Loading… Part 4 – Mereka, Lagi Braakk “Selesein tugas gue! Cepet!” Aku menatap malas seorang gadis ah tidak. Aku lebih suka menyebutnya nenek sihir, sebenarnya. Ia mengangsurkan sebuah buku ke hadapanku yang tengah menyantap bekal. Aku mengernyit. Menatapnya tajam, tak merasa takut sedikitpun. “Memangnya aku dibayar berapa menjadi pembantumu?” ujarku sinis. Ia …
