Baca Novel Gratis Bagus Berkualitas Sampai Tamat
Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- 🔏(BONUS PART) Right Hand Mistress: Anak Perempuan Kesayangan (Baca Dengan 30 Poin)
- (EPILOG) Right Hand Mistress: Empat Sumber Bahagia
- (END) Right Hand Mistress Part 159: Pelukan Bahagia
- Right Hand Mistress Part 158: Pernikahan Merah
- Right Hand Mistress Part 157: Menjemput Pengantin
- Right Hand Mistress Part 156: Dua Aura
- Right Hand Mistress Part 155: Persiapan Ceria
- Right Hand Mistress Part 154: Pernikahan Bahagia
- Right Hand Mistress Part 153: Cara Mencintai
- Right Hand Mistress Part 152: Cahaya Terang
- Right Hand Mistress Part 151: Keinginan Bersama
- Right Hand Mistress Part 150: Kekuatan Pemurni Jiwa
- Right Hand Mistress Part 149: Jiwa yang Tersesat
- Right Hand Mistress Part 148: Permurnian Jiwa
- Right Hand Mistress Part 147: Dimensi Putih
- Right Hand Mistress Part 146: Naga Merah
- Right Hand Mistress Part 145: Pertolongan Misterius
- Right Hand Mistress Part 144: Genting
- Right Hand Mistress Part 143: Pelindung Jiwa
- Right Hand Mistress Part 142: Pertemuan
- Right Hand Mistress Part 141: Benteng Perlindungan Sihir
- Right Hand Mistress Part 140: Ujian Kejantanan
- Right Hand Mistress Part 139: Dikejar Waktu
- Right Hand Mistress Part 138: Salah Sasaran
- Right Hand Mistress Part 137: Berusaha Bersama
- Right Hand Mistress Part 136: Kesadaran Pengantin
- Right Hand Mistress Part 135: Suami yang Baik
- Right Hand Mistress Part 134: Dengan Lembut
- Right Hand Mistress Part 133: Nuansa Hangat
- Right Hand Mistress Part 132: Minyak Pijit
- Right Hand Mistress Part 131: Penyambutan Pengantin
- Right Hand Mistress Part 130: Membawa Pengantin Pulang
- Right Hand Mistress Part 129: Memotong Ular
- Right Hand Mistress Part 128: Tugas Seorang Istri
- Right Hand Mistress Part 127: Upacara Sederhana
- Right Hand Mistress Part 126: Permohonan Jenderal Youshou
- Right Hand Mistress Part 125: Salah Paham
- Right Hand Mistress Part 124: Meminta Restu
- Right Hand Mistress Part 123: Kharisma Jenderal
- Right Hand Mistress Part 122: Hadiah Penghangat
- Right Hand Mistress Part 121: Perkara Jodoh
- Right Hand Mistress Part 120: Cinta yang Melengkapi
- Right Hand Mistress Part 119: Menjaga Kesucian
- Right Hand Mistress Part 118: Penyakit Aneh
- Right Hand Mistress Part 117: Reputasi Gelap
- Right Hand Mistress Part 116: Warna warni
- Right Hand Mistress Part 115: Ijin Mengikuti
- Right Hand Mistress Part 114: Serpihan Jiwa
- Right Hand Mistress Part 113: Tak Bisa Mati
- Right Hand Mistress Part 112: Pertarungan Dendam
- Right Hand Mistress Part 111: Berkuda Cepat
- Right Hand Mistress Part 110: Paha Milik Kaoru
- Right Hand Mistress Part 109: Penyakit Dendam
- Right Hand Mistress Part 108: Sandiwara Sempurna
- Right Hand Mistress Part 107: Kekasih Bidadari
- Right Hand Mistress Part 106: Umpan Wanita
- Right Hand Mistress Part 105: Perpisahan dan Kedatangan
- Right Hand Mistress Part 104: Permohonan Mengingat
- Right Hand Mistress Part 103: Restu Ayah
- Right Hand Mistress Part 102: Membuka Rahasia
- Right Hand Mistress Part 101: Kenangan
- Right Hand Mistress Part 100: Hadiah Menakjubkan
- Right Hand Mistress Part 99: Ritual Perkenalan
- Right Hand Mistress Part 98: Dua Kejutan
- Right Hand Mistress Part 97: Membuat Rencana
- Right Hand Mistress Part 96: Bibir Merah Jambu
- Right Hand Mistress Part 95: Teh Herbal
- Right Hand Mistress Part 94: Antisipasi
- Right Hand Mistress Part 93: Janji Tidur Bersama
- Right Hand Mistress Part 92: Penyelidikan Mata-Mata
- Right Hand Mistress Part 91: Membeku Mati Suri
- Right Hand Mistress Part 90: Membuka Jalan
- Right Hand Mistress Part 89: Persyaratan Restu
- Right Hand Mistress Part 88: Permohonan Menikah
- Right Hand Mistress Part 87: Kisah Sang Ayah
- Right Hand Mistress Part 86: Waktu Yang Tepat
- Right Hand Mistress Part 85: Kisah Sang Penyihir
- Right Hand Mistress Part 84: Dua Sisi, Dua Wajah
- Right Hand Mistress Part 83: Pernyataan Kaoru
- Right Hand’s Mistress 82: Memastikan Rasa
- Right Hand Mistress Part 81: Getir dan Manis
- Right Hand Mistress Part 80: Meditasi
- Right Hand Mistress Part 79: Balas Budi
- Right Hand Mistress Part 78: Buku Api
- Right Hand Mistress Part 77: Dua Lelaki
- Right Hand Mistress Part 76: Dendam dan Kebencian
- Right Hand Mistress Part 75: Kebohongan Hiro
- Right Hand Mistress Part 74: Ancaman Si Penyihir
- Right Hand Mistress Part 73: Interograsi Sang Ayah
- Right Hand Mistress Part 72: Penyamaran Sempurna?
- Right Hand Mistress Part 71: Cinta Seorang Ayah
- Right Hand Mistress Part 70: Salah Sasaran
- Right Hand Mistress Part 69: Cinta Yang Dalam
- Right Hand Mistress Part 68: Sapu Tangan Lamaran
- Right Hand Mistress Part 67: Tabib Yang Terdesak
- Right Hand Mistress Part 66: Mata-Mata Penyusup
- Right Hand Mistress Part 65: Menerima Kekalahan
- Right Hand Mistress Part 64: Rayuan Maut
- Right Hand Mistress Part 63: Kebaikan Hati
- Right Hand Mistress Part 62: Yang Tertampan
- Right Hand Mistress Part 61: Kesepakatan Kaisar dan Raja
- Right Hand Mistress Part 60: Asal Usul Kaoru
- Right Hand Mistress Part 59: Identitas Sang Shaman
- Right Hand Mistress Part 58: Adu Kekuatan
- Right Hand Mistress Part 57: Insting Melindungi Putri
- Right Hand Mistress Part 56: Menghilangkan Takut
- Right Hand Mistress Part 55: Kereta Tak Bernama
- Right Hand Mistress Part 54: Kekuatan Penyembuh Jiwa
- Right Hand Mistress Part 53: Wajah Sang Shaman
- Right Hand Mistress Part 52: Cemburu
- Right Hand Mistress Part 51: Menyambut Kedatangan
- Right Hand Mistress Part 50: Wanita Sejati
- Right Hand Mistress Part 49: Bakat Putri Bangsawan
- Right Hand Mistress Part 48: Legenda Naga Merah
- Right Hand Mistress Part 47: Yang Tertampan
- Right Hand Mistress Part 46: Melindungi Si Polos
- Right Hand Mistress Part 45: Menemani Tidur
- Right Hand Mistress Part 44: Bahagia Akan Datang
- Right Hand Mistress Part 43: Firasat Bahaya
- Right Hand Mistress Part 42: Berdiri Sejajar
- Right Hand Mistress Part 41: Ketenangan Bersama
- Right Hand Mistress Part 40: Meluluhkan Kaoru
- Right Hand Mistress Part 39: Dua Sisi Lukisan
- Right Hand Mistress Part 38: Kekuatan Kaoru
- Right Hand Mistress Part 37: Pengabdian Istri
- Right Hand Mistress Part 36: Calon Kasim
- Right Hand Mistress Part 35: Sang Shaman Misterius
- Right Hand Mistress Part 34: Buku Panas
- Right Hand Mistress Part 33: Mantra Rahasia
- Right Hand Mistress Part 32: Masuk ke Istana Dalam
- Right Hand Mistress Part 31: Rencana Misterius Kaisar
- Right Hand Mistress Part 30: Perempuan Yang Menangis
- Right Hand Mistress Part 29: Kacang Merah
- Right Hand Mistress Part 28: Lemparan Batu
- Right Hand Mistress Part 27: Rasa Manis
- Right Hand Mistress Part 26: Nuansa Merah
- Right Hand Mistress Part 25: Bukan Lelaki
- Right Hand Mistress Part 24: Tak Cemburu
- Right Hand Mistress Part 23: Serakah
- Right Hand Mistress Part 22: Lebih Dekat
- Right Hand Mistress Part 21: Sang Mistress
- Right Hand Mistress Part 20: Izin Menikah
- Right Hand Mistress Part 19: Mencair
- Right Hand Mistress Part 18: Langkah Baru
- Right Hand Mistress Part 17: Keputusan Besar
- Right Hand Mistress Part 16: Catatan yang Hilang
- Right Hand Mistress Part 15: Kedekatan Terpaksa
- Right Hand Mistress Part 14: Haus Darah
- Right Hand Mistress Part 13: Kenangan Kuil Barat
- Right Hand Mistress Part 12: Perpustakaan Terlarang
- Right Hand Mistress Part 11: Bunga Sǐ huā
- Right Hand Mistress Part 10: Bertanggung Jawab
- Right Hand Mistress Part 9: Racun Bius Berbahaya
- Right Hand Mistress Part 8: Pelayan yang Polos
- Right Hand’s Mistress Part 7: Tergoda
- Right Hand Mistress Part 6: Menolak Pilihan
- Right Hand’s Mistress Part 5: Obat Penyembuh
- Right Hand’s Mistress Part 4: Terikat Nada
- Right Hand’s Mistress Part 3: Terbuai
- Right Hand’s Mistress Part 2: Penjaga Kuil
- Right Hand’s Mistress Part 1: Bertatap Mata
- Right Hand’s Mistress Prolog: Mimpi Buruk
- Right Hand’s Mistress
5360 words
Yuk! Bantu para author kita melindungi karyanya
D I S C L A I M E R
© copyright 2019 @projectsairaakira hak cipta, hak edar, hak terbit atas nama @projectsairaakira. Seluruh karya di website ini telah didaftarkan, memiliki ISBN resmi dan dilindungi oleh hukum yang berlaku serta mengikat.
