BAB 14
Valhalla
Estel berdiri ragu dihadapan sebuah pintu raksasa yang berukiran pohon putih dengan tujuh bintang menghiasi latar pohon, pintu itu berwarna putih hampir pucat bercahaya perak nan indah, pintu Valhalla. Tidak mudah membuka pintu Valhalla tanpa Sabit Of Hel karna pintu Valhalla diberikan spell pelindung kuno. Beruntung Estel telah mengguasai spell itu.
Dua hari lalu dirinya telah sadar dan tanpa menunggu Estel menemui raja Odin meminta penjelasan.
Dua hari lalu…
“Kau memiliki sifat keras kepala ibumu” Odin sambil berdiri di Hildskjalf, singgasananya. “aku anggap itu sebagai pujian”.
Odin menghela nafas pelan “aku tidak memiliki hak untuk menjawab semua pertanyaamu putri, pergilah ke Valhalla, hanya ibumu yang bisa menjawab semuanya” Odin mengelus rambut Estel lembut,sang raja terlihat lebih tua dari sebelumnya, matanya yang berwarna onyx tampak lelah dan redup. Entah sudah berapa kehidupan telah dijalani sang raja meskipun pada akhirnya odin akan meninggal dan pergi ke valhalla, memuliaannya akan selalu diingat.
“Aku belum pernah membuka pintu Valhalla”
“kau harus lebih yakin pada dirimu sendiri my dear, seperti kau yakin kepada Elendil yang tidak pernah meleset”
“yakin, apa yang harus aku yakin my lord, aku bahkan tidak tahu siapa diriku aku ..”
“kau adalah calon ratu Niflhaim, anak dari ratu hel penguasa dunia kematian, jangan kau ragukan itu” potong Odin dengan suara yang mengelegar karena amarah.
“Pergilah ke Valhalla temui ibumu” lalu raja Odin meninggalkan Estel yang masih berdiri kaku didalam aula emas Asgard.
Estel menutup mata menenangkan dirinya, membuka pintu Valhalla tanpa Sabit Of Hel bukan sesuatu yang mudah, dirinya perlu menggunakan kekuatan sihir yang besar untuk membuka pintu itu. dahi Estel berkerut, seharusnya dia meminjam tongkat Odin, tapi itu mustahil tongkat odin sama seperti Sabit Of Hel yang merupakan senjata bagi raja tidak bisa dipinjamkan begitu saja.
“putri kau baik-baik saja?” tanya Brytta pelayan sekaligus teman dekat Estel
“Yeah, seharusnya ini akan lebih mudah jika aku tidak mengacaukan spellnya” Estel berusaha melucu saat melihat wajah Brytta yang gugup.
“Well, jika ayah tahu aku disini dia akan menghukumku, kau tahu pelayan sepertiku tidak boleh berdiri didepan Valhalla” bisik Brytta ngeri.
Estel memutar bola mata “Brytta, kau adalah murid favorite ibuku dalam pelajaran sihir, kau pikir aku sendiri bisa membuka pintu ini tanpa bantuanmu, kekuatanku tidak akan cukup. paman Kal bahkan tidak tahu kau ada disini”. Brytta hanya mendesah pasrah.
Estel dan Brytta berdiri berdampingan, mengulurkan tangan menyentuh pintu. Rasa hangat menyentuh telapak tangan Estel. Berbeda dengan sihir umum yang sering digunakan. Sihir pembuka Valhalla merupakan sihir pemberian ratu Alfheim Yavanna. Altariello loriendesse Sebuah sihir pelindung yang sangat kuat dan hanya diajarkan pada pewaris Niflhaim. cahaya putih nan terang merembes dari kedua telapak tangan Estel dan Brytta.
