Balasan Forum telah dibuat
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
7 Agustus 2017 pada 9:25 pm #373247Asila92Peserta
Dear Aslan
Sang pemimpin utama bangsa Zodijak.
Alien arogan yang ku kenal saat bertemu kali pertama. Disaat dimana kaki terbirit lari dari kejarannya. Aku menangis saat bertemu dengannya dan hati ingin berteriak takut untuk menatapnya. Ya dia sang Leo, Aslan. Seorang pemimpin utama dari segala pemimpin bangsa Zodijak. Aslan yang menangkapku dalam ketidakberdayaan, kelemahan dan kebencian dalam tatapan yang mulai saat itu menjadikan diriku- untuknya- yang menguasaiku.
Aslan yang membawaku pada dunia yang membuat diriku tidak menjadi diriku, menjadi wanita yang berusaha tangguh dalam ketakutan. Pikiran asingku saat itu berkata “Dia siapa dan apa gunaku berada disini?”.
Lambat laun dia membawaku pada dunia dimana dia memilikiku sepenuhnya. Dan aku salah karena membawa kebencianku pada takdir yang mengikatku padanya. Keterikatan yang sepenuhnya berisi arogansi, makian, yang sepenuhnya adalah kebencian dari diriku untuk semua sikap buruknya. Tamparan bahkan cakaran yang sempat terlempar dari tanganku saat itu, adalah campuran kebencian dan ketakutan dalam diriku yang putus asa. Dalam diriku yang dulunya bukanlah aku.
Aku meronta ingin lari bahkan ingin pergi. Aku benci Aslan yang berkuasa, aku benci Aslan yang merendahkanku. Dan waktu dimana kita kembali bertemu, kembali ditempat yang semula menakutkan menjadi wilayah aman saat aku dibawa kembali, peraduan Aslan…
Beberapa waktu terpisah karena Imhotep menculikku, perdebatan itu kembali meski kami telah melepas rindu yang entah rindunya atau rindu dari diriku tanpa sadar. Perpisahan sesaat itu membuatku mulai merasa ‘Aku membutuhkan dia, membutuhkan namanya sebagai tempat aku memanggil dan berlindung?’.
Membingungkan.
Perdebatan yang benar-benar melukaiku, menggores hati hingga berdarah-darah karena arogansinya, bagaimana ia menganggapku sebagai harusnya budak. Lagi, kebencian bahkan makian sempat lagi-lagi terlontar sebagai pertahanan diriku. Aku sang pembenci Leo, yang melukaiku, yang mengajarkanku untuk membencinya saat memaki. Tidak tahukah makianku adalah satu-satunya pertahananku, Aslan?
Saat itu aku ingin berteriak dan bilang “Mengapa kamu peduli padaku? Tinggalkan aku saja pada Imhotep saat itu dan jangan peduli padaku!” ya aku ingin berteriak sekeras mungkin agar aku bisa menyamarkan suaraku yang mungkin saja goyah menahan tangis dari hati yang memanas memar karena terluka. Aslan, kamu membuat semuanya menjadi sakit hingga tidak tahu lagi apa yang ku lakukan selain menampar, memukul bahkan mencakarmu lagi.
Ajaibnya kamu menerima semuanya, Aslan; cakaran, tamparan dan makian seolah kalah, namun kemudian kamu menangkap kedua tanganku, memerangkap dalam tatapan intimidasi serius yang memaku.
“Aku rela mati untukmu” itu yang kamu bilang?
Kamu menusukku kemudian menjahitnya. Keduanya adalah paduan rasa sakit yang berbeda yang selama ini ku rasakan ketika berdebat denganmu.
Aku terpaku dalam benci, tidak tahukah apa yang kamu katakan membuat aku menelan teriakan hatiku tadi? Dan lagi, kamu menggoyahkan hatiku yang lagi-lagi merasa sakit pada ujung yang berbeda. Ada banyak pernyataan ganjil dari diriku saat ini. Jika suatu hari nanti aku mencintaimu, maka kebencianlah yang menyelamatkanmu dari hatiku yang terbalik cinta. Bisa jadi aku mencintaimu karena aku membencimu.
Ya… Bisa jadi, bisa jadi aku mencintaimu, Aslan.
Sincerely
Seseorang yang paling memahami Misha (Selain Penulisnya)
-
2 Mei 2016 pada 7:07 pm #38837Asila92Peserta
Kak mau tanya, di part kemarin sifat asli Azzura Khan telah kembali dan dijelaskan sifat kasih sayang dari dewi Caramala yang melekat di mahadewa hilang. Pertanyaan saya sadarkah Azura Khan dengan kehilangan sifat itu? Dan mengapa sekembalinya sikap asli Azura yang pemarah itu malah bisa jadi membunuh anak atau calom bayi Armenia? :WELL
Semoga ada jawaban :MUEHEHE
-
29 April 2016 pada 9:59 pm #36323Asila92Peserta
Ok, let’s try to speak english togather yay :LETNANPARIS Emm… But I think “write english” is the right sentence than speak, maybe? Hehehe
But it’s ok just opinion #bow
-
25 April 2016 pada 11:49 pm #35439Asila92Peserta
Okay
-
-
PenulisTulisan-tulisan