Baca Novel Bagus Gratis Sampai Tamat › Forum › Forum Hiburan & Sharing › TAHUKAH ANDA? › Menyembelih adalah Cara Terbaik Mematikan Hewan Tanpa Menyakiti, Ini Bukti Ilmia
- This topic has 16 balasan, 16 suara, and was last updated 7 years, 10 months yang lalu by peri407.
-
PenulisTulisan-tulisan
-
-
28 Desember 2016 pada 5:49 pm #3271261munawarahPeserta
ketika umat Islam di seluruh dunia merayakan Idul Adha. Salah satu ibadah yang istimewa adalah menyembelih hewan qurban. Ada sementara tuduhan bahwa menyembelih merupakan tindakan menyakiti hewan sehingga sejumlah negara melarangnya dan mengganti dengan melakukan pembiusan terlebih dahulu sebelum mematikan hewan. Benarkah demikian?
Islam mensyariatkan binatang ternak seperti sapi, kambing, dan unta harus disembelih agar halal dikonsumsi. Mengapa Islam mensyariatkan penyembelihan, bukan cara lain seperti mencekik, menembak atau membiusnya terlebih dahulu? Berikut hikmahnya menurut Syaikh DR Yusuf Qardhawi dan penelitian Hannover University dengan menggunakan Electro-Encephalograph (EEG) dan Electro Cardiograph (ECG):Rahasia Penyembelihan dan Hikmahnya
Syaikh DR Yusuf Qardhawi dalam buku Halal dan Haram dalam Islam menjelaskan rahasia penyembelihan dan hikmahnya sebagai berikut:
Rahasia penyembelihan ini, menurut yang kami ketahui, adalah untuk melepaskan nyawa binatang dengan jalan yang paling cepat dan mudah, sehingga meringankan dan tidak menyakiti. Untuk itu maka disyaratkan alat yang dipakai harus tajam supaya lebih cepat.
Di samping itu dipersyaratkan juga, bahwa penyembelihan itu harus dilakukan pada leher, karena leher merupakan tempat yang lebih dekat untuk memisahkan kehidupan dengan mudah.
Rasulullah melarang menyembelih binatang dengan gigi dan kuku, karena penyembelihan semacam itu menyakiti binatang. Pada umumnya alat-alat tersebut hanya bersifat mencekik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menajamkan pisau dan memudahkan penyembelihan. Beliau bersabda:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
“Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat baik kepada segala sesuatu. Oleh karena itu jika kamu membunuh, maka perbaikilah cara membunuhnya. Apabila kamu menyembelih maka perbaikilah cara menyembelihnya; tajamkanlah pisaunya serta mudahkanlah sembelihannya.” (HR. Muslim)
Di antara tindakan yang baik adalah seperti apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, bahwa Rasulullah memerintahkan menajamkan pisau dan tidak memperlihatkan proses penyembelihan kepada binatang-binatang lainnya yang akan disembelih. Beliau bersabda:
إِذَا ذَبَحَ أَحَدُكُمْ فَلْيُجْهِزْ
“Apabila salah seorang di antara kamu menyembelih, lakukanlah dengan cepat.” (HR. Ibnu Majah)
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, bahwa ada seorang laki-laki membaringkan seekor kambing sambil mengasah pisaunya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أتريد أن تميتها موتات هلا حددت شفرتك قبل أن تضجعها
“Apakah engkau akan mematikannya beberapa kali? Mengapa tidak engkau asah pisaumu itu sebelum binatang tersebut engkau baringkan?” (HR. Hakim)
Umar Ibnul Khattab pernah juga melihat seorang laki-laki yang mengikat kaki seekor kambing dan diseretnya untuk disembelih, maka ia memperingatkan: “Celaka engkau! Giringlah dia kepada kematian dengan suatu cara yang baik.’ (HR. Abdurrazzaq).
Hasil Penelitian dengan EEG-ECG
Situs resmi Universitas Airlangga, unair.ac.id, melansir hasil penelitian Hannover University dengan judul Penyembelihan Sapi dengan Stunning vs non Stunning sebagai berikut:
Disebutkan dua staf ahli peternakan dari Hannover University, sebuah universitas terkemuka di Jerman, yaitu Prof Dr Schultz dan koleganya Dr Hazim memimpin penelitian mengenai manakah yang lebih baik dan paling tidak sakit, penyembelihan secara Syariat Islam yang murni (tanpa proses pemingsanan) ataukah penyembelihan dengan cara Barat (dengan pemingsanan)?Keduanya merancang penelitian sangat canggih, mempergunakan sekelompok sapi yang telah cukup umur (dewasa). Pada permukaan otak kecil sapi-sapi itu dipasang elektroda (microchip) yang disebut Electro-Encephalograph (EEG). Microchip EEG dipasang di permukaan otak yang menyentuh titik (panel) rasa sakit di permukaan otak, untuk merekam dan mencatat derajat rasa sakit sapi ketika disembelih.
Di jantung sapi-sapi itu juga dipasang Electro Cardiograph (ECG) untuk merekam aktivitas jantung saat darah keluar karena disembelih. Untuk menekan kesalahan, sapi dibiarkan beradaptasi dengan EEG maupun ECG yang telah terpasang di tubuhnya selama beberapa minggu.
