Vitamins Blog

Love In The Boardroom Bab: 3 Berita Menghebohkan

Bookmark
Please login to bookmark Close

Malem ini Alex tengah makan malam bersama Bella di restoran yang sebelumnya sudah di pesan lebih dulu  oleh Alex.
Mereka makan dengan santai, bahkan beberapa kali Alex dengan romantisnya Menyuapi Bella yang malu- malu saat membuka mulutnya. Seperti sudah menjadi kebiasaan Alex, disaat makan malam itu diawali dengan suasana romantis, akhirnya berujung berantakan.

seperti sekarang, saat makan malam itu sudah hampir selesai. Alex menatap lekat- lekat kearah Bella, dan menimbang-nimbang  kejutan yang akan dilontarkannya. Ditatap seperti itu, ekspresi Bella salah mengartikan  hingga membuatnya salah tingkah.

“Aku harap setelah kencan ini berakhir. kau jangan hubungi aku lagi.”  ucapnya tanpa basa basi.  Bella Yang semula memasang senyum manis, begitu mendengarnya lansung  melebarkan matanya, kemudian   mengkonfrontasinya.  “Kenapa bisa seperti itu, apa alasannya.”

“Aku bosan, kau wanita yang membosankan” ucapnya tanpa rasa bersalah dengan senyuman yang menjengkelkan.
“Apa katamu!”  Bella mulai tersulut emosi. “Jadi selama ini kau hanya main-main dengan hubungan ini? Perhatianmu yang selama kau ucapkan selama ini hanya pura-pura.”  Bella bangkit dari duduknya kemudian tanpa diduga mengambil gelas berisi anggur, kemudian tanpa menunggu lama disiramnya anggur itu tepat di wajah Alex.

Seolah belum cukup puas meredakan sakit hatinya, Bella berdiri kemudian mendekat kearah Alex dan tanpa peringatan, diambilnya piring  berisi spaghetti itu kemudian secara mengejutkan ditumpahkannya tepat di kepala Alex!
“Dasar Brengsek!”

Setelah meluapkan kekesalannya, Bella merasa puas, kemudian pergi meninggalkan Alex dalam kondisi yang menyedihkan.

*******

Pagi ini Renata baru memasuki  kantornya hanya untuk  disambut dengan berita gosip pagi yang menggemparkan. Bagaimana tidak menggemparkan, disaat dirinya baru memasuki ruangannya, tiba-tiba tangan Renata ditarik oleh Maya teman satu ruangannya.

“Kau harus lihat ini Renata, ini berita yang sangat menggemparkan di kantor!”
Maya berucap semangat kearah Renata dengan berapi-api.
Renata mengangkat alisnya, melihat gaya bicara Maya yang terlalu dramatis itu.

“Apa ini tentang bos Alex dan korban barunya?”
“Benar”
“Lantas apa yang menggemparkan?” Renata bertanya tak mengerti.
“Liat ini”  Maya  tiba-tiba menyodorkan ponselnya ke tangannya, Renata menunduk dan menatap ponsel Maya yang tergenggam ditangannya.

Dan seketika dirinya langsung menutup mulutnya karna kaget.
“Astaga”  ucapnya tak percaya. Walaupun dirinya merasa kaget karna melihat foto yang di depannya, Renata tak bisa untuk tak menahan senyum puasnya.
Bagaimana tidak terkejut dan tersenyum puas, jika yang di lihatnya adalah foto wajah Alex yang disiram  anggur oleh seorang wanita?

“Terkejut bukan” Maya tiba-tiba bersuara di sampingnya. Kemudian mengambil ponselnya kembali dari Renata  dan mulai mencari video yang  akan ditujukan padanya, setelah menemukan video yang di carinya, Maya dengan cekatan memberikan kembali ponsel itu ke tangan Renata.

