Vitamins Blog

BALAS DENDAM [Lay] (3 ) Kenyataan dari hubungan

Bookmark
ClosePlease login

No account yet? Register

20 votes, average: 1.00 out of 1 (20 votes, average: 1.00 out of 1)
You need to be a registered member to rate this post.
Loading...

 

“Jo, kamu gak mandi?? Ini udah jam enam lewat loh” ucap Lay sambil berdiri bersidekap memandang Jonah yang masih di atas ranjang.

Mendengar nada lembut Lay yang membangunkannya, membuat Jonah mendengus kasar dan bangun dengan kesal. Mengabaikan keberadaan Lay di ambang pintu.

Melihat dirinya di abaikan, Lay hanya tersenyum. Akan tingkah kekasihnya itu jika sudah merajuk, sangat lucu. Suka sekali mengumpat saat di bangunkan.

“Kalo udah, sarapan. Nanti aku anterin”

“Gak usah, aku berangkat bareng temen”

Lay segera berbalik dengan santai, namun mendengar nada bicara kekasihnya yang menolak di antar membuat ia mengurungkan niat untuk pergi.

“Teman kamu cewe apa cowo??” Lay bertanya dengan nada serius.

“Urusan sekolah, gak boleh ikut campur”. Jawab Jonah ketus.

Ia mengambil seragamnya di lemari dan pergi menuju kamar mandi.

Kebiasaan Jonah yang memakai baju di dalam kamar mandi, antisipasi. Karena dia tidur dan tinggal bareng sama lay.

Dan kalian pasti tau, kalo Lay itu cowo. Jadi kalian pasti paham, tidak harus Jonah jelaskan dengan detail.

Jonah udah tinggal bareng lay, kurang lebih setahun. Saat kenaikan kelasnya tahun lalu, ayahnya telah mengizinkan Jonah buat tinggal bareng Lay.

Toh, kedua orang tua Jonah itu gak terlalu peduli. Mereka udah percaya sama Lay yang bisa menjaga Jonah yang suka bersikap bar bar. Tinggallah masalah mereka yang masih bersama sedang di belakang masing-masing kedua orang tua Jonah saling berselingkuh.

Itu sebabnya, Jonah mengambil keputusan untuk tinggal dengan Lay, yang juga di setujui oleh Lay sendiri. Lay gak mau Jonah yang masih sekolah terbebani oleh masalah orang tuanya yang tak pernah selesai, Lay tau masalah keluarga Jonah yang seperti benang kusut. Dan juga Jonah malas mendengar pertengkaran orang tuanya, selalu beradu argumen tanpa adanya penyelesaian.

Mendengar jawaban Jonah yang tak bersahabat, membuat Lay kesal. Ia berjalan dengan cepat kearah Jonah yang sudah ada di depan pintu kamar mandi. Menariknya dan mendorongnya kearah dinding.

“Ini bukan di sekolah, sekali lagi ku tanya!! Temen kamu cewe apa cowo?” Lay mendorong tubuhnya untuk menghilangkan jarak antara keduanya.

Menatap tajam penuh intimidasi, dengan suara yang mulai tak bersahabat.

Sedang Jonah menampakkan wajah malas tak peduli.

Jonah kesal dan marah pada Lay, karena saat semalam ia menunggu untuk sebuah penjelasan. Yang Jonah dapat, Lay pulang seperti tak terjadi apa-apa.

Saat  lay pulang melihat Jonah yang duduk dengan baju tidurnya di sofa ruang tengah, Lay tersenyum dan mengangkat tinggi-tinggi bingkisan makanan yang ia beli. Dan mendekat tanpa rasa bersalah. Seakan magangnya dia di sekolah Jonah tak pernah ada.

Namun saat di tanyai oleh Jonah, Lay hanya menjawab.

“Kamu tau maksudku”

Ya Jonah tau, maksud gak boleh mengikut campurkan hubungan asmara mereka dengan menuntut ilmu.

Tapi kasih tau kalo mau magang di sekolah gue!!

Rutuk Jonah saat itu.

Dan akhirnya Jonah lebih memilih megabaikan semuanya, ia memilih merajuk saja. Lay itu terlalu sulit untuk di mintai penjelasan walau dia baik dan ramah.

