Vitamins Blog

MY LOVELY EX – Part 2

Bookmark
Please login to bookmark Close

Mewah, itulah kesan pertama yang ditangkap Emmy saat sudah berada didalam pesawat yang ia yakini bukan pesawat milik perusahaannya.

 

Pesawat tersebut sangat besar, dengan interior mewah yang terkesan maskulin dan seksi. Sekarang pesawat itu sudah mengudara, Emmy benar-benar tidak menyadarinya karena ia asyik mengagumi bagian pesawat tersebut.

Ah, siapa pun pemiliknya dia pasti orang yang sangat kaya raya , batin emmy.

 

“Apa anda membutuhkan sesuatu Miss. Emmy ?” suara itu membuat Emmy terkejut, dia sangat malu telah kedapatan mengagumi pesawat itu tanpa henti. ‘Kamu benar-benar norak Em’. Ucapnya dlam hati

 

“Oh mungkin aku butuh segelas air mineral” pinta Emmy sambil memandangi seorang pramugari yang bertanya padanya tadi. Dia cantik sekali, terlihat ramah dan anggun. Bahkan senyumnyapun sangat manis. Emmy kembali membatin.

 

“Tentu saja miss, apa ada yang lain ?”

 

“Tidak hanya itu”

 

“Baik akan saya ambilkan” kata pramugari tersebut sambil berjalan menjauhinya. ‘Bahkan cara jalannya pun sempurna’. Pikir emmy. Astaga Emmy apa yang kamu pikirkan. Kamu wanita normal. Rutuknya dalam hati sambil memukul pelan kepalanya. Sepertinya otaknya sedang korslet.

 

Emmy pun mencoba mengalihkan perhatian untuk membuka file yang dikirim Albert lewat email. File tersebut berisi informasi mengenai clientnya. Tadi dia sudah mengunduhnya ketika pesawat akan take off

 

Sebelum file itu terbuka dilayar iphonenya, pramugari tadi kembali lagi dengan membawa air mineral pesanan Emmy. Sejenak emmy mengalihkan tatapannya dr Hp nya sambil mengucapkan terimakasih. Setelah pramugari itu berlalu, emmy kembali fokus dengan I-phone nya, dan betapa terkejut dirinya saat melihat foto seorang pemuda yang ada di layar HP nya, sangat TAMPAN. Belum pernah dirinya melihat pemuda setampan itu, mata abu-abunya memancarkan aura lembut, hidungnya mancung, alisnya tebal, serta bibirnya sangat sexy, benar-benar terlihat sempurna. Apa rupa clientku sungguh-sungguh seperti ini, atau foto itu hasil editan. Ah, bisa jadi. Batin emmy lagi.

 

Puas memandangi foto clientnya, Emmy pun menscrol layar HP nya kebawah, Jadi namanya BASTIAN THOMAS HUSSEIN, mirip dengan nama pacar pertamanya, apakah mungkin ? Emmy semakin menscrol kebawah layar HP nya, tetapi dia tidak menemukan apapun yang dapat membuktikan bahwa itu adalah Bastian mantannya. Info yang diberikan Albert hanya seputar kegiatan dan jadwal sehari-hari clientnya selama berada dikotanya. Tidak ada info pribadi apapun, bahkan tempat tanggal lahirnya pun tidak ada. Yang ada justru profil diri clientnya sebagai seorang CEO Hussein Group. Perusahaan itu bergerak di bidang perhotelan dan Resourt. Tersebar lebih dari 50 hotel dan Resort diberbagai mancaa negara. Bahkan di Indonesia hanya ada di provinsi Bali. Namun akan dibangun salah satunya di provinsi Kepri. Yakni provinsi tempat Emmy tinggal. Jadi clientnya itu datang ke kotanya untuk melihat proyek hotelnya yang baru. Menarik.

 

Emmy kembali melihat foto clientnya. Tidak ada tanda-tanda mirip dengan orang di masa lalunya. Tetapi entah kenapa Emmy yakin sekali kalau itu memang Bastian. Cinta pertamanya. Aku harus membuktikannya nanti. Tekad Emmy.

 

***

Sementara itu, dilain tempat dan waktu yang berbeda. Seorang pria tampan sedang berjalan diiringi banyak pengawal disekelilingnya menuju lounge mewah di dalam bandara. Sesekali terlihat dirinya menghela nafas kasar menandakan bahwa dirinya sedang dalam keadaan mood yang buruk. Yah Pria tersebut adalah Bastian

 

“Bisa kau jelaskan kenapa pesawatku belum tiba juga sampai sekarang ?” tanyanya geram pada seorang pria tinggi seumuran dengannya yang merupakan kaki tangannya.

