Vitamins Blog

Selembut Sutra Bagian 2 { Milikku }

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

10 votes, average: 1.00 out of 1 (10 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

“apa yang kau mau dariku? Lepaskan lah aku!” Gadis itu memohon dengan berurai air mata, saat ini dia benar-benar putus asa. Jhovan lagi-lagi hanya menggeleng, menandakan dia tidak setuju dengan usul wanitanya itu.

“Aku mohon lepaskan aku!” pinta wanita itu lagi.  Habis sudah kesabaran Jhovan  dia menarik perempuan itu lebih keras hingga tubuh kurus itu membentur tubuhnya, secepat kilat Jhovan menarik pinggang istrinya dan membisikan sesuatu.

***

 

“aku sudah bilang padamu, bahwa aku tidak akan melepaskan mu baik hidup ataupun mati” Bisik lelaki itu di telinga Ayya. Dia sangat ingat akan ucapan itu.

“kamu…” Ayya tak bisa melanjutkan  kata-katanya lagi ketika Jhovan dengan beringas membungkam mulutnya dengan bibir lelaki itu. Ayya meronta sekuat tenaga mencoba lepas dari cengkraman lelaki itu. Setelah rontaan itu mulai mengendur Jhovan melemahkan cumbuannya serta menjauhkan wajahnya untuk melihat wanitanya itu.

“sebaiknya kau ikut denganku!” Jhovan menarik tangan rapuh itu dengan sekuat tenaga, Ayya terseuk-seuk mengikuti langkah lebar suaminya itu. Di depan mobil berwarna hitam itu Jhovan membuka pintu mobil dengan kasar.

“Lepaskan aku!” Ayya kembali berteriak didepan muka Jhovan.

“Tidak” Jhovan tidak mau kalah, dia juga meninggikan suaranya.

“Kamu tidak berperasaan, hati mu menghitam karena sifat jahat mu itu.”

“Aku tidak perduli itu” Jhovan kembali menarik perempuan itu agar masuk kedalam mobil.

“Masuk!” Pinta Jhovan dengan nada dingin pada istrinya. Ayya tak berani membantah karena saat ini dia tidak ingin menyakiti dirinya sendiri. Perempuan itu duduk di kursi penumpang hingga ke ujung seolah-olah hal itu dapat menghindari dari jangkauan lelaki di dekatnya itu.

Melihat istrinya menurut tanpa membantah Jhovan tidak berkomentar lagi dan dia ikut duduk serta diam membantu tanpa ada keinginan melirik istrinya.

Perjalanan itu tidak memakan waktu lama mereka sudah sampai di rumah besar milik Jhovan, seperti biasa Ayya melihat wajah-wajah sangar para penjaga di rumah itu berkerut lah rasa takutnya, tapi berhadapan dengan Jhovan lah yang membuat perempuan itu takut setengah mati.

Melihat kedatangan Jhovan sambil menyeret tangan istrinya, para pelayan berlarian untuk menyambut kedatangan tuannya. Adi dengan setia tetap mengekor tuannya memang dia adalah orang yang paling setia dengan lelaki berwajah malaikat tapi berhati iblis.

Jhovan menyerahkan Ayya pada para pelayan wanita untuk di mandikan.

“mandikan dia!” Perintahnya pada pelayan senior yang dipercayanya karena perempuan paruh baya itu sudah sangat lama ikut keluarga Alexander. Perempuan paruh baya itu mengangguk patuh karena dia tahu saat ini tuannya dengan menahan marah agar tidak meledak.

“Baik, kami akan memandikannya.”  Ayya ikut dengan patuh pada pelayan yang bernama Sara, dia berusia 49 tahun tapi wajah itu tetap terlihat cantik meskipun dibungkus dengan wajah kaku.

Sepeninggal Tuannya Ayya mandi di temani beberapa pelayan Jhovan tapi Ayya tak pernah melepaskan seluruh bajunya meskipun yang menemaninya mandi adalah pelayan perempuan, satu-satunya orang yang melihat dia tanpa busana hanya Jhovan selain itu tidak pernah. Bu Sara juga tidak memaksa agar Ayya menanggalkan pakaiannya karena perempuan itu teguh pada pendiriannya bahwa meskipun sesama perempuan itu tetaplah aurat baginya.