“Kamu tau maksudku!!” ucap Jonah mengikuti nada bicara Lay malam tadi.

Lay menatap nyalang kearah Jonah, Jonah mulai susah untuk di kontrol jika tidak mendapat penjelasan darinya.

Jujur, sebenarnya Lay memilih magang di sekolah Jonah untuk memantau kekasihnya, sebenarnya dia bisa memilih sekolah lain.

Karena Lay merasa magangnya dia adalah sebuah kesempatan untuk memantau keseharian Jonah di sekolah yang tidak bisa ia ikut campuri.

Sebab peraturan antara dirinya dan Jonah saat di sekolah yang tidak boleh membawa hubungan asmara, jadi mereka akan bersikap layaknya orang asing.

Ia takut Jonah berpaling. Pria mana yang tak takut wanitanya berpaling dari dia, melihat begitu indah wanita pujaannya. Ini mungkin sedikit berlebihan. Tapi itu yang di rasakan Lay.

Takut kehilangan.

Takut akan Jonah yang berpaling.

Takut jika Jonah mulai bosan akan dirinya.

Jonah masih anak remaja, wajar jika dia akan bosan dalam hubungan.  Lay takut akan itu, bukan hanya Jonah yang takut di selingkuhi oleh Lay. Sebaliknya pun sama. Lay sama takutnya di selingkuhi Jonah, walau sikapnya dewasa dan percaya.

“Jonah!!”. Lay menaikkan nada suaranya satu oktaf.

Memandang penuh sesal kearah Jonah, yang memalingkan wajahnya.

“Aku mohon… Jawab pertanyaanku. Cuma itu yang aku minta”. Kini suaranya mulai melembut.

“Cowo” Jonah menjawab sambil mendorong tubuh Lay dari hadapannya, dan segera masuk kedalam kamar mandi lalu menguncinya dari dalam.

Melihat itu, Lay membulatkan kedua matanya marah.

Laki-laki katanya!!

Lay berang akan jawaban dari Jonah, menggedor pintu kamar mandi dengan keras sambil meneriaki Jonah.

“Kamu gak boleh pergi sama temen kamu itu!! Aku tetep bakal anter kamu!! Cukup aku cowo yang pergi bareng kamu!! ”

“Aku gak mau!!!” jawab Jonah dari dalam tak kalah teriak.

“Aku bakal dobrak pintu ini. Kalo kamu menolak, Joenah Kim” ancam Lay.

“Kamu gak mungkin lakuin itu!” balas Jonah.

“Aku bisa, ku hitung sampai lima. Kalau kamu gak menarik ucapanmu tadi. Aku bakal dobrak pintu ini Jonah!”. Kembali Lay melontarkan ancamannya.

“Satu”

“Dua”

“Tiga”

“Aku bareng kamu!! Puas!!?”

“Ya, aku puas. Cepat mandi dan jangan lupa pakai baju, kalau gak mau ku serang!! aku tunggu di dapur.” tersenyum memandang pintu kamar mandi.

“Dasar keras kepala!!”. Teriak Jonah yang di balas kekehan keras dari Lay yang sudah berlalu ke arah pintu.

___•^•___

Dan gue pun berakhir di dalam mobil dengan Lay. Ternyata gue tetaplah kalah jika berurusan dengan Lay.

Di dalam mobil gue menyalakan radio mobil dia dengan volume keras, dia tidak memarahi gue ataupun mematikan radio mobilnya. Yang gue lihat, dia hanya tersenyum melihat tingkah gue yang kesal.

Kejadian tadi pagi masih membuat gue kesal. Sehabis mandi dan berpakaian rapih, gue ke dapur dalam diam. Mengabaikan Lay yang memandangi gue sambil menahan tawa.

Rencana gue gagal.

Tapi untunglah Eunwo meninggalkan gue duluan mengetahui gue keluar bersama Lay pagi tadi.

Gue memandang handphone dalam genggaman gue dengan malas, membaca pesan Baekhyun yang menyebalkan. Serta satu pesan yang membuat wajah gue senang. Mood gue segera berubah dari kesal menjadi berbunga.

Eunwo tau maksud gue. Dia emang temen paling peka di banding Baekhyun dan Taehyung, dia nungguin gue depan gerbang sekolah.

