Surat cinta
19 Juni 2017 in Vitamins Blog
Dari: Aku
Untuk: Secuil benih cinta yang kujatuhkan di hatimu
Pesan: Tumbuhlah subur, bagaimanapun keadaanmu. Penuhi hatinya dengan lebat daunmu dan wangi bungamu. Lalu bimbing dan arahkan hatinya untuk mencintaiku. Aku percaya kamu, aku tunggu.
Pergi
19 Juni 2017 in Vitamins Blog
Kuperlukan beberapa waktu, sebelum kemudian aku mendapati kakiku mulai bergerak. Entah sudah berapa lama, aku termenung di depan pintu. Terjebak antara ingin berbalik atau terus maju. Mendadak, benakku kembali ke suatu masa.
Saat itu, aku selalu membiarkanmu memperlakukanku seperti seseorang yang ingin kamu jaga, walau pada akhirnya, itu salah besar. Saat itu, aku masih saja yakin aku bisa percaya pada satu perasaan ini bahwa kamu akan selalu ada di sini, untukku, selama apa pun itu.
Lantas, hari itu tiba.
Tidak biasanya, kamu membawa serta semuanya: raga juga hati. Menjelang sore, barulah aku paham apa arti pamit itu. Namun, aku tetap ingin berpikir bahwa kamu hanya tersesat dan akan kembali setelah pencarianmu tuntas. Maka, aku menunggumu. Hanya saja, ternyata, kali ini berbeda, penantianku basi sia-sia.
Kamu tahu? Ini adalah jenis patah hati yang tidak bisa disembuhkan secara sederhana–tidak orang tuaku, tidak temanku, bahkan juga tidak dirimu sendiri. Bagaimana bisa kamu pergi begitu saja, tanpa membawa ingatanku yang isinya adalah caramu pergi? Dan aku harus merapikannya sendiri, begitu berulang-ulang entah untuk berapa lama. Capek, tau.
Tapi, sungguh aku tak akan lupa kedekatan kita yang sebentar itu. Karena aku, pengingat (rasa sakit) yang sangat baik.
Terlepas dari itu semua, apakah kamu tau apa yang membuatku benar-benar terluka?
Ialah ketika aku sadar bahwa kamu tahu pada akhirnya kamu akan melukaiku, tapi kamu tetap memilih masuk ke dalam kehidupanku untuk mengujiku, hanya karena aku adalah orang yang tidak ingin kamu lewatkan.