Melihat 6 pertalian (thread) balasan
  • Penulis
    Tulisan-tulisan
    • #78789
      Anonim
      Non-aktif

      Jangan Terlena Dengan Amalmu

       

      Suatu hari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di depan para sahabatnya, & ia hendak menyampaikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun tiba2 beliau pingsan, kemudian setelah beberapa saat, beliau siuman, kejadian itu berulang 3X, baru setelah itu beliau bisa menyampaikan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang agung ini, renungkanlah artinya:

      “Sesungguhnya orang pertama yang akan diadili kelak pada hari kiamat ada 3.

      Pertama, seseorang yang mati syahid, dia dihadpkan kepada Allah & disebutkan oleh-Nya smua kenikmatan yang pernah diberikan kepadanya, maka diapun mengakuinya, kemudia dia ditanya (oleh Allah): Apa yang telah kamu perbuat dengan nikmat-nikmat tersebut? dia menjwb: Aku telah berjuang untuk-Mu hingga mati syahid. Dijawab (oleh Allah): Kamu dusta, kamu tidaklah berjuang kecuali supaya dikatakan pemberani, & kamu pun telah dikenal, dengan demikian, dia diperintahkan untuk diseret di ats mukanya & dimasukkan ke dalam api neraka.

      Kedua, seorang yang menuntut ilmu & mengajarkannya, & membaca Al-Qur’an, maka dia dihadapkan kepada Allah & disebutkan oleh-Nya semua kenikmatan yang pernah diberikan kepadanya, maka diapun mengakuinya, kemudia dia ditanya (oleh Allah): “Apa yang kamu perbuat dengan nikmat-nikmat tersebut?” dia menjawab: “Aku telah menuntut ilmu & mengajarkannya, & membaca Al-Qur’an karena-Mu.” Dijawab (oleh Allah): “Kamu dusta, kamu tidaklah menuntut ilmu kecuali supaya dikatakan sebagai orang alim, & tidaklah membaca Al-Qur’an kecuali supaya dikatakan sebagai qari’ & kamu pun telah dikenal dengan demikian.” Kemudian diperintahkan untuk diseret di atas mukanya & dimasukkan ke dalam api neraka.

      Ketiga seorang dermawan yang diberikan padanya berbagai macam kekayaan, maka dia dihadapkan kepada Allah & disebutkan oleh-Nya semua kenikmatan yang pernah diberikan kepadanya, maka diapun mengakuinya, kemudia dia ditanya (oleh Allah): Apa yang telah kamu perbuat dengan nikmat-nikmat tersebut? dia menjawab: Tiada satu jalanpun yang Kau cintai di situ seseorang untuk ber’infaq, kecuali telah aku keluarkan semata-mata untuk-Mu. Dijawab (oleh Allah): “Kamu dusta, kamu tidaklah melakukan itu kecuali supaya dikenal sebagai dermawan, & kamupun telah dikenal dengan demikian, kemudian diperintahkan untuk diseret di atas mukanya & dimasukkan ke dalam api neraka”. (HR Muslim and Tirmidzi, Ibnu Hibban).

      Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

      مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

      “Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia & perhiasannya, pasti kami berikan (balasan) penuh pekerjaan mereka di dunia (dengan Sempurna) & mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat, kecuali neraka, & sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) & terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Huud: 15-16)

      Ingin dipuji adalah tabiat manusia

      Menyebrangi samudera yang luas, dalam dan penuh hiu, lebih ringah dari pada mengarungi lautan ikhlas. Karena dalam semua itu, diri kita termotivasi untuk kesenangan jiwa kita, untuk nafsu dan naluri manusiawi: popularitas, prestige, kesenangan tersendiri, cinta petualangan, kehebatan dll.

      Namun dalam puncak dan samudera keikhlasan: kita memerangi diri kita untuk tidak menyukai apa yang disukainya, untuk membenci apa yang dicintai. Kita suka dipuji, tapi kita harus menghilangkan perasaan itu. Kita suka disanjung, namun kita wajib menghapus keinginan itu. Kita suka dunia, kemewahaan, namun kita diperintahkan untuk menundukkan gejolak nafsu itu dari dalam hati kita, agar yang ada dalam niat dan hati hanyalah untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala kita beramal, demi sesuatu yang lebih indah dan menakjubkan dari semua itu.

      Memang manusia yang berbuat baik, pantas untuk mendapatkan pujian dan sanjungan. Namun beramal baik untuk mendapatkan pujian dan sanjungan adalah perbuatan yang dibenci oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

      Dan memerangi sesuatu yang tumbuh di dalam hati adalah perjuangan yang tidak akan pernah tuntas. Karena penyakit itu tumbuh dan berakar di dalam hati. Semoga Allah Jalla wa ‘Ala membimbing kita agar tetap ikhlas beramal.

      Beratnya medan menuju puncak ikhlash

      قال الفضيل بن عياض: أدركنا أناس يراءون بما يعملون فصاروا الآن يراءون بما لا يعملون.
      – أعربنا في القول .. وأخللنا في العمل .. حتى أصبح إخلاصنا يحتاج إلى إخلاص.