Dilarang meniru, menjiplak, mengubah nama tokoh, mengambil ide/inspirasi baik sebagian maupun keseluruhan isi cerita yang berada di dalam website ini. Selain dari pihak resmi yang telah bekerjasama dalam payung hukum dengan @projectsairaakira, dilarang mendistribusikan karya di dalam website ini dalam bentuk softcopy ataupun hardcopy baik keseluruhan maupun sebagian cerita.
Kami mengapresiasi laporan temuan/dugaan dari vitamins menyangkut usaha plagiat baik keseluruhan maupun sebagian dari karya-karya ProjectSairaAkira yang dipublish di website ini. Jika Anda menemukan plagiat di wattpad dan media online/offline lainnya, baik keseluruhan maupun sebagian cerita, bantu kami untuk report copyright violation kepada admin pihak wattpad dan media online/offline lainnya dan berikan informasi kepada kami supaya kami bisa menindak tegas pelaku plagiat .
Yuk! Mari berikan balasan baik atas kesempatan menikmati karya di PSA dengan aktif membantu para author melindungi karyanya.
Silahkan hubungi admin kami di [email protected] .
CERITA SEBELUMNYA
Dan ekspresi Jenderal Youshou… seolah-olah beliau sedang menahan rasa sakit yang amat sangat?
Lalu Jenderal Youshou memohon kepadanya untuk memainkan musik erhunya kembali. Kaoru masih bingung mendengar permintaan itu. Dia tidak salah dengar, bukan?
Matanya menatap ke arah Jenderal Youshou dengan ragu dan dia melihat perintah tak terucap di sana. Kaoru tahu bahwa dia harus memainkan musiknya lagi.
Seolah terhipnotis, jemari Kaoru yang mencengkeram busur penggesek bergerak kembali, menggesek dawai erhu yang langsung menanggapi dengan mengalunkan musik indah menyayat hati sekaligus menenangkan. Nada itu menciptakan suasana magis yang melingkupi seluruh area yang terbungkus oleh keindahannya, mengabaikan derasnya hujan di luar sana yang masih mendera dan memisahkan diri dari dunia luar, hanyut di dalam rangkaian nada yang tersaji indah, memanjakan indra pendengaran dan perasaan.
Dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dalam perlindungan alunan musik indah yang membuai jiwa, Jenderal Youshou bisa memejamkan mata tanpa mimpi buruk datang menghampirinya.
Music Instrument Credit link
⊗ Bif Fish and Begonia ( Zhou Shen Big Fish ) Erhu Cover by Tsai柠露 ⊗
W A R N I N G ! postingan ini menggunakan musik background. Silahkan tekan tanda [ || ] pause di pojok kanan atas layar perangkat Anda, untuk mematikan musik background. Anda bisa menambah atau mengurangi volume backsound di perangkat Anda sesuai dengan tingkat toleransi pendengaran Anda.
Kaoru memainkan musik sambil memejamkan mata, menggesek sepenuh hati hingga seluruh nada yang disenandungkan oleh erhu di tangannya memenuhi udara dengan alunan magis yang memenuhi udara. Ketika dia selesai menggesek nada terakhirnya, barulah mata Kaoru terbuka dan dirinya tertegun melihat pemandangan yang ada di depan matanya.
Sosok Jenderal Youshou yang namanya paling ditakuti karena kekejamannya di medan perang itu tertidur lelap di seberangnya, tanpa pertahanan diri, tanpa kewaspadaan yang harusnya dimiliki oleh pejuang paling tangguh Kerajaan Shasou itu.
Sejenak Kaoru terpaku, tak berani bergerak, bingung harus berbuat apa. Tetapi, dia tidak bisa menahan matanya untuk mencuri kesempatan diam-diam, mengawasi Sang Jenderal yang sekarang tidak membalas tatapannya.
Sama seperti pemandangan antara hidup dan mati di tengah hutan ketika dia melihat wajah Jenderal Youshou di bawah cahaya bulan, wajah Sang Jenderal masih tampak sama tampannya seperti sebelumnya. Memang dari apa yang Kaoru lihat selama bekerja sebagai pelayan di kediaman keluarga Long, seluruh anggota Keluarga Long baik yang masih muda maupun yang sudah tua, memiliki kharisma tersendiri yang membedakannya dengan rakyat jelata, seolah-olah mereka tampak begitu kuat dan berwibawa, membawa sifat pejuang dan pemimpin alami di dalam dirinya. Dan itulah yang tercermin di wajah Jenderal Youshou saat ini. Bahkan dengan melihatnya ketika Sang Jenderal sedang tidur pun, Kaoru masih merasa sengatan terintimidasi oleh kekuatan yang memancar dari aura Sang Jenderal.
Tetapi, entah kenapa Sang Jenderal tampak menahan lelah yang amat sangat, pun dengan wajahnya yang tampak pucat. Lelaki itu tidur sambil duduk, punggungnya menyandar di tiang kuil, sementara kepalanya sedikit tertunduk dengan kedua tangan masih bertumpu pada gagang pedang yang tertancap di depannya.
Apakah Jenderal Youshou sedang sakit? Karena itukah lelaki ini tertidur di sini?
Kaoru mendengar bahwa pasukan Jenderal Youshou telah pulang ke ibukota dengan membawa kemenangan besar. Kalau begitu, besar kemungkinan Sang Jenderal mengalami cedera, atau mungkin kelelahan setelah berpulang dari medan perang.
Perlahan Kaoru bergerak bangkit, dia meletakkan erhu di tangannya dengan hati-hati di atas meja tinggi yang aman. Setelah itu, diambilnya selimut putih besar yang terlipat di kakinya. Sejenak Kaoru meragu sambil memeluk selimut besar itu di tangannya. Dia langsung memutuskan bahwa dengan keberadaan Jenderal Youshou di kuil ini, tidak mungkin Kaoru melanjutkan rencananya untuk tidur di kuil malam ini.
Apakah Jenderal Youshou akan tertidur semalam suntuk? Ataukah beliau akan bangun dengan segera? Apa yang akan dilakukan Jenderal Youshou kepadanya kalau beliau terbangun nanti?
Dengan takut Kaoru melangkah perlahan, memangkas jarak antara dirinya dengan Jenderal Youshou. Sang Jenderal tampak sangat lelap ditelan tidurnya, dan melihat itu, Kaoru langsung tahu bahwa sepertinya beliau tidak akan bangun dalam waktu dekat.
Kaoru menghela napas panjang, matanya melirik ke hujan deras di luar yang meniupkan udara dingin yang membawa titik-titik air yang membekukan udara. Dia akhirnya memberanikan diri melangkah semakin dekat dengan tubuh Jenderal Youshou yang tertidur. Ketika dia berdiri hanya tinggal beberapa langkah jaraknya dengan Sang Jenderal, langkah kaki Kaoru terhenti, kembali meragu.
Lalu Jenderal Youshou bergerak tiba-tiba, membuat Kaoru terloncat saking terkejutnya. Tapi ternyata Jenderal Youshou tidak terbangun, lelaki itu hanya melepaskan kedua tangannya dari gagang pedang dan menyandarkan tubuhnya sepenuhnya di tiang. Matanya masih terpejam rapat dan ekspresinya berubah damai.
Mata Kaoru beralih ke arah pedang Jenderal Youshou dan keningnya berkerut. Pedang itu tampak indah, dengan gagang berwarna emas berulir naga yang merupakan lambang dari Keluarga Long. Dia ingat sekali bahwa pedang inilah yang digunakan untuk mengancam nyawanya waktu itu. Sekarang pedang ini tertancap begitu saja di lantai kayu tanpa penjagaan, sementara pemiliknya malah tertidur lelap tanpa pertahanan.
Pedang itu telah mencabut banyak nyawa di medan perang…sudah berapa banyak darah manusia yang melumurinya?
Kaoru merasa bulu kuduknya berdiri, dia melangkah menjauh dari pedang itu, memilih jalan memutar sejauh mungkin dari tempat pedang itu tertancap untuk mendekati Jenderal Youshou. Dengan lembut dia meletakkan selimut tebal putih itu melingkupi tubuh Sang Jenderal. Lelaki itu masih tak bergerak, terlalu nyenyak untuk terbangun hanya dengan sentuhan hati-hati dari selimut yang membungkus tubuhnya. Setelah memastikan Sang Jenderal nyaman dengan selimutnya, Kaoru melangkah mundur, lalu membalikkan tubuh meninggalkan Sang Jenderal tertidur sendirian di dalam kuil.
Saat ini, menjauh dari Sang Jenderal merupakan keputusan yang paling aman. Kaoru mendongak ketika dia sampai di ujung tangga yang menghubungkan halaman berumput dengan bagian depan lantai kuil. Lalu dia menginjakkan kakinya ke rumput basah, langkahnya ringan ketika dia berlari-lari kecil menembus hujan, menyeberangi halaman kuil untuk kembali ke kamarnya sendiri.
***
Jenderal Youshou mengerjapkan mata ketika cahaya matahari pagi menyentuhkan sinarnya di kelopak matanya yang tertutup. Sejenak dirinya kehilangan orientasi, bingung berada di mana.
Pagi telah mengintip malu-malu di ufuk timur, sinarnya mulai menyelimuti alam meskipun masih harus bersaing dengan hujan yang terlena di singgasana langit. Hujan semalam ternyata belum ingin mengucapkan selamat perpisahan kepada bumi, rintiknya masih tertinggal, menciptakan udara berkabut pekat oleh warna putih yang nyaris seperti asap.
Menyadari bahwa dirinya berada di tempat setengah terbuka dan asing, Jenderal Youshou langsung bergerak duduk, menegakkan punggung dengan waspada. Selimut jatuh dari pundaknya ke pinggang, membuat Sang Jenderal mengerutkan dahi dan menyentuhkan tangannya ke selimut putih yang tebal itu.
Siapa yang menyelimutinya?
Jenderal Youshou menyingkirkan selimut itu dari tubuhnya dan hendak beranjak. Matanya memandang ke sekeliling dan barulah dia menyadari bahwa dia berada di area kuil. Jenderal Youshou beranjak berdiri lalu mengambil pedangnya yang tertancap di lantai kuil dan memasukkan kembali ke sarungnya yang terpasang di pinggang
Dia tertidur?
Ingatan tentang alunan musik menenangkan yang membuainya sampai tenggelam ke alam mimpi langsung kembali ke kepalanya. Musik erhu yang dimainkan oleh anak gadis itu ternyata bisa mengalahkan mimpi buruknya dan membantunya tertidur lelap.
