Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Hiburan & Sharing › Forum Semua Cerita › RENUNGAN: Sebenarnya saya ini ingin menjadi seperti apa?
- This topic has 4 balasan, 3 suara, and was last updated 8 years, 7 months yang lalu by WidiaGhyfra.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
30 April 2016 pada 11:06 am #36444WidiaGhyfraPeserta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Di hari sabtu ini, saya ingin mencoba berbagi pengalaman, rasa atau pikiran saya kepada kalian para Vitamin. Saya bukan seorang penulis, walaupun sering sekali menulis. Saya tidak tahu apakah pesan dari tulisan saya akan tersampaikan atau tidak nantinya. Tetapi saya berharap tulisan saya ini dapat memberikan pesan yang mendalam dan menjadi renungan untuk kita semua.
Apakah kalian dulu pernah berpikir tentang masa depan kalian? Ingin menjadi apa saya ini? Sebenarnya cita-cita saya itu ingin menjadi apa sih?
Jawabannya pasti. Setiap orang pernah memikirkannya, bahkan mungkin sekarang ada diantara kalian yang masih bingung dengan masa depan kalian dan karir seperti apa yang ingin kalian capai dikemudian hari.
Sewaktu SD, ketika orangtua bertanya, “Apa cita-cita kamu?”. Saya dengan lugas dan tegas menjawab, “Saya ingin menjadi seorang Tentara wanita (KOWAD).” Saya dulu ingin menjadi Tentara karena melihat ayah saya. Ayah saya seorang Perwira TNI. Ketika melihat ayah saya selalu menjadi pemimpin upacara 17 Agustus mempunyai kebanggaan tersendiri untuk saya dan saya ingin menjadi seperti beliau.
Tetapi seiring bertambahnya usia, pengalaman dan pendidikan. Cita-cita yang dulu sempat saya ucapkan dengan tegas ternyata hanya berhenti sebatas cita-cita semasa kecil. Saya membuka mata dan ternyata banyak sekali profesi yang bisa kita jadikan karir di masa depan. Bukan stuck hanya sebagai Dokter, Guru, Pilot, dan Tentara.
Pernahkah kalian memiliki kegaulauan tentang cita-cita kalian?
Saya termasuk orang yang awalnya tidak konsisten dengan cita-cita saya. Hal ini terjadi ketika saya kelas 3 SMA dan bingung akan melanjutkan kuliah dimana dan jurusan apa?
Saya pernah mendaftar kuliah jurusan Dokter Hewan dan Agribisnis di IPB. Namun karena bukan rezeki saya, saya tidak diterima. Bingung? Ya, pasti bingung. Siapa yang tidak bingung dan kecewa tidak masuk ke Perguruan Tinggi dan jurusan yang diinginkan. Akhirnya saya banting stir dan mendaftar sebagai mahasiswa Psikologi di salah satu Perguruan Tinggi di Bandung. Saya saat itu tidak menjalani serangkaian tes karena saya masuk jalur Prestasi dan diterima.
Saya awalnya menjadi mahasiswa Psikologi karena kepepet, yah daripada tidak kuliah? Saya menjalani hidup sebagai mahasiswa Psikologi dengan setengah hati. Walaupun begitu, saya juga aneh karena IPK semester awal saya tergolong cukup baik. 3,05 merupakan IPK yang cukup sulit untuk didapat oleh mahasiswa Psikologi di Perguruan Tinggi saya. Akhirnya saya mencoba serius. Belajar dengan giat walaupun Psikologi merupakan jurusan yang tidak saya inginkan.
Kemudian ada pertanyaan dari Dosen, “Setelah lulus, kamu ingin menjadi apa?”
Ketika ditanya seperti itu, jujur saya bingung. Ingin menjadi apa saya ini? Kuliah di jurusan Psikologi memang bukan keinginan awal saya, orang saya inginnya menjadi Dokter Hewan.
