Vitamins Blog

THE PIECE OF PUZZLE – PART 2

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

25 votes, average: 1.00 out of 1 (25 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...
Loading…
Loading…
Loading…

Loading…


Loading…

Maafkan typo yang bertebaran ya, juga alur cerita yang masih berantakan. Baru pertama kali nulis cerita hehe

Loading…

David Alexander Russel. Pria tampan bermata abu-abu itu mengetatkan rahangnya sambil menatap lurus ke arah jalan. Kenyataan bahwa Samantha sama sekali tidak mengenalnya membuatnya kesal dan bersikap dingin terhadap wanita mungil itu.

Belum lagi kedatangan Avery, wanita pilihan ibunya yang selalu mengganggunya tiap ada kesempatan. Sebenarnya selama seminggu kemarin David menghabiskan waktunya di Scotlandia, ia ingin menyegarkan pikirannya sekaligus mengenang masa kecilnya bersama Samantha, sekaligus mencari ketenangan atas desakan ibunya yang selalu menyuruh David untuk bertunangan dengan Avery.

David berharap ia dapat menemukan Samantha disana, namun kenyataannya selama 1 tahun ini Samantha juga berada di bawah langit yang sama dengannya, langit New York. Sedangkan David mencarinya setengah mati, wanita itu malah dengan mudah bersikap seolah tidak pernah mengenalnya. Namun David lega melihat wanita itu baik-baik saja, hanya saja wanita itu sedikit lebih kurus dibandingkan terakhir kali David melihatnya.

David POV

Aku tidak menyangka akan bertemu dengannya kembali setelah 1 tahun tidak bertemu dengan Samantha, semua usaha telah dikerahkannya untuk mencari Samantha selama ini dan sama sekali tidak membuahkan hasil, namun satu hari yang lalu tanpa sengaja ia pernah melihat salah satu karyawannya yang bekerja di bagian Marketing Manager yang kalau ia tidak salah bernama Emily Carter tengah mengobrol di sebuah Restaurant dekat kantornya dengan seorang wanita yang amat sangat ia rindukan selama 1 tahun belakangan ini.

David langsung menyuruh asistennya menyelidiki Emily Carter yang ternyata adalah teman satu apartemen Samantha selama tinggal di New York. Tapi mengapa wanita itu seolah tidak mengenalnya? Mengapa saat Daniel membawa Samantha dan memperkenalkan dirinya bahwa ia adalah Atasan Samantha mengapa wanita itu hanya diam dan menatapnya seolah mereka baru pertama kali bertemu?

Selama perjalanan ia dan Samantha hanya berdiam diri tanpa ada yang memulai percakapan. David pun memilih mengemudi dalam diam, sesekali David melirik ke arah Samantha yang menatap tangannya yg saling bertautan di atas paha dan memilih menunduk. Merasa diperhatikan, Samantha menoleh ke arah David yang tertangkap sedang menatapnya. “Sir, sebenarnya kemana kau akan membawaku? Bukankah kau bilang kita harus meeting?” ucap Samantha.

David menghela nafas pelan, “Kau akan tahu nanti, dan kau harus menjelaskan sesuatu padaku!” ucap David dengan nada tegas. Samantha mengernyitkan dahinya, tidak mengerti apa maksud perkataan Atasannya itu. “Apa yang harus aku jelaskan…” Belum sempat Samantha meneruskan kalimatnya David sudah menatapnya tajam membuat nyali Samantha menciut dan memilih memutuskan kontak mata dengannya lalu membuang arah ke samping menatap pemandangan kota New York. David tersenyum kecil, banyak perubahan dari Samantha. Samantha-nya dulu akan selalu mendebat David dan tidak mudah menurut seperti sekarang ini. Oh Tuhan betapa David merindukan wanita mungil disampingnya.

******

Mobil David memasuki area perumahan elit di kawasan New York. Samantha terperangah memandangi pemandangan rumah-rumah besar yang terpampang di kanan kirinya. Mobil David memasuki gerbang yg telah di buka oleh para penjaga pintu gerbang yang menjulang tinggi, mobil itu mulai nemasuki pekarangan sebuah rumah yang menurut Samantha sangat mewah. Mobil itu berhenti dan David menyuruhnya untuk turun.

Samantha membuntuti David yang berada di depannya dan memasuki rumah tersebut. Samantha menatap rumah bercat putih tersebut dengan kagum, semua barang dan peralatan disini  begitu terkesan mahal dan rapi. David menghentikan langkahnya membuat kening Samantha menubruk punggung David yang keras. “Kenapa jalanmu lamban sekali.” ucap David kesal lalu menarik pergelangan tangan Samantha menaiki tangga menuju ke lantai atas.

