Sesak.
Dia sudah tidak sanggup berlari lagi.
Tarikan pada tangan kanannya menyadarkan bahwa ia tidak bisa berhenti berlari.
Belok kanan, lalu pintu ketiga.
Sedikit lagi.
Dan saat ia ditarik masuk ke dalam pintu ketiga itu barulah ia bisa berhenti berlari.
Ia bahkan langsung jatuh terduduk dekat pintu, dan menormalkan nafasnya lagi.
Ia bahkan tidak peduli lagi ketika dua pengawalnya sibuk mengunci pintu coklat besar itu.
Memang pintu coklat ini selalu menjadi pintu teraman yang ada di negaranya.
Anti peluru, tebal, dan cukup berat untuk didorong satu orang saja.
Bahkan jenis kunci ruangan ini hanya satu di dunia.
Karena ini adalah ruang kerja presiden negara tersebut.
Ruangannya.
Suara tembakan berkali-kali membuatnya menahan nafas.
Ia tidak percaya bahwa keamanan istana negara berhasil dibekukan pertama kali dalam 75 tahun negaranya berdiri.
Orang itu pastilah sangat pintar.
Dan itu membuat ia semakin takut.
Apakah ia akan mati hari ini?
Gedoran pintu semakin keras membuat ia memekik terkejut.
Ia bisa melihat dua pengawalnya mulai mendorong beberapa lemari besar, meja untuk mengganjal pintu.
Panik
Ia bisa melihat ekspresi itu di wajah pengawal-pengawal pribadinya.
Dan itu membuat ia gemetar tanpa sadar.
Dan dalam waktu sebentar, pintu berhasil didobrak.
Apa yang ia lihat di depannya sangat membuat ia terkejut.
” Evan ” bisiknya
Pria itu.
Pria yang selama ini ia cari.
Ada di hadapannya.
Ia menjerit ketika merasakan cairan dingin mengalir menyentuh tangan kirinya.
Ternyata dua pengawal terbaiknya sudah tewas tertembak tanpa ia sadari.
” Kau semakin cantik Anna ” bisik pria itu sambil merapikan helaian rambutnya.
” Apa yang terjadi ? “
” Aku membutuhkanmu “
” Kenapa? ” tanpa ia sadari, ia menangis takut.
” Jangan menangis Anna! ” bentak pria itu membuat ia tanpa sadar menjerit terkejut.
” Maaf, maafkan aku. Ku mohon berhentilah menangis ” bisik pria itu sambil memeluknya.
” Aku takut Evan, aku takut ” seraknya sambil memeluk pria itu erat.
Menthol.
Ia sangat merindukan pria itu.
Bahkan ia bisa langsung mengingat harum khas prianya.
” Tanda tangani ini Anna ” ujar pria itu mengeluarkan selembar kertas dengan pena.
Ia terkejut.
Ia sangat mengenal surat ini.
” Apa maksud ini Evan ? ” bentaknya tanpa sadar.
” Cukup tanda tangani dan jangan bertanya Anna. Aku tidak ingin menyakitimu. “
” Tapi ini surat persetujuan penghancuran kota Malvick. “
” Ku mohon, tanda tangani saja Anna “
” Ketika aku menandatangani surat ini, maka aku setuju untuk menarik seluruh tentara Negara ini di garis perbatasan. Kita akan lemah akan perlindungan dan memudahkan Negara lain untuk menyerang kita. Kau tau kan apa yang akan terjadi setelah itu? 3000 penduduk akan tewas dan menjadi budak! Seluruh harta dan warisan leluhur kita akan habis dicuri”
” Tanda tanganmu Anna ! ” bentak pria itu.
” Tidak! Aku lebih memilih mati daripada menghancurkan negaraku sendiri Evan! Apa yang terjadi denganmu? Bukankah kau mencintai negara ini sama sepertiku? “
” Aku mencintai negara ini! Demi Tuhan aku mencintai Negara ini! Inilah bukti cintaku Anna. Malvick sudah gugur. Terlalu banyak keserakahan disana. Tikus-tikus pencuri, dan negara menutup mata dengan seluruh keserakahan disana Anna. “
” Beri aku waktu Evan. Aku akan berusaha keras membawa Malvick kembali. Tapi tidak dengan cara menghancurkan! Siapa kita berhak memutuskan siapa yang harus hidup, siapa yang tidak? Malvick pasti bisa bertahan Evan “
” Hentikan omong kosongmu! ” teriak seorang wanita berambut merah surai dibelakang mereka.
” Jangan dengarkan wanita itu Evan! Ia gagal sebagai pemimpin negara ini! Malvick harus dihancurkan! Dan ini semua salahnya! Tidak seharusnya ia menduduki kursi pimpinan Negara ini jika ia tidak bisa!”
” Diam Diana! ” teriak pria itu pada wanita yang dipanggilnya Diana.
Ketika pria itu tidak melihatnya lagi, ia merobek surat itu dan merebut senjata api yang dipegang pria itu.
” Hentikan! ” bentaknya sambil mengarahkan senjata itu pada dua orang di depannya.
” Kau tidak akan menembakku Anna ” bisik pria itu.
” Apa kau pernah mencintaiku Evan? ” bisiknya.
” Selalu “
Air mata yang jatuh sudah menjadi bukti
Perasaan yang ia miliki
Untuk pria itu
Selalu
” Aku memang tidak bisa menyakitimu Evan, tidak akan pernah bisa “
Ia mengarahkan senjata api itu ke pelipis kanan kepalanya.
” HENTIKAN ANNA! “
” Aku mencintaimu, selalu “
Dan ketika ia menutup matanya ia merasa dirinya terjatuh dan ledakan senjata terdengar sangat keras di sampingnya.
Ternyata pria itu berhasil menghentikannya.
Mendorongnya jatuh dan menyingkirkan tangannya ke arah berlawanan dari kepalanya.
Kenapa?
” Kau gila Anna! Hentikan kumohon ” bisik pria itu sambil memeluknya erat.
Gemetar
Ia bisa merasakan pria ini gemetar di pelukannya.
” Kalian gila! Kalian sungguh memuakan! Tanda tangani surat baru ini Anna! Dan hentikan drama yang kau buat itu! ” bentak wanita itu sambil mendorongnya hingga terjatuh lagi.
” Jangan menyakitinya Diana! “
” Hentikan Evan! Aku tidak butuh mendengar dramamu lagi. “
Aku tidak akan menyerah.
Aku tidak akan menandatangani surat itu.
Ketika kedua orang itu sedang bertengkar, Anna bergerak cepat tanpa disadari mereka.
” Negeriku adalah tempat aku lahir dan dibesarkan. Dan aku juga akan mati di negeriku ini “
teriaknya sambil berdiri di ujung balkon ruangan.
” ANNA ! “
” Maafkan aku Evan. Aku memilih mati demi negeriku. ” ucapnya dan ia menjatuhkan tubuhnya.
Ia memilih menutup matanya setelah melihat wajah pria itu.
Hangat
Ia terkejut ketika merasakan pelukan.
Sakit.
Itu yang sekarang ia rasakan.
Dan ketika ia membuka matanya ia menemukan pria itu di sebelahnya masih memeluknya erat.
Ternyata pria itu lompat bersamanya.
” Maafkan aku Anna. Aku mencintaimu ” bisiknya pelan kesulitan berbicara.
Aku mencintaimu juga Evan.
Selalu.
Baru,aku rasa ini seru
Wow woww tragis banget , kurasa ini akan keren
Wowww…tragiss,seruuu,menarik
Tragis sedih