      إن من دلائل الإخلاص وعلامات المخلصين اتهامهم لأنفسهم بالتقصير في حق الله ، وعدم القيام بالعبودية لملك الملوك ، بل ومقتهم لأنفسهم ولا يرونها أهلاً لأي فضل ، قال تعالى { والذين يؤتون ما آتوا وقلوبهم وجلةٌ أنهم إلى ربهم راجعون }.

      Al Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Kita telah menjumpai orang-orang yang berlaku riya’ dengan apa yang mereka kerjakan, namun saat ini kita mendapati orang-orang yang berlaku riya’ dengan apa yang tidak mereka lakukan”.

      Mendaki puncak himalaya susah dan membutuhkan perbekalan dan perlengkapan, serta butuh beberapa hari, atau beberapa pekan untuk sampai ke puncaknya. Tapi itu tetap lebih mudah dibanding mendaki puncak keikhlasan.

      Dan perjuangan untuk sampai ke puncak keikhlasan, untuk merapat ke pantai ikhlas membutuhkan waktu yang kadang lebih panjang dari pada keliling dunia, karena kadang sampai ajal menjemput, ada yang belum sampai ke puncaknya.

      سئل التستري: “أي شيء أشد على النفس؟! قال: “الإخلاص؛ لأنه ليس لها فيه نصيب”.

      At Tsauri rahimahullah ditanya, “Apakah yang paling berat untuk jiwa? Maka ia berkata, “al Ikhlash, karena tidak ada bagian nafsu di dalamnya”.

      Dan seorang ulama’ besar, yang terkenal kezuhudannya, Sufyan at Tsauri rahimahullah berkata:

      “ما عالجت شيئاً أشد عليّ من نيتي؛ إنها تتقلبُ عليّ”.

      “Tiada ada sesuatu yang lebih berat aku tangani daripada niatku sendiri, sesungguhnya ia suka berbolak-balik”.

      Ada Kemudahan

      Beratnya medan menuju ikhlash. Sulitnya mengobati hati. Sukarnya memurniatkan niat untuk ilahi. Akan menjadi mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan itu adalah rahasia, kenapa nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berdoa:

      يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ.

      “Wahai Yang Maha Membolak-balikkah hati, Tetapkanlah hatiku di atas agamamu”. (HR Tirmidzi)

      Dan Tatkala Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Nabi Subhanahu wa Ta’ala “Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amal yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau telah bertanya tentang perkara yang besar, dan sesungguhnya itu adalah ringan bagi orang yang digampangkan oleh Allah Jalla wa ‘Ala. Engkau menyembah Allah dan jangan menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji ke Baitullah”. (HR Tirmidzi)

      Tiada kemudahan kecuali yang Allah Subhanahu wa Ta’ala buat mudah, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala bisa menjadikan yang sukar itu mudah apabila Dia berkehendak, tapi sayangnya, kita yang sering lupa memohon keikhlasan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas semua amal kita.

      Simaklah petuah singkat berikut.

      Minta rezeki tidak pernah lupa

      Minta sehat dan kesembuhan selalu sedia

      Minta kesuksesan dan keberhasilan senantiasa dibaca

      Tapi minta keikhlasan, mungkin ada sebagian yang lupa

      Washalatu wassalamu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajmain.

       

      Semoga kita semua tidak termasuk golongan orang-orang yang riya’ ya. Amiin  :ASIA

       

      Akhir kata : Semoga bermanfaat ya  :CINTA

    • #78827
      nurullchan
      Peserta

      Bener :AZHURA  hal yg paling sulit dilakukan adalah ikhlas, terkadang walaupun mulut kita sdh berkata ikhlas blm tentu hati kt membenarkan.

      Ya Allah bimbingan kami semua agar senantiasa menjaga hati agar selalu ikhlas dalam melakukan hal apapun, baik itu untuk dunia maupun akhirat, Amin :ASIA

    • #79060
      farahzamani5
      Peserta

      Selalu belajar menjadi ikhlas

      Ikhlas itu sulit, tp jika belajar dngn niat yg sungguh Insya Allah bisa, saya pun sampe skrng msh belajar ilmu ikhlas dan sabar<span style=”font-size: 16px; line-height: 1.5;”> </span>

      Mksh infonya mom

    • #79065
      asty1990
      Peserta

      Iya bener banget, susah banget ikhlas lahir batin itu.. Aq pn terkadang msh suka begitu.. :AZHURA

      Ya Allah bimbinglah kami semua utk menjadi manusia yg lbh baik lg.. Terutama menjadi hamba yg selalu ikhlas dlm hal apapun..  Amiin..  :ARMENIA

    • #79082
      ias1610
      Peserta

      Belajar untuk ikhlas & ikhlas terus menerus….
      Good Share Hime…

    • #79090
      wieambar
      Peserta

      Belajar ikhlas terus….

      Ya Allah jauhkan hamba dari penyakit hati  :AZHURA  Amiiin

    • #79103
      aleanadark
      Peserta

      Bener bgt, saya sampai sekarang masih susah kalo ikhlas lahir batin. good share

Melihat 6 pertalian (thread) balasan
  • Anda harus log masuk untuk membalas topik ini.