Vitamins Blog

QUEEN’S CURSED : PART 12

Bookmark
Please login to bookmark Close
20 votes, average: 1.00 out of 1 (20 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 “Mengapa kau mengatakan bila kita adalah orangtua asli, Philip?”

            Di malam hari, Samuel menyalakan api unggun di dalam gua dan memburu kelinci untuk makan malam Rosalie. Mereka  tidak membawa bekal karena mereka pergi dalam keadaan terburu-buru. Samuel melakukan semuanya untuk Rosalie, menguliti kelinci dan memanggangnya. Ia tidak mengizinkan Rosalie untuk melakukannya.

            “Kau masih memikirkannya?”

            Samuel mengambil posisi di samping Rosalie.

            “Tentu saja! Aku tidak mengerti apa maksudmu….” Ia berhenti sejenak. “Dan apa yang kau rencanakan.”

            Samuel terkekeh. “Kau pasti sudah sangat mengenalku, Rosalie,” Samuel memutar panggangannya. “Kau tahu, kenapa aku tidak membunuh Claudia disaat kau di penjara karena dituduh meracuni Charles?”

            Rosalie menggeleng. “Kenapa?”

            “Dia yang akan membawa Philip ke dunia ini. Philip akan membantu kita untuk membalaskan dendam. Terutama karena dia sama seperti Ophelia.”

            Rosalie tersenyum miring. “Aku tidak terlalu ingat seperti apa aku dulu. Disaat aku menjadi Ophelia dan di asingkan di tempat yang tidak aku kenal. Lembab, bau, gelap, tidak layak. Aku berpikir bila aku sangatlah bodoh di masa lalu.”

            Tangan Samuel menyentuh pipi Rosalie. Ia melumat sejenak bibir ranumnya dan melepaskannya dengan nafas berat, ia belum ingin segera melepaskan buah cherry itu.

            “Tidak, sekarang kau bukan Ophelia yang bodoh lagi. Kau adalah ratuku.”

            Mata Samuel berubah menjadi merah menyala. Dengan berlahan ia mendorong Rosalie untuk berbaring di dinginnya lantai gua. Samuel membuka tali-temali yang berada di bagian pinggang Rosalie. Ia tahu bila Rosalie memakai korset yang sangat ketat.

            “Apa kau tidak sakit dengan korset ketat ini?” Tanya Samuel.

            Disaat Samuel menyentuh bagian kulitnya yang tidak tertutupi kain, Rosalie merasakan bagian dari dalam dirinya bergejolak. Ia menutup mata menikmati sentuhan Samuel.

            “Tidak,” Jawabnya sambil mendesah.

            “Bagaimana bila aku buka?”

            Rosalie tidak menjawab. Samuel mulai membuka pakaian atas Rosalie hingga menampakkan buah dadanya yang ranum.

            “Apa kau kedinginan?”

            Astaga, sentuhan Samuel membuat dirinya sulit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya. Ia hanya mengangguk atau menggeleng dan terkadang menjawab dengan suara menjijikkan. Samuel menindih Rosalie, lalu membisikkan sesuatu di telinganya.

            “Bila kau kedinginan, aku akan menghangatkanmu, sayang.”

{

            Claudia mengelus dahi anak semata wayangnya. Philip tampak masih pucat. Dan kini ia harus memakai perban kain yang di baluti di kepalanya. Akibat insiden di atas tebing, Philip mengalami luka di bagian kepalanya. Untungnya luka itu tidak terlalu parah,itu sebuah keajaiban. Aaron tidak mengatakan apa yang tengah Philip kepada Claudia. Ia tidak ingin wanita itu shock lagi setelah mengetahui keadaan Philip sekarang.

            “Apa dia sudah sadar?”

            Charles tiba-tiba saja masuk dengan gusar. Ia memandang tajam ke arah ranjang Philip dan segera menghampirinya. Claudia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Ia bisa melihatnya dari gelagat Charles yang tampak murka. Seolah-olah mengetahui apa yang ada di pikiran Charles, Claudia berdiri di hadapannya, membelakangi ranjang Philip seolah-olah ingin melindunginya.

