Sweet Love

19 April 2017 in Vitamins Blog

45 votes, average: 1.00 out of 1 (45 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Hai, ini cerita pertama yang aku post di sini. Cerita yang pernah aku post di blog pribadi. Dengan genre Fanfiction – romance – young adult. Hope you like it.

 

Warning, dilarang keras buat baper.

 

~~~ Sweet Love~~~

 

Jam istirahat baru saja berbunyi. Pak Kim baru saja meninggalkan kelas kami. Keadaan kelas mulai berisik. Sebagian siswa berjalan keluar menuju kantin. Dan beberapa siswi lainnya mulai bergosip dan berdandan ria. Sedangkan aku , tetap duduk di kursiku. Merapihkan seluruh peralatan dari atas meja. Dan mulai mengeluarkan kotak bekal makan siangku. Aku selalu seperti ini. Ketika semua orang berkata bahwa masa SMA adalah masa-masa terindah, namun bagiku, masa SMA adalah masa yang sama seperti masa SD dan SMPku. Tak ada yang spesial atau pun istimewa di dalamnya. Terlalu datar dan biasa untuk diceritakan. Karena Tak ada satu orang pun yang mau berteman denganku. Bahkan terkadang mereka seakan tak menganggap kehadiranku di kelas ini. Aku layaknya hantu yang tak terlihat. Tak ada sapaan dari siswa atau pun siswi lain kepadaku. Karena bagi mereka aku tak ada. Setidaknya aku masih bersyukur mereka tidak terlalu sering membullyku. Dan aku sama sekali tak peduli dengan sikap mereka. Aku sendiri nyaman dengan hidupku.

Baiklah aku harus mengakuinya, terkadang aku pun merasakan kesepian. Sedikit iri melihat kumpulan gadis yang bergosip dan tertawa bersama. Tapi aku tak memiliki keberanian untuk masuk ke dalam lingkup kumpulan siswi-siswi itu. Karena aku seorang nerd yang sangat pendiam.

Aku tak tau harus berbicara apa kepada mereka. Aku selalu gugup ketika banyak pasang mata menatapku dengan pandangan menyelidik. Dan aku selalu sukses membuat diriku sendiri terlihat memalukan dihadapan mereka. Hingga tak ada satupun orang yang mau berteman denganku. Ah jangan lupakan penampilanku yang terlihat menyedihkan bagi mereka.

Tak ada yang bisa dibanggakan dari fisikku dengan wajah bulat, kacamata tebal yang jadul, dan badan pendek. Itu sebabnya aku tak memiliki teman sejak kecil. Mereka terlalu jijik untuk berteman denganku. Mereka bilang aku si cupu kutubuku.

“Kyu Hyun, ayo makan di kantin bersamaku?”

Suara manja yang terdengar dibuat-buat mengusik lamunanku.  Seakan pemilik suara itu tengah menggoda seseorang seperti pelacur murahan di sebuah club malam.

Aku menoleh. Di sudut belakang kelas, tengah duduk beberapa siswa dan siswi tadi yang bernama Hyo Rin. Hyo Rin, dia selalu seperti itu bersikap rendahan dan menggoda pria yang duduk dengan acuhnya di kursinya. Pria tampan yang sangat diidolakan di sekolah ini. Dia cho Kyu Hyun. Putra tunggal pemilik yayasan sekolah , dan kapten tim basket.

Lihatlah wajah tampannya. Mata tajam , alis tebal dan bibir yang sexy , tak ada satu pun  yang tak terpesona kepadanya. Bahkan aku yang sering disebut nerd juga mengakui ketampanannya.

Tapi aku menyimpan rapat  rasa ketertarikanku padanya. Dia terlalu sempurna untukku dekati. Dia hanya khayalan belaka yang tak akan pernah masuk dalam hidupku. Itu sebabnya aku bersikap acuh dan tak perduli dengan apa pun yang terjadi.

Kini bekal makan siangku telah habis. Apa yang akan aku lakukan sambil menunggu bel bunyi kembali. Ah membaca kelanjutan novel sepertinya menarik. Tapi..

Aku melirik ke sekitar kelasku. Disini terlalu berisik. Sepertinya aku harus keluar dan mencari tempat sunyi untuk nyaman membaca novel. Sepertinya atap gedung sekolah adalah tempat ternyaman untukku membaca novel.

***

“Maukah kau menjadi kekasihku?”

Aku terdiam berhenti membaca kalimat di dalam novel yang ada di pangkuanku. Aku mendengar sebuah suara pelan yang berasal tak jauh dari tempatku duduk.

“Aku tak bisa.”

Kini aku mendengar suara seorang pria.

“Mengapa? Mengapa Kyu Hyun?”suara tuntutan.

Mencoba menolehkan kepalaku mengintip seorang gadis yang menyodorkan kue ke arah Kyu Hyun.

“Aku tak menyukaimu. Berhenti memberiku hadiah dan jangan pernah muncul di hadapanku. Karena aku tak menyukainya.” Jawab pria itu dingin

“Apa tak ada sedikit pun rasa untukku? Aku sangat mencintaimu ,Kyu Hyun.”

“Berhenti mengemis cinta dariku. Kau terlihat menyedihkan dan..”

“Menjijikkan.” Ucap Kyu Hyun kejam.

Astaga tak adakah kalimat yang lebih halus yang bisa dikatakannya untuk menolak gadis cantik nan lembut seperti gadis itu.

Aku melihat air mata yang mengucur begitu deras di pipi gadis itu. Dia mulai berbalik dan berlari meninggalkan Kyu Hyun dengan hati yang terluka.

Aku masih terus melihat gadis itu hingga menghilang di balik pintu. Dan ketika aku mengalihkan pandanganku ke arah Kyu Hyun. Aku terpaku , pria itu memandangku.

Astaga , sial. Apa yang harusku lakukan?

Aku dengan cepat mengalihkan pandanganku ke arah novel dipangkuanku. Bersikap biasa saja dan tak terpengaruh. Jantungku berdetak dengan kencang , astaga aku tertangkap basah sedang mengintip adegan tadi. Oh ayolah aku tadi tidak mengintip , salahkan mereka yang salah memilih tempat. Dan mengapa aku merasa udara di sekitarku menipis. Terasa seperti ada sebuah aura yang begitu mengancam.

Dan dengan perlahan aku mengangkat kepalaku.

Deg.

Semuanya terasa berhenti. Aku terpaku menatap mata jernih yang begitu indah di hadapanku. Terus mengamati mata itu. Iris coklat yang begitu jernih menghanyutkan. Menghilangkan semua kesadaranku. Membuat aku terpukau dengan kedalaman dan keindahannya. Aku tak pernah melihatnya sedekat ini.

Dia…

Aku kehilangan kata-kataku. Sulit sekali mengambarkan perasaanku saat ini. Ini seperti rasa kagum namun terasa aneh. Ini bukan kagum aku tau itu. Mata indah itu seakan menghipnotisku. Memberi semua rasa yang selama ini tak pernahku bayangkan. Rasa nyaman, menenangkan , kasih, sayang, dan kebahagian. Entahlah mengapa aku bisa berpikiran seperti itu. Rasanya aku takkan menginginkan hal lain di dunia ini selain bisa memiliki dan terus menatap mata indah itu.

Apakah aku…

Tu..tunggu mengapa jarak wajahnya semakin dekat dengan wajahku? Apa ada yang salah disini? Mengapa jarak kami semakin sempit? Apa dunia mulai mengecil? Astaga itu mustahil, ya tuhan apa yang salah dengan pemikiranku? Mengapa semua terasa begitu blank?

Hembusan nafasnya menerpa wajahku. Ini nafasnya , aku tau itu dengan pasti karena aku menahan nafasku sejak tadi.

Bagaimana ini? Apa yang terjadi? Mengapa wajah Kyu Hyun semakin dekat ke arahku? Apa ..apa yang…

Hening.

Aku terdiam. Mataku melotot beberapa detik. Mengerjap perlahan ketika merasakan sesuatu yang begitu lembut dan lembab menempel di atas bibirku.

Akk ..kku..

Dan..

Kyu…Kyu Hyun…

Kami ber… Astaga bahkan untuk mengatakan keadaan yang terjadi saat ini saja aku begitu sulit.

Apa yang harusku lakukan? Haruskah aku mendorong tubuhnya? Haruskah aku menjauhkan tubuhku darinya. Tapi mengapa dia melakukan ini kepadaku? Mengapa dia menciumku?

Aku menatap wajahnya yang tepat di hadapanku. Begitu indah, dan matanya tertutup rapat. Seakan menikmati dan menghayati. Mengapa dia menciumku seperti ini? Seakan aku gadis miliknya, dan dia begitu menantikan ciuman ini.

Ketika Aku sama sekali belum mendapatkan jawaban atas semua pertanyaanku, Kyu Hyun semakin membuatku terkejut.

