Chapter 7
Crystal turun dari lantai 2 menuju aula sendirian menyusuri lorong yang sepi. Crystal menyuruh Jeanne untuk pergi duluan karena perut Crystal bermasalah. Lorong terasa sepi karena tidak ada siapapun di kelas karena semua orang sudah di aula. Kelas diubah menjadi kamar untuk siswi yang berada dilantai atas sedangkan siswa menggunakan ruang kelas yang ada dibawah.
Crystal melihat Daniel lewat. Crystal pikir hanya dirinya yang berkeliaran di lorong ternyata Daniel belum juga ke aula. Crystal menuruni tangga dengan cepat menyusul Daniel.
“dor” Crystal mengejutkan Daniel tapi saat melihat reaksi Daniel yang hanya diam tenang membuat Crystal cemberut karena tidak berhasil mengejutkan Daniel.
Daniel hanya menggelengkan kepalanya lalu meninggalkan Crystal . Melihat Daniel berbelok ke ujung lorong menuju aula membuat Crystal memutar otaknya dengan cepat bagaimana cara mengerjai Daniel.
“aaaaaaaaahhhh” Crystal berteriak membuat Daniel berbalik arah saat mendengar teriakan Crystal .
Melihat Daniel berlari kembali kearahnya membuat Crystal tidak bisa menahan tawanya.
“hahahahahaha” Crystal memegang perutnya karena saking puasnya bisa mengerjai Daniel dan bisa melihat wajah panik Daniel yang biasanya datar itu. Melihat Crystal hanya mengerjainya Daniel pergi meninggalkan Crystal yang masih asyik tertawa.
Crystal menghentikan tawanya saat Daniel meninggalkannya sendiri. “gawat pasti dia marah. Sebaiknya aku segera menyusul Daniel saja ” batin Crystal .
Crystal berjalan menuju aula untuk meminta maaf pada Daniel karena mengerjainya. Crystal menghentikan langkah kakinya saat kegelapan menyergapnya. Semua lampu mati membuat Crystal tidak bisa melihat apapun. Crystal memegang dadanya saat merasakan sesak. Achluophobia kambuh.
“Daniel” panggil Crystal lirih berharap Daniel mendengarnya tapi sepertinya Daniel sudah berada diaula.
Crystal memasukkan tangannya disaku rok mencari ponsel tapi ponselnya tidak ada. Crystal meninggalkannya dikelas. Hilang sudah harapan Crystal untuk mendapatkan penerangan.
Tubuh Crystal luruh kelantai karena tubuhnya benar-benar lemas karena phobia kegelapannya kambuh. Bulir-bulir keringat Crystal berjatuhan, Crystal meremas kaos yang dikenakannya saat dadanya semakin sakit, napaspun terasa sulit bagi Crystal saat ini. ini benar-benar menyakitkan saat kambuh seperti ini tanpa ada seorangpun disisinya. Biasanya ada kedua orang tuanya disaat seperti ini. “eomma ini benar-benar sakit” batin Crystal hingga ia kehilangan kesadarannya dilorong yang sepi.
***
Crystal berada disebuah kamar yang gelap tapi anehnya Crystal tidak merasakan sakit saat phobianya kambuh. Dia hanya berdiri disudut kamar. Crystal mendengar suara isak tangis suara anak kecil. Crystal memberanikan diri mencari asal suara isak tangis tersebut didalam kegelapan. Crystal berjongkok saat yakin tangis tersebut berasal dari kolong tempat tidur. Crystal menundukkan tubuhnya ingin melihat siapa yang menangis tapi Crystal dikejutnya oleh pintu yang tiba-tiba terbuka oleh seseorang.
Crystal segera berdiri saat melihat tubuh seseorang menghampirinya. Bukan Crystal yang jadi tujuannya tapi seorang anak kecil dibawah kolong meja. Crystal dapat melihat seorang yeoja paruh baya membantu seorang anak perempuan keluar dari bawah kolong meja. Crystal bisa melihat mereka dalam kegelapan karena mereka berdua dihadapan Crystal sangat dekat dengannya.
“berhentilah menangis mereka akan menemukan kita disini” ujarnya membuat anak kecil itu berhenti menangis.
