Bab 13
Hunedoara Team vs Paladine Part 2
Ionia menarik Eowyn menjauh dari jendela ketika sebuah granat dilempar kedalam kamar, dinding kastil bergetar, kayu jendela dan bata berhamburan dilantai menciptakan asap dan debu yang bercampur menjadi satu.
Telinganya berdengung nyeri, Ionia melompat kedepan Eowyn, menerjang seorang pria bertubuh tinggi bersayap hitam. Penglihatan Eowyn kabur, telinganya tidak dapat menangkap percakapan kedua orang itu.
“Well, well aku mendapat jackpot” Ionia mengibaskan debu di bahu telanjangnya santai.
“Jangan menghalangiku jalang” Thrain menatap wanita dihadapannya benci.
“Jalang, bilang saja kau kesal karena aku menikam matamu enam bulan yang lalu” ejek Ionia enteng sambil melihat penutup mata yang digunakan Thrain.
Thrain menggeram kesal, Ionia bergegas maju, menyerang Thrain bengis. Bunyi besi gesekkan, belati Ionia bergerak cepat mencoba menyambar tenggorokkan Thrain, dengan sigap Thrain mengepakkan sayapnya mundur. Ionia melempar dua shuriken tepat dikedua sisi sayap thrain. Raungan kesakitan Thrain terdengar mengaung. Memaku sayap Thrain ditembok.
“aku masih ingin bermain denganmu, tapi sayang aku punya tugas lain” Ionia meniup sebuah ciuman kearah Thrain.
“saatnya ke plan B, kita akan pergi mencari Zale, mereka pasti menginginkanmu kembali” Ionia menarik Eowyn yang masih belum pulih dari ledakkan.
Eowyn menepis tangan Ionia kasar “kau membantu para Daemon, aku akan membunuhmu” Eowyn meraih pecahan beling lalu menancapkannya di paha Ionia.
“Sialan” Ionia meringis, pembuluh darahnya pecah hingga darah segar menyembur keluar. Eowyn hendak meninju Ionia tetapi dengan sigap Ionia menangkisnya.
“Baiklah kau yang meminta” Ionia mendang perut Eowyn, menarik rambut wanita itu kuat dan membenturkan kepalanya ke tembok. Eowyn menendang tekuk Ionia. Sang dewi terjatuh. Thrain yang telah pulih melempar belati kearah Ionia. Ionia berguling menghindar.
“kita harus pergi sekarang Eowyn, misi kali ini untuk menyelamatkanmu” Thrain menarik pinggang Eowyn mendekat.
“Thrain, kau…” ucapan Eowyn menggantung karena dengan ahli Thrain sudah memukul tekuk Eowyn hingga pingsan.
“Kau tidak akan kemana-mana dengan Eowyn” Ionia menyerang Thrain, menyabet lengan Thrain. Berusaha menarik Eowyn tetapi gagal. Thrain melempar sebuah granat kearahnya.
Bum…
Ionia menghantam tembok kuat, akibat ledakan granat. Sang dewi mengumpat.
“Lysander, aku kehilangan si cewek rambut merah” Ionia berlari kearah tangga turun, seorang Paladine muncul. Ionia melempar sebuah belati tepat di jantung.
“Baiklah aku akan meminta zale untuk mencari wanita itu, kau bantu Kal di halaman belakang”.
***
“Z, Eowyn melarikan diri”. Zale menatap ponselnya murka. Perempuan pembangkang.
Dirinya telah menandai Eowyn, hingga kemanapun perempuan itu pergi dia bisa menemukkannya. Zale berteleportasi. Dirinya tidak memerlukan sayap untuk bisa terbang. Styx memiliki kemampuan untuk terbang.
Zale menghadang Thrain yang menggendong Eowyn, perempuan itu pingsan. Ada memar membiru disisi wajahnya, serta darah yang mengering. Amarah Zale memuncak.
“Sebuah kejutan yang menyenangkan” Thrain menciptakan pedang api ditangan kirinya mengarahkan kearah leher mulus Eowyn.
“Keparat kau, iblis” teriak Zale.
“Iblis, kalian lah para iblis yang mengotori dunia ini, seharusnya kalian membusuk dineraka. Keberadaan kalian dibumi adalah sebuah aib”.
Styx menyeringai “kalian lah aib, dibuang dari surga, memanipulasi manusia untuk memburu immortal. Kalian lebih rendah daripada kaum kami”.
Thrain meraung marah maju menyerang Styx “tutup mulut hinamu itu iblis” menyarangkan tikaman dibahu kanan Styx, Thrain memperdalam tikaman lalu menariknya hingga ke tulang belikat lalu menyayat pipi Styx. Darah mengucur deras.
Styx berteriak marah, dengan jarak yang sama dia menarik Eowyn yang masih pingsan. Styx menusuk pedangnya kedepan. Menghujam leher thrain hingga tembus ke belakang. Thrain berusaha bernapas, mendang Styx menjauh, mendekap lehernya yang berlumuran darah.
Styx mendekap Eowyn kuat melindungi tubuh perempuan itu, mereka berdua terjatuh ketanah dengan kecepatan yang menakjubkan, dirinyalah yang menyerap semua benturan. bahunya patah, Tulang punggungnya terasa remuk. Perlu dua menit untuk Styx bisa membuka mata. Mereka beruntung jatuh ditengah padang rumput, disebelah utara kastil.
Thrain tidak mengikuti mereka, kemungkin besar melarikan diri. Styx bersyukur untuk itu, tubuhnya melemah tidak bisa bergerak. Napas Eowyn mengelitik lehernya. Demi para wanita suci bagaimana bisa tubuhnya beraksi dengan cepat hanya dengan napas beraroma mint dilehernya saat ini. Dirinya sekarat dan tidak bisa bergerak.