Kenapa tidak pernah terpikirkan olehnya sebelumnya? Kalau ternyata obat dari mimpi buruknya adalah alunan musik pengantar tidur? Jenderal Youshou memutuskan bahwa dia akan segera mengirimkan utusan untuk memohonkan kepada Kaisar untuk menghadirkan beberapa pemain erhu terbaik di Kerajaan Sashou ke area dalam di kediaman Keluarga Long. Biarkan malam ini Pemain erhu itu memainkan musik untuknya dan mengusir mimpi buruk yang selalu menghantuinya sehingga dia bisa tidur dengan nyenyak tanpa gangguan.
Bibir Jenderal Youshou menipis. Mungkin masih ada secercah harapan untuknya. Tidak disangka ketidaksengajaan di malam hari, berujung pada jalan keluar atas kesulitan yang telah dia tanggung bertahun-tahun lamanya.
Perlahan Jenderal Youshou melangkah menyeberangi lantai kuil. Dia berusaha mengabaikan kondisi di sekelilingnya karena tahu saat ini dirinya berada di kuil barat yang merupakan awal dari tragedi buruk dalam hidupnya. Semakin dia tidak memperhatikan, semakin dia tidak akan teringat kembali adegan upacara pernikahannya dengan Zuobi di tempat ini. Tetapi, bagaimanapun juga dia berusaha, Jenderal Youshou tetap saja tidak bisa mengabaikan suasana di sekelilingnya yang tampak begitu bersih dan berkilauan.
Lantai kuil tampak bersih dan berkilauan, lantai itu terbuat dari kayu berkualitas tinggi yang membutuhkan perawatan berkala tetapi tidak pernah mendapatkannya beberapa tahun belakangan ini. Jenderal Youshou tahu bahwa membutuhkan usaha sangat keras untuk menggosoknya sampai berkilauan seperti ini. Matanya melihat bahwa bekas-bekas basah yang dibawa oleh langkah kakinya dan mantel basahnya kemarin sudah hilang tanpa jejak. Perlahan Sang Jenderal menghirup napas dan tidak bisa menahan senyum ketika menghirup aroma dupa wangi yang dibakar dari altar kuil, menyapa dan memberikan ketenangan untuk pikirannya.
Sudah lama dia tidak merasa sesegar ini di pagi hari, seolah-olah seluruh energinya telah diperbaharui dan tenaganya dipulihkan sampai penuh. Jenderal Youshou menyentuh kepala, menyadari rasa sakit akibat kekurangan tidur yang dirasakannya di pagi hari pun telah lenyap.
Ketika langkahnya membawanya ke tangga yang menghubungkan lantai kuil dengan halaman rumput, dirinya terhenti ketika menyadari ada sosok lain di tempat ini.
Apakah dia gadis yang memainkan erhu itu?
Ketika malam insiden pengejaran di perbatasan yang melibatkan dirinya dan gadis itu, suasananya gelap di tengah hutan sehingga Jenderal Youshou tidak memperhatikan gadis itu baik-baik. Pun ketika dia membawa gadis itu berkuda menuju kediaman keluarga Long, dirinya terlalu berkonsentrasi memacu kudanya secepat mungkin sehingga tidak sempat memperhatikan teman berkudanya yang tidak sadarkan diri.
Sekarang, mengambil kesempatan ketika gadis itu masih belum menyadari kehadirannya, Jenderal Youshou mengawasi dengan seksama. Hujan rintik-rintik dan kabut masih menghiasi udara, melayang-layang di antara mereka menciptakan suasana mendung nan sendu di pagi hari. Tetapi, hujan sepertinya tidak menghalangi gadis itu untuk melakukan pekerjaannya. Dengan menggunakan topi anyaman sejenis caping yang melindungi kepalanya dari hujan, membiarkan sisa tubuhnya basah karena hujan, gadis itu membawa sapu bergagang tinggi dan sibuk membersihkan daun-daun basah yang jatuh bertebaran di halaman akibat hujan deras semalam.
Tubuh gadis itu kurus dan tingginya jika dibandingkan dengan dirinya, mungkin hanya setinggi dadanya, tubuh mungil itu tenggelam di balik pakaian pelayan laki-laki yang menjadi kamuflasenya. Pakaian itu tampak kedodoran, membuat lengan kemeja dan celananya digulung beberapa kali lipatan supaya tidak mengganggu aktivitas pergerakan.
Jenderal Youshou terpaku di tangga paling bawah, mengabaikan hujan yang mulai menyentuh permukaan kulitnya dalam sapaan tak tahu malu, dan terus mengawasi.
Apakah gadis itu berbahaya?
Pertanyaan itulah yang pertama kali dia tanyakan pada dirinya sendiri, matanya menelisik mencari jawaban, lalu mengambil kesimpulan dengan cepat. Kerajaan Gyuzen telah diluluh lantakkan oleh pasukan kerajaan dengan dirinya sendiri yang memimpin. Perang itu bukan hanya mengorbankan tentara kedua kerajaan, tetapi rakyat sipil, penduduk Kerajaan Gyuzen yang terlibat tanpa sengaja. Tetapi, dalam perang memang ada nyawa yang harus dikorbankan, bukan? Yang menjadi pertanyaan, apakah sebagai penduduk Kerajaan Gyuzen yang menerima imbas dari kejamnya perang, mungkinkah gadis itu menyimpan dendam kepadanya?
Jenderal Youshou tahu bahwa dia telah menghilangkan kehati-hatiannya dengan memasukkan penduduk dari kerajaan yang dia taklukkan ke dalam jantung utama kediaman pribadinya, dan dia harus memperbaiki keteledoran itu. Gadis ini harus diawasi sampai dia memutuskan bahwa gadis ini benar-benar tak berbahaya dan bisa tinggal di tempat ini tanpa memiliki maksud tujuan lain selain bekerja.
Sejenak dia terpaku, lalu Jenderal Youshou terpana ketika menyadari ke mana arah pikirannya. Benarkah dia benar-benar telah berpikir untuk membiarkan gadis ini bekerja di kediamannya dan bukannya memberikan hukuman atas tindakan perlawanan yang diberikan oleh gadis itu dalam insiden penyergapan di perbatasan?
Tanpa sadar tangan Jenderal Youshou menyentuh luka dibahunya, luka yang diakibatkan oleh tusukan gadis itu dalam upayanya membela diri. Dalam waktu dua bulan berjalan, meskipun sempat membuatnya kesulitan memegang pedang, sekarang luka itu sudah sembuh sepenuhnya. Tetapi mengingat malam insiden itu, seandainya gadis itu memiliki kesempatan untuk menusuk sedikit ke bawah tepat ke jantungnya, mungkin saat ini Jenderal Youshou sudah tinggal nama.
Dan bagaimana dengan malam tadi? Dia begitu saja melepas seluruh kewaspadaan dirinya dan jatuh tertidur pulas di depan gadis itu. Seandainya gadis itu ingin membunuh atau melukainya, tentu dia tidak akan berdiri di sini pagi ini, sehat tanpa kekurangan suatu apa pun, bukan?
Sepanjang Jenderal Youshou diam dan mengawasi, gadis itu terus melanjutkan kegiatannya menyapu, sibuk dengan dunianya sendiri dan melupakan sekelilingnya. Hal itu membuat Jenderal Youshou tanpa sadar melangkah mendekat, tergoda untuk mengusik gelembung lingkaran yang seolah menghalangi interaksi gadis itu dengan dunia luar.
***
Kaoru menyapu sambil bersenandung kecil untuk mengiringi gerakannya. Hujan semalam telah memaksa pohon tua besar yang menaungi seluruh halaman kuil ini untuk merontokkan daunnya dalam jumlah banyak. Daun-daun itu basah, dan jatuh bertebaran menutupi halaman rumput yang juga basah sehingga membutuhkan tenaga lebih untuk menyeret daun-daun itu dengan sapu lidi besar di tangannya supaya terkumpul di satu tempat di dekat lubang yang telah disiapkannya.
Pagi ini hujan rintik-rintik masih membasahi bumi, menciptakan suasana mendung yang meniupkan hawa dingin menusuk kulit. Tetapi, Kaoru telah memakai topi serupa caping dari bahan bambu untuk melindungi kepalanya, pakaiannya juga cukup tebal untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin dan tetesan hujan yang terasa ringan. Kalau nanti pakaiannya benar-benar basah, barulah Kaoru akan mengganti dengan yang kering setelah selesai membersihkan seluruh halaman.
Sambil terus menyapu, Kaoru menatap langit dengan cemas. Matahari rupanya menolak bersinar hari ini, kalah saing dengan awan gelap yang kepayahan menahan uap air di tubuhnya. Itu berarti mantel basah Jenderal Youshou yang baru selesai dicucinya akan sedikit tertahan untuk kering karena tidak bisa dijemur di tengah hujan seperti ini.
Kaoru bangun tadi pagi-pagi sekali, ketika langit masih gelap. Dia segera menuju kuil dan menyadari bahwa Jenderal Youshou masih tertidur lelap di sana. Perlahan-lahan, berhati-hati supaya tidak mengganggu tidur Jenderal Youshou, Kaoru membersihkan lantai kuil dari jejak hujan dan lumpur semalam, lalu mengambil mantel basah Jenderal Youshou yang diletakkan di lantai dan mencucinya sekaligus mandi. Selesai mandi, Kaoru mendapati Jenderal Youshou masih tertidur pulas, dan memutuskan untuk tidak mengganggu beliau sampai Sang Jenderal terbangun sendiri.
Memikirkan tentang Sang Jenderal membuat Kaoru kembali bertanya-tanya. Mungkin sudah satu jam lebih Kaoru menghabiskan waktunya untuk menyapu dedaunan yang jatuh dan membersihkan lumpur yang membasahi rerumputan hijau di halaman, bahkan nuansa di sekelilingnya sudah beranjak terang.
Apakah Jenderal Youshou masih terlelap dalam tidurnya dan belum juga terbangun?
Ingin tahu, Kaoru menolehkan kepala ke arah kuil dan langsung terkesiap ketika menyadari bahwa lelaki yang dipikirkannya sekarang sedang berdiri diam mengawasinya, dekat di belakangnya.
Sang Jenderal tampak segar pagi ini, dengan pedang tersarung di pinggangnya dan tubuh yang jauh lebih tinggi dari Kaoru, lelaki itu benar-benar tampak berkuasa dan mengintimidasi padahal jelas-jelas lelaki itu baru bangun dari tidurnya.