Dia berani ambil resiko demi gue. Tipe temen rela mati bareng ini.

Gue tertawa sendiri dalam mobil, yang di sahuti oleh Lay dengan bingung.

“Kamu kenapa?? Gila ya?”. Ucap dia menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah, gue menatap dia dingin. Lalu menoleh kearah jendela mobil, melihat Eunwo yang sedang asik berdiri sendiri di pintu gerbang.

Gue tersenyum senang, dan segera membuka pintu mobil mengabaikan Lay di sebelah gue, dan naasnya di kunci otomatis oleh Lay.

Gue menoleh kearah dia yang menaikkan sebelah alisnya tersenyum jenaka.

“Buka” sungut gue kesal.

Dia menggeleng pelan, lalu mendekatkan dirinya kearah gue. Mengambil satu kecupan dan melumat bibir bawah gue pelan.

Gue hanya diam, walau gue marah gue gak bisa nolak dia. Dia melepas ciumannya dan menatap gue penuh sayang.

“Jangan marah lagi, kamu tau ini sekolah. Kita gak bisa saling kenal lagi, jangan nakal” Lay mengelus surai gue pelan.

Gue mengagguk menjawab perintah Lay untuk gue.

Segera setelahnya gue turun membuka pintu, dan berlari kearah Eunwo sambil berteriak.

“Ganteng!!!”. Teriak gue mengabaikan Lay yang mungkin melihat gue memeluk Eunwo.

“Kampret!! Suara gak punya rem, setan. Kaget gue” rutuk Eunwo sambil menarik tangan gue dari lehernya, dan gue semakin mengeratkan tangan gue memeluk Eunwo.

“Diem dulu pea!” bisik gue pelan.

“Mati gue abis ini” rutuknya.

___•^•___

“Jo, kantin yuk” Baekhyun menarik tangan gue paksa yang sedang menulis, membuat goresan memanjang di buku tulis gue.

Gue menatap Baekhyun geram.

“Sialan!! Kumat lagi lu jing, ngajak tinggal ajak. Jangan kacauin tulisan gue!” gue bentak Baekhyun yang menatap gue biasa.

Yang sebenernya memang salah gue, Bakehyun udah nungguin gue lama untuk ke kantin. Mungkin dia kesal gak di ladenin sama gue yang membuat dia menarik tangan gue paksa.

“Abis gue berasa ngomong ama orang budeg sih!!” sungutnya kesal.

“Alesan lu kampret!! Gak sabaran aja lunya” balas gue tak kalah kesal.

Baekhyun menarik rambut  gue yang di kuncir kuda, gemas akan jawaban gue.

“Gak sabar gimana coba gue? Nungguin lo dari 20 menit lalu, gue di kacangin tanpa respon. Kalo bukan temen, gue tikam lu nyet”.

Saat gue ingin membalas ucapan Baekhyun, satu orang pembuat onar dalam hidup gue ikutan muncul di depan kelas gue sambil tersenyum khas. Si Byun Tae hyung, adik dari si sinting Baekyun yang sayangnya sama-sama tampan gak ketulungan.

Anak kelas gue segera berbisik dan membuat bising, gue kesal akan kelas yang mulai ramai karena dua orang tampan dalam kelas membuat gue segera berdiri dan menarik Baekhyun serta Taehyung untuk segera pergi menuju kantin.

Gue, Baekhyun dan Taehyung berjalan dalam diam menuju kantin. Kami berjalan layaknya artis. Semua menatap dan menyingkir saat kami bertiga melewati mereka.

Gue jadi berasa beneran artis gini. Gue berjalan di tengah, antara Baekhyun dan Taehyung. Sedang kini mereka berjalan sambil menampilkan wajah tanpa ekspresi yang tampannya minta ampun.

Semakin menambah kadar ketampanan mereka.

Serius, gue gak mau munafik. Walau mereka nyebelin gantengnya gak bisa di abaikan.  Namun saat kita melewati perpustakaan Kakak magang yang bernama Jungkook keluar dari perpustakaan dan mendekat kearah gue sambil tersenyum dan gue balas dengan tatapan bingung.

Sedang Baekhyun dan Taehyung menyenggol siku gue bertanya-tanya.