“Aku sudah memperingatkan mu berapakali, jangan pernah berfikir untuk kabur jika kamu ingin menyelamatkan orang-orang yang ada di sekitarmu. Kali ini mungkin ketua pengawal itu tidak akan selamat dari amukan Tuan Jhovan” Ayya mendengarkan petuah itu seolah sudah hafal rentetan kalimat yang akan diucapkan oleh Bu Sara.

“Apa kamu sedang datang bulan?” Bu Sara bertanya karena melihat bercak darah pada gamis perempuan itu. Ayya kaget karena perkiraan datang bulannya lebih cepat dari biasanya.

“iya” Jawab Ayya dengan gugupnya, otomatis Bu Sara juga kaget karena jika tuannya mengetahui bahwa wanitanya tidak bisa disentuh malam ini maka dia pasti akan melampiaskan kepada orang lain, yaitu dengan cara memukuli orang yang menjadi sasarannya.

“ini gawat, cepat kamu bersihkan dirimu, aku sudah siapkan baju tidur untukmu. Aku yang akan bicara pada tuan.”  Bu sara keluar dari kamar mandi mewah itu dengan buru-buru, tak beberapa lama dia kembali lagi.

“Ada apa?” Tanyanya pada Ayya yang mulai terlihat pucat dan perempuan itu memegangi perutnya.

“sakit” Hanya satu kata itu yang menjadi jawaban Ayya.

“Tidak apa-apa, nanti sakitnya akan hilang,  pakai pembalut ini!” Bu Sara memberikan pembalut wanita kepada Ayya.

Setelah perempuan itu selesai dengan kegiatannya, dia mengantar Ayya ke kamar Tuannya dengan harapan semoga Tuannya tidak tersulut emosi jika keinginannya menyentuh wanita ini tertunda setidaknya sampai 1 minggu penuh.

***

 

Pukulan dan makian yang kasar keluar dari mulut Jhovan, dia sedang memukuli ketua dari anak buahnya itu karena dia anggap tidak becus untuk mengawasi istrinya.

“ini sudah ketiga kalinya perempuan itu bisa kabur dalam waktu 1 bulan dia tinggal di rumah ini” Sambil memegang kerah baju milik Jhoni ketua dari seluruh anak buahnya, Jhoni adalah orang yang juga mendedikasikan hidup untuk setia pada keluarga Alexander meskipun nyawa menjadi taruhannya.

“apa saja kerjaanmu? hanya mengawasi satu perempuan itu saja kamu tidak bisa.” Jhovan benar-benar marah kali ini bahkan sudah beberapa anak buahnya yang tumbang karena tidak sanggup menahan pukulan tuannya itu. Sementara Adi hanya diam membisu karena dia tahu tuannya sedang sangat marah kali ini.

Ketika pukulan itu ingin dia layangkan sekali lagi Adi memberanikan untuk bersuara.

“Tuan, maafkanlah mereka kali ini! bukankah kita sudah mendapatkan Nyonya kembali”

“Diam kau! kamu fikir ini bisa di maafkan dengan mudah. Sepertinya aku terlalu lembek untuk menertibkan mereka.” Jhovan kembali melayangkan pukulannya, hingga keadaan di mana Jhoni sudah terkapar tetapi berutungnya  lelaki itu masih hidup dan Jhovan sudah merasa puas untuk memukuli anak buahnya yang dia anggap tidak becus.

***

 

Jhovan sungguh sangat lelah hari ini mengurus bisnisnya yang menggurita, dia bahkan baru saja menggilas perusahaan kecil yang berani bermain api dibelakangnya. Langkah kakinya dia bawa menuju kamarnya, tapi saat itu dia berpapasan dengan Bu sara. Rupanya perempuan itu baru saja selesai memandikan istrinya.

“Mana dia?” Tanpa mendengar penjelasan Jhovan pun Bu Sara mengerti yang dimaksud Tuannya.