Lama berpikir dan berpikir, saya belum mempunyai jawaban yang tepat. Tetapi akhir-akhir ini saya sudah menemukan jawabannya. Jawaban yang sederhana, yaitu “IKUTI KATA HATIMU.”
Pernahkah kalian melihat suatu situasi/orang/apapun, dan kalian berpikir saya ingin menjadi seperti itu? Ex: Kamu melihat seorang pegawai Bank, memakai pakaian bagus, berwajah cantik/ganteng, bekerja di kantor yang berAC. Dan kalian ingin menjadi seperti mereka.
Sudah beberapa bulan ini, saya magang di salah satu kantor pemberdayaan perempuan dan anak di Bandung. Setiap harinya ada klien yang melapor karena tindak kekerasan yang dilakukan oleh pasangannya. Saya memang tidak melakukan sesi konseling kepada klien, tetapi ada beberapa klien yang memperbolehkan saya untuk mendengar cerita dan situasi konflik seperti apa yang mereka hadapi.
Kesan awal ketika mendengar keluh kesah mereka yaitu ngeri dan prihatin. Seorang wanita yang seharusnya dilindungi malah diperlakukan tidak seharusnya oleh seorang suami.
Ketika istirahat makan siang saya berpikir dan terus berpikir. Hal apa yang menyebabkan situasi tersebut? Apa karena pasangan tidak memiliki rasa sayang, belum ada kesiapan untuk menikah sebelumnya atau apa?
Saya saat itu kembali ke kantor dan tiba-tiba saja terbersit dipikiran saya, “Okey, saya sudah tahu. Saya ingin menjadi seorang Psikolog dan Marriage Counselor.”
Yah, begitulah. Sekarang saya sudah tahu cita-cita saya yang sebenarnya dan saat ini saya sedang berusaha mewujudkannya. Semoga pengalaman ini menjadi pesan yang berharga untuk kalian.
Bandung, 30 April 2016
Widia
-
30 April 2016 pada 5:29 pm #36605alifpudinPeserta
cita cita kakak itu mulia loh membantu orang apalagi itu berhubungan dengan psikologis seseorang memberi suatu solusi dlm kehidupan utamanya mungkin pernikahan,kalau aku terus terang keinginan hati hanya ingin menjadi ‘IRT’ yg baik bg keluargaku,terkesan sangat sederhana tapi mudah mudahan membawa berkah untukku :AIKO
-
30 April 2016 pada 5:48 pm #36609WidiaGhyfraPeserta
@alifpudin Menjadi ibu rumah tangga yg baik tentu saja saya ingin. Bagi saya hal itu tidak perlu disebutkan secara gamblang. Menjadi seorang ibu bagi setiap perempuan merupakan sebuah kodrat, itu sudah menjadi suatu keharusan.
Apapun cita-cita kita, semoga bermanfaat :)
-
30 April 2016 pada 6:25 pm #36619DeviRatih3Moderator
Saya sama dengan kamu,, cita cita saya dulu tidak konsisten,, tapi yang pasti saya ingin menjadi dokter hewan,, sama saya juga mendaftar di IPB jurusan kedokteran hewan,pilihan kedua jurusan biologi,, tapi yang lolos hanya jurusan biologi,itu pun tidak saya ambil :( karena sesuatu hal menyangkut keluarga T.T
Akhirnya saya hanya menjalani dan mengikuti arus takdir,, tentunya tetap harus berusaha.Semoga apa yang menjadi tujuan mu tercapai ya ☺
Aamiin aamiin aamiin
-
30 April 2016 pada 6:35 pm #36621WidiaGhyfraPeserta
@DeviRatih3 Iya, saya pun mengikuti arus. Saya akhirnya mengerti, Allah memberikan jalan ini mungkin ada maksud yg lebih baik.
Jika saya tidak masuk di jurusan Psikologi, mungkin saya sampai sekarang blm menyadari dan bahkan tidak terpikirkan untuk menolong orang-orang dalam hal psikologis.
Semoga cita-cita kita semua tercapai. Amiiin YRA :)
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.