Kuliah terakhir di hari rabu memang sangat membosankan, terbukti dengan banyaknya mahasiswa yang mengantuk bahkan saat kuliah baru dimulai lima menit lalu. Sedangkan dosen yang mengajar tidak ambil pusing dengan kelakuan para mahasiswa yang sejak tadi sudah menunjukkan rasa tidak sukanya terhadap kuliah ini, bahkan sudah ada yang tertidur di kelas, kecuali satu gadis yang duduk di pojok kiri bagian depan itu tampak sangat semangat, bukan semangat karena mata kuliah ini, tetapi semangat karena hari ini adalah hari dimana ia bisa melakukan aktivitas kesukaannya tanpa ada gangguan.
Gadis pemalas mungkin cocok untuknya, dibalik wajah polos dan cerianya itu, dia sebenarnya gadis pemalas yang jika sudah sampai ke rumah akan melemparkan jauh sisi feminim dan teraturnya yang selama ini ia perlihatkan pada masyarakat luas. Melemparkan tas ke sofa dengan sembarangan lalu berganti baju dengan kau kebesaran dan celana panjang adalah kesukaan, setelah itu sudah pasti ia akan melemparkan dirinya ke atas kasur dan tertidur.
***
Risa tidak tau sudah berapa jam ia tertidur di kamarnya, yang ia tahu adalah jam di atas nakas sudah menunjukkan angka tujuh, sempat termenung di atas kasurnya, berpikir apakah itu jam tujuh malam atau jam tujuh siang. Setelah yakin bahwa sekarang adalah malam, ia berniat untuk melanjutkan kembali tidurnya, tapi gagal karena tiba-tiba saja perutnya mengeluarkan suara nyaring tanda keroncongan. Dengan berat hati ia beranjak dari kasur dan menuju dapur, tapi naas, tidak ada yang bisa ia makan sekarang ini, meja makan terlihat kosong begitu juga dengan kulkas yang saat ini dibukanya.
Duduk di meja makan perasaan lelah, ia menyesal kenapa ia tidak pulang saja ke rumah orang tuanya tadi dan makan malam di sana, melihat ke sekeliling ruangan ia merasa aneh, baru kali ini ia berada di rumahnya sendiri yah rumah miliknya bukan orang tuanya dan mendapati suasana sangat berbeda, ia tidak pernah melihat kulkas terlihat kosong, bahkan tas kuliah yang ia lempar sembarang ke atas sofa masih tergeletak tak berdaya di sana. Biasanya tidak sampai lima menit tas itu sudah berpindah kamar ke atas meja belajar, Risa membatin. Tanpa basa basi dia langsung mengambil tasnya dan mengeluarkan ponsel di dalamnya dan memutuskan untuk menelepon ibunya
“Ibu aku lapar” Tepat saat deringan ketiha ibunya mengangkat, ia langsung memberondong ibunya dengan rengekan kasnya. “Dasar anak pemalas, kenapa tidak masak saja?” “Tidak ada bahan kulkasnya kosong” “Kalo begitu keluar dan beli bahan di toko sana!” Ibunya terdengar menggerutu ” Walaupun afa bahan mana bisa Risa mengolahnya, Risa kan nggak tau masak” “ibu kan sudah bilang dari dulu, tidak usah pindah rumah dulu, kau belum bisa mengurus dirimu dengan baik dan mengur…” “Risa udah kenyang, Tuuuuut” Risa memutuskan sambungan telepon dengan sepihak bahkan di saat ibunya belum selesai berbicara. Melempar ponselnya dengan sembarangan ke atas nakas lalu selanjutnya melempar tubuhnya ke atas kasur, kembali terlelap dengan perasaan kesal akan perkataan ibunya dan perut yang masih bersuara bahkan kali ini terdengar sangat jelas. Tapi siapa yang peduli, ia akan tetap melanjutkan tidurnya apapun yang terjadi.
Jadi gini, kemarin aku post cerita ini terus aku buka, kayaknya ada bagian yang kepotong, jadi aku post ulang. Semoga yang membaca suka dan jangan lupa klik Love di atas yahh…
With you