Mata Kaoru langsung melebar ketika melihat ekspresi Jenderal Youshou yang kejam, dalam sekejap dia meletakkan sapu besar bergagang kayu di tangannya, lalu mengambil posisi bersujud memberi hormat dengan segera yang membuat topinya jatuh di tanah.
“Ampun Tuan Besar. Hamba tidak menyadari kehadiran Tuan Besar,” ucap Kaoru dengan terbata.
Jenderal Youshou masih berdiri diam menatap Kaoru yang bersujud dengan kepala menatap tanah, dan kediaman itu membuat Kaoru gemetar ketakutan.
Apakah Sang Jenderal sedang menimbang-nimbang untuk memenggal kepalanya dengan pedang yang dia bawa?
“Bangun.”
Sebuah perintah dingin terucap dari bibir Jenderal Youshou, nadanya tegas tak terbantahkan hingga Kaoru tidak bisa berbuat lain. Dengan ragu dia mengikuti perintah Jenderal Youshou, bangun dari posisi bersujud tapi masih tetap berlutut di tanah.
Jenderal Youshou mengerutkan kening ketika menyadari bahwa rintik hujan semakin menderas sementara topi gadis itu tergeletak di tanah begitu saja.
“Siapa namamu?” Jenderal Youshou bertanya lagi.
Kaoru hampir tersedak ketika menjawab. “Ka… Kaoru, Tuan Besar.” jawabnya cepat, berdebar ketika berpikir mungkin ini adalah saat Jenderal Youshou menjatuhkan hukuman kepadanya.
“Kau tahu siapa aku?” Jenderal Youshou bertanya lagi.
Kaoru menganggukkan kepala cepat. “Tuan Besar…Anda adalah Jenderal Youshou, pemimpin utama di area ini.”
“Kau pasti masih ingat jelas bagaimana aku membawamu masuk ke tempat ini dan menyelamatkan nyawamu. Aku membiarkanmu bekerja di rumahku padahal kau sudah kurang ajar menggunakan senjata untuk melukaiku. Aku bisa saja melemparkanmu ke penjara atau menghabisi nyawamu sebagai hukuman, tetapi aku tidak melakukannya. Tentu kau menyadari betapa murah hatinya diriku, bukan?”
Sekali lagi Kaoru menganggukkan kepala dengan panik. “Saya… saya tahu Tuan Besar, Anda sangat bermurah hati kepada saya. Mohon ampunilah hamba yang tidak berguna ini atas perilaku bodoh di masa lalu.” sambungnya cepat, memohonkan kemurahan hati untuk keselamatan nyawanya.
“Kuharap kau bisa membalas budi dengan tidak berperilaku di luar aturan di dalam area ini,” Jenderal Youshou berucap dengan nada suara tegas, lalu membalikkan badan. “Lanjutkan pekerjaanmu,” ucapnya sambil lalu sebelum kemudian melangkah pergi.
Kaoru terperangah mendengar kalimat terakhir Jenderal Youshou sebelum meninggalkannya. Begitu saja? Begitu saja dan dia ditinggalkan bukan hanya dalam kondisi hidup dan selamat tanpa menerima hukuman fisik apapun, tetapi juga masih diperbolehkan melanjutkan pekerjaannya di tempat ini?
Mata Kaoru mengikuti punggung Jenderal Youshou yang melangkah pergi melintasi halaman kuil menuju ke arah pintu gerbang yang saat ini terbuka lebar. Tatapannya masih dipenuhi ketidakpercayaan, sementara dia masih meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya benar-benar tidak mendapatkan hukuman apapun dari Jenderal Youshou.
Tiba-tiba saja Jenderal Youshou yang sudah berada di ambang gerbang menghentikan langkah dan menolehkan kepala, membuat tubuh Kaoru yang masih berlutut di tanah kembali menegang ketakutan.
“Apakah kau yang membuka dan menutup pintu gerbang kuil ini setiap hari?” tanya Jenderal Youshou dari kejauhan.
Kaoru menganggukkan kepala, setengah membungkukkan tubuh dengan penuh hormat.
“Benar Tuan Besar, saya yang melakukannya,” jawabnya panik, takut jika ternyata dia telah melanggar peraturan tanpa diketahuinya.
Tetapi ternyata tidak. Jenderal Youshou hanya menganggukkan kepala sedikit untuk menanggapi jawaban Kaoru, lalu tubuhnya pergi tanpa kata melintasi ambang gerbang untuk kemudian menghilang dari pandangan Kaoru yang masih terpana kebingungan.
***
Sama sekali tidak membuatnya mengantuk.
Jenderal Youshou duduk di tempat yang telah disediakan pada aula depan yang tersedia di rumah utama kediamannya. Sebelah lengannya menyangga kepala sementara keningnya berkerut ketika dia berusaha menyerap alunan musik erhu itu ke dalam jiwanya.
Di depannya, empat orang pemain erhu kerajaan telah dikirimkan langsung oleh Kaisar Shen ketika Jenderal Youshou meminta kebaikan hati Kaisar untuk mendatangkan pemain erhu itu ke rumahnya malam ini.
Mereka semua memainkan musik yang sangat indah, dengan keahlian yang jauh lebih tinggi dibandingkan gadis penjaga kuil itu semalam. Para pemain erhu ini menempuh pendidikan khusus di bidang kesenian dan sudah pasti memiliki kemampuan luar biasa untuk memainkan alat musik dari Kerajaan Sashou. Mereka bahkan yang memimpin setiap ada pertunjukan musik atau perayaan di istana yang dihadiri langsung oleh Kaisar.
Tetapi, kenapa nada indah ini sama sekali tidak memberikan efek apapun ke dalam hatinya?
Tidak ada ketenangan yang mendamaikan seperti yang dirasakannya semalam. Bahkan, mata Jenderal Youshou masih terbuka lebar meskipun saat ini sudah hampir tengah malam dan sudah hampir tiga jam para pemain erhu yang malang itu memainkan nada indah dari gesekan dawai yang bersimponi dengan irama mendayu-dayu.
Jenderal Youshou akhirnya menggerakkan tangan, memberi isyarat supaya para pemain erhu itu berhenti. Dan begitu melihat isyarat tangan tersebut, ekspresi lega langsung muncul di wajah para pemain erhu tersebut. Tentu saja mereka kelelahan, Jenderal perang terbaik Kerajaan Sashou yang mengerikan ini tiba-tiba saja meminta kehadiran mereka di malam hari yang gelap dan bermandikan hujan, lalu mereka diperintahkan untuk memainkan musik tanpa henti, hampir tiga jam lamanya.
“Kalian boleh meninggalkan tempat ini,” Jenderal Youshou menegakkan punggung, memasang ekspresi dingin ketika memberi perintah supaya para pemain erhu itu pergi.
Perintah itu segera dituruti, para pemain erhu bergegas merapihkan seluruh peralatan musik mereka, lalu tergesa memohon izin untuk undur diri, tidak membuang kesempatan untuk melarikan diri sebelum Sang Jenderal berubah pikiran.
Ditinggalkan sendirian di ruangan aula kediamannya yang luas dan sepi, Jenderal Youshou termenung dalam kebingungan. Tubuhnya lelah, apalagi seharian ini dia telah mengisi waktunya untuk melatih keahlian berpedang beberapa panglima Keluarga Long yang berada di bawah supervisi langsungnya. Kondisi pergelangan tangannya yang masih cedera tidak menolong, malah menambah rasa tidak enak yang meracuni tubuhnya.
Jenderal Youshou ingin tidur lelap tanpa mimpi buruk, ingin mengistirahatkan tubuhnya yang sudah kehabisan energi tanpa gangguan. Dia ketagihan rasa tidur nyenyak semalam yang entah sudah berapa ratus malam terakhir ini tidak pernah dirasakannya.
***
Jenderal Youshou benar-benar merasa seperti pencuri di kediamannya sendiri ketika berjalan sendirian menyusuri jalan setapak membelah taman bunga dari kediaman utama miliknya menuju area kuil barat. Para penjaga tampak menjalankan tugasnya dengan baik di dini hari yang dingin dan kembali dibasahi hujan saat ini, mereka berjaga di posnya masing-masing, tampak waspada mengawasi pergerakan sekecil apapun di area yang menjadi tugasnya. Kawasan lingkaran dalam merupakan kawasan yang paling penting di kediaman Keluarga Long karena kawasan ini ditinggali oleh Jenderal Youshou sebagai pemimpin klan dan juga ditinggali oleh para tetua dan keluarganya.
Cahaya tampak menyinari setiap sudut jalan, tidak menyisakan satu titik pun kegelapan yang bisa dipakai oleh para penyusup menyelinap. Jenderal Youshoulah yang memerintahkan para penjaga untuk melindungi lentera-lentera yang tergantung dibawah atap dari hujan dengan menggantungnya di area teras beratap, membiarkan lentera itu menyinarkan cahaya kuning temaram yang menyinari jalan.
Beberapa penjaga tampak waspada ketika dia melangkah mendekat, tetapi begitu menyadari bahwa yang hendak melewati mereka adalah Tuan Besar mereka sendiri, para penjaga itu langsung membungkuk hormat, memberi jalan tanpa pertanyaan.
Setelah melewati lorong panjang membelah taman, langkah Jenderal Youshou sampai di kawasan barat, tempat kuil besar yang dulu megah tetapi sekarang ditinggalkan itu berada. Langkahnya memelan sementara dirinya mengawasi sekeliling dengan waspada. Kawasan ini tampak lebih gelap dibandingkan seluruh sisi lingkaran dalam yang lain. Mungkin karena tempat ini adalah kuil yang ditinggalkan, maka pemimpin penjagaan meminimalkan penjagaan di area ini untuk memaksimalkan penjagaan di tempat lain.
Membiarkan seorang gadis belia tinggal sendiri di sebuah kuil dengan penjagaan minim, apakah itu bijaksana?
Jenderal Youshou mengerutkan kening sambil kembali melangkah menuju gerbang kuil. Langkahnya terhenti ketika dia berhadapan kembali dengan pintu gerbang kayu tua yang besar dan berat itu. Kembali diingatnya pertanyaannya tadi pagi dimana gadis itu memberi jawaban pasti bahwa dialah yang membuka pintu gerbang kuil ini setiap pagi dan menutupnya kembali setiap malam.
Sambil menggeser pintu gerbang kayu yang berat itu, Jenderal Youshou berpikir, bagaimana mungkin seorang perempuan dengan tubuh kecil dan tampak lemah seperti itu, bisa menggeser gerbang kayu ini setiap hari? Dirinya yang memiliki tubuh tegap dan melatih fisik dan ototnya setiap hari bahkan harus mengeluarkan lebih banyak tenaganya untuk mendorong gerbang kayu ini, apalagi dengan gadis itu… mungkin gadis itu benar-benar kepayahan setiap dia selesai membuka dan menutup pintu gerbang ini.