“Eh… Joenah, ketemu lagi kita” Ucap Jungkook saat sudah berada di depan gue.

“Kakak masih inget nama saya?” tanya gue bersidekap dengan wajah tak bersahabag gue.

“Masih lah, Joenah. Woles aja kali itu muka! Gak usah pake tampang garang gitu, temen cowo lo ampe udah bersiap perang gitu.” Lalu tertawa garing yang tak di respon oleh kita bertiga.

Melihat kita bertiga diam, kak Jungkook menggaruk tengkuknya canggung dan kembali bersuara.

“Em… Kalian mau kekantin kan? Kebetulan gue sama yang lain juga mau kesana. Barengan aja, yuk. Sekalian biar kita bisa lebih deket” ajaknya sambil menunjuk kedalam perpus dimana para mahasiswa magang itu sedang berjalan keluar, termasuk pacar gue.

Melihat Lay yang berjalan keluar tanpa melihat gue, rasanya pengen banget jambak dia saat ini juga.

Awal masalah emang berawal dari gue. Membuat peraturan gak guna yang masih di lakuin kita berdua dari awal pacaran sampai sekarang.

Dimana saat di sekolah kita gak boleh nampakin layaknya orang kasmara dan pacaran saat menuntut ilmu.

Gue teringat, dimana awal pertama pacaran sama Lay yang masih belum tau prinsip gue soal pacaran. Saat hari pertama setelah gue nerima dia, gue memperlakukan Lay layaknya teman biasa, tidak seperti anak sekolah pacaran yang kasmara saat berada di sekolah.

Lay yang memperlakukan gue dengan istimewa saat itu merasa bingung akan sikap gue yang terasa asing. Akhirnya dia mengajak gue jalan setelah pulang sekolah, dan di situ gue mulai menjelaskan kalo gue gak suka berpacaran di dalam sekolah saat menuntut ilmu.

Kita harus melakoni ini selayaknya teman, tidak boleh ada perlakuan istimewa saat menuntut ilmu, dan akhirnya Lay menerimanya. Memulai membiasakan diri akan prinsip gue yang belum ia terima sepenuhnya.

Tapi melihat Lay masih saja bersikap lebih sama gue yang ketika gue tanya Lay hanya menjawab bahwa dia lupa.

Dan gue mulai mengabaikan dia saat di sekolah layaknya orang asing. Walau menyakiti hati Lay, akhirnya Lay kembali menerimanya.

Karena prinsip gue juga, kita hampir putus. Gue merasa Lay tak bisa melakoni dan menerima prinsip gue, dari pada gue terlihat seperti memaksa lebih baik gue lutus dengan Lay.

Namun lay menolak, dan dia berjanji akan melakoni prinsip gue hanya saat di sekolah. Tapi, saat di luar sekolah gue di larang menolak setiap sikap berlebih dia ke gue. Dan gue terima toh tidak merugikan gue. Pikir gue saat itu.

Jadi gue dan lay akan bermesraan layaknya remaja kasmara di luar sekolah, kami berdua akan saling mengumbar sayang dan rasa cinta dengan jujur.

Dan mungkin sekarang, lay ingin balas dendam sama gue. Jadi begini rasanya saat dulu lay gue perlakukan karena prinsip gila gue. Dimana lo gak tau dan belum tau apa yang terjadi, yang rasanya sakit.

Gimana lay yang magang di sekolah gue dan tak mengakui gue sebagai pacar walau tak secara langsung.

Itu benar-benar menyakitkan. Rasanya gue ingin menarik semua prinsip gue, tapi gue gak boleh menjilat ludah gue sendiri.

“Eh… Kamu murid cewe yang kemarin kan?”. Tanya mahasiswa bernama kyuhyun yang namanya masih gue ingat, saat sudah berada di hadapan kita bertiga.

Gue merasakan genggaman erat di kedua tangan gue, dan menoleh kearah Baekhyun dan Taehyung secara bergantian.

Gue ingin berucap bahwa gue gak bakal kecewa ataupun marah melihat tingkah Lay nanti. Karena ini memang salah gue membuat prinsip yang membawa perasaan gue dan Lay terombang ambing saat di sekolah.