BAB 14
Valhalla
Estel berdiri ragu dihadapan sebuah pintu raksasa yang berukiran pohon putih dengan tujuh bintang menghiasi latar pohon, pintu itu berwarna putih hampir pucat bercahaya perak nan indah, pintu Valhalla. Tidak mudah membuka pintu Valhalla tanpa Sabit Of Hel karna pintu Valhalla diberikan spell pelindung kuno. Beruntung Estel telah mengguasai spell itu.
Dua hari lalu dirinya telah sadar dan tanpa menunggu Estel menemui raja Odin meminta penjelasan.
Dua hari lalu…
“Kau memiliki sifat keras kepala ibumu” Odin sambil berdiri di Hildskjalf, singgasananya. “aku anggap itu sebagai pujian”.
Odin menghela nafas pelan “aku tidak memiliki hak untuk menjawab semua pertanyaamu putri, pergilah ke Valhalla, hanya ibumu yang bisa menjawab semuanya” Odin mengelus rambut Estel lembut,sang raja terlihat lebih tua dari sebelumnya, matanya yang berwarna onyx tampak lelah dan redup. Entah sudah berapa kehidupan telah dijalani sang raja meskipun pada akhirnya odin akan meninggal dan pergi ke valhalla, memuliaannya akan selalu diingat.
“Aku belum pernah membuka pintu Valhalla”
“kau harus lebih yakin pada dirimu sendiri my dear, seperti kau yakin kepada Elendil yang tidak pernah meleset”
“yakin, apa yang harus aku yakin my lord, aku bahkan tidak tahu siapa diriku aku ..”
“kau adalah calon ratu Niflhaim, anak dari ratu hel penguasa dunia kematian, jangan kau ragukan itu” potong Odin dengan suara yang mengelegar karena amarah.
“Pergilah ke Valhalla temui ibumu” lalu raja Odin meninggalkan Estel yang masih berdiri kaku didalam aula emas Asgard.
Estel menutup mata menenangkan dirinya, membuka pintu Valhalla tanpa Sabit Of Hel bukan sesuatu yang mudah, dirinya perlu menggunakan kekuatan sihir yang besar untuk membuka pintu itu. dahi Estel berkerut, seharusnya dia meminjam tongkat Odin, tapi itu mustahil tongkat odin sama seperti Sabit Of Hel yang merupakan senjata bagi raja tidak bisa dipinjamkan begitu saja.
“putri kau baik-baik saja?” tanya Brytta pelayan sekaligus teman dekat Estel
“Yeah, seharusnya ini akan lebih mudah jika aku tidak mengacaukan spellnya” Estel berusaha melucu saat melihat wajah Brytta yang gugup.
“Well, jika ayah tahu aku disini dia akan menghukumku, kau tahu pelayan sepertiku tidak boleh berdiri didepan Valhalla” bisik Brytta ngeri.
Estel memutar bola mata “Brytta, kau adalah murid favorite ibuku dalam pelajaran sihir, kau pikir aku sendiri bisa membuka pintu ini tanpa bantuanmu, kekuatanku tidak akan cukup. paman Kal bahkan tidak tahu kau ada disini”. Brytta hanya mendesah pasrah.
Estel dan Brytta berdiri berdampingan, mengulurkan tangan menyentuh pintu. Rasa hangat menyentuh telapak tangan Estel. Berbeda dengan sihir umum yang sering digunakan. Sihir pembuka Valhalla merupakan sihir pemberian ratu Alfheim Yavanna. Altariello loriendesse Sebuah sihir pelindung yang sangat kuat dan hanya diajarkan pada pewaris Niflhaim. cahaya putih nan terang merembes dari kedua telapak tangan Estel dan Brytta.
Imbi menel cemenye mene rano tie
Ai, laurie lantar lassi surien
Yeni unotime ve ramar aldaron
Yemi ve linte yuldar avanier
Spell itu menggema, tangan Brytta terasa panas, kekuatannya seakan direnggut paksa. Tubuhnya jatuh berlutut, nafasnya terengah seperti habis berlari berkilometer lamanya. Itu adalah bahasa para Elves kuno. Bahkan dirinya yang masih keturunan bangsawan Alfheim tidak pernah mendengar para tetua menggunakannya.
