Hai Vitamin…
Maaf judulnya nggak keren..
Kemarin iseng2 baca berita online. Dan Aku menemukan berita yang cukup membuat tergelitik buat dicoba.
Dia Gadis SMA Banyuwangi yang mendadak viral diFB karena postingannya itu. Dan kemarin sore iseng2 Aku matikan handphone sampek pagi, dan hasilnya lumayan sih. Aku jadi lebih lama bisa bercengkrama dengan keluarga, pekerjaan selesai 2 kali dari waktu biasanya ( kebiasaanku kalau kerja sambil main gadged ) jadi gak perlu begadang lagi tadi malam, dan itu rekor terlama Aku tidak main gadget.
Jadi si Gadis SMA tadi memberi aku pelajaran, biar lebih meng optimalkan waktu dengan baik.
Bagaimana pendapat kalian?
Sanggupkah kalian mematikan gadget selama 10 hari seperti dia??
Kalau aku gak sanggup, bisa di bantai pelanggan nanti, wkwkwk. Tapi kalau untuk hari libur boleh lah di coba.
I know soal status itu. Viral banget sampai jadi berita.
Saya akui statusnya sangat menginspirasi.
Tapi kalau ditanya bisakah saya seperti dia? Jawabannya tidak. Sekali pun satu hari. Why? Karena saya bekerja dari sana. Singkatnya begitu.
Kalau dipikir secara rasional, hidup kan memang tentang “take and give”. Tanpa mengabaikan kalau teknologi bukanlah segalanya, gak bisa dipungkiri kalau teknologi itu salah satu hal paling penting di era sekarang. Kalau kita menghabiskan beberapa waktu untuk teknologi, bukan hal aneh kalau kita juga kehilangan beberapa waktu untuk quality time bersama keluarga atau menyelesaikan tugas yang lain.
Sama halnya dengan saat kita lepas dari teknologi, waktu juga kembali seperti saat tidak berhubungan dengan teknologi. Jadi bukan teknologinya yang mengganggu waktu manusia, tapi manusianya yang tidak bisa mengoptimalkan teknologi untuk membantu hidupnya. :)
Kalo menurut aku, yg jadi masalah bukan teknologinya sih, tp hasrat untuk menggunakannya. Banyak kok sisi positif yang bisa diambil dari kemajuan teknologi, tergantung individunya aja mau mengeksplor dari sisi positif atau negatifnya.
Kalau soal kecanduan, balik ke pribadi masing2 sih, mau diperalat teknologi atau memanfaatkan peralatan teknologi. Banyak juga kan teman kita yang justru memanfaatkan gadget dalam pekerjaan sehari2nya, malah akan repot kalau dia memutuskan nggak pake gadget dalam jangka waktu tertentu.
Aku termasuk pengguna gadget aktif, nggak ada seharipun terlewat tanpa meriksa gadget, tapi aku juga pernah kok sebulan tanpa main gadget. Belum lama malah, sekitar bulan juli-agustus lalu. Belum sampai tahap ekstrim mematikan HP sih, tp bener2 membatasi penggunaannya hanya pada kebutuhan yg penting (telfon, sms, chat yg bener2 ada perlunya). Waktu itu ada bbrp hal yg mengharuskan aku tinggal di desa sementara waktu, jadi aku bener2 fokus interaksi sm keluarga/tetangga dilingkungan sekitar.
Menurut pengalamanku di atas, kegiatan rutinku nggak banyak terpengaruh sih. Cuma memang quantity time yg dihabiskan untuk berinteraksi langsung dengan orang lain lebih banyak. Nggak ada juga rasa kehilangan karena nggak main internet selama sebulan, toh kegiatan main gadget bisa disubtitusi dengan kesibukan lainnya.
Kembali ke individunya masing2, kalau hasrat untuk tidak produktif diutamakan, tanpa gadget pun dia bisa tidak produktif. Tapi kalau bisa mengendalikan dan menetapkan skala prioritas, dengan atau tanpa gadget kegiatan sehari2 nggak akan keganggu kok. :)
kalo aku kayaknya sama deh sama kamu… kalo hari biasa gak mungkin karena komunikasi jarak jauh sama temen yang paling cepet ya pake hp… belom kalo ada mendadak gitu… tapi kalo hari libur bisa dicoba… hari libur kebanyakan temen2ku juga sibuk sendiri, entah liburan atau tiduran di rumah, jadi hpku juga jarang bunyi… bunyipun dari operator yang isinya hampir sama dan membosankan..