            “Ada apa, Yang Mulia?” Tanya Claudia yang tidak menyembunyikan nada kekesalannya.

            Charles mendongak kearah Philip. Claudia segera menghalangi pandangan Charles yang membuat Charles geram.

            “Menyingkir, wanita,” Perintahnya.

            “Apa yang ingin kau lakukan dengan Philipku?”

            Claudia segera bertanya mengenai apa yang mengganjal di hatinya. Ia tahu bila semua ini karena Philip. Philip di temukan secara tidak wajar dan sekarang Sang Raja tampak berusaha untuk menyingkirkan anaknya.

            “Ini bukan urusanmu!”

            “Tentu saja ini urusanku! Aku ibunya! Dan menurut instingku, kau berusaha untuk menyakiti anakku!”

            “Kau berusaha untuk melawan raja, ha!?”

            “Aku akan berusaha melawan apa pun yang tengah mengancam anakku walaupun itu dia adalah seorang raja.”

            Charles mulai naik pitam. Tangannya melayang ke pipi mulus Claudia. Claudia meringis saat merasakan perih dan panas di pipinya.

            “Kau dan Wanita terkutuk itu sama saja! Kalian berusaha untuk melawanku, ha!? Seharusnya aku telah membakarmu bersama wanita itu!”

            Suara Charles menggelegar hingga keluar tenda. Aaron yang berjalan melewati tenda, segera masuk ke dalam tenda. Disana, ia melihat kakaknya, istrinya, dan juga anaknya yang masih terbaring lemah di ranjang. Ia bisa merasakan suasana yang tidak enak disini. Hawa panas nan mencekam berada di antara mereka berdua. Ia juga terkejut saat menyadari pipi Claudia yang membiru dan raut wajah Charles yang memerah dengan gigi bergelatuk.

            “ Ada apa ini!?” Ia menoleh kepada Charles. “Apa yang telah kau lakukan, Charles?”

            Charles menatap kearah Aaron, masih dengan raut marah. “Kau— kau sangat dekat dengan Wanita Terkutuk itu. Apa kau memindahkan kutukan itu ke anakmu sendiri!?”

            “A-apa maksudmu?”

            “Apa kau lihat disaat Philip jatuh dari tebing? Disaat ia jatuh, tubuhnya melayang hingga ia tidak mengalami luka parah dan mati! Apa itu masuk akal?! Tidak! Aku melihatnya sendiri. Sebelum Philip jatuh, aku melihat ada iblis disana, di tempat itu! Dari semua tingkah anehnya, aku yakin dia adalah keturunan iblis!”

            Tiba-tiba saja pukulan Aaron mendarat di bibir Charles. Claudia yang melihat kejadiaan itu memekik sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Kali ini ia tidak peduli apa bila ia tengah memukul seorang raja. Bila Charles menghina anaknya, berarti ia juga menghina dirinya sendiri.

            “Kau mengatakan anakku keturunan iblis!? Dia tidak iblis! Dia anakku! Darahku dan darah Raja Louis XVIII ada padanya!”

            Charles mengusap darah yang mengalir di pipinya. Sambil tersenyum sinis, ia berkata: “Adik perempuan kita juga keturunan dari Raja Louis XVIII, Aaron. Tapi apa yang terjadi? Dia positif keturunan iblis, bukan?”

            Charles beranjak dari posisinya. Ia menyapukan matanya ke Philip, Claudia, dan Aaron.

            “Aku memerintahkan Philip untuk di bawa ke pengasingan di India, besok!”

Maaf ya karna sudah lama ndak update, soalnya kak sairaakira juga hiatus, makanya aku hiatus juga heheh

Enjoy the story^^

2 Komentar

  1. Padahal waktu ke waktu aku menunggu ? ~kapan tiba ~

  2. Sekiranya