Pintu Valhalla bergerak terbuka, cahaya terang keluar dari cela pintu yang semakin terbuka lebar. Mata estel berbinar bahagia. Valhalla.
Valhalla merupakan tempat perjamuan para pemimpin, prajurit yang telah meninggal. Kadang Odin akan mengunjungi Valhalla untuk makan bersama penghuni Valhalla.
Aula berwarna emas dihiasi dengan perabotan berwarna emas bercampur perak yang indah, lantai berwarna hitam ditaburi bintang-bintang, begitu pula langit Valhalla dipenuhi gugusan bintang yang indah.
Estel tidak bisa menyembunyikan rasa takjubnya, banyak prajurit yang duduk di meja-meja panjang, bercerita dan tertawa bahagia.
Seorang pelayan mendekat “Ratu Hel menunggu anda diruangannya putri” Estel mengikuti sang pelayan, meninggalkan aula yang penuh kemegahan, mereka berhenti disebuah pintu raksasa berukiran pohon Yygdrasil “silahkan masuk ratu sudah menunggu” tangannya gemetar ketika mendorong pintu besar itu, akhirnya dia bisa bertemu dengan ibunya
“Anakku estel, ibu sangat bangga padamu” ratu Hel mengulurkan kedua tangan memberi isyarat untuk memeluk Estel, tanpa menunggu Estel menubruk sang ratu, memeluknya erat, menangis. Ratu Hel membelai rambut Estel, mencium kepalanyal lama. “ibu merindukanmu”
“aku sangat merindukkan ibu” ratu Hel tersenyum bahagia, “aku tahu anakku, tetapi ibu yakin kau memiliki banyak pertanyaan untuk ibu”
Estel menguraikan pelukkannya, matanya memerah, senggukkan seperti anak kecil, sambil cemberut estel kembali memeluk ratu Hel “memeluk ibu lebih penting daripada semua pertanyaan yang ingin aku tanyakan”
Ratu hel tertawa pelan “berbaringlah dipangkuan ibu, ibu akan menceritakan sesuatu untukmu” ratu Hel menghela Estel kearah tempat tidur, memposisikan kepala Estel di pahanya, sambil mengusap rambut Estel “kau juga butuh istirahat setelah pertempuran di Midgar sayang”
Estel memejamkan mata, menikmati belaian di kepalanya “dahulu kala, saat ibu masih menjadi seorang putri dan nenekmu Hella seorang ratu. Ibu diutus ke Midgar untuk membantu kaum Alfhaim disana bertempur melawan Ghoul. aku terpisah dari pasukkanku diperbatasan Galadthon, saat itu lah aku bertemu seorang pria. Tidak seperti biasa aku sangat tertarik, ada sesuatu dari pria itu. begitu intens dan misterius”.
“Zeus” tanyaku sambil melihat wajah ibu yang bersinar penuh kebahagiaan.
“dirinya penuh dengan kekuatan yang membuat ibu terpesona, rambut peraknya, cara berjalannya hingga tatapan matanya”
“ibu, wajahmu memerah seperti remaja dan aku tidak tahan mendengar gambaran Zeus seperti itu” gerutuku, ratu Hel tertawa pelan.
“maafkan ibu” sebuah kecupan mendarat dikeningku “aku dan Zeus lebih sering menghabiskan waktu bersama, hingga saat ibu menyadari Zeus adalah seorang dewa Olympus dan memiliki seorang istri, ibu sangat marah dan meninggalkannya. Yang ibu tidak sadar saat itu ibu telah mengandung dirimu. Ibu tahu Zeus tidak memiliki kekuatan untuk mengejar ibu ke Niflhaim.