 

“Terjadi kecelakaan pada Buttler yang ku sewa untukmu, sehingga mereka harus mencari penggantinya” jawab pria itu tenang sambil duduk di sofa begitu mereka sampai di dalam lounge tersebut.

 

“Aku tidak percaya ini, bukankah sudah kukatakan kalau aku tidak butuh butler ?” ucap Bastian sambil ikut duduk di sofa.

 

“Kita akan tinggal di Villa selama disana. Jadwal kita begitu padat. Kita tidak memiliki waktu untuk mengurus segala tetek bengek mengenai akomodasi, transportasi, bahkan makan dan sandang kita selama disana. Jadi menyewa butler adalah alternatif yang tepat, seorang butler bisa menjadi apa saja.”

 

“Terserah kau saja Ardha” ucap Bastian gusar kepada orang yang merupakan kaki tangannya itu.

 

Tidak berapa lama seorang pengawal berbadan besar datang sambil membungkukkan badan kearah Bastian “Maaf tuan, pesawat anda sudah landing, tetapi kita akan menunggu 25 menit untuk berangkat lagi karena harus mengisi bahan bakar pesawat”

 

“Butler yang kusewa ?” tanya Ardha kepada pengawal tersebut

 

“Sedang menuju kesini tuan, 5 menit lagi sampai” jawab pengawal itu

 

Ardha kemudian melirik kearah Bastian yang masih diam dengan wajah ditekuk. Ia menghela nafas panjang kemudian menyuruh pengawal itu pergi

 

“Aku akan membatalkan menyewa butler itu jika kamu memang tidak suka” ucapan Ardha membuat Bastian menoleh kearahnya

 

“Lakukan itu segera, aku akan menyuruh Caroline untuk menggantikan tugas butler sialan itu” jawaban Bastian seketika membuat Ardha menegang

 

“Si Pramugari genit itu ? Kau tidak akan bisa bekerja dengan serius kalau dia ada disekitarmu” ucapnya dengan rahang mengeras. Sedangkan Bastian hanya mengedikkan bahu tanda tidak peduli.

 

***

Emmy mengikuti langkah 2 pengawal tampan di depannya dengan jantung berdebar-debar. Ia begitu gugup dan takut untuk bertemu clientnya. Dia sudah mengetahui bahwa clientnya adalah Bastian cinta pertamanya. Tadi sebelum turun dari pesawat dia menelpon Angel untuk memastikan hal tersebut, beruntung Angel adalah orang yang cepat terjaga dari tidurnya, sehingga dia tidak perlu menunggu lama agar Angel mengangkat telponnya.

 

“Gila lo subuh-subuh gini nelpon gue ada apaan ? Lo kenapa ?” cerocos Angel dengan suara serak

 

“Gue . . gue. . ” ucap Emmy tergagap

 

“Em lo kenapa ? Ada apa ? Kenapa lo ngomong jadi gagap gitu”

 

“Gue kayaknya bentar lagi bakal ketemu bastian” kata-kata Emmy sukses membuat Angel bangkit terduduk di tempat tidurnya

 

“Lo apa ?! Lo serius ? Kok bisa ? Dia hubungi lo ? Dia mau nemui lo ?” tanya Angel antusias

 

“Aduh bukan, lo buruan cek line, gue ada kirim photo.”

 

“Apa ? Apa hubungannya itu dengan bastian yang mau nemuin lo ?” tanya Angel ga nyambung

 

“Aduuh bego, cek aja buruan” ucap Emmy tidak sabar. Masalahnya sekarang dirinya ada di toilet pesawat. Dia sudah ditunggu oleh pengawal clientnya untuk menemui clientnya tersebut. Sebelum benar-benar bertemu Emmy mau memastikan dulu clientnya itu Bastian mantan pacarnya atau bukan

 

“Iya bentar, bawel lo aahh” ucap Angel dengan jengkel. Ia pun langsung membuka Linenya dan matanya langsung terbelalak lebar sukses membuat ngantuknya hilang begitu saja

 

“Omaigoodd lo dapet foto Bastian dari mana ? Gilak ganteng bangeettt” kata-kata Angel langsung membuat tubuh Emmy mendadak lemas.

