Vitamins Blog

HAREM–Prolog–

Bookmark
Please login to bookmark Close

 

Pramitha berlari ketakutan dari kejaran dua pria gila nafsu yang menjadikannya incaran malam ini. Padahal wajah polos pramitha sudah cukup menampakkan usianya yang baru menginjak 17 tahun. Gemericik gelang di kakinya terus saja menjadi petunjuk bagi dua pria itu untuk mengetahui keberadaannya. Air mata lolos begitu saja dari kelopak mata indah pramitha.

‘Tuhan, kumohon berbaiklah padaku malam ini’ batinnya dalam hati.

Ia berhenti di sebuah pintu ruangan yang penuh dengan ukiran ukiran. Karena pencahayaan rembulan yang remang-remang, pramitha tak mampu membaca jelas tulisan yang tertera pada pintu ruangan itu. Dan tanpa pikir panjang ia mengambil tindakan untuk bersembunyi di balik ruangan. Bagaimanapun juga ia yakin bahwa pria gila yang merupakan abdi kerajaan itu tidak akan berani memasuki sembarang ruangan.

Bunyi decitan pintu begitu pelan hampir tak terdengar. Ia mengatur nafasnya dan tiba tiba berhenti untuk sekejap ketika tangan kekar yang tidak diketahui siapa pemiliknya itu mencengkram lehernya.

Sekali lagi kuberitahu, ruangan ini begitu minim pencahayaan. Sehingga pramitha sendiri hanya mampu menerka setegas apakah wajah pemuda yang kini mencengkram lehernya.

“Lancang sekali memasuki ruanganku.” Pria itu membuka pembicaraan, suaranya begitu tegas menakutkan dan terkesan dominan.

“A..ampun..tu..an.. Ada orang jahat yang mengejar saya.” Pramitha berusaha mengambil nafas.

“Kau takut pada mereka tapi kau tak memikirkan ruangan siapa yang kau masuki heh!” Pria itu melonggarkan cengkeramannya, memberi kesempatan pramitha untuk mengambil nafas. Tapi pramitha rupanya menghadapi masalah yang besar, pemuda itu kini merengkuh pinggangnya, mengendus aroma melati yang melekat pada tubuhnya.

“Tu..tu..an maafkan saya. Sepertinya mereka sudah tidak ada.” Pramitha berusaha melariian diri, namun pria itu semakin memeluknya erat.

“Mereka sudah pergi, tapi tidak denganku.”

Pramitha menepuk dada pria itu, mencoba melepaskan diri, sayangnya ia harus tertidur karena pria itu membungkamnya dengan sebuah kain yang memiliki efek menidurkan.

*****

“Hei bangunlah dasar pemalas”

Pramitha terbangun dari mimpi buruknya. Mimpi buruk yang sudah mengganggunya belakangan ini.

“Beri aku waktu 5 menit lagi kak” Pramitha merengek lalu kembali membenamkan kepalanya di dalam selimut.

Artha yang jengah melihat tingkah pramitha pun mencipratkan air ke wajah adiknya.

“Ayolah bangun. Bukankah hari ini kau akan menemani Putri Sonia untuk pernikahannya.” Artha kembali membangunkan pramitha.

“Baiklah kakakku tercinta” Pramitha bangkit dan sesegera mungkin berlari kekamar mandi. Ia baru saja ingat bahwa putri sonia akan pindah tempat karena menjadi selir dari sultan negara musuh.

Disitu terkadang pramitha bersyukur menjadi gadis dari kalangan rakyat biasa. Setidaknya ia tidak akan menjadi selir, karena diduakan saja sudah menyakitkan. Bagaimana dengan selir yang lebih dari 3.

Setelah berkutat cukup lama, akhirnya kini pramitha telah berada pada barisan mengiringi tandu putri sonia. Terik mentari rupanya agak bersahabat hari ini, jika tidak maka habislah pramitha karena perjalanan panjang.

Tandu itu berhenti pada sebuah gapura indah dililitkan mawar merah muda. Rupanya suami dari majikannya itu sangat menyukai keindahan estetika alam. Hanya saja itu semua berbanding terbalik dari sikap aslinya.

Menurut cerita yang sering didengarnya dari mulut mulut pendongeng, Sultan Yazkof adalah sultan yang bengis, arogan dan tak terbantahkan. Ia bahkan tidak segan membunuh seseorang yang menolak perintahnya. Membayangkannya saja sudah membuat pramitha berkeringat dingin.

“Hei kau, apa yang kau lamunkan?” Prajurit itu menyadarkan pramitha yang telah melamun dan tidak memperhatikan bahwa tandu putri sonia telah berjalan jauh memasuki gapura istana.

“Maaf, saya kelelahan tadi.”

