- Titte: Lullaby Sea
Story by: Dhenie sparks
—Happy Reading—
Deru ombak memecah Keheningan. Semilir angin meniup kasar setiap helaian rambut sewarna malam, partikel-partikelnya menembus kemeja hingga ke tulang. Namun tak cukup membuat seorang Kim Seokjin beranjak. Tubuh tegap dengan kulit gelap terpapar matahari itu masih duduk setia memandang jauh hamparan laut lepas tak berujung. Benaknya membayang ke dalam poros roda kehidupan.
Jika boleh memilih, maka Seokjin tidak ingin seperti sekarang ini. Hidup dengan aturan manusia yang menyulitkan, lilitan kebutuhan terasa kian menyesakkan.
Apa salahnya menjadi miskin? Hingga banyak di antara mereka memandang sebelah mata?
Dia hanya salah satu orang yang tidak beruntung di dunia, terlahir dari keluarga buruh nelayan dengan harapan membumbung agar hidup cerah di masa mendatang namun keadaan tak memberi pilihan, meski sekeras apa pun mencoba. Ya, begitulah hukum dalam negeri tempatnya tinggal.
Menurut Lelaki ini hidup terlalu kejam untuk dijalani namun terlalu sayang kalau hanya sekedar di sia-siakan. Oleh karena itu, ia tengah dibelenggu rasa keputusasaan. Berharap pada secuil kisah keberuntungan tentang legenda laut yang mana dikatakan dapat menghapus penderitaan.
Bulan telah berada pada titik tengah di mana bentuk sempurnanya memantulkan cahaya terindah. Bayangnya menari-nari di atas lautan air seiring arah angin berembus. Bunyinya seolah memanggil Seokjin untuk mendekat. Begitu rasa keingintahuan yang tinggi ia segera melompat ke atas perahu untuk membawanya ke tengah laut.
Entah hanya perasaannya semata, Seokjin merasa pendengarannya di sambut oleh nyanyian sendu. Ia bergegas untuk mematikan mesin, lengan kokohnya beralih pada dayung dan membawa kian jauh dari bibir pantai.
~Apakah kau berpaling pada air pasang?~
~Yang menyelimuti keputusasaan~
Deru angin datang bersama pusaran air mengelilingi perahu memaksa untuk menghentikan laju. Nyanyian itu semakin jelas terdengar, melodinya membuat bulu halus meremang.
Dengan penuh kewaspadaan iris sewarna jelaganya menyapu ke seluruh penjuru, sementara telapaknya mencengkeram kuat ujung dayung dengan gemetar.
Ketika sesuatu muncul ke permukaan Seokjin tertegun. Separas cantik dengan rambut basah berkilauan, kulit bercahaya kian indah berpadu bersama purnama.
Manakala sosok itu mendekat otak Seokjin tak sempat berpikir siapa perempuan gila yang berenang di tengah laut dalam cuaca sedingin ini.
Bunyi kecipak terdengar pada setiap pergerakannya disertai ekor berwarna keemasan kian memukau siapapun yang melihat.
Seokjin benar-benar menikmati setiap detik apa yang disuguhkan, matanya menutup menikmati sentuhan halus tangan dingin perempuan yang menjulur di atas permukaan pipinya.
~Apakah kau berpaling pada air pasang?~
~Untuk melupakan penderitaan~
Suara merdunya terdengar menentramkan jiwa membuat siapapun pendengar akan terbuai. Dalam sisa kesadaran yang dimiliki tak pelak Seokjin berujar, “Ya.”
•••
Lautan jingga menggantung indah di langit timur kala sang surya mulai mengeluarkan cahaya. Burung-burung terbangun dari tidur, bersiul merdu sambil mengepakkan sayap mungilnya. Pagi berselimut embun meninggalkan bau basah yang sejuk. Angin behembus menggulung ombak dari lautan, suara derunya menciptakan melodi indah pada setiap pendengarnya.
Di bibir pantai segerombol orang berkerumun. Saling berbisik membicarakan sosok tegap lelaki yang tergeletak di atas hamparan pasir tanpa peduli tubuh basah tersapu ombak. Kulit gelapnya memucat dengan suhu sedingin es, degup jantung tak lagi berpacu, denyut nadi tiada berdetak. Bibir birunya melukis senyum pada tidur panjang seorang Kim Seokjin.
—Tamat—
:PATAHHATI :TERHARUBIRU :tidakks! :MARAHNANGIS
:DOR! :LARIDEMIHIDUP
Tidak