Benda lembut yang menempel indah di bibirku, kini mulai bergerak. Bergerak pelan mengulum bibirku. Mengulum bergantian antara bibir atas dan bawah.

Sial, pemikiranku semakin kosong ketika merasakannya. Bibir lembut yang sejak tadi mempermainkan bibirku. Membuat aku terlena dan menikmati semua perlakuannya. Aku tak tau harus bagaimana. Ini adalah ciuman pertamaku. Aku bingung. Haruskah aku menyudahi ciuman ini. Namun aku terlalu enggan, bahkan rasanya aku ingin sekali mencobanya. Mencoba mencicipi bagaimana rasa bibir pria itu. Bibir lembut ini mungkin akan semakin terasa lembut bila aku mengulumnya. Dan tanpaku perintahkan bibirku mulai membalas ciuman Kyu Hyun. Mencoba mengikuti pergerakan Kyu Hyun. Mulai mengulum bibir bawah Kyu Hyun. Merasakan kelembutan dan kenikmatan tersendiri dari bibir itu. Manis. Aku tak pernah tau jika bibirnya semanis ini. Membuat aku merasakan sebuah dorongan yang datang entah dari mana , untuk semakin mengulum bibir itu.

Entah mengapa semakin aku mengulum dan merasakannya semakin manis dan terhanyut semakin dalam aku dalam ciuman ini. Aku tak ingin berhenti, rasanya begitu memabukkan. Seperti sebuah heroin yang membuat aku kecanduan. Terus dan terus menciumnya. Kyu Hyun juga tak menjauhkan tubuhnya dia malah menarik tubuhku semakin dekat ke arahnya. Dan memelukku erat agar aku tak menjauh sedikit pun darinya. Dan entah sejak kapan aku tak sadar jika saat ini kedua tanganku mengalung indah di leher Kyu Hyun. Menarik pria ini semakin dekat ke arahku. Seakan memintanya untuk terus mencium dan mengeksplor bibirku. Lidahnya kini sudah mulai masuk ke dalam bibirku. Bergerak nakal mencari pasangannya dan mencicipi rasanya.

Ciuman ini semakin panas dan bergairah. Aku bahkan merasakan begitu banyaknya air liur kami yang bercampur membasuh bibir kami.

Ini sangat menakjubkan. Aku tak pernah tau jika ciuman bisa semenyenangkan ini. Aku tak pernah tau jika ciuman begitu nikmat. Dan rasanya aku tak ingin mengakhiri ciuman ini. Tapi..

Udara di paru-paruku menipis. Terasa sesak meliputi dadaku. Ini sudah dalam batasku. Aku sangat butuh oksigen saat ini juga. Dengan sangat enggan aku mendorong dada Kyu Hyun. Mencoba mendorongnya menjauh agar ciuman ini berhenti. Agar aku bisa menghirup oksigen sebanyak banyaknya.

Dorongan pelan tanganku ternyata berhasil. Kyu Hyun melepaskan bibirku. Membuat jarak diantara wajah kami. Dan dengan malu , aku menundukkan kepalaku. Aliran darah sudah mengumpul di kedua pipiku. Dan wajahku memanas seiring dengan tatapan intensnya ke arahku.  Ini memalukan sekali. Astaga, apa yang salah ? Apa yang baru saja terjadi diantara kami? Aku dan Kyu Hyun berciuman? Sulit dibayangkan. Bahkan dalam mimpi pun aku tak akan berani memimpikan hal itu.

Dan mengapa Kyu Hyun tidak menjauhkan tubuhnya dariku. Sial, aku ingin sekali menatapnya dan melihat wajahnya namun aku terlalu pengecut untuk mengangkat kepalaku. Karena aku tau pria ini sejak tadi terus menatapku.

Otakku, aku paksa untuk bekerja keras untuk menjawab semua pertanyaan yang sejak tadi bersarang. Dan hanya ada satu alasan masuk akal mengapa Kyu Hyun menciumku. Dia khilaf dan tak sengaja, atau dia menganggapku gadis murahan. Ya itu pasti jawabannya. Aku mengumpulkan keberanianku untuk menatapnya. Mencari alasan sebenarnya dia menciumku.

“Kyuh…” kata-kataku terhenti ketika sebuah tangan menyentuh daguku. Dan dengan pergerakan yang begitu lembut Kyu Hyun mengusap ibu jarinya di sekitar bibirku. Apakah dia mencoba menghapus liur kami yang berantakan di sekitar bibirku.

Triiinggggg…..

Bel masuk sekolah menyadarkan kami. Pelajaran akan segera dimulai dan kami harus segera kembali ke kelas.

“Rapikan dulu penampilanmu.” Ucapnya begitu lembut. Lalu menjauh dariku dan mulai pergi meninggalkanku.

Aku mendongkak menatap kearah punggung lebar nan bidang miliknya. Begitu kokoh dan kuat, menggoda hasrat didalamku. Rasanya aku ingin berlari cepat dan memeluk punggung itu. Menyandarkan kepalaku disana dan menghirup seluruh energinya. Hingga bayangan Kyu Hyun tak terlihat lagi aku masih menatap ke arah pintu darurat.

Hingga akhirnya aku tersadar bahwa aku harus segera ke kelas sebelum pelajaran di mulai.

***

“Kerjakan latihan di halaman 118.”

Perkataan jung seosangnim hanya bagai angin lalu di telingaku. Aku masih memikirkan kejadian di atap tadi. Bahkan aku masih bisa merasakan kelembutan bibirnya di bibirku.

Kuraba bibirku. Aku rasa bibirku sedikit membengkak. Ya tuhan bagaimana jika ada orang yang menyadarinya. Ini pasti memalukan. Ah ya , tak ada satu pun orang di kelas ini yang memperhatikanku. Aku mengedarkan pandangan ke penjuru kelas memastikan ucapanku. Seperti dugaanku memang tak…

Aku membeku. Di sudut ruangan ini dia menatap ke arahku. Cho Kyu Hyun, dia melihatku atau ke siswa yang lain. Aku mengedarkan pandangan di sekitarku. Berharap ada objek lain yang lebih masuk akal untuk dia tatap. Namun yang ada semua siswa hanya tengah sibuk mengerjakan tugas. Jadi Kyu Hyun memang menatap ke arahku. Kualihkan pandanganku ke arahnya, dan dia masih tetap menatap ke arahku.

Seketika rona merah membanjiri pipiku. Aduh ini memalukan sekali. Aku berbalik terlalu malu untuk menatap ke arahnya.

Aku menyentuh dada kiriku. Merasakan degupan jantungku yang begitu kencang. Jantung ini berdetak sangat kencang sejak ciuman di atap tadi. Ada apa denganku, apakah aku telah jatuh cinta kepadanya. Benarkah? Benarkah aku jatuh cinta pada Kyu Hyun?

Aku kembali meraba jantungku dan juga mengingat ciuman itu. Dan aku yakin bahwa ini memang cinta. Bukan karena ciuman penuh kelembutan dan gairah. Tapi karena dia sudah mengetuk hatiku. Mata indahnya yang ingin sekaliku miliki. Aku ingin pertama melihatnya ketika aku membuka mata di pagi hati dan melihatnya sebelum menutup mata di malam hari.

Tapi mengapa dia menciumku. Mungkinkah ? Mungkinkah dia juga merasakan hal yang sama. Mungkinkah Kyu Hyun menyukaiku.

Kepalaku menggeleng frustasi. Tidak , Kyu Hyun tidak mungkin menyukaiku. Apa yang bisa aku banggakan? Aku jauh dari kata cantik. Seorang nerd sepertiku di sukainya. Itu mustahil. Jangankan nerd sepertiku, Hyo Rin yang cantik seperti boneka saja di tolaknya. Jadi sebelum aku terlarut dalam kesedihan cinta bertepuk sebelah tangan ini, lebih baik aku menjauh. Dan melupakan semua terjadi.

***

Kulempar tasku ke atas kasur. Melepas sepatuku asal. Dan langsung menjatuhkan tubuhku ke  kasur empuk.

Ini melelahkan, akhirnya aku pulang. Tubuhku terlentang menatap langit-langit kamarku. Bayangan saat Kyu Hyun menciumku kembali berputar dalam benakku. Membuat aku kembali bertanya tanya mengapa dia menciumku.

Apa dia khilaf ? Tidak , bagaimana mungkin dia bisa khilaf , tak ada satu pun dalam diriku yang bisa membuat dia khilaf dan kehilangan kontrol.

Apa dia mengangap aku adalah wanita murahan yang bisa dicium seenaknya. Jika dia memang ingin mencium seorang gadis mengapa tidak dengan Hyo Rin atau gadis yang menyatakan cinta tadi. Aku yakin seratus persen mereka pasti dengan suka rela mencium Kyu Hyun. Lagi pula jika dibandingkan mereka , aku pasti kalah jauh. Tak ada yang istimewa dalam diriku.

Bug..