“Liat itu, kau pasti lebih terkejut luar biasa.”
Seperti orang bodoh yang penurut, Renata  yang terbiasa tidak mau tahu tentang Alex. Akhirnya  tergoda untuk menonton video tersebut.
Video yang diliatnya  memperlihatkan  Alex dan teman kencannya tengah duduk dengan makan malam romantis. Awalnya makan malam itu berjalan biasa saja, tapi beberapa saat kemudian, keromantisan itu sudah tidak terlihat. Tergantikan dengan adegan dimana si perempuan  tampak menahan marah saat Alex melontarkan kata-kata yang membuatnya kesal. Perempuan cantik itu tiba-tiba berdiri dan mengambil gelas berisi anggur. Anggur itu tidak untuk di minumnya, melainkan hanya untuk disiramkan  di wajah Alex. Seolah itu belum cukup, perempuan cantik itu  mulai mendekat kearah Alex dan  tiba-tiba mengambil sepiring spaghetti  yang ada di sampingnya  dan tanpa peringatan ditumpahkan spaghetti tersebut tepat di kepala  Alex dengan menyedihkan!
Sebelum perempuan cantik itu pergi, terlihat dia mengumpat ke arah Alex.
Setelah meluapkan kekesalannya, perempuan itu akhirnya pergi meninggalkan Alex dalam kondisi yang menyedihkan.

“Astaga siapa wanita itu?” Adelle yang entah sejak kapan  sudah ada di belakang Renata dan menonton video yang sama  menyuarakan Keterkejutannya.
Renata melirik kearah Adelle dan mengangkat alisnya.
“Apa yang kau lakukan disini?”
Bukanya menjawab pertanyaan Adelle yang sebelumnya, Renata malahan balik bertanya dan itu membuat Adelle tanpa bisa ditahan lansung mengerucutkan bibirnya.

“Sebelumnya aku hendak masuk ke dalam ruangku sendiri, tapi melihat kalian disini  menonton sesuatu dengan begitu intens, aku tergoda untuk ikut bergabung dan melihatnya.” Adelle  tiba-tiba mengambil ponsel yang ada ditangan Renata, kemudian dia menimbang- nimbang dan berpikir keras.

“Ini ponselmu bukan?” Adelle bertanya pada maya. Setelah mendapatkan anggukan darinya. Dia berucap kembali dengan penasaran.
“Kau dapat video itu dari mana?  kalau diperhatikan, wanita  yang ada di dalam video bukan karyawan yang bekerja di sini. Kau tahu wanita ini?”
“Aku tidak kenal wanita itu, dan aku mendapatkan video  itu dari sosial media.”
Maya menjelaskan dengan pasti.
“Hmmm, aku berpikir mungkin yang merekamnya salah satu mantan bos kita yang kebetulan ada di dalam restoran yang sama.”  Adelle mengutarakan pendapatnya.

Tiba-tiba Renata menatap Adelle dan berucap mengejek untuk menggoda sahabatnya itu.
“Harusnya saat kau di patahkan hatinya oleh bos Alex, kau melakukan hal  yang sama seperti yang dilakukan oleh perempuan itu.”

“Apa kau sudah gila Renata, aku lebih baik diputus olehnya daripada harus kehilangan pekerjaanku.”  ucapnya bersungut-sungut. Bahkan Maya yang sejak tadi diam, begitu mendengarnya tanpa bisa ditahan langsung tertawa lepas.

*******

Pagi ini Alex masih  bermalas-malasan di tengah ranjang yang  empuk di dalam kamarnya yang luas itu. Alex tinggal  tanpa orang tua di rumahnya yang  besar ini. Di rumahnya, Alex tinggal bersama tiga pelayanan, dua orang tukang kebun dan  dua orang petugas keamanan yang menjaga rumahnya selama dua puluh empat jam.