 

“Jadi itu Bastian ? Itu bener Bastian ?” gumam Emmy yang masih bisa didengar oleh Angel

 

“Iya Em, kok lo . . .”

 

“Dia client baru gue”

 

“APA ?”

 

“Silahkan nona, tuan kami ada didalam” kata Lucas yang membuyarkan lamunan Emmy tentang percakapannya dengan Angel tadi.

 

‘Lo harus bisa menghadapi dia Em. Selesaikan urusan kalian yang belum selesai. Mungkin ini kesempatan dari Tuhan untuk lo supaya lo bisa memperbaiki semuanya’ ucapan Angel tadi masih terngiang-ngiang di kepala Emmy yang membuatnya tambah pusing. Dia memang sangat pusing, tidak tidur semalaman ditambah lagi fakta bahwa dirinya akan bertemu Bastian benar-benar menguras habis energinya.

 

“Nona” panggil Lucas yang membuat Emmy tersadar, dirinya masih berdiri di depan pintu Lounge ternyata.

 

‘Aku harus bisa’ batin emmy menguatkan diri.

 

Emmy kemudian berjalan memasuki lounge tersebut dengan anggunnya. Meski masih sedikit gugup ia masih bisa menutupinya dengan percaya diri. Saat sudah sampai di dalam lounge ia menyapukan pandangannya ke seluruh ruangan, terdapat 4 bodyguard yang berdiri di belakang 2 orang pria yang kelihatan seperti sedang bersitegang. Ada apa , Emmy membatin.

 

Ardha yang menyadari kehadiran Emmy segera mengakhiri pertengkarannya dengan Bastian. Ia pun memandang kearah Emmy dengan tatapan kagum dan rasa tertarik yang sulit diartikan. Melihat hal itu Bastian menjadi penasaran dan menoleh ke arah yang dipandang Ardha. Ketika pandangannya teralih kewajah Emmy seketika wajahnya memucat. Emmy pun tak kalah pucat

 

Wajah itu, wanita itu. Bastian benar-benar tidak bisa menutupi rasa bencinya terhadap Emmy.

 

Emmy yang melihat hal tersebut pun semakin pucat. Tatapan itu, tatapan mata itu penuh dengan kebencian.

Bastian seperti ingin memakan Emmy hidup-hidup. ‘Dia membenciku, dia sangat membenciku’ kata-kata itu terus berada dipikirannya, membuat kepalanya semakin terasa berputar-putar, hingga akhirnya membuat kesadarannya hilang. Emmy pingsan seketika.

 

***

 

Aroma lavender yang menguar diseluruh ruangan berhasil tercium oleh hidung mungil Emmy, samar-samar ia menatap keseluruh ruangan. Mengerjapkan matanya yang masih silau oleh cahaya matahari yang masuk melalui jendela kaca dikamar itu. Emmy masih bingung dimana dirinya sekarang berada. Kamar dengan desain mewah tetapi klasik. Ia tahu tempat ini, salah satu Villa di Banyantree Villa yang ada di kawasan wisata Lagoi. Emmy memang familiar dengan semua hotel, resort, maupun Villa yang ada di kawasan wisata tersebut. Selama 4 tahun menjadi butler membuatnya sudah menjelajahi hampir seluruh tempat penginapan yang ada di kawasan tersebut. Perusahannya juga bekerja sama dengan semua hotel & resort di kawasan itu. Dirinya yang cantik pun sangat populer dikawasan wisata itu.

 

Emmy mencoba untuk bangkit dari tempat tidur. Ia teringat tentang kejadian dibandara. Betapa bodoh dirinya yang sampai pingsan. Sedikit mengutuki diri, Samar – samar terdengar suara orang yang sedang beradu mulut.

 

Ia pun membuka pintu kamar, dengan langkah pelan ia keluar menuju arah kolam renang tempat suara-suara itu berasal, dirinya mendapati suara-suara itu terdengar semakin jelas, kemudian disana, di gazebo dekat tepian kolam renang, ia melihat pria itu, cinta pertamanya sedang berbicara Dengan seorang pemuda yang sepertinya seumuran dengannya. Emmy tidak bisa memastikan kedua pria itu sedang mengobrol atau bertengkar. Mereka berbicara dengan bahasa yang Asing di telinga Emmy. Seperti bahasa Arab, tetapi tidak seperti itu juga. Emmy bingung. Tidak tahu harus bagaimana, mau nyamperin, atau kembali lagi masuk kekamar, tapi menyela pembicaraan orang yang sedang berbicara serius itu tidak sopan. Emmy akhirnya memutuskan untuk kembali kekamar. Namun, saat dirinya hendak berbalik terdengar seseorang yang memanggil namanya. Ia pun menoleh dan mendapati kedua pria itu menatapnya tajam. Yang satu menatap dengan mata coklat yang memancarkan sinar hangat. Sedangkan yang satu lagi menatap dengan mata abu-abu yang memancarkan kilat gelap, seperti ada sejuta kebencian disana. Emmy tidak tahan menatap mata abu-abu itu lebih lama lagi, air matanya sudah hampir menetes. Ia pun mengalihkan tatapan ke pria bermata coklat.

