Hell or Heaven (Prolog)

7 Januari 2017 in Vitamins Blog

332 votes, average: 1.00 out of 1 (332 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

” Aku ingin kau yang menjalankan misi kita kali ini. Karena kau adalah kepercayaanku, kuharap kau tidak mengecewakanku Lay “.

Seorang pria berjubah hitam berada ditengah ruangan yang cukup gelap tidak ada cahaya sama sekali, hanya temaram cahaya Bulan yang masuk melalui celah jendela. Pria itu tampak berkuasa, dengan dikelilingi oleh beberapa pemuda yang berpakaian sepertinya.

” Aku tidak ingin ada kesalahan lagi, seperti yang dilakukan oleh saudaramu, Luhan. Hingga membuatku harus melenyapkannya, aku tidak ingin melakukan itu padamu. Apa kau mengerti Lay?! ” .Pria itu menatap lurus kearah seorang pemuda yang sejak tadi sibuk memainkan senjata miliknya.

” Aku mengerti, aku tidak sebodoh Luhan hingga harus kau lenyapkan, Tuan ” . Suara berat itu berasal dari Lay -nama pemuda tersebut – .

” Dan aku ingin sebelum aku menjalankan misiku, kuharap kau tidak menggangguku untuk bersenang senang, dan menjauhlah dari wilayahku. Kalau begitu aku pergi “. Pemuda itu melangkah meninggalkan ruangan tersebut, tepat sesaat ia akan meninggalkan ruangan, sebuah suara dari pria berjubah hitam itu menginterupsinya .

” Aku akan menunggu hasilnya, kuharap kau menikmati tugas yang kuberikan, Lay ” .

Pemuda itu hanya mengendikan bahu, lalu melangkah meninggalkan ruangan tanpa melihat kebelakang lagi .

” Aku rasa sudah selesai, kalian bisa meninggalkan ruangan ini dan menjalankan misi kalian. Jangan melakukan tindakan bodoh atau aku terpaksa melenyapkan kalian semua “.

” Tentu, aku tidak akan membuatmu melenyapkan salah satu anggotaku lagi, Tuan . Dan seperti kata Lay, jangan mengganggu wilayah kami untuk bersenang senang. Kau pasti tau apa maksudku. Kalau begitu kami pergi “.

**********

” Aku akan membunuhmu  jika kau tidak menutup mulutmu, nona. Itu jika kau tidak sayang dengan nyawamu, tapi jika kau masih ingin hidup, Tutup mulutmu dan diamlah!!, anggap kau tidak melihat apa yang terjadi. Kau mengerti!? “.

Suara itu menggema dengan ancaman yang mengerikan. Di Ujung lorong gelap, Seorang pemuda terlihat tengah mencekik leher seorang Wanita dengan sadisnya.

” Kau mengancamku? Kau kira aku takut? Tidak sama sekali, Tuan!. Dan aku tidak peduli apa yang baru saja kau lakukan, sekarang minggir! Lepaskan tanganmu dari leherku, kau menyakitiku ”

Gadis itu meronta mencoba melepaskan tangan yang masih terus mencengkram lehernya dan membuatnya kesakitan. Tapi bukan terlepas, pemuda itu malah mengeratkan cengkramannya hingga membuat gadis tersebut terbatuk batuk dan wajahnya memerah karena saluran nafasnya seperti terputus.

” Mana bisa aku mempercayai ucapanmu  Nona, kau itu terkenal licik seperti Kancil dan aku tidak bodoh untuk melepaskan buruanku sang Kancil yang lezat ini tanpa setetes darah. Berjanjilah kau akan menutup mulutmu dengan begitu aku akan melepaskanmu ”

Pemuda itu tersenyum sangat mengerikkan sehingga membuat gadis tersebut menghentikan aksi merontanya karena merasa terintimidasi dengan seringaian sang pemuda.

” A-ak…aku… akh…ak-kan…me…uhuk…menu-tup…mul-lut…uhuk…ku ” . Gadis tersebut berkata dengan suara tersendat, karena lehernya di cengkram dengan keras, hingga membuatnya kesulitan menerima pasokan Oksigen.

” Kau pikir aku bodoh, Hingga bisa kau bodohi? Kau salah mencari musuh Nona manis, aku butuh jaminan agar kau tidak membuka mulut dan menyebarkan sesuatu tentang diriku, seperti tubuhmu mungkin?! ” Pemuda tersebut menyeringai sambil meneliti tubuh sang Gadis dari kepala hingga Ujung kaki dengan pandangan sensual, membuat sang Gadis bergidik karena pandangan si pemuda itu dan memasang mode waspada takut si Pemuda berbuat sesuatu.

” Jangan! Kumohon jangan, aku akan memberimu kalung ini sebagai jaminan bahwa aku tidak akan mengatakan apapun tentang apa yang kulihat. Tapi, aku mohon jangan membuang atau merusak kalung ini ,karena kalung ini satu-satunya peninggalan yang diberikan oleh Ayahku ”

Dengan tangan bergetar ia mencoba mengambil sebuah kalung yang tersemat di lehernya. Itu adalah sebuah Kalung sederhana dengan Bandul permata emerald dan juga ukiran Mawar ditengah permata, Sederhana namun Elegant dan Cantik.

Setelah berhasil mengambil kalungnya Dengan sangat terpaksa Gadis itu memberikan Kalung itu ke tangan si Pemuda yang menerimanya dengan sukarela.

“Good girl, aku akan menghancurkan kalung ini jika kau berani membuka mulutmu dan aku akan langsung melenyapkanmu saat itu juga. Ingat itu nona, kalau begitu selamat tinggal Nona manis ”

Pemuda itu menampilkan smirk nya sebelum melepaskan cengkramannya dan melangkah meninggalkan tubuh gadis tersebut yang langsung merosot ke tanah, ia terbatuk dengan wajah memerah, dan dengan rakus menghirup Udara sebanyak yang ia mampu.

Sesaat ia terlihat tersenyum licik menatap kearah pungung pemuda yang sudah meninggalkannya.

” Aku rasa permainan ini cukup menarik. Tidak peduli kemana permainan ini menuju. Neraka atau Surga? ” .

************

Hallo! Hai! Annyeong! Ni Hao!
Ini adalah karya perdana saya dan teman saya si @Lita3109
Maafkeun jika cerita kami masih acak adul seperti diri saya yakkk ^^
Mohon Vote and Comment nya yakkk, Kami menerima segala Kritik maupun Saran!

Terima kasih! Gomawo! Kansahamnida! Xie Xie! Arigatou! Thank You!

See You next Chapter \^0^/

DayNight
DayNight