“Hei Bos apa kau akan selalu berpelukan seperti itu, teganya kalian. Cepat lempar bunga itu, apa kau tidak lihat, Maya sudah menunggu momen ini?” Adelle berseru yang langsung direspon kekehan semua tamu undangan yang hadir.
“Hei kau ini. Sepertinya kalimat itu cocok untukmu yang sepertinya sudah tidak sabar ingin menyusul Renata.” Maya menyangga tuduhan Adelle bersungut-sungut. “Ah kau ini terlalu serius Maya. Ah lupakan itu.” Adelle kemudian menatap Alex dan Renata dengan tak sabar. “Ayo Renata, kau cepat lempar bunga itu.”
“Huhhh” suara sorakan dari teman-temanya langsung bergemuruh, membuat Alex dan Renata langsung tertawa.
“Oke, kalian kaum lajang yang belum mempunyai pasangan semuanya maju kedepan.” Bos besar Adam kali ini mengambil alih situasi, yang langsung di turuti anak buahnya yang berbondong-bondong berdiri di depan altar.
“Kalian siap?” Renata berucap memastikan dengan posisi sudah membelakangi mereka semuanya. “Siapp!” semuanya menjawab bersamaan dengan kompak riuh rendah.
Para undangan yang sudah mempunyai keluarga masing-masing hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan terkekeh melihat kelakuan para lajang yang terlihat menggelikan itu.
Saat bunga sudah terlempar, sang bunga ternyata jatuh ditangan Adelle! Dan kesempatan itu pun gunakan oleh teman-temanya untuk menyeret tubuh Adelle mendekat di bibir pantai.
“Adelle kau harus berenang! Sebagai simbol ucapan selamat dari kami.”
“Hei apa yang kalian lakukan! Aku tidak mau! Hei lepaskan aku! Bos Alex, Renata tolong aku!” semua orang yang ada di acara itu semuanya tertawa melihat saat Adelle diseret paksa oleh teman-temanya itu.
Alex menarik wajah Renata, bertujuan fokus untuk menatap dirinya. “Istriku, sampai kapan kau akan terus melihat sahabatmu itu yang basah kuyup, hingga kau mengabaikan pangeran tampanmu ini?” Renata tersenyum dan mengangkat pandangan matanya, tangannya yang lentik dengan kuku bercat warna nude tampak bermain- main dikancing jas yang dikenakan Alex. “Aku melihat mereka untuk yang terakhir, karena setelah ini aku menduga kau akan mengurungku di dalam kamar dan tak boleh melihat dunia luar.”
“Kau benar.” suara pekikan terlontar dari bibir Renata saat Alex tiba-tiba meraup tubuhnya dan membawanya ke dalam gendongan dan berjalan cepat menuju kamar pengantinnya. “Kau benar Renata, kita akan melakukan hal-hal yang menyenangkan yang sudah kita tunggu-tunggu sepanjang acara pernikahannya ini, kau pun sama bukan? Hmm.” sebagai jawabannya Renata hanya terkikik geli dan menutup wajahnya di dada Alex.