Vitamins Blog

Married life : 3

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

0 votes, average: 0.00 out of 1 (0 votes, average: 0.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Regio beserta polisi di tempat, sebagian melakukan pengejaran dan sebagian olah TKP. Jalan ini pun di tutup untuk umum agar bisa steril saat di lakukan pemeriksaan.

” Mas, laptop aku. Itu penting banget, kalo jatuh ke tangan yang salah 1 dunia bisa perang.” Aku menghampiri Regio yang sedang memerintahkan bawahannya.

” Aku bilang kamu harus ke rumah sakit, Tika. Tolong bawa istri saya ke rumah sakit.” Regio tidak menggubris perkataan ku, dia malah memanggil salah satu polwan disini.

” Ini udah di obati tadi, lagian lukanya cuman sedikit. Mas, please… Laptop aku.” Rengek ku.

” Nanti aku cari, kamu harus ke rumah sakit sekarang.” Keukeuh Regio.

” Kalo kamu lupa, lewat laptop aku lho aku tau kalo tadi itu bom. Ya… Terserah Sich, kalo jatuh ke orang jahat atau tukang korupsi. Satu negara ini akan krisis. Dan perang dimana mana” gerutuku, dengan terpincang-pincang menjauhi Regio.

” Cari laptop yang jatuh di aspal itu, jangan sampai kita kehilangannya laptop itu.” Seru Regio yang baru mencerna kecemasanku.

” Masuk ke mobil, aku gak mau kamu terlibat lebih jauh.” Bisik Regio.

” Ini Ndan, emang apa isinya Ndan?? Itu kan barang bukti di lokasi.” Richard yang membawa laptopku langsung ku rebut.

” Kamu sudah memberikan laptop ini ke petugas barang bukti belum??” Tanya Regio.

” Belum Ndan, saya juga baru Nemu barusan. Kenapa emangnya??” Tanya Richard penasaran.

” Disana banyak photo saya dan istri saya yang nggak perlu semua orang tau. Terimakasih kalau kamu mau tutup mulut tentang laptop ini ” aku di papah ke mobil oleh Regio, tak lama ayah mertua datang dengan beberapa bodyguard nya juga tangan kanannya. Di tambah adik Regio yang kedua, yaitu Gibraltar.

” Kakak ipar gak papa???” Tanya Gie yang kawatir banget.

” Apa kamu tidak lihat, dia terluka. Ayo masuk nak, kita ke rumah sakit untuk mengetahui seberapa parah lukamu.” Ajak ayah Leones.

” Aku baik baik saja, tidak perlu ke rumah sakit ayah.” Tolak ku.

” Tidak” aku di bentak oleh 3 pria di sekeliling ku. Mereka terlihat marah, juga khawatir yang akhirnya membuat aku pasrah.

” Ayah, tolong jaga dia. Aku takut dia jadi incaran penjahat yang lainnya, dan kamu. Kita akan bicara nanti.” Regio pergi setelah mengecup kening ku.

Aku sendiri harus pasrah di bawa ke rumah sakit oleh mereka. Tiba di sana, beberapa dokter ahli sudah berjejer menungguku.

” Ini berlebihan ayah” protes ku.

” Tidak ada yang berlebihan untuk keselamatan keluarga Eaglynd Jadi jangan protes.” Tegas ayah Leones.

Seluruh rangkaian pemeriksaan fisik dilakukan, aku hanya bisa pasrah menerima semua perlakuan para dokter untuk memuaskan rasa penasaran mereka.

” Aku senang kamu baik baik adja,” hampir jam 2 malam, bisikan Regio membangunkan aku yang memang sangat sensitif.

” Aku, bangunin kamu ya. Tidur lagi.” Regio masih memakai seragam dinasnya, dia terlihat sangat kelelahan.

” Aku kan udah bilang, aku baik baik adja. Dan gak perlu sampai menginap seperti ini.” Protes ku pada Regio.

” Tapi kami khawatir, tolong mengerti.” Regio berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Keluar dari sana, dia terlihat lebih fresh meski wajahnya masih menunjukkan kelelahan.

” Tidur lah,” Regio mengecup keningku, dia sepertinya ingin tidur di sofa.

” Disini adja, aku mau di peluk.” Pintaku yang tidak tega melihat dia tidur di sofa.

” Ranjangnya sempit, aku takut menyakiti kamu.” Tolak Regio.

” Tidak, ini lumayan lebar. Masih banyak space yang kosong. Ayolah…. Aku ingin tidur di peluk.” Rengek ku.

” Baik nyonya, laksanakan.” Akhirnya Regio mau naik ke ranjang ku yang memang lumayan lebar. Cukup muat untuk dua orang meski berdempetan.

” Tidurlah, kita bicara di rumah besok.” Kami berdua pun akhirnya terlelap.

” Mbakkk…. Upps…” Suara cempreng si bungsu Eaglynd membangunkan aku.

” Mas, udah siang.” Aku yakin saat ini, Regio sudah terlambat untuk masuk kerja.

” Terimakasih , tidurku sangat nyenyak.” Regio mengecup bibirku dengan sedikit lumayan.

” Akh ya ampun…. Mataku ternoda.” Jerit si bungsu.

” Berisik, antarkan mbak mu ke rumah. Abang harus kerja,” setelah semalaman aku di rawat di sini, akhirnya aku bisa pulang.

” Siap Ndan, laksanakan.”

 

 

seinnabilla

Punya imajinasi tinggi terhadap ide cerita. Tapi tidak bisa menguraikan cerita itu sendiri.

2 Komentar

  1. regio romantis ya

  2. sweet nya,…..