Setelah masa adaptasi dianggap cukup, maka separuh sapi disembelih sesuai dengan Syariat Islam yang murni, dan separuh sisanya disembelih dengan menggunakan metode pemingsanan yang diadopsi Barat.
Dalam Syariat Islam, penyembelihan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam, dengan memotong tiga saluran pada leher bagian depan, yakni saluran makanan, saluran nafas serta dua saluran pembuluh darah, yaitu arteri karotis dan vena jugularis.
Selama penelitian, EEG dan ECG pada seluruh ternak sapi itu dicatat untuk merekam dan mengetahui keadaan otak dan jantung sejak sebelum pemingsanan (atau penyembelihan) hingga ternak itu benar-benar mati.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof Schultz dan Dr Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Penyembelihan menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktik penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama, pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua, pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Ketiga, setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali).
Keempat, karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan dengan cara Dipingsankan
Pertama, segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan roboh. Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan tampaknya tanpa mengalami rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning (pemingsanan).
Kedua, segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga, grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Keempat, karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Hasil penelitian Prof Schultz dan Dr Hazim juga membuktikan pisau tajam yang mengiris leher ternyata tidaklah “menyentuh” saraf rasa sakit. Oleh karenanya kedua peneliti ahli itu menyimpulkan bahwa sapi meronta-ronta dan meregangkan otot bukanlah sebagai ekspresi rasa sakit, melainkan sebagai ekspresi keterkejutan otot dan saraf saja yaitu pada saat darah mengalir keluar dengan deras.
Mengapa demikian? Hal ini tentu tidak terlalu sulit untuk dijelaskan, karena grafik EEG tidak membuktikan juga tidak menunjukkan adanya rasa sakit itu.
Subhanallah… demikianlah hikmah dan rahasia mengapa Islam mensyariatkan penyembelihan hewan. Wallahu a’lam bish shawab. [Ibnu K/Bersamadakwah/Tarbiyah.net]sumber : http://www.tarbiyah.net/2015/09/menyembelih-adalah-cara-terbaik.html
-
28 Desember 2016 pada 5:58 pm #327136@Iqrahm98Peserta
aku baru tahu muna makasii ya infonya hihi emang adas bener nya juga kok
-
28 Desember 2016 pada 6:03 pm #3271401munawarahPeserta
sama sama kak @iqrahm98 :BAAAAAA
-
28 Desember 2016 pada 11:36 pm #327374farahzamani5Peserta
Aq bru tau nih cara menyembelih dngn pemingsanan bgtu na
Wahhh nmbh ilmu lgi nih aq
Mksh ya na -
29 Desember 2016 pada 7:40 am #327483maruya95Peserta
Suka kasian dan gk tega klo ada hewan yg di sembelih :PATAHHATI
-
29 Desember 2016 pada 8:15 am #327497FuntasticSentences01Peserta
haha, ada banyak kayak gini. hal yang baru diteliti di zaman modern tapi sudah diajarkan sejak zaman Rosulullah :inlovebabe
-
29 Desember 2016 pada 8:54 am #327529Sakura156Peserta
Alhamdulillah Islam mengajarkan sesuatu yang baik. Bahkan menyembelih sapi pun harus cepat agar tak menyakiti sapi nya. Makasih infonya :sopan
-
29 Desember 2016 pada 9:28 am #327546alvinabbPeserta
sang maha pencipta tentu saja lebih tahu, bahkan hewan itu merasa sakit / tidak saat disembelih, subhanallah
-
29 Desember 2016 pada 10:21 am #327569betalingPeserta
aku sampe sekarang ga pernah klo lihat hewan si sembelih…. :PATAHHATI :PATAHHATI serem aja,,,,
-
29 Desember 2016 pada 11:42 am #327622diah_putriPeserta
aku sampe sekarang gak pernah berani lihat hewan yang disembelih kasihan lihat wajah mereka melas :PATAHHATI :PATAHHATI
-
29 Desember 2016 pada 12:30 pm #327677nenaagustinPeserta
islam mewajibkan atau mensunahkan sesuatu pasti ada tujuannya
makasih kak muna infonya -
29 Desember 2016 pada 1:58 pm #327785fitriartemisiaPeserta
gak pernah berani liat hewan disembelih. kalo kepasar pun gak bakal mau diajak ke bagian daging-daging gituu :TERHARUBIRU
-
29 Desember 2016 pada 3:10 pm #327842acisammyPeserta
Makasih infonya….. Ilmiah baru meneliti padahal dr dulu ilmu agama udah ada yaaaa
-
1 Januari 2017 pada 6:59 am #329315DalpahandayaniPeserta
Mksh infonya
-
2 Januari 2017 pada 5:29 pm #329983ferendPeserta
Q gg pernh tega liat hewan d potong :PATAHHATI
mksh infonya ya :MAWARR
-
2 Januari 2017 pada 5:51 pm #329997beautynewbewPeserta
gak tega lihat hewan disembelih. kalo didekatku ada hewan disembelih pasti tutup mata sama telinga. biar gak liat sama gak denger suaranya. kasian banget
-
3 Januari 2017 pada 12:46 am #330126peri407Peserta
munaa makasih infonya..
Allahuakbar, sungguh apa yang Allah perintahkan semua baik untuk kita umatnya dan ciptaanNya :)
-
-
PenulisTulisan-tulisan
- Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.