 

“Maafkan saya tuan, saya benar-benar merepotkan pingsan di depan anda berdua” ucap Emmy dengan mata sayu. Ia berbicara menggunakan bahasa inggris berharap lawan bicaranya mengerti.

Mendengar itu Ardha tersenyum sangat manis. Ia pun membalas dengan bahasa inggris yang tak kalah fasih “tidak apa-apa nona, Anda sepertinya sangat kelelahan. Maafkan kami yang meminta nona menjeput subuh-subuh seperti itu” bahkan aksen british nya sangat kental, Emmy benar-benar ternganga dibuatnya.

 

“Sudah cukup, kamu bisa pergi sekarang Ardha . tinggalkan kami berdua.” suara maskulin itu mengalihkan perhatian Emmy dari si mata coklat. Ia pun menatap kembali si mata abu-abu. Mata itu masih menatapnya Sama seperti tadi.

 

Rahang Ardha sedikit mengeras. Tampak bahwa ia sedikit tidak rela diusir. Tapi akhirnya ia pergi juga sebelum berkata

 

“Jangan apa-apain dia Bastian. Untuk yang satu ini, kumohon jangan”

 

Kilatan marah tampak jelas dimata Bastian ketika mendengar kata-kata Ardha tadi. Tetapi segera ia menghilangkannya dan berhasil memasang wajah datar. Ia melihat kearah Emmy yang telah menundukkan kepalanya. Emmy masih sama cantik seperti dulu, tidak ada yang berubah, hanya terlihat jauh lebih dewasa dari yang dulu, mengingat tentang dulu ada sebuah kerinduan yang sedikit muncul di hati Bastian. Tetapi kenangan itu, kenangan pahit saat Emmy mencapakkannya dulu membuat rasa rindu itu ditepis. Tidak, Bastian tidak ingin jatuh lagi kedalam pesona Emmy yang memabukkan sekaligus menyakitkan itu.

 

Dengan menghela nafas berat Bastian memilih duduk di sofa gazebo yang nyaman sambil menyesap Brendi nya. Aliran panas dari brendi membuat tubuhnya kembali rileks.

 

“Apa kabar ?” tanyanya berbasa-basi. Mendengar itu membuat Emmy mendongakkan kepalanya terkejut. Dia tidak percaya Bastian mengajaknya berbicara baik-baik. Bahkan repot-repot menanyakan kabarnya. Senyuman manis tersungging dibibir Emmy. Melihat itu Bastian menaikkan satu alisnya.

 

“Ba..baiik, kamu?” tanya Emmy balik yang gugup dengan wajah merah merona. Bastian sempat terpesona , tetapi cepat-cepat ditepisnya.

 

“Luar biasa seperti yang kamu lihat, tidak ada yang lebih baik dari melihat mantanmu menjadi pelayanmu” ucapnya dengan seringaian puas yang terlihat angkuh.

 

“Maksudmu?” tanya Emmy bingung. Bastian bangkit dari duduk manisnya menghampiri Emmy.

 

“Tuan, panggil aku tuan. Seorang butler adalah pelayan bagiku. Ingat itu baik-baik.” ucapnya dengan pelan di telinga Emmy , yang seketika membuat Emmy membeku.

 

6 Komentar

  1. oh tidak

  2. Bastian menjadi sangat berbeda ? sikapnya, penampilannya, segalanya…

  3. Baper deh … :PATAHHATI

  4. Wafy Noe Ry menulis:

    kok jahat sih

  5. Ditunggu lanjutan nya kakak. ?

  6. “Tidak ada yang lebih baik dari melihat mantanmu menjadi pelayanlu,” Duh sakit tapi gak berdarah. Menusuk hingga berlubang. Andai diriku bisa ngomong kayak gitu ke para mantan yang biadab.