Aku menoleh ke arah jendela kamarku ketika aku mendengar suara pintu yang tertutup cukup keras.

Ah sepertinya dia baru sampai.

Aku bangun dan bangkit berdiri. Lalu berjalan ke arah jendela kamarku. Tirai tipis yang menutupi jendelaku tak membuat aku kesulitan menatap pria yang berada disebuah kamar yang ada di rumah sebelah. Menatap takjub tubuh bagian atasnya yang tak tertutupi apa pun. Aku selalu ingin menjerit histeris melihat bentuk tubuh itu. Perutnya sedikit membentuk otot sixpeck. Otot di lengannya terlihat begitu kencang dan puncak dadanya begitu menggiurkan. Astaga,otak mesumku selalu saja muncul jika melihat dia setengah telanjang seperti itu. Ah rasanya aku ingin segera berlari ke tempatnya dan membelai pelan perut kotak kotak itu. Lalu mencium leher putih menggiurkan itu. Oh shit, cho Kyu Hyun. Dia memang pria terpanas yang pernahku lihat.

Ya ,Kyu Hyun adalah tetanggaku. Dan suatu kebetulan yang tak terduga , bahwa kamarnya berada tepat di sebelah kamarku. Dan ini adalah aktifitas yang sering aku lakukan. Mengintip ke arah kamarnya. Mengamati pria tampan itu. Bisa dikatakan aku seperti pengagum rahasianya.

Ah ya ya ya , aku memang terlihat seperti seorang gadis mesum yang suka mengintip. Tapi bagaimana mungkin aku tak mengintipnya jika dia memiliki tubuh yang sangat indah seperti itu. Dan aku sudah melakukan hal ini sejak tiga tahun yang lalu. Sejak keluarga cho pindah ke samping rumahku. Kini Kyu Hyun sudah memakai kaos putih polos. Dia terlihat tampan walau hanya memakai kaos seperti itu.

Aku mencari ponselku dan memotretnya diam-diam.

Cekrek..

Aku mengamati foto Kyu Hyun. Dia amat sangat tampan. Seandainya saja dia menjadi milikku betapa bahagianya kehidupanku.

“Yun Na” panggilan ibu menyadarkanku.

“Ne.” Aku melihat ibu yang memasuki kamarku dengan beberapa paper bag.

“Antarkan ini ke rumah keluarga cho. Oleh-oleh dari cina.”

Aku hanya diam saja.

“Ayo cepat antarkan, Yun Na.”

“Ne ibu.” Ucapku segera mengganti baju seragamku.

***

Kini aku sudah berada di ruang tamu rumah keluarga cho. Setelah aku memberikan oleh-oleh dari ibu kepada bibi cho. Bibi menarikku masuk dan mengatakan dia sedang membuat kue di dapur.

Ya walau pun memasak bukan hobbyku tapi aku bisa membuat beberapa kue. Aku sering membantu cho bibi membuat kue.

Beberapa jam berlalu. Aku masih sibuk mencetak kue di loyang dan bibi baru saja mengeluarkan beberapa kue dari dalam oven. Wangi kue menyebar ke segala penjuru. Hingga mengundang seseorang hadir di dapur ini tanpaku sadari. Aku terlalu asik mencetak kue hingga tak menyadari kehadirannya.

” ah Kyu Hyun, kau kemari. Kau pasti kemari karena aroma kue yang wangi inikan.” Ucap bibi cho tak jauh dariku.

Aku terkejut dan langsung mendongkakkan kepalaku melihat Kyu Hyun berdiri di depan pintu dapur.

“Aku ingin mencicipinya ibu.” Ucapnya sambil berjalan masuk ke dapur dan berdiri tak jauh dariku.

Bibi pun membawa beberapa kue yang sudah matang ke hadapan Kyu Hyun.

Kyu Hyun mengambil satu dan mulai memakannya. Aku masih menatap Kyu Hyun dan bibi cho.

“Bagaimana?”

“Manis.” Ucap Kyu Hyun sambil melihat ke arahku. Aku menatapnya. Melihat Kyu Hyun mengunyah pelan kue. Dan kini tatapan mataku terfokus kearah bibir Kyu Hyun. Bibir tebalnya bergerak-gerak perlahan mengunyah makanan. Membuat aku menginginkan bibir itu. Melumat dan mengigit gemas bibir yang menggoda itu.

“Ne, tentu saja. Ibu masak di bantu gadis manis, tentu saja kuenya menjadi manis. Yakan Yun Na?” Ucap bibi cho sambil menatap kearahku. Menyadarkanku dari lamunan erotisku.

“Ah aa… e.. Ne..” Jawabku malu sambil tersenyum canggung.

Dan Kyu Hyun menatapku. Dia kembali memakan sebuah kue. Sambil terus menatapku dia bergumam setuju.

“Ne, sangat manis.”

Ooh shit, apa-apan dia. Dia membicarakan kue itu atau aku. Ahh mengapa dia mengucapkan kata ambigu yang seperti itu. Jangan membuat aku berpikiran bahwa kau dengan tersirat memuji aku manis.

Aaahhh.. aku … aku terbawa suasana dan perasaan. Sial , aku memang berharap dia mengatakan itu untukku bukan untuk kue buatan bibi dan aku.

***

“Ahhh segarnya.”

Aku baru saja selesai berendam air hangat. Ini salah satu kegiatan favoritku, jika aku merasa penat dan lelah.

Aku lelah dan frustasi memikirkan kejadian di atap sekolah tadi. Dan mengingat bertemu Kyu Hyun sore tadi membuat aku memikirkannya terus menerus.

Stop,Yun Na. Berhenti memikirkan pria idaman satu sekolahan itu. Aku butuh kegilaanku agar lupa dengan semuanya. Terutama ciuman hot itu.

Aku berjalan ke nakas disamping kasurku. Mengambil handphoneku dan memutar playlist.

Sebuah lagu dari taylor swift – shake it off mengalun seru.

Membuat aku terbawa alunan lagu dan mulai menari. Menari sesuka hatiku. Bahkan aku tak perduli jika aku masih mengenakan piyama handuk. Ah semakin lama, aku semakin menari aneh dan gila.

Memegang sisirku seakan itu mic dan mulai menyanyikan lirik lagu shake it off.

Kini lagu berganti ke you belong with me.

Oh shit, lagu ini seperti kehidupanku. Mempunyai tetangga yang super ganteng dan aku hanyalah seorang kutu buku.

Aku menari ala taylor swift. Persis sama seperti di dalam mvnya.

Memutar mutar tubuhku. Berteriak menyanyikan lagu itu. Aku masih terus menari. Oh aku suka melakukan hal gila seperti ini. Membuat aku rileks dan melupakan semuanya.

Ketika aku masih asik menari. Sekilas aku melihat sesuatu yang aneh.

Apa itu tadi? Perlahan aku berhenti menari. Berbalik perlahan kearah jendelaku.

Oh god.

Please take me now.

Aku melihat Kyu Hyun berdiri dibalik jendela kamarnya. Dan menatap kearah kamarku. Bahkan matanya seakan menatap diriku. Jangan katakan.

Mataku membulat sempurna. Jantungku berdegup sangat cepat. Rona merah dan panas menghampiri seluruh wajahku. Aku langsung berlari ke bawah jendela kamarku. Bersembunyi agar tak terlihat. Ya tuhan , jangan katakan jika sejak tadi Kyu Hyun melihat aksi gilaku. Aku mencoba mengintip ke arah kamarnya dengan perlahan. Berharap dia sama sekali tak melihatku. Dan aku melihatnya masih berdiri disana. Dia bahkan tersenyum dan mengangkat sebelah tangannya. Menyapaku!

Astaga, aku dengan cepat menunduk. Kututup rapat jendela kamarku. Jantungku berdegup semakin kencang.

Bagaimana aku bisa lupa untuk menutup hordeng jendela.

Sial, ini memalukan sekali. Aku pasti terlihat seperti orang gila tadi. Aaahh aku tak berani muncul dihadapannya lagi. Ini memalukan. Memalukan!

***

Seharian ini aku menghindari Kyu Hyun. Bahkan aku tak ingin sekalipun melihatnya. Dan jangan sampai aku terlihat olehnya. Aku sungguh ingin berubah menjadi hantu saja. Sejak semalam aku tak bisa tidur. Aku frustasi memikirkan kejadian tadi malam. Sudah berapa lama Kyu Hyun berdiri di balik jendela kamarnya.

Aahh mengapa beberapa hari kejadian aneh dan memalukan selalu menimpaku. Apa aku akan segera mati? Atau aku kurang beramal. Entahlah jika aku terus memikirkannya aku bisa gila. Lebih baik aku mencari novel yang bagus yang bisa kubaca. Aku terus membaca beberapa judul novel yang tersusun rapi di rak buku perpustakaan sekolah. Ini salah satu aktivitasku mengisi waktu istirahat.

