Hari ini aku melihat matahari bersinar dalam matamu. Sangat terang. Dan sinarnya membuat kedua ujung bibirku tertarik ke belakang.
Aku hanya bisa melihatmu dari jarak sejauh ini. Kalian pikir aku pengecut. Memang. Aku ini pengecut. Aku tidak bisa memberitahunya bahwa aku mencintainya. Tidak. Sangat mencintainya. Jadi yang aku lakukan hanya berdiri disini dan memandangnya. Memandangnya yang berlari dengan semangat mengejar bola. Olahraga favoritnya.
Bertahun-tahun aku menyukainya. Bertahun-tahun aku mencintainya.
Bertahun-tahun aku mengaguminya.
Dan rasa itu sedikitpun tak pernah berkurang. Bahkan setiap detiknya rasa itu bertambah besar.
Dan aku hanya bisa mencintainya dalam diam. Bodohnya aku. Tapi aku terlalu pengecut untuk mengatakan bahwa aku mencintainya. Aku tidak bisa.
Aku takut tidak bisa bebas melihatnya.
Aku takut tidak bisa mengikutinya lagi.
Dan ketakutan terbesarku adalah dia yang membenciku.
Aku tidak ingin itu terjadi.
**GYUSHY**
“Hei hei..” Lita dengan penuh semangat berseru sambil menyambar jus strowberry kesukaanku.
Dahiku berkerut menatap Lita tak suka yang dibalas kekehan kecil Lita. Aku mencomot gorengan dihadapanku.
“Ada apa lit?”
Lita bersidekap menatapku serius.
“Lo udah tahu gosip terhot disekolah ini ?”
Keningku berkerut bingung, Lita berdecak kesal.
“Lo pasti gak tau kan? Mangkanya lo jangan kencan terus sama buku lo itu.”
Mataku melotot sebal
“Emang gosip apa sih?” Ini bukan karena aku kepo, tapi Lita gak akan berhenti ngoceh kalo aku menampakkan sikap tak tertarik.
“Lo tau kan si cewe sok cantik?”
“Sintia maksud lo..?”
“Iyaa si sinting itu lah pokonya”
Aku terkekeh pelan, ” kenapa sama dia ?”
“Dia udah jadian sama Nathan.”
Deg
Deg
Deg
Saat itu waktu serasa berhenti seketika.
Saat itu detak jantungku serasa berhenti juga.
Benarkah ? Nathan dan Sintia …?
Dan entah mengapa ada rasa menghujam dalam hatiku.
To be continue…