Padahal tidak ada gunanya dia melakukannya. Seharusnya gadis itu tidak membuang tenaga sia-sia untuk membuka pintu gerbang ini lebar-lebar dan kemudian harus menutupnya rapat kembali. Dia cukup membuka sedikit saja, menggeser sedikit ruang hanya supaya tubuh mungilnya bisa lalu lalang melewati gerbang, toh kuil ini sudah ditinggalkan dan tidak akan ada pengunjung yang datang untuk berdoa di sini, bukan?
Setelah tubuhnya melewati ambang gerbang, Jenderal Youshou menutup kembali gerbang yang berat itu dengan hati-hati. Setelah itu dia terpaku, tidak tahu harus berbuat apa. Secara impulsif dia mendatangi tempat ini, belum lagi didorong oleh kondisinya yang tidak bisa tidur. Tetapi sekarang, setelah berada di dalam area kuil, pikirannya terasa kosong dan dia kebingungan.
Di depan matanya, terbentang halaman kuil yang rumputnya basah tertimpa hujan. Hujan kali ini memang tidak sederas semalam, tetapi tetap saja, hempasan airnya membuat pohon tua yang menaungi halaman kuil dalam kerindangannya itu tidak mampu menahan dedaunan yang dilepas paksa dari rantingnya. Melihat halaman yang penuh dedaunan jatuh itu, Jenderal Youshou mau tak mau berpikir bahwa gadis penjaga kuil itu akan bekerja keras kembali besok untuk membersihkan semuanya.
Mata Jenderal Youshou beralih ke arah kuil yang ada tepat di seberang halaman di depannya. Seperti semalam, cahaya temaram terbentang dari kuil itu, menandakan bahwa gadis penjaga kuil itu tidak melupakan tugasnya untuk menyalakan lentera-lentera malam guna mencegah kuil tersebut gelap gulita di malam hari.
Jenderal Youshou akhirnya menoleh ke sebuah bangunan kecil yang menempel di tembok sisi gerbang, tempat dia tahu dimana gadis itu tidur setiap harinya. Bangunan itu sebenarnya tidak pantas digunakan sebagai tempat tinggal manusia, karena ukurannya yang sangat sempit. Dahulu, bangunan itu khusus digunakan untuk menyimpan persediaan bunga yang hendak dirangkai sebagai hiasan kuil di saat ada perayaan-perayaan besar yang diadakan di kuil barat.
Tanpa sadar, langkah Jenderal Youshou membawanya menuju pintu tempat bangunan kecil itu berada. Sejenak dia ragu, tetapi tangannya seolah bergerak sendiri, mendorong pintu bangunan itu perlahan. Matanya menyipit ketika tanpa disangka pintu bangunan itu terbuka dengan mudahnya tanpa perlawanan.
Tidak dikunci. Sungguh gadis bodoh yang tidak tahu bagaimana cara melindungi diri…
Jenderal Youshou membatin, membuka pintu itu lebar dan dia tertegun di ambang pintu ketika matanya memandang ke arah tempat tidur kecil yang hampir memenuhi seluruh ruangan kamar itu. Cahaya kamar itu hanya berasal dari satu lentera kecil yang tergantung di sudut ruangan, tetapi, cahaya itu cukup bagi Jenderal Youshou untuk melihat semuanya dengan jelas.
Gadis itu… Kaoru berbaring terpejam tanpa pertahanan diri di tempat tidurnya. Tubuhnya rebah di atas tempat tidur sementara selimut yang tadinya digunakan untuk menyelimuti tubuhnya, entah kenapa telah jatuh di kakinya. Perempuan itu mengurai rambut indahnya yang panjang hitam berkilauan hingga membingkai di sekeliling wajahnya, beberapa terjuntai di wajah, menyentuh pipinya yang merona kemerahan. Bibir gadis itu sedikit terbuka dalam tidur, tampak menggoda untuk disentuh, dan … pakaiannya yang kebesaran, menguraikan celah di belahan dadanya hingga sebentuk kulit yang ranum nan halus tampak mengintip dari balik kain putih yang putus asa untuk menutupi.
Sejenak Jenderal Youshou terpaku oleh pemandangan luar biasa yang membuat darahnya bergejolak tak tertahankan. Jemarinya terkepal ketika dia berusaha menahan diri, menarik napas berkali-kali untuk menguraikan nafsunya. Tangannya lalu bergerak menyentuh pangkal hidung ketika dia menghela napas dalam setelah mencapai ketenangan dirinya.
Mungkin karena sudah lama dia tidak menyentuh perempuan, dan sudah lama pula dia menyingkirkan kehadiran perempuan muda manapun dari pandangannya, hingga pemandangan di depannya ini begitu mudah memancing gairahnya.
Selama ini Jenderal Youshou selalu menahan diri, rasa sakit dan kekecewaan mendalam karena dikhianati membuat jiwanya menolak untuk memberikan ruang kedekatan dengan perempuan manapun, sekecil apapun.
Jenderal Youshou menekan kebutuhannya untuk menyentuh perempuan dan mengalihkan dengan olah fisik, berkuda, berlatih pedang, berperang habis-habisan, dan selama ini dia pikir itu cukup. Tidak disangka dibalik rasa traumanya yang mendalam, dia ternyata masih menyimpan nafsu untuk menyentuh seorang perempuan secara fisik.
Dengan bibir menipis tidak suka, Jenderal Youshou melangkah, melewati ambang pintu dan berdiri di samping tempat tidur. Sedangkan Kaoru tampaknya tidak menyadari bahwa ada tamu tak diundang yang sudah berdiri sedekat ini dengan dirinya yang tertidur pulas tanpa pertahanan.
Sungguh gadis yang ceroboh. Berada di tempat sepi tertutup gerbang tinggi ini sendirian, tanpa penjagaan ketat dengan pintu kamar yang tidak dikunci, pula. Bagaimana jika ada lelaki jahat masuk dan memerkosanya?
Perasaan marah merayapi jiwa Jenderal Youshou sebelum kemudian dia menyadari sesuatu yang membuatnya malu. Kaoru menyamar sebagai laki-laki di tempat ini, sudah tentu tidak akan ada lelaki lain yang mencoba menyelinap ke tempat ini untuk memerkosanya. Dan juga, kuil barat ini sudah terkenal sebagai kuil yang ditinggalkan, tidak ada barang berharga di tempat ini, semua barang berharga seperti pinggan emas piala-piala, semua sudah dipindahkan ke kuil timur yang sekarang menjadi kuil utama. Yang ada di sini hanyalah kayu-kayu tak berharga, perabotan lapuk serta kain sprei dan slimut usang tanpa harga. Dengan kondisi seperti itu, tidak mungkin akan ada penjahat yang mau repot-repot membuang waktu dan tenaga untuk menyelinap ke tempat ini.
Kalau begitu, semua kekhawatirannya tadi sia-sia, bukan?
Mata Jenderal Youshou tertuju ke arah Kaoru yang masih tertidur lelap, dan dia menggertakkan gigi untuk menahan desir darahnya yang menderas. Sepertinya dia harus meminta bantuan pelayannya untuk mencarikan wanita bayaran guna memuaskan nafsunya sementara. Dia yakin setelah hasratnya tersalurkan, darahnya tidak akan semudah itu bergolak hanya karena pemandangan gadis muda yang sedang tidur.
Memandang Kaoru yang sedang tidur lelap dalam damai membuatnya merasa iri sekaligus menyadari kembali tujuannya datang ke tempat ini. Perlahan disentuhnya bahu Kaoru, mengguncangnya untuk membangunkan.
***
Kaoru semula merasa dilepas dengan paksa dari tidurnya yang lelap, tubuhnya berguncang tanpa tau sebabnya, membuat kesadarannya dibangunkan paksa dari kenikmatannya berkelana di alam mimpi. Mata Kaoru mengerjap, sementara pikirannya berjuang mengumpulkan kesadaran.
Sentuhan di bahunya terasa lagi, seolah tidak sabar menantikannya sadar sepenuhnya. Dan dengan sentuhan yang terakhir itu, tubuh Kaoru langsung menegang, terkesiap hingga hampir meloncat dari atas tempat tidur.
Ada orang lain di kamarnya!
Kaoru beringsut ke ujung paling jauh hingga punggungnya menekan dinding kamar. Sebuah usaha yang sia-sia karena kamar itu sangat sempit dan membatasi pergerakannya. Kepalanya mendongak penuh kewaspadaan, sementara pikirannya mengkalkulasi mencari cara untuk menyelamatkan diri. Tetapi kemudian, ketika matanya bertemu dengan mata tajam yang menatapnya dengan pandangan dingin membekukan itu, bibir Kaoru langsung ternganga karena keterkejutan yang amat sangat.
Jenderal Youshou?
Pertanyaan dan keterkejutan Kaoru sudah pasti tercemin jelas di ekspresi wajah dan tatapan matanya, karena Jenderal Youshou tampak menipiskan bibirnya.
“Bangun. Ikut aku ke kuil,” perintahnya tegas sebelum kemudian membalikkan tubuh, keluar dari ruangan itu tanpa menunggu tanggapan dari Kaoru.
Sejenak Kaoru masih termangu di atas ranjang, matanya yang dipenuhi kebingungan dan ketidakpercayaan, mengikuti arah punggung Jenderal Youshou menghilang di ambang pintu. Lalu dia menyadari posisi dan perintah yang diberikan kepadanya, membuatnya terloncat tergesa turun dari atas ranjang, merapihkan pakaian dan rambutnya, lalu tergopoh-gopoh mengikuti langkah Jenderal Youshou yang sudah jauh di depannya, menyeberangi halaman kuil di bawah hujan rintik-rintik dan memasuki area kuil yang bercahaya kuning keemasan dari lentera-lentera yang digantungkan Kaoru di setiap sudut ruangan.
Jenderal Youshou melangkah dengan tenang dan melepaskan mantel tebal yang melindungi tubuhnya dari hujan, sebelum kemudian duduk di tempatnya kemarin terlelap sampai pagi. Matanya mengikuti arah kedatangan Kaoru yang melangkah melewati lantai kayu kuil dengan ragu, bingung apakah harus tetap berdiri atau berlutut memberi hormat pada Tuan Besar di depannya.
Perlahan tangan Jenderal Youshou bergerak, menunjuk ke arah erhu yang tadi malam diletakkan Kaoru di meja tinggi samping altar.
“Mainkan musik untukku lagi,” perintahnya dengan nada tenang tak terbantahkan.
