Dipikirin matang-matang lah menjalin suatu hubungan itu nggak kayak nanam jagung kalau udah panen udah.

Lebih baik pikirkan baik2 dan bicarakan dengan keluarga.

yang jadi pertimbangan itu banyak, coba rundingkan sama keluarga dulu sambil sholat istiqarah meminta petunjuk-Nya.

kalau saya pribadi sih, saya pertanyakan lagi. dia pindah ke agama yang saya anut itu murni karna dia ingin mengenal agama tersebut atau hanya karna ingin menikahi saya.

dia mau pindah agama kan? karna waktu sekolah dulu, kata pak guru agamaku, imam kita harus islam jika kita beragama islam. karna gimanapun, imam dalam keluarga yang akan membimbing kita.

untuk masalah domisili….berat juga ya harus jauh dari keluarga sendiri. tapi kalau dia yakin, gak ada yang gak mungkin. dia yang akan menjalani rumah tangga ini kan. mau deket atau jauh jarak sekarang udah mudah kok dijangkau dengan banyaknya tranportasi yang mendukung.

tapi kalau temanmu masih gak yakin, coba sholat istiqaroh dulu. minta petunjuk dari Allah.

Aku sendiri ngerasa kurang sreg, ada pepatah yang pernah bilang, “kepercayaan aja dia bisa pindah apalagi urusan hati.” bukan bermaksud menilai buruk, tapi yang namanya kepercayaan itu timbulnya dari hati, dan menurut aku itu sulit, harusnya pria yang membimbing wanita bukan sebaliknya. Jadi kalau aku jadi teman aku mending mundur, bule itu adatnya jauh sama orang timur kayak kita yang mengenal sopan santun dan batasan, sedangkan mereka terbiasa hidup bebas. Tapi biar lebih mantap mending shalat istikarah aja, biar Tuhan yang membimbing teman kamu itu. Jauh dari keluarga, tinggal di negeri asing itu susah, kalau ada masalah mau ngadu ke siapa, mau lari ke mana juga?