David dan Samantha memasuki kamar yang berada di rumah itu yang ternyata adalah kamar David. David membawa Samantha ke dalam kamarnya lalu mengunci pintu tersebut. Samantha yang bingung memilih memberontak dalam genggaman tangan David. “Sir, apa yang ingin anda lakukan. Mengapa anda membawaku kemari?” ucap Samantha setengah berteriak. David berbalik menatap Samantha yang memberontak, David masih memegang erat tangan Samantha. “Apa yang terjadi padamu, Samantha? Kau sama sekali tak mengenalku?” ucap David sambil menatap tajam Samantha.

Samantha terperangah bingung dengan ucapan David. Bagaimana bisa pria itu berkata seperti itu sementara Samantha baru saja mengenalnya sehari. “Aku tidak mengerti, kita baru bertemu hari ini. Aku sama sekali tak mengenalmu.” ucap Samantha takut-takut. Sedangkan David menatap mata Samantha dengan tatapan yang tidak dapat diartikan. Tidak ada kebohongan saat wanita itu mengatakan bahwa ia memang tidak mengenal David.

“Apa yang terjadi padamu, Samantha?” ucap David pelan. Samantha balas menatap David bingung. Sekelebat dalam pikiran Samantha terlintas bayangan seorang pria namun Samantha sama sekali tidak mengingatnya. Dahi Samantha berkerut, tiba-tiba kepalanya terasa pusing. Samantha meringis kecil ketika rasa pusing di kepalanya semakin menjadi. David memperhatikan Samantha dengan tatapan bingung. “Kau kenapa?” ucap David. “Kepalaku sangat sakit, Sir.” jawab Samantha lemas dan tak lama jatuh ke pelukan David.

David dengan sigap menggendong Samantha lalu membaringkan wanita itu di atas ranjangnya yang berukuran besar. David mengamati wajah damai Samantha yang terlihat semakin polos saat matanya terpejam. Entah apa yang terjadi dengan wanitanya, ya Samantha tetap menjadi wanitanya. Miliknya. Tidak perduli dengan masa lalu mereka. David tidak perduli kalau sebelumnya mereka sempat terpisah. Kalaupun apa yang ada di pikiran David, bahwa Samantha lupa ingatan dan tidak mengingatnya sama sekali. David bersumpah akan membuat Samantha mengingatnya kembali. Namun, apa yang terjadi pada Samantha selama 2 tahun mereka berpisah? David pasti akan menyelidikinya.

Banyak yang David ingin tanyakan pada Samantha. Tapi nanti setelah David berhasil membuat Samantha mengingat semuanya. David mulai men-dial salah satu kontak seseorang yang ada di ponselnya. “Halo, Aiden cepat datang kerumahku sekarang.” ucap David dengan tak sabaran. “Woaa, calm down David. Dari cara bicaramu kau terlihat baik-baik saja. Siapa yang sakit?” ucap pria di seberang sana. “Sudahlah cepat datang kerumahku, cerewet sekali!” ucap David ketus. “Iya, tuan pemarah hahaha.” ucap Aiden lalu memutuskan panggilan.

Beberapa menit kemudian Aiden datang bersama dengan tas tangan berisi peralatan dokternya. David langsung menggiring Aiden ke kamarnya. Aiden terkejut melihat wanita yang sedang berbaring di atas kasur David. “Ini rekor baru, sejak kapan kau membawa pulang seorang wanita ke rumahmu?” ucap Aiden sarkastik. David melipat kedua tangannya sebal dengan Aiden yang selalu ingin tahu dan cerewet. Namun bagaimanapun, Aiden adalah sahabat kecil David di Scotlandia begitupun dengan Daniel, mereka sempat terpisah karena masing-masing dari Aiden dan Daniel harus pindah dari Scotlandia ke negara lain kareb tuntutan pekerjaan orangtua mereka.

Ya mereka adalah 3 sekawan jika boleh dibilang, karena pada akhirnya mereka bertemu kembali di kota New York dengan wujud yang bukan seorang anak kecil lagi.

“Akan ku jelaskan nanti, sekarang cepat periksa dia. Dia terus memegangi kepalanya dan berkata kepalanya sangat sakit saat aku menanyakan suatu hal padanya lalu setelah itu dia pingsan.” David menjawab dengan nada ketus. Sedangkan Aiden mulai memeriksa Samantha. David memperhatikan Samantha yang masih berbaring, kulit putihnya yang seputih porselen terlihat pucat.