Ah itu salah satu author favoritku. Kulihat novel itu berada di susunan rak paling atas. Kucoba meraihnya. Namun, apalah dayaku yang hanya memiliki tubuh pendek. Kujinjitkan kakiku agar mencapai buku itu. Namun tanganku masih tak sampai , walau kini jariku menyentuh ujung novel. Sedikit lagi, ayolah Yun Na. Aku semakin menjinjitkan kakiku. Tapi masih kurang. Oh shit, kenapa sulit sekali.

Tiba-tiba sebuah tangan yang besar dan kuat mengambil novel itu. Seseorang tengah berdiri di belakangku. Aku berhenti berjinjit. Dan memutar tubuhku kebelakang. Betapa terkejutnya aku melihat orang yang kini ada dihadapanku. Oh tuhan sejak tadi aku mencoba menghindarinya. Tapi kenapa kini malah bertemu dan berada sedekat ini dengannya. Kutatap wajah Kyu Hyun. Dan dia pun menatapku. Tangannya masih berada di rak. Sedangkan tangan kirinya sudah memegang novel yang ingin kuambil. Jantungku berdegup cepat. Udara disekitarku seakan menipis. Oh mengapa dia tidak beranjak menjauh dariku. Dan mengapa dia terus menatapku. Aku terlalu gugup sampai tak terpikirkan untuk kabur darinya. Aku bahkan tak tau apa yang harus kulakukan saat ini. Kupalingkan kepalaku menatap sembarang arah. Aku tak berani lagi menatapnya.

Oh god, mengapa dia masih saja tak menjauh? Ini sudah lama, bahkan walau tak melihat jam , aku yakin keadaan kami ini sudah berlangsung selama lima menit atau lebih.

Apa yang harus kulakukan? Aku masih tak sanggup menatapnya.

“Kyu..Hyun.. si.”

Aiiishhh kenapa suaraku seperti itu. Aku seperti gadis sesak nafas yang begitu kesulitan mengeluarkan suaranya.

“Kenapa?”Ucapnya pelan.

Ya ampun, suaranya membuat aku semakin gugup dan bingung. Aku tak tau harus berkata apa. Dan tanpaku sadari aku mengigit bibir bawahku gemas. Aku terlalu gugup.

“Jangan mengigitnya.”

“Ne?”

Apa yang dia katakan. Aku menoleh cepat menatap Kyu Hyun. Meminta dia mengulangi lagi kalimatnya. Atau mungkin menjelaskannya.

“Jangan menggit bibirmu.” Suaranya pelan dan merdu. Begitu menghanyutkanku. Membuat aku tanpa sadar mengeluarkan lidahku dan membasahi bibirku.

Dan sedetik kemudian Kyu Hyun sudah menciumku. Melumat bibirku dan mengulumnya. Membasahi dan menjilat bibit mungilku.

Ya tuhan, Kyu Hyun menciumku. Lagi. Dan kali ini lebih hot dan menggebu. Dia juga melilit lidahku dan menghisapnya.

Ketika aku mulai terbuai dan ingin membalasnya, Kyu Hyun melepas ciumannya. Memberi jarak di wajah kami sebelum mengatakan.

” kumohon, jangan pernah mengigit atau membasahi bibirmu. Itu membuatku frustasi dan ingin melumatnya.”

Itu kalimat terpanjang dan tererotis yang pernah Kyu Hyun ucapkan padaku.

“Mengerti?” Tanyanya. Dan aku hanya mengangguk pelan. Sebenarnya aku masih tak mengerti dengan apa yang diucapkannya. Aku masih mencerna kata-kata itu. Ketika aku menyadari kalimat itu, Kyu Hyun sudah menarikku duduk di lantai. Dan menyender di rak buku. Duduk bersebelahan dengannya.

“Ini novel yang ingin kau baca.” Ucapnya sambil menyodorkan novel yang tadi di ambilnya. Novel yang ingin kubaca.

Kuambil novel itu dengan tatapan bingung.

“Ada apa? Baca saja novelnya.” Ucapnnya sambil menyandarkan kepalanya di bahu kiriku.

Aku terdiam sambil menatap sampul novel yang ada digenggamanku.

” bangunkan aku jika bel berbunyi.”

Kutolehkan pelan kepalaku melihat ke arah Kyu Hyun. Dia mulai memejamkan matanya. Apa yang dia lakukan? Tidur? Sambil bersandar di pundakku?

Hah? Rasanya aku tak percaya ini. Kyu Hyun, dia ?

Ya ampun aku begitu sulit mengungkapkannya. Jantungku berdebar sangat kencang, semakin kencang mendengar hembusan nadas pelan Kyu Hyun disampingku. Debaran jantung ini semakin mengila dan mengebu, terasa ingin pecah. Dan aku berharap dia tak menyadari debaran jantungku yang kencang ini.

Aku mulai membuka novel yang ada di pangkuanku. Berharap bisa melupakan sejenak situasi yang kini aku alami. Tapi rasanya aku tak bisa konsentrasi untuk membaca satu paragraf pun.

Pikiranku berkecamuk bingung. Senang dan bertanya tanya. Apa ? Kenapa? Dan mengapa Kyu Hyun duduk disampingku dan tidur dipundakku.

Pertanyaan itu terus berputar diotakku. Membuat aku frustasi dan bingung.

Kututup novel ditanganku. Dan meletakkanya di sampingku. Kutarik nafas panjang dan menghembuskannya. Dan dengan perlahan aku menoleh. Menatap wajah Kyu Hyun yang ada dipundakku. Yya ampun, dia terlihat sangat tampan dari jarak sedekat ini. Bahkan terlihat ribuan kali lebih tampan ketika melihat matanya terpejam. Begitu damai dan menyejukkan mataku. Membuat tanganku tergerak hendak menyentuhnya. Dan ternyata tanganku sudah terulur. Aku ragu ingin menyentuhnya. Tanganku masih mengambang indah di udara tepat di depan wajah Kyu Hyun.

Tiba-tiba sebuah tangan besar meraih tanganku dan meletakkan tanganku ke pipi Kyu Hyun. Itu tangan Kyu Hyun. Tangannya mengelus pelan tanganku dan perlahan menuntun tanganku membelai wajahnya. Lembut.

Dan perlahan tangan itu membalik tanganku dan mengenggamnya lalu menciumnya mesra. Membuat ribuan bunga menghampiri dengan cepat. Perlahan kelopak matanya terbuka.

” Saranghae.” Gumamnya pelan sambil sekali lagi mengecup telapak tanganku.

Tunggu? Dia bilang apa?!

Mataku membulat tak percaya. Aku langsung menatap Kyu Hyun horor. Dia bilang cinta? padaku?

Dia gila atau…

Pandanganku semakin horor ke arah Kyu Hyun. Cinta? Kyu Hyun cinta padaku? Tidak, itu mustahil. Tak mungkin. Dia… dia pasti mempermainkanku. Dia pasti ingin aku terjerumus dengan permainannya. Dia pasti sedang melakukan sebuah taruhan. Taruhan yang mempermainkan perasaanku. Ya, aku yakin itu pasti.

Dengan cepat aku menjauhkan tubuhku. Membuat tubuh Kyu Hyun linglung dan hampir terjatuh jika dia tidak dengan singap menahan tubuhnya menggunakan tangan kanannya.

Dan menatapku penuh tanya dan heran dengan reaksi anehku. Keningnya bahkan mengerut bingung.

Aku bangkit berdiri dan masih menatapnya takut. Aku kini berubah takut kepadanya. Dia pasti ingin mempermainkanku. Menaikkanku kelangit ketujuh dengan buaian cintanya, lalu dengan sangat kejam menjatuhkanku begitu saja kebumi.

Tidak. Aku tak mau terjatuh dari langit ketujuh. Lebih baik aku tak pernah merasakan balasan cintanya daripada aku harus mengalami sakitnya dipermainkan.

Aku mundur perlahan. Dan ketika merasa jarakku cukup jauh dengannya, aku langsung berlari meninggalkan perpustakaan.

Berlari menjauh dari perpustakaan. Setelah cukup jauh aku mulai berjalan perlahan. Aku termenung memikirkan semuanya.

Teringat jelas diingatanku. Ketika dia mengucapkan saranghae dengan pelan di samping telingaku. Dia tidak mungkin mencintaiku. Tidak akan mungkin. Bahkan jika dunia kiamat pun, itu mustahil.

Kenapa?

Karena aku hanyalah gadis biasa. Atau harus kukatakan semua kekuranganku. Aku hanyalah nerd yang sering membaca buku dan sangat pendiam. Aku tak memiliki teman satu pun di sekolah. Dan penampilanku sama seperti nerd lainnya. Selalu menguncit rambut dan memakai kacamata dengan bingkai yang tebal.

