Vitamins Blog

BALAS DENDAM [Lay] (5°); memulai segalanya

Bookmark
Please login to bookmark Close

19 votes, average: 1.00 out of 1 (19 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

Sesu …

 

 

 

 

“Kamu itu bodoh atau tolol? Seharusnya bercermin lah lebih dulu !! Hanya selangkanganmu saja yang kalian pikirkan Jonah butuh uang untuk sekolahnya! Kamu mau mempermalukan kita di depan Lay?”

“Kamu pikir kamu siapa? Jonah bukan hanya anakku, dasar jalang. Kamu hanya bisa berdua, kemana saja kamu saat ini Jonah membutuhkan sosok seorang ibu? Hah? Gak usah sok mengguruiku sukacita”

“Dasar bedebah! Kamu pikir sosok ayah yang melindungi anak perempuannya selama ini selalu ada saat Jonah butuh? Sudah ku bilang untuk bercerminlah Tuan Min seok !!”

Gue hanya bisa diam dalam gelapnya, mendengarkan dan merenungi setiap kalimat serta umpatan kasar kedua orang tua gue.

Inilah hidup gue yang kembali ke rumah yang sebenarnya , dimana seharusnya dua malaikatlah yang menyambut gue dengan kasih sayang dan senyum hangat saat pulang ke rumah. Bukan suara teriakan, umpatan juga suara benda berbahan kaca yang pecah nyetting dari dalam gue.

Inilah gue, yang katanya si gadis bar bar yang gak tau kesedihan dalam hidup.

Inilah gue si gadis bar bar yang gak tau rasa sakit.

Inilah gue si gadis bar bar yang katanya gak tau rasa putus asa.

Ya !! Inilah gue !! Hidup gue Yang sampai saat ini masih gue nikmati setiap luka dan sayatannya.

Namun gue bersyukur masih bisa memiliki kedua orang tua gue dalam keadaan hidup walau tidak dengan keadaan rumah tangganya yang melebihi benang kusut.

Kalian pasti bertanya-tanya, kenapa gue berada di rumah orang tua gue. Karena Lay yang sedang pergi ke china memenuhi panggilan untuk datang.

Dan gue mau nulisin gue lagi, gue gak lama lagi.

Yah … Gue bersyukur rasa syukur ini masih ada dalam diri gue.

___ • ^ • ___

“Cepat kumpulkan handphone kalian . Lebih cepat kalian mengumpulkan ponsel, lebih banyak waktu kalian mengerjakan soal ujian” pak pak Kihyun selayak guru Pengawas.

Kini Jonah mulai merapal doa sambil memejamkan mulut, berdoa penuh khitmat. Lalu mengambil napas perlahan dan mengeluarkannya pelan.

Berdoa, semoga tes ulangan bulan ini bisa lebih baik dari sebelumnya.

“Ssssttt, Jonah … Joenah” bisik seseorang dari belakang punggungnya.

Namun Jonah abaikan, lanjut doanya sampai selesai.

“Joenah !!” Teriak suara itu mulai tak bersahabat.

Segera Jonah balikkan jasmani dan menatap jengah pada laki-laki yang sedang tersenyum bodoh, lalu tunjukkan lipatan kertas ke hadapan wajah.

“Ini” ucap laki-laki itu

“Tidak bisa bersabar ya kau? Atau matamu buta?” Jonah nengabaikan kertas yang di tunjukkan Baekhyun itu, dan mulai menatap dingin tanpa ekspresi.

“Ok, aku minta maaf. Ini”. Baekhyun kembali menyodorkan lipatan kertas itu pada Yunus.

Jonah mengambil lipatan kertas itu kasar segera bangun dan mengambil kertas ujian yang di imbas guru.

“Itu dari Taehyung, kata adikku Pertarungan ~

Jonah menegang, jemarinya yang sedang berputar pensil berhenti seketika, jantungnya tiba-tiba saja berdetak dengan kencang sampai bisa tak bisa bergerak sedikitpun.

Ia tau, semuanya tak bisa di lupakan dengan mudah.

Ia tau, sedari awal semuanya memanglah salah.

Dan diri kembali tertegun. Dengan pertanyaan yang kembali menyeruak, ia membuka lipatan kertas itu dan membaca tiap katanya dalam hati.

Aku membeci semua ini.

Aku ingin melupakanku, tapi aku tak bisa bisa lepasmu.

Semangat kakak, aku akan menunggu.

KTH

____ • ^ • ____

Wajah datarnya menatap wajah tampan dengan mata yang itu juga menatapnya datar. Mereka saling menatap dalam lingkaran yang kental, perang hebat terjadi antar berdua.

“Apa kau yakin?” Ucap pria dengan wajah lebih kalem dari pria dengan tatapan tajam itu.

“Ya … aku hanya memberi semangat Jo dengan suratku”

“Aku percaya ….” sembari berjalan pergi meninggalkan pria itu.

“Karena kau adalah keluargaku” lanjut pria dengan perawakan lebih dewasa itu, untuk pria dengan tatapan tajam yang masih berdiri di tempatnya tanpa beranjak.

Laki-laki itu tersenyum culas lalu mengusap tampil kasar, lalu membalikkan sambil tertawa.

“Aku bisa gila jika terus menunggu …”

.
.

Baba , kau tau aku punya kekasih? Kenapa harus dengan perjodohan kolot lagi?”

“Diam !!” Ucap lantang pria paruh baya itu sambil menatap tajam kearah pria yang lebih muda di hadapannya itu.

Membuat pria muda di hadapannya terdiam sambil menahan napasnya yang memburuk akibat emosinya yang meluap.

“Tinggalkan dia, dia terlalu muda untukmu.” Ucap terakhir pria paruh baya itu sembari beranjak tinggal pemuda itu dalam diam. Meninggal aura emosional yang kental di antara kedua.

“Kenapa semua terjadi lagi?”. Monolognya sambil meremas kuat surai hitam pekatnya frustasi.


Aku balikk …. ? tunggu kelanjutannya ya. 

1 Komentar

  1. fitriartemisia menulis:

    NAHLOHH, LAY DIJODOHIN????
    omo ! Jo gimanaaaaaa