Kaoru menelan ludah, menahan segala pertanyaan di dalam hatinya yang tidak beruntung menemukan jawaban, lalu melangkah tergesa, mengikuti perintah Jenderal Youshou dan mengambil erhu itu dari tempatnya diletakkan di atas meja tinggi. Kaoru kemudian berlutut di tempatnya duduk semalam dan bersiap untuk memainkan erhu di tangannya. Matanya sempat mengintip ke arah Jenderal Youshou di depannya, dan lelaki itu tampak duduk dan menyandarkan tubuhnya dengan santai di tiang kuil.
Mengingat dirinya merasa sudah tidur lelap cukup lama, sepertinya saat ini sudah menjelang dini hari, dan Jenderal Youshou datang ke kuil ini serta memintanya memainkan erhu?
Kaoru menghela napas panjang, menelan kembali pertanyaan yang bermunculan di benaknya, lalu dia menggerakkan tangan yang memegang busur penggesek, menggesekkan busur itu di dawai erhu di tangannya dan mulai memainkan nada musik mendayu menyayat kalbu, sebuah musik yang dulu pernah diajarkan ayahnya kepadanya. Musik yang mengalunkan gesekan nada tentang perpisahan, tentang ketakutan akan kehilangan orang yang dicintai, tentang takdir yang pasti memisahkan hati dengan yang tercinta atas nama kematian tak terhindarkan.
Dan ketika alunan musik itu memenuhi udara, mata Jenderal Youshou kembali terpejam, seolah terhipnotis dalam alunan syahdu yang menenangkan pikiran, melingkupi benaknya, dan dengan lembut mengantarkan pikirannya beristirahat dalam damai, dalam tidur lelap yang aman, tanpa mimpi buruk yang menghantui.
Kaoru memainkan erhu sambil mengamati ekspresi damai Jenderal Youshou yang terlelap tanpa pertahanan. Sang Jenderal kemarin menacapkan pedang itu di depan tubuhnya sebagai perlindungan diri, tetapi kali ini beliau bahkan sama sekali tidak menyentuh pedang yang tergantung di pinggangnya.
Bersambung ke Part berikutnya
Note author : setting cerita ini kira-kira 3 atau 4 tahun setelah periode di Emperor’s Consort
Erhu (Hanzi: 二胡 erhu) ( SUMBER WIKIPEDIA)
merupakan alat musik tradisional Tiongkok yang paling populer di samping Guzheng dan Dizi.
Pada mulanya, erhu di masa lampau menggunakan dua senar yang terbuat dari sutra. Erhu biasanya menggunakan membran dari kulit ular piton, tetapi ada juga yang menggunakan bahan lain. Kotak suara dapat berbentuk segi enam, segi delapan, atau bulat. Kotak suara ini juga bervariasi ukurannya, semakin besar ukuran kotak suaranya maka bunyi bass yang dihasilkan semakin besar dan begitu pula sebaliknya.
Erhu digesek dengan busur yang terbuat dari bambu dan rambut ekor kuda, ekor kuda itu ditempatkan di antara kedua senar sehingga memudahkan perpindahan menggesek antara kedua senar. Rambut ekor kuda tersebut digosok dengan damar (gondorukem) sehingga terasa kesat waktu digesek.
Anda bisa mendengarkan salah satu musik yang dimainkan dengan erhu pada musik yang digunakan sebagai musik latar cerita ini
Baca Parts Lainnya Klik Di sini
- 🔏(BONUS PART) Right Hand Mistress: Anak Perempuan Kesayangan (Baca Dengan 30 Poin)
- (EPILOG) Right Hand Mistress: Empat Sumber Bahagia
- (END) Right Hand Mistress Part 159: Pelukan Bahagia
- Right Hand Mistress Part 158: Pernikahan Merah
- Right Hand Mistress Part 157: Menjemput Pengantin
- Right Hand Mistress Part 156: Dua Aura
- Right Hand Mistress Part 155: Persiapan Ceria
- Right Hand Mistress Part 154: Pernikahan Bahagia
- Right Hand Mistress Part 153: Cara Mencintai
- Right Hand Mistress Part 152: Cahaya Terang
- Right Hand Mistress Part 151: Keinginan Bersama
- Right Hand Mistress Part 150: Kekuatan Pemurni Jiwa
- Right Hand Mistress Part 149: Jiwa yang Tersesat
- Right Hand Mistress Part 148: Permurnian Jiwa
- Right Hand Mistress Part 147: Dimensi Putih
- Right Hand Mistress Part 146: Naga Merah
- Right Hand Mistress Part 145: Pertolongan Misterius
- Right Hand Mistress Part 144: Genting
- Right Hand Mistress Part 143: Pelindung Jiwa
- Right Hand Mistress Part 142: Pertemuan
- Right Hand Mistress Part 141: Benteng Perlindungan Sihir
- Right Hand Mistress Part 140: Ujian Kejantanan
- Right Hand Mistress Part 139: Dikejar Waktu
- Right Hand Mistress Part 138: Salah Sasaran
- Right Hand Mistress Part 137: Berusaha Bersama
- Right Hand Mistress Part 136: Kesadaran Pengantin
- Right Hand Mistress Part 135: Suami yang Baik
- Right Hand Mistress Part 134: Dengan Lembut
- Right Hand Mistress Part 133: Nuansa Hangat
- Right Hand Mistress Part 132: Minyak Pijit
- Right Hand Mistress Part 131: Penyambutan Pengantin
- Right Hand Mistress Part 130: Membawa Pengantin Pulang
- Right Hand Mistress Part 129: Memotong Ular
- Right Hand Mistress Part 128: Tugas Seorang Istri
- Right Hand Mistress Part 127: Upacara Sederhana
- Right Hand Mistress Part 126: Permohonan Jenderal Youshou
- Right Hand Mistress Part 125: Salah Paham
- Right Hand Mistress Part 124: Meminta Restu
- Right Hand Mistress Part 123: Kharisma Jenderal
- Right Hand Mistress Part 122: Hadiah Penghangat
- Right Hand Mistress Part 121: Perkara Jodoh
- Right Hand Mistress Part 120: Cinta yang Melengkapi
- Right Hand Mistress Part 119: Menjaga Kesucian
- Right Hand Mistress Part 118: Penyakit Aneh
- Right Hand Mistress Part 117: Reputasi Gelap
- Right Hand Mistress Part 116: Warna warni
- Right Hand Mistress Part 115: Ijin Mengikuti
- Right Hand Mistress Part 114: Serpihan Jiwa
- Right Hand Mistress Part 113: Tak Bisa Mati
- Right Hand Mistress Part 112: Pertarungan Dendam
- Right Hand Mistress Part 111: Berkuda Cepat
- Right Hand Mistress Part 110: Paha Milik Kaoru
- Right Hand Mistress Part 109: Penyakit Dendam
- Right Hand Mistress Part 108: Sandiwara Sempurna
- Right Hand Mistress Part 107: Kekasih Bidadari
- Right Hand Mistress Part 106: Umpan Wanita
- Right Hand Mistress Part 105: Perpisahan dan Kedatangan
- Right Hand Mistress Part 104: Permohonan Mengingat
- Right Hand Mistress Part 103: Restu Ayah
- Right Hand Mistress Part 102: Membuka Rahasia
- Right Hand Mistress Part 101: Kenangan
- Right Hand Mistress Part 100: Hadiah Menakjubkan
- Right Hand Mistress Part 99: Ritual Perkenalan
- Right Hand Mistress Part 98: Dua Kejutan
- Right Hand Mistress Part 97: Membuat Rencana
- Right Hand Mistress Part 96: Bibir Merah Jambu
- Right Hand Mistress Part 95: Teh Herbal
- Right Hand Mistress Part 94: Antisipasi
- Right Hand Mistress Part 93: Janji Tidur Bersama
- Right Hand Mistress Part 92: Penyelidikan Mata-Mata
- Right Hand Mistress Part 91: Membeku Mati Suri
- Right Hand Mistress Part 90: Membuka Jalan
- Right Hand Mistress Part 89: Persyaratan Restu
- Right Hand Mistress Part 88: Permohonan Menikah
- Right Hand Mistress Part 87: Kisah Sang Ayah
- Right Hand Mistress Part 86: Waktu Yang Tepat
- Right Hand Mistress Part 85: Kisah Sang Penyihir
- Right Hand Mistress Part 84: Dua Sisi, Dua Wajah
- Right Hand Mistress Part 83: Pernyataan Kaoru
- Right Hand’s Mistress 82: Memastikan Rasa
- Right Hand Mistress Part 81: Getir dan Manis
- Right Hand Mistress Part 80: Meditasi
- Right Hand Mistress Part 79: Balas Budi
- Right Hand Mistress Part 78: Buku Api
- Right Hand Mistress Part 77: Dua Lelaki
- Right Hand Mistress Part 76: Dendam dan Kebencian
- Right Hand Mistress Part 75: Kebohongan Hiro
- Right Hand Mistress Part 74: Ancaman Si Penyihir
- Right Hand Mistress Part 73: Interograsi Sang Ayah
- Right Hand Mistress Part 72: Penyamaran Sempurna?