Aiden selesai memeriksa Samantha. Pria itu menatap David lalu berbicara, “Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan wanita ini sebelumnya, namun setelah ku periksa ia mengalami Amnesia. Aku belum tahu jenis Amnesia apa yang sedang wanita itu alami. Karena kau belum menjelaskan mengapa wanita itu bisa seperti ini, sementara ini akan ku berikan obat pereda nyeri kepala untuknya.” ucap Aiden dengan raut muka yang serius. “Ayo ikut aku, aku akan menceritakan suatu hal padamu.” ucap David lalu mulai melangkah ke arah balkon kamarnya.

David mulai menceritakan tentangnya dan Samantha. Bagaimana dulu mereka pernah bersama-sama. Bagaimana mereka bertemu kembali sampai Samantha bersikap seolah mereka baru pertama kali bertemu. Aiden mendengarkan apa yang David sampaikan kepadanya dan Aiden mulai paham situasi yang sedang di hadapi oleh kedua sejoli yang sempat terpisah itu.

“Ku pikir Samantha-mu itu mengalami Amnesia Disosiatif. Sebuah kondisi dimana penderita tidak berkemampuan untuk mengingat informasi pribadi yang sangat penting yang sebenarnya tak akan mungkin sampai hilang dari ingatannya. Jadi bisa dibilang, bahwa jenis Amnesia ini bukan sekedar lupa biasa karena semudah-mudahnya orang lupa akan suatu hal, informasi mengenai diri sendiri dan pribadi tentu tak akan hilang dengan mudah. Penyebabnya bisa jadi karena stres dan faktor trauma.” ucap Aiden menjelaskan. “Aku tidak mengerti mengapa ini bisa terjadi padanya. Seandainya aku tak memilih pergi saat itu.” ucap David menyesal. Rahangnya mengetat, David mengusap kedua telapak tangannya ke wajahnya.

“Sudahlah jangan menyesali apa yang sudah terjadi. Kau harus membantunya mengingat kembali.” ucap Aiden menepuk pelan punggung David. Sedangkan David hanya diam. “Baiklah aku harus kembali ke rumah sakit, aku sudah menaruh obat anti nyeri dan juga vitamin khusus untuknya di atas meja. Jika ia terbangun dengan keadaan kepalanya yang masih sakit, kau beri obat anti nyeri padanya. Aku pergi dulu.” ucap Aiden. “Terimakasih, Aiden.” ucap David dengan nada tulus. Aiden hanya tersenyum menanggapi.

“Tumben sekali monster itu mengucapkan terimakasih dengan nada seperti itu.” pikir Aiden geli sambil berlalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar David.

****

Samantha mengernyitkan dahinya, kepalanya masih terasa sedikit sakit. “Apakah masih terasa pusing?” suara pria disampingnya membuat Samantha terkejut. “Ehm…sedikit, Sir.” jawab Samantha ragu. David menyodorkan sebuah pil dan segelas air putih kepada Samantha dan membantu Samantha untuk duduk. “Itu obat pereda nyeri, minumlah.” ucap David. “Terimakasih, Sir. Aku rasa kita harus segera kembali ke kantor” ucap Samantha sambil berusaha untuk berdiri. Namun, David yang sedaritadi duduk di pinggir kasur menahan Samantha untuk bangun.

“Tidak untuk saat ini, kita akan kembali ke kantor setelah makan siang. Dan tolong jangan panggil aku Sir jika hanya ada kita berdua.” ucap David sambil menatap tajam Samantha yang terlihat gugup. Samantha menundukkan kepalanya, tidak tahan di tatap seperti itu oleh David. “Baik, Mr.Russel.” ucap Samantha.

“Astaga, kenapa Samantha jadi polos sekali.” pikir David. Jemari tangan David mengangkat dagu Samantha agar wanita itu menatapnya. “Tatap aku jika aku sedang berbicara padamu.” ucap David menatap Samantha dengan pandangan syarat akan kerinduan. Entah mengapa tatapan mata David membuat dada Samantha menjadi menghangat. Jantung Samantha berdegub kencang saat menatap mata coklat milik David.   “Panggil aku, Dave.” ucap David membuat Samantha terperangah saat David memintanya memanggil pria itu dengan sebutan “Dave”.