Dan mengingat berapa banyaknya gadis di sekolah yang mencintainya. Tidak mungkin dia bisa jatuh cinta padaku. Seorang top model, gadis paling populer, dan terhot di sekolah saja dia tolak. Lalu bagaimana mungkin dia mencintaiku.

Jadi jika tiba tiba Kyu Hyun mengatakan dia mencintaiku. Maka hanya ada dua kemungkinan. Pertama , dia sudah gila. Dan kedua dia pasti sedang menjadikanku bahan taruhannya bersama teman temannya.

Dan dari dua kemungkinan itu hanya nomor dua yang sangat mungkin. Karena aku tau Kyu Hyun tidak mungkin gila, dia masih waras. Jadi, dia pasti sedang mempermainkanku, seorang nerd yang bisa dia jadikan taruhan bersama temannya.

Aku memang mencintainya. Tapi jika hanya dijadikan bahan taruhan. Lebih baik aku menjauh darinya. Saat ini dia adalah pria yang harus aku hindari.

Tapi, nanti aku pasti akan merindukannya. Akukan sudah biasa mengamatinya dari jauh. Bahkan aku sering mematainya ketika dia dikamarnya.

Anni. Cukup Yun Na, jangan galau..

Aiiishh aku memang mencintainya. Tapi ketika dia mengatakan dia mencintaiku. Itu seperti hal paling ekstrim dan paling menakutkan di dunia ini.

Oke, aku harus menjuahinya. Tapi, ketika dirumah aku masih akan tetap mengamatinya. Heheheh..

Biar saja aku dibilang orang galau yang aneh. Jatuh cinta kepada seorang pria, dan ketika pria itu membalasnya aku malah menjauh. Aku tak perduli selagi aku masih berada di zona amanku. Mencintainya setulus hatiku , tak perduli dia membalas perasaanku atau tidak. Aku tak peduli.

***

Haiiisshh menyebalkan. Kenapa hari ini aku sial sekali. Aku sudah menunggu lama jemputan tuan park, supir dirumah. Tapi ternyata tuan park tak bisa menjemput. Mobilnya sedang rusak. Dan ketika aku berjalan ke halte bus, bus yang menuju ke rumahku sudah berangkat sejak tadi. Dan aku harus menunggu lagi setengah jam.

Dan sekarang kesialanku bertambah. Ketika aku menunggu di halte, hujan turun begitu derasnya. Double shit for this day. Kurasa ini juga salah satu efek pernyataan Kyu Hyun tadi.

Sebuah mobil sedan hitam keluaran ferari berhenti tepat didepan halte bus. Aku mengalihkan pandanganku. Tak ingin melihat mobil itu. Karena aku tau siapa pemilik mobil itu.

Seorang pria berdiri di hadapanku mengenakan sebuah payung.

“Kau belum pulang?”

Aku hanya diam seolah tak mendengar Kyu Hyun berbicara kepadaku. Berpikir jika dia berbicara dengan orang lain.

“Ayo, aku antar pulang Yun Na.”

Sebenarnya sejak tadi aku mendengarnya. Walau suara hujan cukup berisik tapi suaranya terdengar begitu jelas di telingaku.

Aku masih diam. Masih kuat pada pendirianku. Berharap dia cepat pergi dari sini. Karena aku tak tahan melihatnya. Tubuhku bingung dan galau. Otakku selalu menolaknya tapi hatiku selalu menerimanya. Terkutuklah kau Kyu Hyun, karena kau memang sangat mempengaruhiku.

Dan tanpaku sadari. Semuanya terjadi begitu cepat. Tanpa bisa aku cegah. Hingga akhirnya aku sudah berada di dalam mobil Kyu Hyun. Duduk di samping kursi pengemudi. Apa apaan ini. Kyu Hyun, dia menarikku paksa dan membuat aku duduk di dalam mobilnya. Kutatap tajam dan kejam kearah Kyu Hyun. Aku tak suka dia bersikap seenaknya saja kepadaku.

Ya walaupun sisi hatiku berteriak senang karena tadi Kyu Hyun menggenggam tanganku.

Dan sekarang aku berada di dalam mobil Kyu Hyun. Ini pertama kalinya. Oh ya tuhan aku yakin tak ada satu pun gadis di sekolahku yang sudah duduk dan merasakan berada di dalam mobil Kyu Hyun.

Fokus Yun Na, jangan terpengaruh. Aku kembali menatapnya tajam. Senyuman miring terukir jelas diwajahnya. Kenapa dia tersenyum. Dan mengapa dia tersenyum begitu menggoda. Sungguh aku ingin berteriak sekencang kencangnya. Mengatakan dia ganteng sekali. Oh ya ampun …

Yun Na fokus. Teriakkan otakku mematikan suara hatiku.

Aku mengalihkan tatapanku. Menatap keluar kaca mobil. Melihat rintikan hujan yang menimpa kaca mobil. Melihat beberapa orang yang sedang berteduh di pinggir jalan.

Perlahan sebuah tangan besar dan hangat menyelimuti tangan kananku. Aku menoleh menatap tangan Kyu Hyun yang kini sudah mengenggam tanganku erat. Kutatap wajah Kyu Hyun. Dia tak melihat kearahku. Hanya terfokus pada jalanan di luar sana.Aku terpesona menatap Kyu Hyun.

Tidak! Aku menggeleng pelan. Aku harus ingat dia hanya ingin mempermainkan perasaanku. Kucoba menarik tanganku dari genggamannya. Tapi bukannya melepas tanganku, Kyu Hyun malah semakin mengenggamnya erat. Tak ingin aku melepaskan tanganku.

Aku menatap wajahnya. Dia masih sama seperti tadi, hanya melihat jalanan.

Aku tersenyum. Sebenarnya aku menyukai ini. Jadi bisakah aku menikmati hal indah ini, aku berjanji besok aku tak akan goyah dengan semua prilaku manisnya. Karena aku yakin dia hanya ingin mempermainkanku.

Aku mengalihkan pandanganku keluar jendela lagi. Namun aku tersenyum lembut. Walau diluar sana tengah mendung tapi aku merasa bahwa hari ini begitu cerah. Kurasa efek jatuh cinta begitu besar dengan suasana.

Dan tanpa bisa aku mengontrolnya, tanganku membalas genggaman tangan Kyu Hyun.

***

Aku menghempaskan tubuhku lelah keatas kasur. Masih teringat jelas suasana didalam mobil Kyu Hyun. Dan kami saling berpegangan tangan sampai tiba didepan rumahku. Saat itu aku ingin sekali kami tak pernah sampai didepan rumah. Bahkan aku merasa waktu masih kurang lama ketika bersamanya. Aku masih terus tersenyum mengingat Kyu Hyun.

Tapi semua hancur ketika aku mengingat kalimat keramat keluar dari mulut Kyu Hyun siang tadi. Menghancurkan semua senyuman indahku.

Hingga malam hari pun aku masih terus memikirkan semua kejadian hari ini. Aku pun tak bisa tidur padahal hari sudah begitu malam. Bahkan jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Tapi aku masih tak bisa tidur. Aku berjalan menuju balkon kamarku. Berharap udara malam yang dingin bisa menenangkan semua kegelisahan dan kebingunganku.

Kutarik semua udara begitu dalam hingga memenuhi semua rongga paru paruku. Kutahan sebentar agar begitu terasa penuh di dada. Lalu dengan perlahan aku menghembuskannya. Dengan perlahan merilekskan perasaanku. Kulakukan itu berkali kali. Hingga aku merasa tenang.

Aku berjalan ke pinggiran balkon. Menengadahkan kepalaku dan melihat bintang dan bulan dilangit malam. Begitu indah hingga membuat aku tersenyum cerah. Bahkan angin malam seakan memberiku sapaan lembut dengan meniupkan beberapa helai rambutku. Membuat aku semakin merasa segar.

Dan ketika aku iseng melihat kearah kanan kamarku. Aku terpaku.

Disana! Di balkon kamar Kyu Hyun!

Kyu Hyun sedang berdiri sambil menatap kearahku. Menatapku dengan pandangan yang sedikit aneh dimataku. Bagaimana ya melukiskannya. Aku sendiri seperti percaya tidak percaya. Kyu Hyun menatapku dengan pandangan penuh kekaguman  dan keterpesonaan. Seakan aku adalah hal paling indah dan cantik yang pernah dia lihat.

Aku terus menatap wajah Kyu Hyun. Cahaya bulan menerangi wajahnya, membuat wajahnya terlihat bersinar dimataku. Dia sangat tampan. Tak mungkin aku tak jatuh cinta kepadanya.

Dia tersenyum kearahku. Tersenyum begitu indah di bawah cahaya rembulan. Membuat aku semakin jatuh terperosok oleh pesona cintanya.

Perlahan dia berjalan ke sisi balkon yang dekat dengan balkon kamarku.

“Kau belum tidur?”

Suaranya begitu indah, dan aku tak bisa tak mendengarnya. Aku terdiam. Entah mengapa aku begitu sulit mengeluarkan suaraku. Seakan suaraku tertelan bumi.