- Right Hand Mistress Part 71: Cinta Seorang Ayah
- Right Hand Mistress Part 70: Salah Sasaran
- Right Hand Mistress Part 69: Cinta Yang Dalam
- Right Hand Mistress Part 68: Sapu Tangan Lamaran
- Right Hand Mistress Part 67: Tabib Yang Terdesak
- Right Hand Mistress Part 66: Mata-Mata Penyusup
- Right Hand Mistress Part 65: Menerima Kekalahan
- Right Hand Mistress Part 64: Rayuan Maut
- Right Hand Mistress Part 63: Kebaikan Hati
- Right Hand Mistress Part 62: Yang Tertampan
- Right Hand Mistress Part 61: Kesepakatan Kaisar dan Raja
- Right Hand Mistress Part 60: Asal Usul Kaoru
- Right Hand Mistress Part 59: Identitas Sang Shaman
- Right Hand Mistress Part 58: Adu Kekuatan
- Right Hand Mistress Part 57: Insting Melindungi Putri
- Right Hand Mistress Part 56: Menghilangkan Takut
- Right Hand Mistress Part 55: Kereta Tak Bernama
- Right Hand Mistress Part 54: Kekuatan Penyembuh Jiwa
- Right Hand Mistress Part 53: Wajah Sang Shaman
- Right Hand Mistress Part 52: Cemburu
- Right Hand Mistress Part 51: Menyambut Kedatangan
- Right Hand Mistress Part 50: Wanita Sejati
- Right Hand Mistress Part 49: Bakat Putri Bangsawan
- Right Hand Mistress Part 48: Legenda Naga Merah
- Right Hand Mistress Part 47: Yang Tertampan
- Right Hand Mistress Part 46: Melindungi Si Polos
- Right Hand Mistress Part 45: Menemani Tidur
- Right Hand Mistress Part 44: Bahagia Akan Datang
- Right Hand Mistress Part 43: Firasat Bahaya
- Right Hand Mistress Part 42: Berdiri Sejajar
- Right Hand Mistress Part 41: Ketenangan Bersama
- Right Hand Mistress Part 40: Meluluhkan Kaoru
- Right Hand Mistress Part 39: Dua Sisi Lukisan
- Right Hand Mistress Part 38: Kekuatan Kaoru
- Right Hand Mistress Part 37: Pengabdian Istri
- Right Hand Mistress Part 36: Calon Kasim
- Right Hand Mistress Part 35: Sang Shaman Misterius
- Right Hand Mistress Part 34: Buku Panas
- Right Hand Mistress Part 33: Mantra Rahasia
- Right Hand Mistress Part 32: Masuk ke Istana Dalam
- Right Hand Mistress Part 31: Rencana Misterius Kaisar
- Right Hand Mistress Part 30: Perempuan Yang Menangis
- Right Hand Mistress Part 29: Kacang Merah
- Right Hand Mistress Part 28: Lemparan Batu
- Right Hand Mistress Part 27: Rasa Manis
- Right Hand Mistress Part 26: Nuansa Merah
- Right Hand Mistress Part 25: Bukan Lelaki
- Right Hand Mistress Part 24: Tak Cemburu
- Right Hand Mistress Part 23: Serakah
- Right Hand Mistress Part 22: Lebih Dekat
- Right Hand Mistress Part 21: Sang Mistress
- Right Hand Mistress Part 20: Izin Menikah
- Right Hand Mistress Part 19: Mencair
- Right Hand Mistress Part 18: Langkah Baru
- Right Hand Mistress Part 17: Keputusan Besar
- Right Hand Mistress Part 16: Catatan yang Hilang
- Right Hand Mistress Part 15: Kedekatan Terpaksa
- Right Hand Mistress Part 14: Haus Darah
- Right Hand Mistress Part 13: Kenangan Kuil Barat
- Right Hand Mistress Part 12: Perpustakaan Terlarang
- Right Hand Mistress Part 11: Bunga Sǐ huā
- Right Hand Mistress Part 10: Bertanggung Jawab
- Right Hand Mistress Part 9: Racun Bius Berbahaya
- Right Hand Mistress Part 8: Pelayan yang Polos
- Right Hand’s Mistress Part 7: Tergoda
- Right Hand Mistress Part 6: Menolak Pilihan
- Right Hand’s Mistress Part 5: Obat Penyembuh
- Right Hand’s Mistress Part 4: Terikat Nada
- Right Hand’s Mistress Part 3: Terbuai
- Right Hand’s Mistress Part 2: Penjaga Kuil
- Right Hand’s Mistress Part 1: Bertatap Mata
- Right Hand’s Mistress Prolog: Mimpi Buruk
- Right Hand’s Mistress
KONTEN PREMIUM PSA
Semua E-book bisa dibaca OFFLINE via Google Playbook juga memiliki tambahan parts bonus khusus yang tidak diterbitkan di web. Support web dan Authors PSA dengan membeli E-book resmi hanya di Google Play. Silakan tap/klik cover E-book di bawah ini.
Download dan install PSA App terbaru di Google PlayFolow instagram PSA di @projectsairaakira
Baca Novel Gratis Bagus Berkualitas Sampai Tamat
Cie yg ketagihan cieee nn
Sweet dream ???
Cuma kouru ternyata yg bisa….
Akhirnya update juga ??
Sdh menunggu. Tiap hari liat ada yg update gk. Astaga langsung jadiin ebook ajja gk sabar baca nya ??
Bener banget.. Iya wkwkwk
Cieee ada yang pengen tuhh?? wkwkw
Gampang menaklukan Jendral Y rupanya wkaka bawa aja Miss K ke medan perang mainkan Erhu terus tidur dan musuh menang#EH# Lanjut Bang Au kan jadi kepo sama interaksi keduanya hehehe
Tidurlah dalam damai jendral!biarkan kaoru membasuh luka hatimu dan mengusir mimpi burukmu dengan musik indahnya.
Uhuuuuuyyyy?? segala na hdp setelah kehadiran kaoru?
TJIEEE JENDRAL TJIEEEEEEEE ?????
Suka kouru
Uwuuuuuu nagih ya jenderal permainan erhu nya kaoru?
Kouro..kau memang yang terbaik???
Sukakkkk ihhh❤❤❤ gasabar nunggu kelanjutannya lagi
Semangaaaattt terus buat author author tim psa^^
Sleep tight jendral
??????
Nada mengantar tidur akhir nya jendral bisa tidur dengn nyenyak tanpa mimpu buruk
Ihhh scara gak lgsg mreka udh terikat scara mndalam?? sang jenderal bhkan sdh bergantung sm kaoru hahhah gak bs tdur klo dk dngr erhu nya kaoru?? jdikn is3 aj biar bs tdur nyenyak tiap mlm,,jgn2 malah nti gak nafsu sm cwek lain tp liat kaoru tdur lgsg nafsu wkwkk
Ia adalah candumu
senyum-senyum sendiri saya , baca Jendral Youshou yang diam-diam memperhatikan Kaoru saat sedang tidur …. ???
Wadidaaaauw.. Ihiir jenderal kecanduan erhunya kaouro.. Ewwh itu jenderal matanya dikondikan hihihi.. Awas kalau kecanduan kaouro juga nanti.. Hihi
Ihhhh lucu banget ni mamas jenderallll. Udah sih sama kaoru aja, langusng bungkus bawa ke pelaminan wkwkw
wahh gua baperrrr.. ga sabar nunggu part selanjutnya..
?????????? ketagihan dia ?
Mula2 terikat nada lama2 Terikat cintA y Abang jendral….so sweet…ditunggu nextnya
Ahh couple favorite ❤️
waaa, pagi2 udah disuguhin cerita ini, hadiah ultahku hari ini manis bingits, makasih kak au, lebih cepat updatenya, gak sabaran baca kelanjutannya,,
Adawww … wadidaww … mulai candu nih yeeeee … eheemm? Ayoo, pepet terus Jenderal ❤❤❤❤
Uhuukkk…jenderal youshou turn up juga liat kaoru yg lagi bobok cantik…ciyeee
Cuma erhu yg di mainkan kaoru yg bisa bikin bang jenderal bobok ganteng tanpa mimpi buruk…icik kiwirrrrr? thanks author ku sayang sdg updt
Jendral youshou kita jodoh kali yak,soalnya diriku juga sama2 suka dengerin musik lho… huahahahhaha ?
Good night pak jendral ^_^
Part 4 jadi part favorit deh…
Kok ini bikin gregetan bgt yahhh cerita nya, maaf ka atas ke egoisan pembaca mu ini. Tolonglah 3 Atau 2 hari sekali update nyaaaa… ?????
Tidur yg lelap y jenderal……
Awww sepetinya ada yg ketergantungan?
Cie, jenderal youshou udah moveon nih
Uhuyyyyy jendral yushou
Ternyata, jendral sudah mulai ketergantungan sama musik nya kaoru??
Haha Jenderal Youshou kek orang mesum liatin cewek lagi tidur?.
jendral youshou ayo lamar…. tunggu apalagi?wkwkwk
Suka bgt lgi ini,apalgi yg nyanyi zhou shen.
Nengokin trs si jendral tiap jam.syukurnya udh up ?
Duh si jendral jd gemes sendiri liatnya hihiw
Terima kasih sudah updaaaate
Cieee cieeee jendral ini, bikin diriku senyum2 sendiri kayak orang gila ??
JADIIN ISTRI DONGGG JENDERAL
Baper aku tuh, apalagi ditambah musik aduh nyesss banget :’) baru komen part ini..
Kaoru dan Jendral Youshou love them <3
Sankyou update an nyaaa!
muahhhh..
duh ga ada emotnyaaa T.T
semar mesem bacanya ?
jenderall????
Bagaimanapun caranya harus punya waktu untuk tidur Jendral
Baru sekali ngliat Kaoru tidur udah bikin tegang, ntar klw ngeliat kaoru tidur lagi semoga bikin khilaf ?.
Akan seperti apa kehidupan kaoru selanjutnya, sumpah penasaran
Semangat Kak. Semoga cepat Up lagi
❤❤❤
duh si Jendral bikin dag dig dug ceritanya
Lopelope
Jodoh kayaknga..
Cerita ini buat senyum terus n deg2an?
Heran ya kayaknya semua ceritanya kak SA ini gak ada yg jelek….makan apa coba?
Lagi2.. Ga sabar nunggu kelanjutannya
Dr kmaren bukalbalik buka email nunggu notiv kelanjutan cerita ini
Suka banget
Gemeeesssss ama abang jendral
Gak tau pokoknya Suka bgt ini
Apapun ceritanya
Aku tetep suka jenderal haha
Aaaaaaakuuu sukkaaaaaa ???????
Sukaaaa… ???
Pas tau PSA udah ada di Play Store ya Lord.. senangnya minta ampun sampe mo nangis ? selama ini kesulitan akses web PSA krn lupa password dan email dan baru2 awal bulan bisa log in web dan dpt kabar kalo PSA udah ada app nya ?
Ditunggu update2 terbaru story2nya yaa…
Love PSA ❤❤❤
smoga benih2 cinta segera tumbuh ?
Tiap mlm deh didatengin, cptan dijadiin bini aja ?
terpikat oleh nada indah ciee ciee
forget the past and welcome to the future Jenderal :”) I always love your character ㅠㅠ
Lullaby?????????
Hahaha jendral bakalan kewalahan nahan nafsunya sama kaoru
Jendral bikin gemes iih
???? ya ampunnnn sukaakkkk banget sama cerita ini. Ga sabar pingin baca sampe tamat.
backsoundnya sukaakk… Kayaknya backsound yg paling enak2 tuh di crita ini dh… Jd betah baca wkwkwk
Jadi makin gemes Ama Abang Youshou ?
Err… selalu exited nunggu kelanjutan cerita Jendral Youshu. Jendral… i love you fulll, meskipun pesona Kaisar belum tergantikan. hahahah
Penasaran terus sama ceritanya, kayaknya tabib zhou ada bakat juga jdi cenayang
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Selamat jendral anda adalah calon bucin selanjutnya wkwkkwkwkw
Suka sama tingkah jendral waktu berhadapan sama kaoru??