“Panggil aku Dave, seperti dulu kau memanggilku.” pinta David dalam hati.

“Ba..baik, Dave.” ucap Samantha ragu. Mereka berdua bertatapan dalam diam. Lalu David mengeluarkan kata-kata yang berhasil membuat Samantha terkejut setengah mati.

“Aku merindukanmu, Samantha. Akhirnya aku menemukanmu.” ucap David parau, matanya menyiratkan bahwa ada rindu mendalam di dalam sana. Tak lama Samantha merasakan dirinya tenggelam dalam pelukan kedua lengan kokoh milik David. Samantha seperti merasakan pulang ke rumah, sangat nyaman berada di pelukan David.

Seperti ada yang menunggunya pulang untuk kembali ke rumah. Karena selama ini yang Samantha tahu ia hanya sendiri di dunia ini. Tidak mempunyai siapapun di New York, bahkan keluarga pun ia tidak tahu dan tidak mengingat apapun tentang masa lalunya, yang ia ingat ia bangun dengan keadaan sendirian di salah satu rumah sakit di pusat kota New York. Setiap harinya sampai kondisinya mulai pulih, ia menunggu salah satu sanak keluarganya untuk menjemputnya, namun tidak ada satu pun yang datang menemuinya. Bahkan pada catatan riwayat pasien, hanya ada nama penanggung jawab atas kecelakaan yang di alami Samantha.

Sampai pada akhirnya setelah Samantha sudah diperbolehkan untuk pulang, ia pun sempat bingung ingin pulang kemana. Bahkan ia tidak mengenal satu pun orang di kota New York ditambah dengan kondisinya yang tidak ingat apa-apa tentang masa lalunya.

Sampai suatu hari ia bertemu dengan Emily dan wanita itu bersedia memintanya untuk tinggal bersamanya, hanya karena Samantha memberi pertolongan kecil kepada wanita itu. Samantha yang tidak ingat apa-apa itu pun setuju saja menanggapi tawaran Emily, yang untungnya saja wanita itu orang yang baik. Samantha memulai kehidupan barunya bersama Emily.

Sungguh, ia tidak ingin mengingat kembali masa lalunya, ia berpikir keluarga atau orang-orang terdekatnya sudah tidak membutuhkannya lagi. Ia pernah menghabiskan waktunya dengan keterpurukan di rumah sakit. Menunggu ada salah satu keluarganya yang akan menjemputnya. Tapi tidak ada satupun.

Tapi pelukan dan tatapan hangat David membuat Samantha seperti masih di inginkan di dunia ini. Apakah di masa lalunya ia pernah mengenal David? Karena sedari tadi David bertingkah seperti mereka telah mengenal satu sama lain. Namun Samantha tidak mau berharap lebih. David adalah laki-laki tampan, kaya raya, dan berpendidikan. Tidak mungkin mempunyai masa lalu dengan wanita seperti dirinya.

 

8 Komentar

  1. Lope2 yang di atas ngk bisa di klik loh
    Coba ditulis ulang lagi, mungkin ada kesalahan penulisan
    Ratings pake s
    Selamat mencoba

  2. Itu si Sam kenapa bisa lupa ingatan ya
    Kasih David dilupakan

  3. aku blom bisa kasih love di tulisan kamu…

  4. farahzamani5 menulis:

    Saran, gmn klo judulny menjadi The Last Love chapter 1: Apakah ini Nyata?, coz klo chapter 1: Apakah ini Nyata? aja yg laen kemungkinan jdi bingung bca ny, bsa jdi baca ny langsung ke chapter 1 tanpa bca prolog ny dlu
    Cuma saran yak, keputusan ada di dikau hehe
    Oia tmbhan, klo nnt mau ngedit tulisan, [ratings] ny jg ikut diedit, jdi diapus dlu trs tulis ulang [ratings]

  5. farahzamani5 menulis:

    Tenyata David kenal sma Samantha toh, aduhh knp Samantha bsa amnesia itu, ada apa?apa ada yg ga suka sma dia atau gmn huhuhu
    David pasti senang plus sedih yak, seneng bsa ketemu sma Samantha lgi dan sedih knp Samantha bsa lupa sma dia
    Ditunggu part selanjutny
    Semangat trs yak

  6. Thank u semuanya buat sarannya :tepuk2tangan

  7. fitriartemisia menulis:

    love nya double kak hehe

  8. Ini direpost ya ka?
    Duhhh itu aq komen di taun 2017, ga kerasa ya waktu tuh