” aku tak bisa tidur.” Ucap Kyu Hyun lagi. Padahal aku sama sekali tak bertanya. Bukankah dia yang bertanya. Tapi mengapa dia sendiri yang menjawabnya. Dasar aneh.

“Tak bisa tidur karena memikirkanmu.” Ucapnya sunguh sunguh dengan mata yang begitu frustasi. Dia terlihat frustasi karena alesan itu. Tapi dia juga menikmatinya, terlihat dengan senyuman indah dibibirnya.

Ya tuhan. Kakiku rasanya berubah seperti agar-agar. Aku meleleh seperti eskrim. Kyu Hyun sedang merayuku.

Untung saja tangan kiriku masih berpegangan dengan pagar pembatas balkon, jika tidak aku pasti akan jatuh terduduk dilantai begitu memalukannya.

Sial, aku begitu malu. Dan rasanya wajahku sangat memerah. Ya ampun.

“Tapi kurasa kini aku bisa tidur dengan nyenyak. Bahkan mungkin akan bermimpi indah karena…” Kyu Hyun menghentikan ucapannya memberi jeda agar aku kembali menatap kearahnya.

”  aku sudah melihat wajah cantikmu.”lanjutnya.

“Selamat malam dan mimpi indah. Jangan lupa memimpikanku.” Ucapnya diakhiri sebuah senyuman indah dan kedipan sebelah mata menggoda.

Oh triple shit for you, Kyu Hyun!

Dan dia langsung berbalik dan masuk kedalam kamarnya. Meninggalkanku yang masih berdiri dengan degup jantung yang begitu kencang dan tubuh yang memerah. Perlahan tubuhku merosot kebawah. Aku terduduk dilantai. Mataku berkedip kedip tak percaya. Benarkah? Kyu Hyun?

Oh my god.

“Aaaaaa!!!” Aku tak bisa menahannya. Aku menjerit histeris. Begitu bahagia hingga tak bisa aku ungkapkan.

“Upsss.” Aku menutup mulutku menggunakan kedua tanganku dengan cepat. Aku lupa jika teriakanku tadi mungkin saja terdengar oleh Kyu Hyun. Dan jika itu benar terjadi. Maka aku lebih baik mati saat itu juga.

Aku harus masuk kekamar sebelum mulut ini berulah lagi. Tapi kakiku terasa seperti jeli. Jadi dengan tubuh yang masih duduk di lantai, aku mencoba bergerak kedalam. Mengesot secara perlahan seperti hantu yang pernah kutonton dari film indonesia. Apa ya namanya, hantu pocong ngesot.

Upps sepertinya salah , bukan hantu itu. Ah sudahlah bagi orang yang sedang jatuh cinta semua terasa benar. Dan kurasa malam ini aku semakin tak bisa tidur. Tamat riwayat mataku.

***

Sial, hari ini aku terlambat. Semua karena semalam aku tak bisa tidur. Dan tertidur sekitar jam empat dan aku kesiangan ketika bangun jam tujuh pagi.

Dan akhirnya aku harus lari terburu buru ke kelas.

Oh tidak. Kim saem sudah masuk. Dan guru killer itu pasti tidak akan membiarkanku lolos begitu saja. Tapi tunggu, siapa pria yang berdiri didepan kelas. Sepertinya aku punya teman telat pagi ini. Hehehe.

Aku berjalan pelan memasuki kelasku. Dan seperti dugaanku Kim saem marah besar. Dan ternyata pria yang telat disampingku adalah pria yang sama yang membuat aku telat pagi ini. Kyu Hyun.

Dan seperti dugaanku , aku dan Kyu Hyun dihukum harus lari lapangan sebanyak 100 kali. Mungkin seratus kali masih bisa diatasi tapi dengan cobaan hari yang panas kurasa aku bisa tepar. Tapi mau bagaimana lagi, aku harus menjalani hukuman dari Kim saem.

Sejak tadi aku dan Kyu Hyun berlari mengitari lapangan. Awalnya aku tak mau berlari beriringan dengannya. Tapi dia terus mengejarku. Dan aku terus berlari cepat menjauh darinya. Dan ketika sudah sepuluh putaran aku berlari pelan. Keringat mulai keluar didahiku. Dan Kyu Hyun masih berlari disampingku. Kulirik dia sekilas dia masih terlihat bersemangat, belum ada keringat yang keluar. Dia melihat kearahku dan dengan cepat aku berpaling. Semoga saja dia tak menyadarinya.

“Kenapa kau telat?” Tanya Kyu Hyun. Aku hanya diam tak berniat menjawab pertanyaannya. Mana mungkin aku menjawab aku telat karena semalaman aku tak bisa tidur karena memikirkannya. Dan aku baru tidur jam empat pagi.

“Kupikir aku bisa tidur nyenyak semalam. Tapi aku malah semakin sulit tidur.”ucapannya membuat aku bertanya tanya. Aku teringat kata katanya yang bilang dia akan tidur nyenyak karena sudah melihat wajah cantikku. Trus kenapa tak bisa tidur, bukankah itu berarti kalimatnya hanyalah bualan semata. Bohong belaka.

” aku terlalu bahagia bisa melihatmu semalam. Membuat aku gelisah dan ingin segera pagi agar aku kembali melihatmu. Tapi aku malah tak bisa tidur. Aku terus memikirkan senyuman indahmu.”

Deg…

Ya ampun, sejak kapan pria dingin paling populer di sekolah ini sangat pandai merayu. Dan aku hanyalah gadis biasa yang pasti akan berbunga bunga ketika dirayu seperti itu. Apalagi yang merayu seorang pria tampan seperti Kyu Hyun.

“Aku sangat mengantuk. Lihatlah lingkaran hitam dibawah mataku. Aku ingin sekali tidur tapi ketika aku melihat wajahmu, aku kembali segar. Kau adalah vitamin dipagi hari yang cerah ini.”

Cerah dia bilang , apa dia sudah gila. Panas terik seperti ini , dibilang cerah. Kurasa dia memang sudah gila.

Dan kenapa dia semakin bertambah pintar merayu. Jangan goyah Yun Na. Walaupun kau mencintainya , tapi ingat dia hanya ingin mempermainkanmu saja.

Aku tak ingat sudah berapa kali putaran kami berlari. Tapi kakiku sudah tak sanggup lagi. Aku berjalan pelan seperti siput ke pinggir lapangan duduk dibawah pohon. Kakiku rasanya lemas tak bertenaga. Aku yakin betisku semakin besar. Kulihat Kyu Hyun duduk disampingku.

“Kau letih?” Tanyanya retorik. Tak penting dan tak perlu dijawab. Aku hanya mendelik jengah. Nenek yang matanya rabun saja bisa  melihat kalau aku begitu capek dan lelah.

“Tunggu disini, mengerti?” Setelah itu dia pergi meninggalkanku. Pergi entah kemana. Aku tak perduli.

Ini sudah sepuluh menit dan Kyu Hyun masih belum kembali kesini. Atau jangan katakan dia memang tak akan kembali kemari. Aiishhh kenapa aku memikirkannya.

Tiba-tiba sebuah benda basah dan dingin menyentuh pipiku. Aku menoleh

melihat benda itu. Sebuah minuman mineral isotonik yang tadi menyentuh pipiku. Kulihat pemilik tangan yang memegang botol minuman itu. Kyu Hyun., dia…

“Ini! Minumlah.” Ucapnya menyodorkan botol minuman itu kepadaku.

Aku dengan enggan mengambil botol minuman itu. Dan langsung meminumnya.

Aah segarnya. Aku begitu haus hingga isi minuman itu sudah habis setengah botol. Aku merasa sejak tadi Kyu Hyun terus mengamatiku. Ada apa? Apa ada yang aneh?

ingin sekali aku bertanya tapi aku tak mau terlihat begitu perduli dengan sikap anehnya.

Dan tanpa persetujuanku dengan cepat Kyu Hyun merebut botol minuman itu dan langsung meminumnya. Membuat aku hanya melihatnya dan melogo melihat Kyu Hyun minum begitu nikmat. Bahkan beberapa air keluar dari celah bibirnya dan turun melalui dagu dan menyusuri jenjang lehernya.

Oh shit. Itu tak terlihat menjijikan tapi malah terlihat begitu menggairahkan dan menggodaku. Menimbulkan sensani aneh dalam tubuhku. Aku ingin sekali menjilat air itu dari tulang selangkanya ke leher. Mengecup pelan jakun indahnya. Terus menjilat hingga dagu dan berakhir dibibir menggodanya. Sial, otakku sudah sangat tercemar dengan hal mesum. Aku seperti seorang pelacur yang tak mendapatkan jatah berbulan-bulan.

“Apa?Kenapa?” Tanyanya menatap kearahku.