Yaaa tuhaaaaaaaannnn. Gemesss deh ama kaoru.. Hihihi
Bener2 selalu nunggu update annya… Selalu penasaran sama kelanjutannya?
Audionya bener bener bikin makin menghayati baca setiap katanya ☺☺
Hanya musik yg dimainkan kaoru yg bisa membuat jendral Youshou tidur dengan nyenyak…
Terima kasih kak sudah update…
Jendral udh kena candu erhu nya Kaoru?
erhu,itu alat permainan traditional cina,apakah bisa disama kn dg biola kk?? atau harpa?? detingan musiknya hampir mirip dg kecapi jepang… apa kk,pernah mendengar instrument musik film inuyasha??? detingan & suara serulingnya,membuat kita jadi terpana… mungkin untuk kedepannya,musiknya bisa kk pake di bab selanjutnya?
???
Di bagian bawah cerita ini ( dibawah tulisan ‘bersambung di part berikutnya’ ) kalau dilihat, authornya RHM menyisipkn gambar erhu dan penjelasan tentangnya, mungkin lebih mirip biola ya tapi dimainkannya diletakkan di paha dan digesek, bukan di taruh di pundak
Jenderal Youshou di nina bobokan sm musik erhu Kaoru ?
Ohmaii ohmaiiii sweet anettt gasabar mrrka sgera bersatuuuu ululuuluuu
Trimakasi tim PSA sayang udah update ?
Suka banget.. ????
Gak sabat nunggu kelanjutan ceritanya..
Ulululuuhhh gemeess nyaaaa. Cinta pada pandangan pertama cie cie. Hahahaa
Gemas sekalee ??
???
Langsung ke part 5.6 dst dunk… Jangan lama -lama…?
Kaoru yang sabar ya ngadepin jenderal….???
always love psa
Tambah gak sabar nunggu lanjutan nya.. Semangat yaa thorr qmi setia menunggu post dari mu???????
jatuh cinta sama cerita ini…musiknya pas bangettt
Part ini love love love….❤❤❤❤…ditunggu kelanjutannya yah kak…setiap part makin penasaran…wahhhhh si jendralll mulai ketagihan ?…tidur nyenyak yah jendral ganteng….
Sukaaa samaa cerita baru iniii ?
ya ampun, Jenderal.. mau tidur aja sampe segitu susahnya.. dahh sm Kaoru aja
Makin suka dengan cerita ini ??? gak sabar untuk part2 selanjutnya yg banyak apalagi klo happy ending nya, uuuuhhhh jendral youshou tergoda~~ ??
Rajin2 updatenya ya kakak author dan admin ??
Cuma permainan erhu kaoru yg bisa membuat jendral youshou tidur nyenyak tanpa mimpi buruk
Jendral youshou ketagihan nih sama musik erhu kauro
Bakal tiap malam minta kauro dengerin suara permainan erhu
Jendral youshou sempat nafsu juga liat kauro tidur
Jangan galak2 sama kaoru dong
Dy takut tuh
My jenderal???
ahhh… jendral kmu bikin aku gigit bntal lhoo
Kak please cepetan dilanjutin ceritanya
Aku suka banget sama cerita ini
Pleasee
Ga sabar nunggu saat2 jenderal youshou bakal takluk sama makhluk mungil manis ini ??? pasti sweet banget deeh trs bs jadi pewarna di kediaman long yg isinya orang2 militer smua ???
Si Jendral gak lama lagi pasti menyadari perasaannya … Yuhuuu
aihhh jendral dah kaya bocah aje mo tidur harus dininaboboin dulu?
haha cuma kaoru yg bisa jendral hihi
????
Enak musiknya?
Uda rekrut aza kouru jadi pemain erhu , daripada jagain kuil
❤❤❤❤❤
??????
Aciiieeee jendral
Love this story ?
Kalau ceritanya bagus itu berasa kyak lag di cerita itu sendiri, seperti melihat lantainya, daun2 di rumput basah, ekspresi karakternya…… Hehehe ad yg ngerti gak sih
rasanya ?
Wadaww wadidauwww ??❤❤
udah ga sabar nunggu kelanjutan cerita nya, semoga cepat up nya semangat thor
Nagih banget sama ceritanya. Gak sabar nunggu kelanjutannya ?
Waahhhh, ???..
Seneng bangt baca cerita2 disini ..semangat buat penulis2 di sairaakira …. ditunggu part selanjutnya ?
g sabar nunggu part selanjutnya?
??
Ga cuma jendral youshou yg ngantuk dengerin musiknya, akupun ikutan ngantuk berat bacanya sambil dengerin musiknya hahaha ?
Ternyata obat insomnia babang Youshou ini Kaoru..dingin-dingin ternyata berdarah panas juga jendral..
Nice story.. ?❤️
Aciee cieee ga sadar apa dia tuh orang jht yg diem diem masuk ke kamar kaoru…
Kaoru jadi baby sitter khusus untuk bayi gede bernama Jenderal Youshou. ? Harus dimainin erhu dulu sama Kaoru supaya bayinya bisa tidur.
?????
Ngakak banget yaampun, Jenderal gemess sekali?????
Kangen kak muehehe
Kalo pengen kasih vote itu dimana ya kak?
Beda pemain erhu beda rasanya ya om duda… ya udah gercep dihalalin aja si neng kaoru nya jd ga bolak balik ke kuil ..ya khann ulalaaa… ??
Omg kerennnn… G sabar nunggu klanjutanya dab gak sabar nunggu crta dr tabib zhou jg heeeee
Saya mau ngucapin terimakasih kepada penulis yg sudah membuat cerita yang luar biasa keren ini, semangat terus kak!!!ditunggu karya-karya selanjutnya?❤❤
Baca untuk yang kesekian kalinya sambil nunggu cerita jendral di up. Semoga cepet upnya kak
Cieee… yg takut kaoru di apa apain…
Yaudah sih bang… cepet atud d halalin.. biar bisa di ap apain.. ????
Musiknya, ceritanya, alurnya, semuanyaa cantik banget❤️? semangat lanjutinnya kaaaak♥️♥️
Semoga cepat up date…???
Hmmm,,, Kaoru sekarang tugasnya nina boboin Jenderal Youshou ???
Dulu image si jendral kn pria pria polos tp gagah gt, eh pas di sini image berubah total, but reaallyyy likee it ! Si jendral kesayangankuuuu
Perhatiannya jendral bikin genes?
Gx sabar nunggu adegan falling in love sang jendral?
Nah kaan ?
Yang lebih ahli banyak, tapi yang bisa bikin tertidur pulas cuma Kaoru dong eciyeeee jendral kapan nih falling in love nya ??
Tuhan tlah mengirimkan seseorang untuk menyembuhkan Jenderal Youshou
Intinya Jenderal Youshou cuman bisa tidur kalau dengar permainan musik Erhu nya Kaoru aja……apalagi Kaouru juga membangkitkan hasrat lelaki Jenderal Youshou cuma karena lihat dadanya Kaoru…..hiiii?????
Bukan masalah musiknya tapi orang yang mainkan yg bisa buat jendral Youshou tertidur??
Kenapa jadi nangis ya baca ini ? musik pengiringya indah banget ? fix!, cuma permainan erhu Karou yg bisa membuat jendral tidur lelap
Serasa candu membaca ini,, setelah emperor consort trnyata ada lagi yg buat candu hehe
Ciyeee yg udah bisa tidur nyenyak. Girang tuh girang dah haha
Woow ada benih benih kekhawatiran dan gairah jendral youshou kepada kaoru..
???
ketagihan dong si abaangg ???
Jenderal itu namanya lust and love, udah mulai cemburu aja nih :berharapindah :berharapindah :berharapindah :berharapindah :berharapindah :berharapindah
Haihhh tak sabar aku momen yg manis2
Saya suka cerita setiap part bikin ingin terus baca dan penasaran bagaimana kelanjutan …mohon dilanjut cerita soal penasaran samapai akhir gimana kaoru???
Jendral youshou ga sadar kl dia suka sama kaoru…”musik pengantar tidur special…”
u :ciumkagum
Permainan erhu kaoru seindah apa yak. Sampe jenderal youshou melonggarkan pertahanan dirinya gitu. Jadi penasaran. Hihi
Tanda2 ketertarikan sudah muncul nehhh.. Kusuka kusuka. Youshou emang lelaki pada umumnya, punya kebutuhan kasih sayang dan mencinta, ayo jangan ditahan lagi bang naluri berkasih sayangnya!!! :iloveyou
Damai~~~
Sambil main erhu Kaoru nyanyi gini.
“Awas nanti jatuh cinta. Cinta kepada diriku…”
ntar bucin gag ada obat loh
hihi
jendral youshou hanya akan berdesir melihat prempuan se imut kaoru heheh
jiayou author🌼🌻
Jadi mellow gini bayangin musiknya
Jadi ketagihan ya Jen dengerin alunan musiknya Kaoru hihi
suka bgt sama karakter jendral yoshou😭😭
Jemdrallllll
Ya ampun jenderal iri banget liat kaoru lena dodoi sekalian tidur bareng aja sma kaorunya
Jenderal jd ketagihan dg permainan erhu kaoru.
Kedepannya ketagihan kaoru berada disampingnya terus eaaa😙😙😙
Enaknya youshou bs lelap jg
Apakah tanpa sadar benih-benih cinta udah tumbuh dalam hati jendral youshou ya?
Karena biar bagaimanapun dia cuma bisa tidur dengar permainan musik kaoru doang kan?
sepertinya iya. bisa dibilang, pak jenderal cinlok kepada kaoru di bab 1
Wah wah wah
Kek lagi di nyanyiin lagu nina bobo ya…langsung nyenyak tuh tidur siang jenderal
Kalo udah nyaman emang beda ya rasanya. Kaoru bagaikan sleeping pil.
Mau menangis rasanya baca kisah jendral 😭
Aaawww jendralllll
Gemes banget sama jendral
Tanda2 ikatan tak kasat mata Jenderal n Kaoru…
Amazing tulisannya
Memang mendengarkan instrumen yang menenangkan sebelum tidur tuh dijamin gak akan dapat mimpi buruk, karena saya sendiri merasakan manfaatnya dari dulu. Seolah-olah tidurmu dialuni ketenangan yang menelusup ke jiwa…
apakah akitivitas itu akan terus di lakukan?? emm 👀
Aiko apa kabar ya
Wah, hanya permainan erhu dari Kaoru yang bisa membuat Jendral Youshou tidur ya
Ada yang kecanduan sama main musiknya kaoru nihh
Ya ampun youshu, kalo sama perempuan lain g mau, tapi kalo sama kaoru mau