“dihari penobatan ibu, kau lahir. Sangat cantik dan indah” aku memeluknya erat “tetapi dihari itu Zeus berhasil menginjakkan kakinya di Niflhaim”. ratu Hel mendesah
“kekuatanmu lah yang membawa Zeus ke Niflhaim”
“teleportasi” tanyaku penasaran.
Ibu menggeleng “itu adalah kekuatan Fate, sebuah etentitas yang mewujudkan takdir dari para dewa dan dewi Olimpus, kau memiliki darah Zeus dan kekuatanmu hampir sama dengannya. Zeus telah melihat visi itu dari para peramalnya, maka disaat dirimu lahir Zeus telah bersiap”
“bersiap?” ratu Hel mengangguk sedih
“kekuatanmu sangatlah besar dan Zeus harus menyegel kekuatanmu”
“kenapa ibu”
“karena akan banyak orang yang mengincarmu, menginginkan kekuatanmu dan Zeus tidak ingin itu terjadi”
“Kau tahu tentang kelima relik Zeus yang saat ini dicari para ksatria”
Aku mengangguk gugup “kau adalah salah satu relik itu sayangku” aku menatap ibuku tidak percaya, punggungku seperti disirami air es, mulutku kering. Aku terduduk dilantai, seluruh tubuku menggigil.
“ba…bagaimana mungkin, bukankah Sabit Of Hel adalah relik Zeus”
“oh sayangku” wajah ibu berubah suram “Sabit Of Hel hanyalah alat untuk menyegel kekuatanmu”
“jadi akulah relik itu” aku menatap ibu tidak percaya “tapi ibu menggunakan sabit itu”
Ratu Hel memelukku “sabit itu ditempa oleh Hepahestus dan menyegel kekuatanmu”
“Bagaimana caranya mendapat kekuatan itu ibu”
“tidak” ibu menatapku takut, “aku tidak mengijinkanmu mendapat kekuatan itu”
Ratu hel memeluk anaknya kuat, tubuhnya bergetar ketakutan “kau tidak boleh melakukannya, apapun yang terjadi Estel, aku melarangmu”
“tidak ada yang tahu akulah relik itu ibu, Hades mengambil Sabit itu karna dirinya berpikir sabit itulah relik Zeus, ini kesempatanku satu-satunya”
Ratu hel menangis pilu sambil menatapku sedih “kekuatan itu berguna untuk menemukan relik yang lain dan aku bisa bertemu dengan Zeus seperti keinginan ibu”
Ratu Hel menggeleng, air matanya mengalir dikedua pipinya, “percayalah bu aku bisa”
“kau tahu kutukan yang dimiliki Priam” dahiku mengkerut “ibu mengenal Priam”
“iya, Zeus menceritakan takdir kalian terikat, dirimu adalah relik dan kutukan Priam adalah jalan untuk melepas segelmu dan melepas kutukan priam” aku menyentuh dadaku. Ucapan oracles waktu itu, hanya dengan cara itu aku bisa menolong Priam dan mendapatkan kekuatanmu.
Aku menatap wajah sedih ibuku “aku tidak mengijinkanmu melakukannya, ketahuilah ketika kau melakukannya, kau tidak akan mengingat apapun, pengorbanan terbesarmu lah yang bisa mematahkan takdir kalian berdua”
“aku mencintai pria itu ibu” ucapku dengan air mata mengalir deras “pria itu pantas bahagia, apapun yang terjadi, meskipun nyawaku taruhannya”
Aku memeluk ibuku erat menghirup wanginya, relik atau bukan aku akan menyelamatkan priam, kutukan itu pasti menyiksanya. Begitu pula Erinyes. Niflhaim adalah tanggung jawabku tetapi priam adalah pria yang aku cinta, aku akan berjuang untuk keduanya.
Helloo .. kisahnya priam kembali ?? ..
Jangan lupa comment yah
Happy reading
Berjuang