Aku tak mendengar apa yang dikatakannya. Aku masih menatap tetesan air minum di celah bibirnya. Ketika dia mengusapnya barulah saat itu aku tersadar dan mengalihkan pandanganku. Oh wajahku pasti sangat memalukan. Wajah seorang gadis yang sangat terangsang dan bergairah.

” kenapa kau meminum minumanku?” Tanyaku mengalihkan perhatian.

“Kenapa ya. Mungkin karena minum dari botol yang sama denganmu terasa lebih manis dari minum dibotol biasa. Terasa manis bibirmu.”

Ya tuhan , kenapa sejak tadi dia terus saja merayuku. Menyebalkan. Tapi aku masih tak bisa menyembunyikan senyum kecil disudut hatiku.

“Bisakah kau berhenti?” Aku tak tahan lagi dengan semua ini. Aku harus tegas bahwa dia tak akan bisa mempermainkan perasaanku.

“Ne?” Tanya Kyu Hyun bingung dengan pertanyaanku.

“Berhenti merayuku. Aku tau apa yang kau rencanakan. Tapi aku akan katakan kau tak akan bisa.” Ucapku tegas tak terbantahkan.

“Kau tau?” Ucap Kyu Hyun tak percaya. Dia sangat terkejut ketika menyadari aku mengetahui rencananya. Rencana jahatnya yang ingin mempermainkan perasaanku.

“Ne, aku tau semuanya. Kau hanya menjadikanku bahan taruhanmu dengan temanmu kan? Kau bertaruh dengan temanmu agar bisa menaklukanku. Membuat aku jatuh cinta padamu. Itu sebabnya kau mendekatiku , merayuku dan membuat aku terbuai hingga jatuh cinta padamu. Tapi aku bukanlah gadis bodoh yang bisa kau tipu. Aku tak akan tertipu perangkap jahatmu. Hatiku tak bisa kau permainkan.” Ucapku panjang lebar. Rasanya begitu lega sudah mengungkapkan semuanya.

“Jadi, kau berpikir aku sedang mempermainkanmu?! HAH?!” Ucap Kyu Hyun dengan nada yang cukup tinggi membuat aku menoleh kearahnya dan melihat raut wajahnya yang sudah memerah menahan amarah.

Kenapa dia marah? Bukankah apa yang aku katakan adalah kebenarannya. Atau dia marah karena semua rahasia dan rencananya sudah terbongkar.

“Ya tentu saja. Itu tujuanmu mendekatiku kan?” Ucapku mencoba melawan dan menantang Kyu Hyun semakin keras.

“Dengar Yun Na. Dengar ini baik baik!” Ucap Kyu Hyun sambil mencengkram kedua pundakku begitu erat. Bahkan terasa sakit.

“Apa aku terlihat seperti sedang menjadikanmu sebagai taruhan?”

Aku hanya mengangguk pelan. Tak berniat mengeluarkan suaraku.

“Brengsek, untuk apa aku menjadikanmu sebagai taruhan? HAH? Apa untungnya bagiku. Tak ada Yun Na. Dan untuk apa aku mendekatimu dan memujimu, jika aku mungkin bisa memilih gadis lain. Kenapa harus dirimu?”

“Ituuu…”

“Kau ingin bilang jika aku mendekatimu karena kau gadis kutubuku yang akan sangat pas untuk dipermainkan perasaannya. Begitu? Seburuk itukah diriku dimatamu?”

Entah mengapa kalimat terakhirnya terdengar begitu memilukan dan matanya memancarkan kekecewaan yang mendalam.

“Aku tulus Yun Na. Tidakkah kau melihatnya. Melihat betapa besar rasa cintaku padamu. Kau wanita pertama yang mampu membuatku mengalihkan tatapan hanya tertuju kepadamu. Kau wanita pertama yang begitu menarik perhatianku. Kau wanita pertama yang membuat aku begitu bergairah ketika melihat bibirmu saja. Kau wanita pertama yang aku cium. Bahkan aku selalu menginginkanmu. Menjadikanmu milikku seutuhnya. Aku tau mungkin ini semua terasa aneh untukmu. Atau kau berpikir aku hanya membual semua ini. Tapi Yun Na aku sangat mencintaimu. Rasanya begitu besar sampai aku tak bisa menyimpan lagi perasaan ini. Aku ingin kau tau. Aku ingin mengatakannya. Aku ingin kau juga merasakannya. Aku ingin kau juga mencintaiku. Tapi…”

“Kau malah berpikir semua ini hanyalah kebohongan. Berpikir bahwa aku pria jahat yang sedang ingin mempermainkanmu. Kau menganggap cintaku hanyalah semu dan palsu. Kau tau itu sangat menyakitkan. Kau menghina perasaan cintaku. Kuharap kau bisa memikirkan kembali kata-kataku.”

Setelah itu Kyu Hyun bangkit berdiri. Menatapku lama dan berbalik. Namun baru berjalan beberapa langkah Kyu Hyun kembali berbalik dan dengan cepat menengadahkan kepalaku menghadap ke arahnya. Memegang kedua pipiku dan menciumku. Melumat kasar bibirku. Dan di akhiri lumatan selembut sutra. Lalu dia melepasnya. Dan menatap mataku begitu fokus.

“Kumohon cepatlah sadar bahwa aku sangat mencintaimu, Yun Na.” Setelah itu dia berbalik pergi meninggalkanku di pinggir lapangan dengan semua pemikiran yang ada.

Semua kejadian dan kalimat Kyu Hyun berputar di otakku. Berputar seperti kaset kusut yang diputar berulang ulang kali.

Benarkah dia mencintaiku?

Aku tulus Yun Na. Tidakkah kau melihatnya. Melihat betapa besar rasa cintaku padamu.

Apa mungkin? Aku hanyalah gadis kutubuku.

Kau wanita pertama yang mampu membuatku mengalihkan tatapan hanya tertuju kepadamu. Kau wanita pertama yang begitu menarik perhatianku. Kau wanita pertama yang membuat aku begitu bergairah ketika melihat bibirmu saja. Kau wanita pertama yang aku cium. Bahkan aku selalu menginginkanmu. Menjadikanmu milikku seutuhnya. Aku tau mungkin ini semua terasa aneh untukmu. Atau kau berpikir aku hanya membual semua ini. Tapi Yun Na aku sangat mencintaimu.

Wajahku memerah seketika. Jadi, Kyu Hyun sungguh mencintaiku. Aku tak sedang bermimpikan.

untuk apa aku menjadikanmu sebagai taruhan? HAH? Apa untungnya bagiku. Tak ada Yun Na. Dan untuk apa aku mendekatimu dan memujimu, jika aku mungkin bisa memilih gadis lain. Kenapa harus dirimu?

Ya dia benar. Tak ada untungnya. Itu berarti dia benar-benar mencintaiku.

Senyuman lebarku begitu jelas terukir. Ya tuhan, aku tak pernah memikirkan hal ini. Pria itu mencintaiku. Dia mencintaiku.

“Aaaaaaaaaa…!” teriakku bahagia. Bahkan aku menggoyangkan kedua tangan dan tubuhku. Oh ya ampun ini tak terduga. Aku seperti mendapatkan sebuah hadiah besar yang tak terduga.

Cintaku terbalaskan. Kyu Hyun juga mencintaiku. Ah aku malu sekali. Aku benar-benar malu.

Tunggu, bagaimana wajahku tadi. Apa aku terlihat jelek?

Aku memutar kembali kejadian tadi.

Ya ampun , aku membuat dia marah dan kecewa. Aku berpikir dia berbohong tentang perasaannya. Aduh,  bagaimana ini? Bagaimana jika karena hal tadi dia mulai membenciku. Dan tak mencintaiku lagi.

Kumohon cepat sadar bahwa aku sangat mencintaimu, Yun Na.

Ah aku malu. Aku malu mengingat Kyu Hyun menciumku. Bahkan masih terasa sekali pergerakan bibir Kyu Hyun di atas bibirku. Caranya melumat bibirku dengan begitu lembut masih terekam jelas di otakku.

Tunggu, kami berciuman di pinggir lapangan. Ya tuhan, bagaimana jika ada yang melihat kami. Aduh , dasar Kyu Hyun bodoh. Apa dia tak melihat tempat, dan langsung menyosorku begitu saja.

Kau wanita pertama yang membuat aku begitu bergairah ketika melihat bibirmu saja. Kau wanita pertama yang aku cium. Bahkan aku selalu menginginkanmu.

Dasar pria bodoh.

Aku tersenyum malu mengingat tingkah bodohnya. Tingkah bodohnya yang sangat aku sukai.. hehehe aku mencintainya. Aku mencintaimu, Kyu Hyun. Dan aku juga sangat menginginkanmu menjadi milikku.

Aku bangkit dan mulai pergi dari lapangan menuju kelasku.

***

Hari ini aku kembali berjalan kaki ke halte bus. Mobilku masih diperbaiki di bengkel.

