Kalo aku sih ambil pilihan ke-3, tinggal di rumah sendiri, dgn pertimbangan:
#1 Jadi lebih mandiri.
Karna survivalnya hidup kita ada di tangan kita. Secara praktis, semua hal A-Z dalam hidup kita harus diurus sendirian tanpa mengandalkan orang lain.
Dengan melepaskan ketergantungan dengan orang lain(ortu), kita bisa cepat belajar jadi orang tua yg kuat, yg bisa digantungkan hidupnya nanti oleh anak-anak.
#2 Dikenal tetangga ato lingkungan sosial sbg diri kita sendiri, bukan “anaknya bapak anu”. Jadi lebih pede, krn lepas dari bayang-bayang ortu kita yang pastinya udah lebih dikenal di sekitar itu. Ini akan membawa kepercayaan diri kita utk bergaul & beraktivitas di masyarakat ke depannya.
#3 Ngerti susahnya perjuangan ortu kita dulu, jadi kita bisa lebih bersyukur & lebih sayang orang tua. Cara berempati yang paling akurat dgn orang lain ya dengan berada di posisi orang lain itu. Dan ternyata jadi ortu tuh rasanya kayak ini ya. Dengan ini, kita jadi bisa lebih bersyukur dan lebih ingat untuk mendo’akan mereka berdua.
#4 Jadi ‘terpaksa jago’ ngerjain bermacam kerjaan rumah. Misalnya si istri jd ‘terpaksa’ masak tiap hari, si suami jd ‘terpaksa’ punya kemampuan nukang. Intinya kita dipaksa ngurusin rumah biar tetap enak ditinggalin.
#5 Bikin hubungan pasangan suami istri makin dekat/cinta. Tiap hari berduaan tanpa ada orang yang ganggu, tiap hari berkomunikasi, tiap hari ada hal baru yg diketahui dari pasangan, tiap hari ada inspirasi yang ditularkan ke pasangan, tiap hari melepas dan menerima rasa sayang, ya nggak heran kan kalo jd makin cinta.
#6 Makin mengerti arti PROSES dan KERJA KERAS, bukan cuma nikmatin hasil. Orang tua kita sekarang punya rumah, kendaraan, perabotan rumah tangga yang banyak. Itu hasil kerja keras mereka berpuluh-puluh tahun.
Selama masih tinggal sama orang tua, bisa dibilang kita pasti masih pake semua fasilitas itu. Kalo udah tinggal sendiri, awal-awal gak punya apa2. Kita jadi termotivasi untuk kerja keras, bersabar, menghargai proses, dan menunda menikmati kesuksesan untuk kesuksesan lain yang lebih besar nanti.
Tapi, semua itu akan jadi pengecualian, untuk alasan-alasan khusus, misalnya seperti ini:
– Kita anak terakhir, dan semua kakak kita sudah tinggal sendiri.
– Atau anak satu-satunya, jadi orang tua pengen banget tetep ada yang nemenin mereka di rumahnya.
– Kita pingin banget merawat & ngejagain ortu di hari tua (walopun ortu gak masalah kalo kita tinggal sendiri)
– Kita adalah tulang punggung keluarga, yang masih harus nanggung biaya hidup orang tua dan adik-adik yang lebih kecil
Jadi, Anak akan lebih cepat berkembang hidupnya kalau sudah tidak bergantung dengan orang tuanya.
Kalo nggak ada pengecualian, setelah menikah, mari tinggal sendiri, lepas dari orangtua
#semoga membantu