Keluar dari rumah sakit, aku terkurung di rumah. Banyak petugas dari kepolisian dan anak buah ayah Leones yang menjaga rumah kami. Bukannya tidak bersyukur aku sangat di jaga oleh mereka, tapi aku sungguh bosan terkurung disini selama seminggu tanpa tau bagaimana caffeku.
” Mbak… Dimana???” Seru si bungsu Ribka, yang tiap hari mampir ke rumah untuk numpang makan.
Tidak ku hiraukan seruan Ribka yang kini tidak terdengar lagi, pastinya dia sedang makan makanan yang memang sudah ku siapkan supaya dia tidak mengganggu aku.
“Ai… Ai.. ” suara Regio mengagetkan aku, buru buru aku keluar dari ruang kerjaku.
Dari lantai atas ini, aku lihat banyak orang berbaju hitam yang mindahin barang barang ke dalam rumahku.
” Emang kantor kamu pindah ke rumah kita ya??” Aku bersandar di pembatas lantai, memperhatikan orang yang lalu lalang di bawah.
” Markas kami kena bom, tadi malam. Untuk sementara, para secret Eagle akan bekerja di sini.” Jawab Regio yang menghampiriku.
” Secret Eagle??? Apa itu??” Tanyaku penasaran.
” Secret agent milikku, salah satu markas kami di serang. Dan untung saja, barang barang rahasia masih aman. Jadi untuk sementara, kami beroperasi disini.” Tutur Regio.
” Kok kuno banget ya perangkat komputer kalian” aku turun ke ruang makan, disana sudah ada beberapa orang yang ikut makan bersama dengan Ribka. Mereka malahan saling rebutan makanan.
” Anggota kamu bar bar amat, makanan adja Ampe rebutan gitu.” Komentarku, orang orang yang berebut dan makan itu terdiam tidak enak.
” Kamu mau makan apa???” Tanyaku pada Regio.
” Apa saja, yang penting kamu yang masak.” Jawab Regio.
” Aku masakin telur adja yah, yang penting kan aku yang masak.” Ku keluarkan sebutir telur dan memperlihatkan nya pada Regio.
” Terserah, di kasih nasi adja juga gak papa.” Tambah Regio.
” Tapi aku males, untung aku masak banyak. Dan tempat nyimpen makanannya, untung Ribka gak tau tempatnya. Jadi gak di habisin.”
haha wah makin seru nih..eh tp q msh rada bingung nama istri regio ini siapa sih thor apa q kurang teliti baca part sebelumnya ya…