Hmmm…
Saya jelas gak suka kalau ada tindakan bullying.
Saya dari kecil gak pernah respect sama bullies. Pelaku bully menurut saya lebih menyedihkan dari orang yang dia bully. Why? Karena mereka tahu itu salah tapi masih dilanjutkan hanya untuk memenuhi kesenangan semu.

Kak Asadea, saya mengerti perasaan kamu. Pasti minder, gak percaya sama orang lain, dan kadang kamu merasa kalau orang lain memandang kamu, sedikit banyak kamu pasti langsung panik, periksa kondisi penampilan atau justru menghindar dari khalayak ramai karena merasa dianggap aneh.
Itu memang efek dari bully-ing.

Cara menghilangkan efeknya jelas pertama adalah bantu diri sendiri untuk bangun.
Psikolog paling hebat sekalipun gak akan bisa bantu kita kalau kitanya tidak mau membantu diri kita sendiri. Cintai diri sendiri, kalau sudah kita pasti menghargai apa yang ada di dalam diri kita.

Belajar komunikasi dengan orang tua, walaupun hal-hap kecil itu kadang bikin kita merasa dipedulikan dan sebaliknya orang tua juga merasa dibutuhkan oleh anak.
Kakak jangan membuat jarak dengan orang tua, selain mereka adalah tempat kita berkeluh kesah, orang tua juga dalam diamnya pasti merasa gagal sebagai orang tua kalau anak membuat jarak. Mereka sedih kalau tidak tahu apa-apa tentang anaknya.

Jadi, kak Asadea sekarang harus lebih pede, luangkan waktu dan tebalkan keberanian untuk komunikasi dengan orang tua atau siapapun yang kakak percaya.
Hal itu bisa menjadi salah satu cara kita untuk membantu diri.
Semakin banyak motivasi dari orang yang kita percaya, semakin baik bukan?

Jangan merasa kecil hati Kak Asa, kita hidup di dunia ini statusnya sama. Jadikan kekurangan kita sebagai kekuatan. Keep smile :)