Pemuda itu terus berlatih sembari mengasah kemampuan pedangnya di bawah terik matahari.
Ada kenaikan persentase disetiap latihannya. Wajah polosnya tergantikan raut raut tajam dengan garis wajah tampannya. Kini ia resmi menjadi samurai, meski pangkatnya masih berada di level terbawah.
Buruannya meleset dari perkiraan, keluar jauh dari dinding istana. Dan ia terhenti oleh sosok bocah perempuan dengan kimono mungil berwarna primrose.
“Bedebah, kau cari mati ya.”
Tangan kekarnya mengangkat tubuh bocah itu dan hendak mengayunkan pedang.
“Kau tidak boleh membunuhnya”
Gadis yang nampak seusia dengannya itu menghentikannya.
“Atas dasar apa kau ikut campur?”
“Samurai tidak membunuh wanita bukan? Lagipula dia anak teman ayahku yang berkunjung kemari.”
“Apa hubungannya denganku?”
“kau! Bagaimana kau bisa mengatakan itu. Bocah perempuan itu berada dalam lindunganku. Dan aku adalah putri dari salah satu samurai tertinggi.”
*****
Ratusan romusha berbaris rapi bak babi yang tengah menanti kotoran. Semuanya kotor, berantakan dan bau busuk menggambarkan keadaan mereka para romusha.
“Tuan, Hari ini letnan Shiro dan putrinya telah berkunjung dan tengah menanti anda.”
Yamada berhenti, mencerna baik-baik perkataan renzo.
“Mikumi juga berkunjung kemari?”
Yamada mengangkat sedikit alisnya, menatap dan memastikan bahwa renzo tak sedang menipunya.
“Tuan, mana berani saya berbohong. Dan haruskah saya katakan ini juga pada ratu aranea?”
“Jangan. Aku tak mau mikumi melihat aranea. Kau bawa sajalah aranea berjalan-jalan keluar istana. Berikan apapun yang membuatnya bahagia. Kau hanya perlu memastikan keberadaanya tak terlihat oleh mikumi. Mengerti?”
“Mengerti tuan.”
Renzo membungkuk hormat, lalu berbalik arah menuju kediaman aranea. Ia harus sesegera mungkin melaksanakan perintah kaisar Yamada. Bukankah menghabiskan waktu berjalan-jalan dengan aranea cukup menyenangkan, bahkan mendebarkan hati renzo.
Sementara itu Yamada menemui tuan shiro dan putrinya mikumi yang nampak semakin cantik.
“Hormat kaisar.”
“Tak perlu begitu formal padaku tuan shiro. Bagaimanapun juga kau sudah seperti ayahku .”
“Baiklah kalau begitu. Sebenarnya kedatangku ini atas desakan ibunya mikumi. Katanya ia begitu ingin mikumi belajar banya hal darimu.”
Yamada menatap wajah mikumi yang tampak memerag malu. Sama sepertinya mungkin, kecanggungan itu begitu terasa. Terlebih lagi sejak pertemuan pertamanya.
“Mikumi boleh tinggal disini. Tapi jika mikumi menyimpan rasa untukku. Mikumi perlu tau satu hal. Mungkin ia akan menjadi yang kedua. Sebab aku telah menikah.”
Mikumi terperanjat, sedikit terkejut dengan perkataan yamada. Begitupula dengan Tuan shiroi.
“Tidak mengapa, asalkan bisa membuat tuan yamada nyaman sudah cukup membuat saya bahagia.” Ucap mikumi pelan namun mengejutkan.
Jaman kaisar punya istri banyak kynya udah biasa…aku kasian gmn nasib aranea nanti…lanjut thor… ???
:berharapindah
Lanjut
:iloveyou
ceritanya bagus banget, tapi alurnya cepat banget ya . semagat kaka
Kasihan aranea nya