Vitamins Blog

CAPITAL–05–HUKUMAN PART 2

Bookmark
Please login to bookmarkClose

No account yet? Register

Semuanya nyata. Mimpinya nyata. Di ruangan serba perak dengan kondisi rania terbaring lemah dan Pangeran william dengan seragam hitamnya. Mereka berdua bertatapan, terdiam untuk sejenak. Yang satunya datar dengan aura mematikan, sedang yang satunya terbaring lemah dengan aura ketakutan.

Tidak ada yang mengira semuanya akan terjadi. Sebuah hukuman dari king arguz yang mengantarkannya pada satu lagi sosok malaikat berhati iblis. Yang dimatanya hanya ada sebuah kesedihan tragis. Berbalik 180 derajat dari awal mereka bertemu. Ketika dengan lugunya ia memberikan permata hasil curiannya dari andreya, ibu angkatnya. Ketika dengan bodohnya ia membiarkan william merenggut ciuman pertamanya.

“William”

Suara melengking itu membuyarkan lamunan mereka berdua. Nampak sosok putri cantik dengan gaun red velvet melangkah kearah mereka. Ada setitik cemburu terpampang jelas di manik mata hitam legamnya. Bagaimana tidak, ia sepertinya mengalami De Javu untuk kedua kalinya. Dan dengan orang yang sama pula.

“William, aku menantimu berjam-jam. Dan kau masih berkutik dengan pekerjaanmu dan bau anyir ruangan ini.”

Cornelia mendengus kesal. Ia tidak suka dengan pekerjaan wiliam dan aroma anyir darah. Seharusnya ruangan ini sudah dibersihkan. Hanya saja william lebih suka dengan aroma-aroma anyir.

“Aku tidak menyuruhmu masuk cornelia, lihatlah masih ada satu budak darah yang harus kuselesaikan.”

William berjalan, mendekati cornelia lalu menggenggam tangannya, membawanya jauh dari indra pendengaran rania yang nampaknya telah siap-siap untuk menguping pembicaraan mereka.

“Tapi william, Kau tidak menjenguk kakak iparmu. Queen tatyana telah sadarkan diri dan King Arguz nampak berbahagia.” ucap cornelia antusias.

“Aku tidak berminat, cornelia. Dan aku rasa kamu tidak mau bukan jika Quen tatyana kembali mendekatiku, menrampas diriku dari dirimu.”

William sekali lagi membuat cornelia tersadar, bahwa menyarankan william menjumpai queen tatyana sama saja dengan membiarkan william terenggut darinya.

“Jadi biarkan aku menyelesaikan tugasku cornelia.”

*****

Ruang kaca yang telah tertutup itu kini dibiarkan membuka. King Argus memerintahkan pelayan dan budak darah untuk memetik bunga yang menghampar luas ditaman utama. Dan para pengrajin parfum telah menyiapkan ratusan jenis parfum.

Queen Tatyana telah sadarkan diri.

Berita kembalinya kesadaran Queen Tatyana dengan cepat menyebar keseluruh penjuru ruangan istana. Bahkan kini sampai ketelinga rakyat jelata. Mereka semua berbahagia. Permaisuri king Arguz memang terkenal sangat ramah, rupawan, dan memiliki pesona memikat.

Ya, sangat memikat. Bukankah membuat king arguz tunduk pada wanita adalah suatu kemustahilan? dan jika ada maka semuanya terlihat luar biasa.

Semuanya tersusun indah menghiasi ruang kaca.

King Arguz menatap wajah Queen tatyana, lalu sekelebat bayangan rania menghantui benaknya. Ada rasa kegundahan di hatinya. Bagaimana jika pangeran william terlalu banyak menguras darah Rania.

“Ada apa arguz, kau melihatku namun pikiranmu melayang entah kemana.”

Rasa penasaran queen tatyana dan pertanyaan yang penuh kejutan selalu membuat King Arguz kebingungan menjawabnya.

“Budak darah”

“Ada apa dengan budak darah?”

“Kau tau tatyana, semenjak kau terbaring lemah diruang kaca, ibu suri selalu mengantarkan budak darah untukku dimalam hari.” Jelas King Arguz dengan sangat hati-hati. Ia tak mau Queen tatyana salah faham.

“Lalu, kau akan membunuh mereka bukan? karena aku yakin kau tidak akan bernafsu dengan siapapun selain denganku.” nada meremehkan itu seolah ampuh membangkitkan rasa percaya diri Queen Tatyana.

“Ya, kecuali…” King Arguz menggantungkan kalimatnya, ragu-ragu dengan kalimat selanjutnya.

“Kecuali siapa?”

“Kecuali Rania, budak darah itu entah mengapa membuatku tak berminat untuk membunuhnya. Aku membiarkannya hidup, membuatnya terus tersiksa dengan hukumanku.”

“Dan hati-hati raja, jika suatu saat hukumanmu akan menarikmu dalam pesona kekhawatiran tentangnya. Lalu menimbulkan benih rasa aneh yang memenuhi lubuk hatimu, dan menyingkirkan semuanya selain tentang perempuan itu.”

Queen tatyana berdiri melangkah menjauhi King Arguz yang terpaku akan kata-katanya. Dan Queen tatyana selalu menang bukan? ia akan menang.

5 Komentar

  1. cucu trisnawati menulis:

    :bantingkursi

  2. :bantingkursi .. hadehh.. belum ada titik terang ini.. gemezzz…

  3. :berharapindah

  4. Waduhhhh :bantingkursi