1.46K views
0

bagi pecinta film horror yang lagi hangat-hangatnya itu ada The Conjuring 2. Aku nonton TC2 karena banyak banget orang-orang yg ngebahas ni film, pokoknya berbagai pujian dan keseraman film ini dibahas habis-habisan. Dan setelah aku nonton TC2, jujur aku kecewa banget sama ni film. 70% kaget dan 30% seremnya menurutku. Disepanjang film hampir setiap scenenya mengandalkan jump scare, dan hantunya ituloh munculnya frontal banget. Kalau muncul sefrontal itu bukan hantu namanya tp manusia jahat bertopeng (sorry to say valak). Dan ceritanya ngak rumit amat, aku yakin banyak diantara para penonton yg sependapat bahwa TC2 certianya cukup mudah ditebak. Dan endingnya yg terkesan terlalu happy ending khas TC banget, kurang klop gitu kalau film horror endingnya terlalu happy, kalau mau nonton yg happy ending mah nonton film romance-comedy. Ngak bilang film horror harus bukan happy ending, tp setidaknya ending juga sesuai dgn genre film yaitu horror, boleh happy asal ada gitu yg buat film ini tetap jadi film horror. Walaupun katanya film ini diambil dr kisah nyata sama seperti pendahulunya, saya sanksi kalau betul-betul sefrontal itu hantu muncul di versi nyatanya. Lebih suka yg TC pertama dan Insidious series kalau mau jujur.

Aku ini memang lebih suka film horror yg lebih mengandalkan cerita dr pd jump scare. Hantu yang menyerang secara psikis para korbannya, bukan secara fisik. Sesuai dgn tabiatnya hantu itu adalah makhluk kasat mata yg memanipulasi dan memberikan ketakutan dgn menekan batin seseorang.

Film horror tipe aku itu adalah semacam Oculus dan Sinsiter. Hantunya betul-betul memberiakn tekanan batin pd si tokoh utama dan muncul secara misterius. Jadi seperti ada perang batin antara si hantu dan tokoh utama. Jadi kalau pada akhirnya si tokoh utama mati atau terluka bukan karena si hantu yg melakukan secara fisik tetapi dgn tekanan batin dan sugesti akhirnya si korban melukai diringa sendiri (Walaupun aku cukup kecewa sm Sinister 2 yg pd akhirnya juga menggunakan jump scare)

How about you??? apakah sudah cukup puas dgn film horror yg mengandalkan jump scare atau kalian punya tipe sendiri dalam memilih film horror yg pantas disebut dgn ‘film horror’

0

hmm.. Chika sependapat dengan mu tentang tipe film horror tersebut Chika suka scene-scene horror yang memacu adrenalin yang dirangsang atas otak si korban , kadang jump scare emang efektiv untuk sebagian orang tapi belum tentu pada sebagian orang lainnya kkk..

0

Film horror ya? Yang paling horror menurut saya adalah horror Indonesia. Legendanya, settingnya, lokasinya, hantunya, semua serasa deket banget. Hantu misterius dan hantu frontal dari film horror Indonesia semua bisa bikin saya horror juga. Saya suka film horror semacam The Sixth Sense dan The Others yang bener-bener gak bisa diduga dan bikin surprise di akhir filmnya, brilian banget menurut saya. Atau macam The Ring yang bikin penasaran dan auranya yang gelap sepanjang film.

0

Setipe sma kk, saya kurang suka film horor yg jump scare, itu ngerusak image horor yg ada malah pngn langsung keluar dri bioskop,maka ny ragu pengen nntn tc2, krna kecewa jg sma sinister yg kedua, aduhh itu film keren bngt di film pertamanya,ehh malah ga bgs di serie keduanya

Film horor itu ya horor aja gtu,jng cuma ngandelin ujug2 setannya muncul tnpa alesan yg jelas,bkannya ngerasa serem malah ngerasa aneh jdinya, horor dri suasana, omongan, itu lbh horor drpd kemunculan si setan hihi

0

aku ngga pernah nonton film horor jadi ngga tau tipe2 film horor itu seperti apa

0

Seperti yang pernah saya katakan untuk jawaban di question lain.

Sebeneranya film horor barat itu lebih mengandalkan “mengejutkan penonton saat si hantu muncul” bukan dari sisi horor mengenai latar belakang keberadaan hantu itu. Makanya saya bilang kalau nonton film horor barat itu cenderung harus kuat mental waktu dikagetin bukan ketakutan sampe gak bisa tidur gara-gara hantunya.

Kalau film horor Indonesianya kan hantunya horor, settingnya horor, legenda awal mula hantunya horor. Pokoknya kalau untuk kriteria horornya saya lebih pro ke film horor Indonesia (terlepas dari konten-konten dewasa yang kadang diselipkan dalam ceritanya).

DayNight
DayNight