“Dia sedang istirahat, dia terlihat lelah sekali”

Jhovan terlihat menahan emosinya hingga gerahamnya mengetat, jika saat ini ada sasaran tinju maka pastinya dia akan melayangkan tinjuannya itu. Dia berfikir mengapa Ayya terus saja berusaha kabur dari hidupnya, bukankah dia sudah memberikan kehidupan dunia yang bagus untuk perempuan itu, kehidupan yang di mimpikan oleh setiap wanita yang berusaha merangkak naik keranjangnya tapi tidak pernah berhasil. Entahlah pertemuan singkat dengan Ayya Kamila saat itu membuat dia mengklaim perempuan cantik memakai kerudung serta gamis panjang itu adalah miliknya, hanya miliknya tidak boleh dimiliki oleh orang lain.

“Dia belum menerima hukuman dariku.”

Bu Sara terpaku sebentar lalu perempuan itu berkata ” Dia sedang datang bulan, mungkin nyerinya akan sampai besok, ku harap kamu lebih menahan emosi mu!”  Ada kilasan kaget di wajah Jhovan tapi kemudian kekagetan itu menghilang dengan sendirinya.

Jhovan melangkah untuk membuka kamarnya, pertama yang dia lihat adalah seorang perempuan berambut sebahu sedang duduk di tepi ranjang dengan gelisah.

“Kamu belum tidur?”

Deg, Ayya kaget karena dia belum terbiasa dengan suara berat milik Jhovan.  Lelaki itu berdiri di hadapan Ayya yang masih duduk di tepi ranjang, perempuan itu terlihat gemetar tangan putihnya bertautan hal ini menandakan bahwa dia sangat ketakutan.

Jhovan mengulurkan tangannya untuk menyentuh dagu putih milik istrinya itu, bola mata hitam yang indah, bibir yang meranum meskipun tidak ada pemerah bibir, Jhovan menyukai apapun yang ada di diri perempuan ini.

“kamu tahu, jika saat ini aku tidak menemukanmu mungkin saja aku akan menghabisi keluarga atau teman-teman dekatmu itu, oh ya Sabilla. Kamu pasti masih ingat dengan perempuan itu, aku juga bisa mengusik hidupnya” Ancaman Jhovan bagaikan  petir di tengah badai, dia sungguh sangat takut jika terjadi sesuatu dengan sahabatnya, keluarganya dia mencintai mereka semuanya.

“Mengapa kamu mengusik hidupku? bukankah aku tidak pernah bersinggungan dengan kehidupanmu?” Ayya memberanikan diri untuk bertanya meskipun wajah Meraka terlalu dekat. Ada senyum jahat di wajah tampan milik lelaki ini. Dia mendekatkan wajahnya dan membisikan sesuatu di telinga perempuan itu.

“Siapa bilang kita tidak pernah bersinggungan,  kamu lebih dulu mengusik hidupku” Kata-kata itu membuat Ayya merinding setengah mati, tautan kedua jari-jari tangannya makin kuat, terselip rasa takut terhadap lelaki ini.

“Apa yang ku anggap sebagai milikku, maka itu akan terus menjadi milikku”

 

Bersambung

 

Maaf Kalau banyak typo

20 februari 2022Selembut Sutra Bagian 1 Pelarian

Selembut Sutra Bagian 3 { Pasrah atau Melawan}

10 Komentar

  1. Rona Bukan Ronald menulis:

    Kyaa~ Mas Jhovan dzolim :habisakal :habisakal Aku sampe ikutan deg deg loh. Terima kasih sudah update :NGAKAKGILAA :NGAKAKGILAA :NGAKAKGILAA

  2. Omooo keren bangettt :NGAKAKGILAA :NGAKAKGILAA :NGAKAKGILAA gx sabar nunggu up lagii… Abang jhovan Badas banget hihihi tapi saya suka saya suka… Gx sabar nunggu lanjutan nya makasih k udah up sharanghae :kisskiss :kisskiss :kisskiss :gaksabar

  3. aku suka banget cowo barbar macam gini, lanjutkaaann aku menunggumuu :dancing :dancing :dancing

  4. Bucin

  5. Kren bngett :happy

  6. Bagus cerita nya, d tunggu up nya d wattpad ada ga?

  7. Tks y kak udh update.

  8. Kok blum updet jga ya

  9. rosefinratn menulis:

    Bsgus kak,suka :habisakal

  10. Keranjang atau ke ranjang?
    Jangan salah penempatan spasi yaa, karena artinya akan berbeda.