mau menikah denganmu. Membuat keluarga bersamamu, memilliki anak dan membesarkannya berdua denganmu, terus berdua sampai tua dan ajal memisahkan kita.

Akashi memeluk [Name], menyalurkan rasa senang dan cintanya pada kekasih pujaannya. Tak lama salju berhenti turun. Tepat saat pukul 00.00 malam, tahun telah berganti, langit mulai cerah, menampakkan sang bulan berwujud sempurna dengan cahaya yang terang.

Terasa dipelukan Akashi, sang tunangan mulai melemah. Dengan senyum indahnya,[Name] berucap serak, “Terima kasih, Sei-kun. Atas kenangan terakhir darimu yangt begitu indah. Aku.. men..cintai…mu…. pelukan Akashi kian mengerat, balas berucap aku juga mencintaimu, [Name] dengan suara serak menahan tangis.

Perlahan, [Name] menutup matanya dengan tetesan air mata yang mengalir dan tersenyum tulus yang menandakan bahwa ia bahagia. Mendapatkan cinta yang begitu besar dari orang yang ia sayangi. Tubuh [Name] kian merosot jika saja Akashi tidak menahannya dengan pelukan erat, tangannya lunglai, tak lagi memeluk punggung tegap Akashi. Hal terakhir yang Akashi dapat rasakan dari kekasihnya adalah senyum tulus kebahagiaan terpancar dari wajahnya.

End of flashback

Kini 5 tahun telah berlalu. Tepat pada jam yang sama, waktu yang sama, dan dalam keadaan yang sama. Dimana tempat terakhir Akashi menghabiskan waktu terakhirnya bersama [Name], Akashi memandang langit. Saat bunyi lonceng berdentang, menandakan tahun baru telah dimulai, saat dingin sisa salju yang turun jam 08.00 malam. Kini dengan cahaya purnama yang menghias malam, Akashi tersenyum. Kenangan bersama [Name] tak akan ia lupakan. Meski kini sang kekasih tak lagi bersamanya, namun ia tahu, jika [Name] sedang tersenyum di atas sana. Bersama para bintang yang bersinar terang, menemani purnama sempurna yang berpesta merayakan tahun baru.

 


Hai semua.. ini adalah cerita pertamaku yang benar-benar selesai aku tulis (untuk pertama kalinya, kurasa. . .), mueehehehe.

Aku berniat untuk menyimpan ff ini, tapi karena penasaran dengan kemampuan menulisku, jadi aku coba publish disini, yah.. siapa tau ada yang suka. Aku juga mohon kritik dan saran kalian ya untuk cerita anehku ini… terima kasih sebelumnya udah mau membaca cerita ini ^^

Salam hangat, dan happy new year

DayNight
DayNight