Alex tidak mempunyai ibu. Karna ibunya sudah meninggal sejak lama, hanya ayahnya saja yang masih hidup. Ayahnya semenjak menikah lagi dengan janda kaya yang berasal dari luar negeri, sifatnya berubah, dan  mulai lupa dengan dirinya karna terlalu terlena  dengan keluarga barunya disana.
Tapi Alex tidak meratapi nasib karna merasa sudah ditinggalkan. Alex merasa terlalu sibuk untuk memikirkan itu, jadi hal yang di prioritaskan saat ini adalah bekerja, berkumpul bersama rekan kantornya dan mempermainkan hati banyak wanita.

Seperti yang dilakukannya sekarang ini saat dirinya membuka ponselnya dan bermain sosial medianya. Alex, tidak terkejut sama sekali saat teman satu kantornya mengirim link video yang memuat dirinya. Yang ada hanya kekehan saat Alex melihat video dimana dirinya sudah dibuat malu di restoran malam itu. Alex tidak marah pada Bella, perempuan yang sudah membuatnya malu pada malam kencangnya dengan menyiram anggur di wajahnya. Alex merasa perbuatan Bella belum seberapa jika dibandingkan dengan mantan kekasihnya dulu yang lebih frontal. Sebelumnya, Alex hampir pernah disiram kopi panas oleh mantan kekasihnya tepat di wajahnya. Imbas tidak terima saat Alex mengucapkan kata ‘putus’. Beruntung pada saat itu Alex dengan sigap langsung menghindar dari serangan kopi panas itu hanya untuk mengenai tembok cafe yang malang.

Melihat Alex lolos dari serangannya, mantan kekasihnya itu semakin frustasi. Bukanya menghindar dan pergi. Yang ada, sang mantan melakukan hal yang tak terduga dengan merangsek maju dan mulai menyerang Alex dengan memukul dadanya keras- keras bahkan menamparnya.

“Brengsek kau! Sialan kau!” melihat kekasihnya murka di tempat umum dan mengumpatnya dengan ucapan kasar. Yang dilakukan Alex pada saat itu bukanlah marah atau melakukan kekerasan balik, melainkan memanggil petugas keamanan cafe untuk mengamankan kekasihnya itu. Bahkan disaat Alex memanggil petugas itu mendekat dan berbicara padanya, senyuman ramah itu masih terpasang di wajahnya. Membuat kejengkelan sang mantan kekasih semakin melesat naik, hingga rasa- rasanya ingin sekali mendaratkan kuku runcingnya di wajah yang menjengkelkan itu.

 Alex tersenyum setelah mengingat kejadian yang cukup menyenangkan baginya itu. Dirinya merasakan sensasi kepuasan saat melihat respon mantannya yang menggelora karna murka. Ya, kalau dipikir- pikir barisan mantan kekasih Alex yang pemarah dan suka membuat keributan di tempat umum, adalah wanita yang berasal dari luar kantornya. Alex masih ingat betul bagaimana mereka, anak buahnya yang pernah diajak kencan olehnya, saat Alex mengucapkan kata putus, respon mereka hanya ekspresi sedih dan pasrah. Jelas Alex tidak menyukai ekspresi itu karna baginya terasa membosankan dan kurang menantang. karna alasan itulah Alex mulai membatasi mengajak kencan bawahannya itu. Cukup Adelle orang terakhir yang pernah diajaknya berkencan.

Mengingat Adelle, tiba-tiba ingatan Alex langsung tertuju pada sosok yang selama ini terlihat menyimpan rasa tidak suka yang pekat padanya. Ya, sosok itu, sosok yang selalu memasang wajah masam, jutek dan ketus. Rasanya pasti sangat menyenangkan jika dirinya mulai membidik sosok itu dan menjadikan kekasih barunya.

4 Komentar

  1. Bintang Timur menulis:

    Pengen kujitak kepalanya Alex :aaakecoa

    1. SeraFinaMoonlight menulis:

      Ahahaha :ohyeaaaaaaaaah!

  2. Alex si babang tamvan :backstab

    1. SeraFinaMoonlight menulis:

      tapi ngeselin :ohyeaaaaaaaaah!