Vitamins Blog

CAPITAL–06–Manis

Bookmark
Please login to bookmark Close

Ingat, kau harus berpura-pura tak mengenalku.

Rania melangkah pelan, sesekali meringis kesakitan. Pengambilan darah cukup menyakitkan baik fisik maupun batin. William sudah meninggalkannya sejam yang lalu dan memerintahkannya agar saling tak mengenal.

Beberapa pelayan wanita terlihat sedang membicarakannya, dan beberapa diantaranya terlihat sedang mengasihaninya. Rania berusaha tidak menghiraukan mereka, dan terus menelusuri lorong panjang lalu berbelok saat ornamen bunga tulip terlihat jelas, penunjuk arah aula madam alkali.

Ruangan tua berukiran ornamen tulip itu sangat luas, sengaja dibuat khusus untuk berkumpulnya asisten madam alkali. Asisten madam alkali memang memiliki derajat sedikit lebih tinggi dibanding pelayan istana. Mereka diperbolehkan bergabung dalam acara-acara besar sebagai peserta dan memiliki kesempatan untuk mendapatkan waktu bersama bangsawan-bangsawan yang hadir didalamnya.

Seperti saat ini, Pesta perayaan peringatan kejayaan Raja darius dalam membangun kerajaan Polagrus. Pesta yang juga menyambut kesembuhan Queen tatyana dari tidur panjangnya. Pesta yang konon katanya sebagai ajang penemuan cinta sejati.

Tidak ada yang istimewa dari pesta ini. Para perempuan harus mengikuti ritual pemandian 7 macam bunga. Setelah ritual pemandian, para perempuan akan ditutup matanya dengan sehelai kain putih lalu terkunci didalam kamar yang telah tersedia. Tidak ada nama untuk masing-masing kamar. Dan para pria akan memilih satu kunci. Kunci yang akan mengantarkan mereka pada seorang gadis.

Rania masih berdiri, melihat beberapa asisten madam alkali telah memilih gaun-gaun indah berwarna-warni. Semuanya berbeda, baik motif maupun warnanya.

“Rania kemarilah”

Madam alkali melambaikan tangan, menyuruh rani segera mendatanginya. Sudah lama perempuan paruh baya itu menunggu kedatangan rania. Dan gaun putih polos sengaja disiapkannya untuk rania. Warna yang nampak kontrass dikegelapan.

“Iya madam.”

Rania menunduk, meletakkan tangannya dibelakang punggungnya.

“Akan ada pesta malam ini. Kau hanya perlu mengikuti ritual yang mereka lakukan. Bila tak mengerti tanyakan saja pada mereka. Dan ini gaun untukmu.”

Madam tersenyum begitu melihat kepolosan rania.

*****

Penantian berjam-jam itu akhirnya membuahkan hasil..

Seorang pangeran telah membuka pintu kamarnya. Rania tidak bisa melihat wajah pangeran sebab matanya tertutupi kain putih, sesuai dengan tradisi pesta. Akan tetapi harum aroma pangeran tidak bisa menipu, membuat tubuh rania mendadak kaku.

Pangeran itu semakin mendekat, bunyi hentakan kakinya kian terdengar jelas. Dan sekarang pangeran itu berhenti tepat didepan rania yang tengah duduk menahan kegugupan. Pangeran itu menunduk dan…

Cup….

Manis..

Masih sama seperti yang pertama kalinya

Rania memundurkan kepalanya, menghindari ciuman dari pangeran. Tapi ia kurang cepat, pangeran itu beralih merengkuh pinggangnya. Menenggelamkan wajahnya di ceruk leher rania. Mengajak rania berbaring dikasur dan memeluk dirinya.

“Kau tau, terkadang semesta terlalu jahat untuk mempermainkan tokoh utamanya. Dan ketika itu semua terjadi, permainan telah berhenti. Jadi kau harus berpura-pura tak mengenalku, bukankah begitu lebih baik rania?”

Kecupan mendarat dikening rania, menghilangkan sedikit kegugupan dan memberikan efek kenyamanan. Kenyamanan sesaat hingga pintu yang terketuk secara tiba-tiba..

“William buka pintu! Ini aku Tatyana”

Rania melepaskan diri dari pelukan pangeran. Dan begitu juga dengan pangeran, ia segera menyuruh rania untuk bersembunyi di bawah kasur.

“Kenapa kau bisa disini tatyana?” tanya william

“Aku menyuruh beberapa kepercayaanku untuk mengawasimu. Dan kau datang kekamar ini, siapa perempuan dikamar ini?” Tatyana mendecak kesal sembari memporak-porandakan semua barang. Berharap akan menemukan wanita yang disembunyikan william.

“Tidak ada wanita disini tatyana. Aku sengaja mengosongkan ruangan ini. Dan kau? bagaimana jika  Arguz mencarimu?”

“Dia sudah tidur. Aku memberinya obat penenang, agak overdosis sehingga ia ketiduran.”

“Pergilah tatyana. Aku sedang tidak enak badan.”

“Tapi..”

“PERGILAH!!!”

Tatyana membanting pintu kesal, sudah susah payah ia berusaha menyelinap kemari dan william mengusirnya. Jika bukan cinta pertama, pastilah tatyana sudah membunuh pria itu.

Sesudah kepergian tatyana, william menunduk melihat bawah kasur, mencoba berkata pada rania bahwa tatyana telah pergi. Sayangnya rania tertidur pulas, william tidak tega membangunkannya. Dan dengan pelan ia menggendong dan meletakkan tubuh rania dikasur, menyelimutinya dengan selimut wol.

 

6 Komentar

  1. cucu trisnawati menulis:

    :kisskiss

  2. Siti Zulaikah menulis:

    :kisskiss :berharapindah

  3. Tatyana ga tau terimakasi ya udah diselamatin idupmnya malah ngelunjak gila emang dan dia suka sama pangeran williams adik iparnya heol harusnya king argus bertindak lebih lanjut biar dihukum mati saja permasuri yg dia cintai telah berkhianat itu…… :bantingkursi

  4. Manis manis manis