Brengsek.
***
Halaman belakang kastil dipenuhi tumpukkan tubuh pingsan, Kal memastikan tidak ada manusia yang mendapat luka serius hingga Bunyi tubrukan keras mengalihkan perhatiannya, dua orang saling berguling, melancarkan serangan kearah satu sama lain. Seorang daemon dan pria bersayap hitam yang Kal yakin salah satu fallen.
Segara dirinya berlari menuju keduanya. Kal dengan gesit menarik Lethe kesisinya. Daemon itu terluka parah dibahu.
“Kau baik-baik saja” Daryian mengangguk. Kembali memusatkan perhatiannya kepada Wulf yang sama mengenaskannya.
“Kau tidak akan bisa mengalahkan kami, iblis” Daryian berdiri, mengenggam belatinya erat. “Biarkan aku bertarung kali ini Lethe” perintah Daryian.
“Kita lihat saja nanti” Daryian mengayunkan pedangnya dan merunduk, menyabet paha Wulf.
Wulf meraung kesakitan saat darah membasahi celananya Daryian tidak membiarkan Wulf bergerak, dirinya berputar, mengambil belati lain dari botnya. Menusuk bahu wulf dalam.
Wulf tersungkur ditanah.
Dor …dor …
Peluru menebus pinggang . Bahu dan perut Daryian berlutut ditanah menahan rasa sakit yang menyengat.
Folcwine terbang menembus rimbunan pohon, terus menghujani menembak Daryian..
Kal segara berlari kearahnya, menarik Daryian kearah bebatuan ketika Folcwine meleparkan sebuah bola api besar kearah mereka berdua.
Tanah bergetar, kal mengerjap memindai sekitar, tidak jauh dari tempat berlindung mereka ada lubang mengangga. Beberapa anggota Paladine tewas dengan tubuh yang terpisah-pisah. Tidak ada mortal yang selamat. Bau tubuh gosong memenuhi udara. Kal mengadah kelangit melihat sayap lebar berwarna hitam pekat, mengepak menjauh dari kastil.
“serangan tadi hanya pengalihan, mereka berniat melarikan diri” ucap lysander.
Daryian terbatuk, tubuhnya terasa remuk disetiap sendi.
“dasar pengecut” kal membantunya berdiri, berhati-hati dengan luka-luka yang mulai menutup.
“bereskan semua mayat sebelum kalian kembali”
“aku sungguh-sungguh akan meninjumu ketika aku kembali lysander” suara tertawa lysander bergema ditelinga daryian.
“setidaknya para fallen sudah meninggalkan sebuah lubang yang cukup besar untuk mengubur kaki tangan mereka”
***
Arvedui mengamuk ketika melihat ketiga fallen terluka dan kekalahan untuk kedua kalinya. Terkutuk para daemon.
Mereka akan membayar semua ini.
“Aku lihat tim mu dalam kondisi buruk”, Loki tiba-tiba muncul, menyeringai kearah Arvedui yang dengan gesit mengarahkan belati dileher loki.
“Asgardian, kau pikir aku tidak bisa merasakan auramu”
“Well, aku datang dengan sebuah penawaran menarik” mata Arvedui menyipit curiga, “aku jamin kau akan menyukainya”
Loki tersenyum ceria
“katakan dengan singkat sebelum aku berubah pikiran untuk memenggal kepalamu” ancam Folcwine, dia tidak menyukai pria dihadapannya ini. Loki penuh dengan tipu muslihat, semua yang diucapkan pria ini berbahaya, dan hanya menguntungkan loki.
“Kita memiliki musuh yang sama”
“Daemons” tanya Arvedui
Loki menjentikkan jari, “yeah, aku ingin kita bekerja sama”
“Aku tidak mempercayaimu Loki, aku yakin kerjasama ini hanya akan menguntungkan dirimu” Arvedui menatap Loki sinis.
Loki tertawa “kau menyakiti hatiku Fallen” Loki menyentuh dadanya dramatis “aku datang dengan damai, kita harus bekerja sama untuk menghancurkan para daemons. Kalian butuh kekuatanku dan Hades untuk mengalahkan mereka”
Arvedui mencengkram leher loki kuat, pedang api tercipta ditangannya bersiap “Hades, makhluk kotor itu, aku tidak sudi bekerja sama dengan mahluk rendahan, kau bisa melupakan kerjasamamu dan ucapkan selamat tinggal untuk kepalamu”
Loki mengangkat kedua tangannya tanda menyerah “wow, tunggu dulu, kita semua akan diuntungkan dengan kerja sama ini. kau mencapai tujuanmu, aku dan Hades juga begitu, win-win solution” bisik Loki keji. “Aku yakin kau pasti menyadari betapa kuatnya Daemons, kau tidak bisa mengandalkan kekuatan para manusia, mereka lemah dan tidak berguna. Tetapi legion milik Hades dan pasukkan ghoul milikku kuat, mereka tidak mudah mati.
Arvedui melepas cekraman dileher loki, “kau tidak akan menerima tawaran menjijikkan ini kan” Thrain menatap Arvedui serius. “kita tidak akan merendahkan diri serendah itu hanya untuk mencapai tujuan kita”
“tapi ini kesempatan kita Thrain” arvedui menatap Ketiga fallen dengan tekat baru, mungkin tawaran loki saat ini adalah sebuah kesempatan yang harus mereka ambil.
Loki tersenyum puas tetapi senyumannya lenyap ketika pedang api milik Thrain mengarah dilehernya “jika kau mengkhianati kami, aku tidak segan-segan memenggal kepalamu”
“kalian, para makhluk langit sangat suka memenggal kepala” sedetik kemudian loki menghilang.
? ? ..
Silahkan dibaca, semoga suka
Read