Menyebalkan, aku harus berjalan kaki. Semoga saja hari ini tak hujan seperti kemarin. Aku lelah sekali hari ini. Masih terasa dibetisku letihnya menerima hukuman dari Kim saem.

Sebuah mobil hitam berjalan pelan di sampingku. Aku tau itu mobil Kyu Hyun. Dia menurunkan kaca jendelanya menampilkan dirinya yang sedang fokus menyetir. Tanpa melihat kearahku sama sekali.

“Masuk!” Perintahnya tak terbantahkan. Bahkan nada suaranya cukup tinggi dipendengaranku.

Aku masih berdiri diam, tak bergeming sama sekali.

Dia masih tak berniat menatapku. Bahkan sejak tadi di kelas pun dia tak melihat kearahku sama sekali. Apa dia marah?

Kau malah berpikir semua ini hanyalah kebohongan. Berpikir bahwa aku pria jahat yang sedang ingin mempermainkanmu. Kau menganggap cintaku hanyalah semu dan palsu. Kau tau itu sangat menyakitkan. Kau menghina perasaan cintaku

Ya ampun, dia pasti marah.

“YUN..NA..” Ucapan tegas dan penuh penekanannya membuat aku bergegas berjalan dan masuk kedalam mobilnya.

Ketika mobil sudah berjalan pun Kyu Hyun sama sekali tak melihat kearahku.

Jadi, dia memang sangat marah kepadaku. Aku sejak tadi hanya menatapnya. Setelah tau bahwa dia memang sungguhan mencintaiku. Sudahku putuskan bahwa aku tak akan menutupi perasaanku juga.

Aku memutar tubuhku kearah Kyu Hyun. Memposisikan tubuhku senyaman mungkin untuk berlama-lama menatap Kyu Hyun dari dekat.

Lihatlah dia. Dia terlihat lucu ketika marah seperti ini. Dan aku ingin terus melihatnya. Aku yakin dia pasti menyadari tatapan intensku, yang kulakukan sejak tadi. Bahkan lihatlah dia, dia mulai gelisah dan gugup. Oh dia terlihat imut seperti itu.

“Jangan menatapku. Aku marah padamu.” Ucapnya sambil mendelik tajam kearahku.

Bukannya takut atau langsung menghindarinya. Aku malah tersenyum geli. Oh Kyu Hyun terlihat sangat imut ketika dia sedang merajuk seperti ini.

“Kenapa kau tersenyum? Tak ada yang lucu.” Ucapnya dengan raut kesal, dan bibir manyunnya.

“Kau. Kau lucu sekali, Kyu Hyun.”

“Apa? Kau pikir aku badut. Dasar menyebalkan.” Dia kembali mengalihkan pandangannya kearah jalanan.

“Walau menyebalkan tapi kau mencintaiku kan.” Itu bukanlah pertanyaan karena aku sudah menyadari semuanya.

” hah? Benarkah? Percaya diri sekali kau, nona shin Yun Na.” Ucap Kyu Hyun menyangkal dengan ala yang sangat tak percaya dengan kalimatku. Seakan kalimatku adalah kalimat termustahil didunia ini.

“Aah. Jadi, itu semua hanyalah khayalanku. Yah, sayang sekali. Padahal aku juga mencintaimu.” Ucapku dengan seringai jahil dan langsung mengalihkan pandanganku.

Chit..

“Aaa…” teriakku terkejut karena mobil  Kyu Hyun berhenti tiba-tiba. Membuat tubuhku terdorong kedepan. Menumbruk dashbord. Untung saja aku bisa mengendalikan diriku. Jadi benturanku tak begitu parah, tapi tetap saja sakit.

“Yak!! Apa yang kau lakukan?” Teriakku marah sambil mengelus keningku yang sudah menabrak dashbord.

“Ka..kau bilang apa?” Tanya Kyu Hyun terbata-bata penuh tanda tanya, butuh sebuah kepastian.

“Apa?” Tanyaku balik. Sebenarnya aku tau apa yang dimaksudkannya. Aku hanya ingin menggodanya saja.

“Tadi kau bilang apa?

“Bilang yang mana?” Tanyaku dengan raut bingung.

” yang tadi kau ucapkan?”

“Yang mana? Yang apa yang kau lakukan?”

” bukan. Bukan yang itu. Kalimatmu sebelum aku mengerem mendadak.”

” kalimat , jadi semua itu hanya khayalanku?”

” setelah itu.”

“Sayang sekali.”

“Setelah itu Yun Na.” Ucap Kyu Hyun frustasi.

“Yang mana?” Ucapku dengan raut wajah yang ikutan frustas, frustasi dibuat buat. Hehe..

“Kau bilang kau .. mencintaiku? Benarkah itu? Pendengaranku tak salahkan?” Tanyanya penuh harap. Terlihat sekali dari tatapan matanya. Dia bahkan memegang kedua pundakku. Agar aku mengatakan kebenarannya.

“Menurutmu?” Tanyaku balik. Ya tuhan menggoda Kyu Hyun ternyata begitu menyenangkan.

“Yak Yun Na. Berhenti mempermainkanku. Katakan! Katakan padaku jika kau juga mencintaiku.”

Baiklah, kurasa aku akan mengungkapkan semuanya.

“Kau pria paling tampan yang pernahku lihat. Kau pria yang sukses menarik perhatianku. Aku selalu mengamatimu secara diam- diam. Berdiri di balik jendela kamarku dan mengamati semua aktifitasmu ketika kau berada dikamarmu. Kau juga pria yang pintar. Aku selalu bahagia ketika memikirkanmu , apalagi mengingat senyuman tampanmu. Kau juga yang selalu hadir dalam mimpi dan khayalanku. Dan kau pulalah yang sudah mencuri ciuman pertamaku. Jadi, bagaimana mungkin aku tidak mencintaimu.?”

” ka..kau….”

” Ne. Saranghae, Kyu Hyun.” Ucapku tersenyum lembut dan mulai dengan perlahan mendekatkan wajahku. Mencium Kyu Hyun pelan. Hanya mengecup tak lebih. Ketika aku ingin menjauh Kyu Hyun menarik tengkukku dan melumat bibirku ganas. Memangut dan melumat bibirku begitu dalam. Namun perlahan mulai melembut, dan aku mulai membalas ciuman Kyu Hyun. Instingku belajar dari pengalamanku. Aku memperlakukan bibirnya sama seperti dia memperlakukan bibirku. Mengulum dan melumat gemas bibir tebalnya. Membuat aku begitu terbuai dan ketagihan akan bibirnya.

Ketika udara mulai habis disekitar kami. Kyu Hyun melepaskan ciuman kami.

“Nado saranghae, sayang” Ucapnya lembut sambil mengusap pelan sudut bibirku yang sudah terlumuri oleh campuran saliva kami.

Aku begitu malu sekaligus bahagia. Aku kembali duduk dengan benar dibangkuku. Dan Kyu Hyun mulai menjalankan kembali mobilnya.

Tangan hangatnya meraih tanganku. Menggenggamnya erat. Dan membawanya menuju bibirnya. Mengecup penuh sayang punggung tanganku. Membuat aku merasa begitu tersayangi dan berharga dihidupnya.

“Jadi, selama ini aku memiliki seorang secret admirer.”

Aku hanya diam dengan wajah yang begitu merah menahan malu.

“Tunggu , jangan katakan kau juga sering mengintipku ketika aku hendak mandi.”

“Anni.”

“Ka..kau pasti melihat tubuh setengah telanjangku kan?”

“Tidak.”

“Dasar gadis mesum.”

“Anni. Sudahku katakan aku tak melakukannya.”

“Benarkah?”

“Aak.akk.. ten..tentu saja tidak.” Ucapku tergagap. Karena sebenarnya aku pernah melihatnya sekali. Tidak,  dua kali. Ah baiklah,  sebenarnya sudah lima kali aku melihat dada polos tak berbaju milik Kyu Hyun.

“Baguslah.” Ucap Kyu Hyun kemudian.

Huft, hampir saja ketahuan. Desahku lega dalam hati. Bisa malu aku jika aku sampai kepergok sedang mengintipnya seperti itu.

” Ah ya Yun Na, bisakah sehabis mandi kau memakai pakaianmu didalam kamar mandi. Kau tau tubuhmu yang terbalut piyama handuk terlihat begitu hot dan menggairahkan. Apalagi jika kau mulai melakukan tarian anehmu itu. Itu terlihat seperti tarian super erotis dimataku. Bahkan junior cho saja langsung terbangun ketika melihatnya.”

“Apa? Ja..jadi.. ka ..kau..?”

” Ne.”

“Tidak, mesuuuummmmmm.” Teriakku kencang sambil memeluk tubuhku erat.

 

~~~End~~~

 

Sometime dont negatif thinking.

Jika berminat follow akun wattpad ku @MaylisaAzhura

Akun baru , hehe.

DayNight
DayNight