Vitamins Blog

Married life 5a

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

Aku heran, setelah aku keluar dari rumah sakit. Aku melihat Neo yang babak belur, walau kini terlihat samar-samar. Tapi aku yakin, dia sudah dipukuli dan tidak melawan.

” Kalian sedang apa???” Luca dan Zian sedang mengotak Atik komputer mereka yang sepertinya bermasalah.

” Bu bos, ini tiba tiba kena virus. Kita sedang memperbaikinya, untung di komputer ini tidak ada data rahasia.” Ungkap Zian yang dari tadi mengotak atiknya.

” Minggir, biar saya yang coba” ku cabut USB yang terpasang di CPU, lalu memasukan serangkaian sandi dan data untuk menghapus virus dengan cepat.

” USB nya mengandung virus, selama kalian masih menghubungkan USB ini dengan komputer. Maka virus ini tidak akan bisa terhapus. ” Luca dan Zian menatapku tanpa berkedip hingga aku merasa aneh dengan tingkah mereka.

” Sedang apa kalian???” Regio datang dengan yang lainnya, dia baru pulang dari kerjanya sebagai polisi.

” Pak bos, punya kenalan atau kembaran Bu bos tidak!!!. Kalau ada, saya mau.” Seru Luca yang mendapatkan tatapan dingin Regio.

” Sayangnya kalian gak akan menemukan wanita seperti saya. Karena saya limited edition” aku tersenyum jahil pada mereka, lalu menghampiri Regio untuk bergelayut manja di tangannya.

” Lucia Aimee…. ” Teriakan seseorang yang sangat nyaring membuat kami berlari ke depan, hingga kami menemukan beberapa orang dengan banyak barang berdiri di halaman.

” Kami tidak menerima, pengemis, pengungsi apalagi peminta minta. Silahkan pergi dari rumah saya.” Ku putar bola mataku, lalu kembali ke dalam tanpa menghiraukan mereka yang sepertinya akan meledak sebentar lagi.

” Lucia…… Are you crazy….. Lo ngusir kita dari rumah kita, dan sekarang Lo nggak mau tanggung jawab” mereka sungguh mengganggu, meski begitu aku membutuhkan mereka berada di sampingku.

” Mas, apa masih ada kamar disini. Kasian gelandangan ini tidak punya tempat tinggal, kalau tidak keberatan. Mereka bisa bekerja disini sebagai pembantu, atau pegawai di caffe ku.” Ku pandangi Regio dengan pandangan memohon, dia tersenyum dan mengelus rambutku.

” Tentu, tapi apa kamu mengenal mereka??” Tanya Regio yang penasaran dengan mereka.

” Ester Hamada, dan Han Yoona. Mereka temanku yang menyewa rumahku, tapi sudah 4 bulan mereka menunggak pembayaran. Tante menagih uangnya, mungkin dia mengusir mereka. Aku tidak tahu pasti, yang pasti mereka yatim piatu sama seperti aku.” Aku mengungkapkan sedikit identitas mereka pada Regio yang didengarkan oleh semua orang.

” Ya sudah, mereka bisa tinggal di faviliun bersama yang lain. Kalau tidak salah masih ada kamar kosong disana. Dieza tolong antarkan mereka ke faviliun.” Regio adalah sosok orang yang sangat baik, hingga mudah untuk di bodoh oleh musuh. Contohnya adalah, diantara anak buahnya terdapat mata mata yang mengancam usahanya. Entah karena tidak menyadari, atau sengaja untuk mengasuh mata mata musuh. Sebagai seorang detektif, dia pastinya sudah tau jika di dalam anggotanya ada penyusup.

” Nyonya muda, oleh oleh.” Yoona melemparkan sebuah paket padaku, kemudian dia duduk di kursi dengan gayanya yang sembrono. Dia memang sangat tidak sopan, tapi dia adalah salah satu kartuku yang berharga.

” Gue nyonya di rumah ini, jaga sikap Lo kalo Lo gak mau gue usir dari sini.” Aku berucap sinis padanya, aster dan Yoona adalah saudara dari ibu yang kembar. Ibu mereka yang satu menikahi orang Jepang, satunya lagi orang korea. Ibu mereka sama dengan Tante Karina, tapi mereka harus pergi dalam sebuah tragedi yang sama dengan orang tuaku. Hingga kami di besarkan bersama, walau lebih banyak aku di besarkan oleh Tante Karina. Mereka di ambil dari keluarga mereka saat mereka berumur 10 tahun. Ester sendiri di besarkan pertama kali di lingkungan Yakuza, sedangkan Yoona di panti asuhan. Melihat lingkungan mereka sebelumnya, seharusnya Ester lah yang memiliki sifat tak tahu malu. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Ester lah yang paling pendiam dan selalu bersikap anggun dalam segala hal.

” Yoona, bersikap yang baik lah. Kita sedang menumpang di rumahnya, kita tidak boleh membuatnya marah. Karena kita tidak punya tujuan lain, selain bergantung pada aimee…” Ester memang yang terbaik dalam mengatur Yoona. Tidak ada orang yang sanggup menangani Yoona selain Ester.

” Jaga dia, gue gak mau ada kekacauan disini karena ulahnya. Sekarang, bantuin gue masak buat semua orang” Regio meletakan tangannya di pinggangku, dia menatapku heran karena titahku.

” Mereka baru sampai sayang, tidakkah kamu biarkan mereka untuk beristirahat dulu.” Regio terlihat kasian pada mereka, yang sebenarnya juga aku kasihan.

” Baiklah, karena mood ku sedang tidak baik karena kedatangan mereka. Maka kamu yang masak, biarkan mereka beristirahat sebagai ganti kamu yang ingin aku suruh istirahat.” Aku harus menunjukkan sikap anti terhadap mereka, karena aku ingin membangun chemistry permusuhan dengan mereka di tengah tengah orang orang ini.

” Tidak apa apa, kami baik baik saja. Di terima disini saja kami sudah berterima kasih. Kalau begitu bisa kalian tunjukan dimana dapurnya. ” Ester menengahi keadaan kami, dia benar benar bisa diandalkan. Aku pun menarik kerah pakaian Regio dan membawanya ke dalam kamar kami.

” Ada apa???” Regio mengerutkan keningnya tanda dia kebingungan sekarang.

” Mandi, mas kelihatan capek. Biarkan mereka berkenalan dengan anak anak yang lain. ” Aku sudah membicarakan hal ini padanya, jika aku akan membawa 2 orang sahabatku untuk menjagaku disini. Regio juga Daddy sudah menyetujui hal ini, karena mengkhawatirkan keadaan ku.

“Mas pengennya dimandiin sama kamu” Regio mulai menggodaku, entah darimana dia mempelajari hal hal yang membuat aku tersipu malu.

……

Setelah beristirahat, aku keluar dari kamar jam 7 saat makan malam. Semua makanan sudah tertata rapi di meja makan. Terlihat acak acakan penyajian makanan ini, menandakan jika yang memasak adalah Ester seorang. Jika yang memasak Yoona, dia tidak akan secara asal meletakan hidangan. Dia akan mempercantiknya, walau akhirnya itu akan di makan juga. Rasa makanannya sama enaknya, tapi yang membedakan mereka adalah dari cara penyajiannya.

” Wah rasanya enak, walau lebih enak buatan Bu bos.” Puji Vero pada mereka yang berakhir pujian untukku.

 

seinnabilla

Punya imajinasi tinggi terhadap ide cerita. Tapi tidak bisa menguraikan cerita itu sendiri.

1 Komentar

  1. Wowww