“Nah… Ayuk ke kantin barengan aja tuh, oh iya. Gak usah pake bahasa formal. Panggil gue Jungkook aja, gue males denger aku kamu. Berasa lagi ngomong ama pacar tau gak?” ujar Jungkook melangkah terlebih dahulu, di ikuti oleh Lay dan kyuhyun.

Sedang sehun menatap gue diam. Gue tau, dia pasti bertanya-tanya akan sikap lay.

Karena sehun memang tau prinsip gue dan hubungan gue dengan lay.

“Iya, gue masih seperti dulu bang” ucap gue menjawab raut wajah tanyanya yang membuat ia terkejut dan mendekat kearah gue.

Namun dengan cepat Baekhyun dan Taehyung mendorong gue ke belakang dan menutupi gue dengan kedua tubuh mereka.

“Gak berubah lo kunyuk!!” tunjuk Sehun kearah Baekhyun dan Taehyung geram.

“Kenapa lo masih lakuin hal kek begini sih?? Gak guna tau!! Gak bakal bikin lo jadi pengangguran kok, dia bisa jadi penyemangat kalo lo mau. Lay gak mungkin berlebihan ambil atensi lo saat di sekolah, bego!!” ucap dia frustasi”tergantung lo aja, serius nuntut ilmu atau gak. Pacaran di sekolah gak bakal bikin lo di keluarin!” lanjutnya semakin frustasi.

“Iss si abang, mulai” gerutu gue menerobos tubuh Baekhyun dan Taehyung.

Gue segera membawa mereka bertiga ke arah kantin dan duduk di kursi kebanggaan gue dan Baekhyun, yaitu kursi depan soto bu Dahyun.

Kita berempat duduk sejajar di kursi panjang yang sama, mengosongkan kursi di hadapan kami.

Lalu tiba-tiba suara Jungkook yang sangat gue kenal dan khas terdengar mengomel. Kini sudah berdiri di hadapan gue di barengi Lay dan kak kyuhyun ikut duduk.

“Gue duduk disana ama bang lay juga bang Kyu, ternyata lu semua di mari!”

Namun saat Jungkook ingin duduk di hadapan gue, buru-buru Lay berpindah tempat dan mendudukinya dan mengabaikan omelan Jungkook yang mengumpati dia.

“Alah bang, gue mau deketin si Jo ini. Napa main ambil aja” sungut Jungkook kesal sambil berdecak menatap Lay kesal, mengabaikan rencanya dan wajah terkejut gua atas ucapan Jungkook.

Lay sendiri hanya memakan bakso yang dia bawa, gue menatap dia dingin.

Masih aja posessif.

“Nama dia Joenah, gak usah panggil singkat pake Jo. Lu gak kenal deket sama dia!!” jawab Lay dengan nada tanpa emosi.

Membuat semua orang yang memperhatikan gue dan lainnya menbulatkan matanya. Terkejut akan Lay yang menjawab tak terima akan panggilan Jungkook ke gue.

Jujur sebenernya kursi yang sekarang kita dudukin ini, sudah menjadi sorotan mata para murid. Menatap kagum dan iri kearah gue karena gue di kerubungi orang pintar dan tampan.

Dan kini Baekhyun mulai bersuara, membuat atensi semuanya teralih ke dia.

“Bang!! Tau nama Lengkap Jo. Lo emang kenal deket sama Jo sampe peringatin Jungkook begitu??”

Seketika dia berhenti memakan baksonya, seakan tersadar akan kecemburuan gak langsungnya.

Kena kan lo!!

Sungut gue senang.

3 Komentar

  1. Hahah nah pertanyaan Baek tepat sasaran :KETAWAJAHADD
    Oh ternyata itu emng prinsipnya Jo, jadi terima2 ajalah Jo sikap Lay yg dingin pas disekolah. Suka sma sikap posesifnya Lay..
    Ditunggu kelanjutannyaa

  2. farahzamani5 menulis:

    Omg omg omg
    Jdi Lay itu pencemburu akut toh haha
    Sumpah bca dialog ny bikin ngakak dah
    Mulai dah Lay menunjukkan taringny eaaa
    Cuzz ke part berikutnya
    Semangat trs yak

  3. fitriartemisia menulis:

    oalaaah, Lay jadi pacar posesif toh hahaha
    Jungkook sini sama aku ajaa jangan sama Jo :BAAAAAA