“Baiklah, jangan diulangi lagi. Jika tidak kau bisa berakhir mati disini.”

Pramitha melangkahkan kakinya cepat menyusul barisan tandu pengiring Putri sonia.

Istana sultan musuh ini ternyata sangat indah, setiap ukiran ukiran mendetailkan suasana kemewahan dan kharakteristik kerajaan. Nuansa hitam mendominasi seluruh ruangan, tidak menakutkan mengingat warna warni berbagai tanaman hias tertata rapi menutupi kesan hitam.

“Jadi kau pelayan selir sonia?”
Wanita dengan jubah merah dan kain transpran penutup wajah itu memanggil pramitha.

Pramitha mengangguk. Bingung entah jawaban apa yang harus ia keluarkan. Karena jika dilihay dari pakaian, sudah pasti perempuan itu adalah salah satu bangsawan. Atau mungkin saja termasuk selir dari sultan.

“Perkenalkan Ratu Ramona. Aku adalah istri pertama Sultan Yazkof.”

Pramitha menunduk hormat dan tak berani menatap Ramona.

“Kau lucu sekali, sebegitukah takutnya dirimu.”

“Ampun permaisuri.”

“Kau tak perlu memanggilku permaisuri. Karena aku tidak pernah bisa melahirkan anak untuk Suamiku sendiri. Ah lupakan. Kau harus istirahat bukan?”

“Terimakasih Ratu.”

Pramitha bergegas menuju ruangan. Rasanya ia terlalu jauh dalam mendapatkan fakta. Dan ia sadar bahwa Ratu Ramona yang didesas-desuskan jahat itu ternyata memiliki sifat yang baik hati.

“Kau kemana saja pramitha?”

“Aku baru saja tersesat liana. Kau tau apa yang kutemui? Ratu Ramona, ratu pertama dari Sultan Yazkof”

Liana menghentikan aktivitasnya merajut kain sulaman, ia tertegun dan kaget mendengar perkataan pramitha.

“Apakah kau yakin? Bagaimana rupanya, sifatnya dan auranya?”
Sifat penasaran liana mulai keluar.

“Cantik, baik dan aura menentramkan. Tapi sayang, ternyata ia tidak bisa melahirkan.”
Pramitha mengambil nafas panjang, sebagai wanita ia sudah bisa memahami luka wanita lain yang tak bisa memiliki anak. Dan sangat menyakitkan rasanya.

“Baguslah. Dengan begitu majikan kita bisa berpeluang menjadi Permaisuri.”
Liana tampak senang dan segera meninggalkan Pramitha yang masih terpaku kaget dengan ekspresinya. Bagaimana tidak, disaat dirinya merasakan kesedihan wanita lain, sahabatnya sendiri malah tertawa senang. Yah, Politik memang tidak mengenal rasa kasihan.

18 Komentar

  1. Ronaronaroo menulis:

    Syedihh 〒_〒

    1. @1ND0N3514R4Y4 menulis:

      Terimakasih, berarti setidaknya saya sudah menyentuh hati anda :kisskiss

  2. Lely Damayanti menulis:

    Mimpi yang akan jadi kenyataan

    1. @1ND0N3514R4Y4 menulis:

      Mimpi yang dilanjutkan apa tidak ya?

  3. afifahdwi15 menulis:

    Lanjut penasaran nih

    1. @1ND0N3514R4Y4 menulis:

      Saya juga penasaran bagaimana saya melanjutkan cerita ini :duuh

  4. Lely Damayanti menulis:

    Sprtinya Pramitha juga bklan jd Selir

    1. @1ND0N3514R4Y4 menulis:

      Semoga saja tidak

  5. Tri_tunggal menulis:

    Mungkin karena Bru prolog kali ya.
    (Feel)suasana kerajaannya masih blm terlalu kerasa . .
    Yah good story..semangat buat lanjutinnya.semoga kedepannya bisa lebih bagus dan feel nya lebih waah.?

    1. @1ND0N3514R4Y4 menulis:

      Aamiin mbak terimakasih

  6. Aisyah Aprily menulis:

    Kapan dilanjut nya ?? Penasaran niee ??

    1. @1ND0N3514R4Y4 menulis:

      Insyaallah mba heheh

  7. Stellaluna Valen menulis:

    Sangat menarik… semangat author ak sangat menunggu kelanjutannya

    1. @1ND0N3514R4Y4 menulis:

      Terimakasih terimakasih

  8. Kapan update??

    1. @1ND0N3514R4Y4 menulis:

      Doakan secepatnya mbak. Maaf baru baca sekarang

  9. Di tunggu lanjutannya thor..
    Mdh²n bs sgr up 😊

  10. Indah Narty menulis:

    Mohon dilanjutkan :lovelove