Aku kembali menengok ke belakang, mencoba menelusuri jejak tilas masa lalu, tepatnya beberapa tahun yang silam. Kilas balik kilatan memori berkelebatan di kepala. Menggerakan raga untuk kembali membuka kenangan-kenangan yang telah lama berdebu tak terjamah Ada banyak kenangan disini. Aku mulai menelusurinya satu persatu, sampai pada akhirnya aku menemukan satu kisah cerita yang sempat ku …
Hakikat Rindu
Baru saja diri ini tahu, apa itu hakikat rindu. Selama ini hanya bisa bicara tentang rindu, tanpa tahu bagaimana rasanya. Ternyata seperti ini. Ya. Cukup menyiksa. Bahkan sangat menyiksa. Bagai berpuluh-puluh batu hinggap jatuh menindih dada. Sakit, sesak, hingga meneteskan air mata. Apalagi jika rindu tak mampu terlampiaskan pada objek nyata. Rindu pada bayangan memori …
Destiny of Cyber (2)
Devanna menghabiskan waktu berjam-jam dalam perpustakaan hanya untuk menatap layar laptop dengan pikiran kalut dan tatapan kosong layaknya menunggu waktu eksekusi mati untuk terdakwa. Raganya memang sedang duduk disana, tapi pikirannya melalang buana mencari solusi untuk menghindari pertemuan yang tidak dia inginkan sama sekali. Devanna hanya ingin hidupnya damai, dan segera lulus tahun ini. Ya …
Destiny of Cyber (1)
“ Dev. Aku akan melakukan perjalanan ke negaramu. Kurang lebih sekitar 15 jam lagi pesawatku akan tiba. Aku harap kau mau menjemputku di bandara nanti. Tunggu aku. See you there okay” Gadis itu terkejut bukan main, ketika membaca pesan dari orang yang selama ini selalu ia hindari percakapannya dalam obrolan via whatsapp. Beruntungnya orang yang …
Sebuah Pengabaian
Masih ku ingat pesanmu saat itu. Kau berkata, bahwa aku selalu mengabaikan pesan darimu. Kau juga bertanya, mengapa balasan pesan dariku untukmu selalu datang terlambat. Aku hanya bisa tersenyum getir sebagai tanggapan dari protesmu itu. Memangnya apa yang bisa ku lakukan selain itu? Mungkin siapapun pasti akan mengataiku dengan sebutan perempuan munafik. Mengatakan kebohongan seolah …
Sebuah Fakta
Bisa dikatakan kami terlalu lama bermain dalam area abu-abu. Saling menyembunyikan perasaaan. Hanya mengandalkan sorot kedua mata yang saling menatap dalam kebisuan. Berharap salah satu dari kami mengerti. Layaknya telepati. Keheningan selalu berhasil tersemat di antara kami. Banyak kata dan pikiran tertahan dalam benak. Mereka memang terus mendesak, hingga rasanya sesak. Mungkin sudah teramat lama …
Sebuah Candu
Kau tahu, hal yang paling menyiksa adalah ketika dirimu mulai terbiasa dengan sesuatu yang belum pernah kau rasakan sebelumnya. Rasa terbiasa itu mulai tumbuh dan berkembang seiring waktu yang berjalan, hingga menjelma menjadi sebuah candu untukmu. Ia memaksamu untuk merasakannnya lagi dan melakukannya lagi, lagi, dan lagi. Namun bagaimana jika objek candumu itu adalah sesuatu …