“Jika seseorang tidak bisa memikirkan hal lain selain dirinya sendiri, bisa jadi karena dia tidak mendapat kasih sayang saat kecil.
Karena dia merasa dunia begitu dingin dan tidak peduli, dia harus menjadi egois untuk menyayangi dirinya sendiri.”
– Haemin Sunim, Love For Imperfect Things
.
Hai guys
Gimana pendapat kalian setelah membaca kutipan dari salah satu buku Haemin Sunim?
Memikirkan diri sendiri biasanya disebut ego yakan? Dan aku (kembali) mendapat sebuah kenangan mengenai ego.
Ini merupakan kejadian saat dimana aku berdiskusi pada guruku yang indigo mengenai karir dan masa depanku.
Ada beberapa hal yang dibicarakan, salah satunya termasuk sifat burukku yang guruku sebut adalah ego.
Sejujurnya, saat aku melihat ketikan tersebut (karena kami berdiskusi melalui chat) aku down sedownya. Mungkin karena aku butuh disupport , tapi beliau malah mengutarakan hal2 yang kurang enak buatku.
Yah, maksud beliau baik. Tapi, lebih baik lagi kalau lihat sikon
Ego… Aku jadi down dan bertanya2 memang salah aku dimana? Kok dibilang ego? Salahkah?
Aku bergumul dengan pikiranku sangat keras.
Sampai suatu hari, aku sadar, kalau tiap orang memiliki egonya masing2. Ada yang terlihat. Ada yang terpendam.
Ego bukanlah hal buruk yang harus kita segera musnahkan. Atau dianggap sebgai perasaan asing yang salah.
Melalui kutipan diatas aku sadar, bahwa ego juga (mungkin) terbentuk sebagai mekanisme pertahanan diri. Karena kita merasa tidak ada yang peduli pada kita.. Pada perasaan kita….
Dibanding bersikap memusuhi atau berusaha menghilangkan ego, aku lebih baik berteman dengan ego. Berusaha mendengarkan apa yang dimaksud si ‘ego’
Sekian ceritaku.
Bagaimana dengan kalian?
Membentengi diri
Bener banget
Semangat, Dik Kamado !!
astagaaa… aku ngakak banget.. Siap laksanakan Rengoku sama
Melindungi diri