Crystal tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh mereka tersebut tapi Crystal dapat merasakan bahwa yeoja dan anak kecil itu yang dihadapan Crystal sekarang dalam keadaan ketakutan dan ketakutan itu menular pada Crystal .
“ayo pergi dari sini keluar dari jendela dan cari bantuan kerena telpon dirumah ini tidak bisa digunakan” ujar yeoja itu membimbing anak kecil kearah jendela.
“jangan pernah kembali kesini apapun yang terjadi” pesan yeoja itu pada anak kecil itu.
Crystal bingung harus bagaimana apa ia harus berada disini mencari tahu apa yang terjadi atau mengikuti anak kecil itu.
Crystal memutuskan mengikuti anak kecil itu tapi langkahnya terhenti saat mendengar teriakan kesakitan dari arah kamar yang baru saja Crystal tinggalkan. Crystal mencari anak kecil itu yang sudah lari diikuti oleh seorang pria dibelakangnya. Crystal segera mengejar anak kecil itu. Crystal berlari secepat mungkin untuk membantu anak kecil itu meskipun Crystal tahu bahwa ia tidak bisa membantu apapun karena Crystal hanya jadi penonton seperti saat ia nonton. Tidak bisa ikut dalam cerita tapi bedanya Crystal berada dilokasi.
Laki-laki yang bertubuh gempal itu sedikit lagi akan menggapai anak kecil itu Crystal mempercepat larinya. Crystal menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara klakson mobil. Crystal melihat anak kecil itu hanya diam ditengah jalan dengan mobil yang melaju kearahnya.
“AWAS” teriak Crystal ketika mobil semakin dekat kearah anak kecil itu.
Crystal menutup matanya tidak ingin melihat kejadian itu. Suara decitan ban mobil terdengar jelas dipendengaran Crystal membuat ia menutup telinganya tidak ingin mendengar apalagi melihat kejadian itu.
***
Daniel menggenggam tangan kiri Crystal dan sesekali menciumnya. Crystal belum sadar juga padahal hampir satu jam berlalu. Perasaan bersalahpun memenuhi hati Daniel saat ini. Dia tidak bisa memenuhi janji kepada eomma Crystal untuk menjaga Crystal saat orang tuanya tidak bisa bersamanya tapi yang menjadi penyesalan terbesar Daniel adalah tidak bisa menjaga pujaan hatinya.
Daniel merutuki kebodohannya yang tidak kembali saat mendengar Crystal memanggilnya karena Daniel merasa Crystal hanya akan mengerjainya lagi.
Daniel mengelap keringat didahi Crystal . “sebenarnya apa yang terjadi sampai kamu seperti ini Crystal” gumam Daniel. Dia ingat wajah panik Jeanne yang diterangi oleh cahaya ponsel saat ia akan masuk ke aula. Jeanne mengajak Daniel agar mau ikut bersamanya saat semua lampu mati. Daniel melihat Crystal yang tergeletak dilantai lorong bersama Ken. Daniel segera menggendong Crystal ke UKS dengan Jeanne yang mengekor dibelakangnya.
“tadinya aku dan Min Ho ingin mengecek lampu yang mati tapi kami melihat Crystal sudah seperti itu dilantai makanya aku menghubungimu” ujar Ken menjelaskan.
“Terima kasih sunbae” ujar Jeanne.
Daniel tidak memperdulikan percakapan Jeanne dengan Ken yang ada dipikirannya adalah membawa Crystal secepatnya ke UKS. Daniel meletakkan tubuh Crystal keatas ranjang yang berada di UKS lalu menyelimutinya.
“sunbae bisakah kamu merahasiakan ini dari guru” pinta Jeanne kepada Ken selaku ketua panitia acara ini.
“iya aku tidak akan memberi tahu hal ini pada guru” ujar Ken.
“Aku harus pergi mencari tahu apa yang terjadi sampai membuat lampu mati” tambahnya.
Daniel kamu kembali saja ke acara. Biar aku saja yang menjaga Crystal disini” ujar Jeanne saat lampu sudah kembali menyala. Daniel menggelengkan kepalanya bahwa ia tidak setuju harus meninggalkan Crystal.
“Ya sudah aku pergi dulu nanti aku kembali lagi kesini” pamit Jeanne pergi meninggalkan Daniel bersama Crystal yang belum sadarkan diri.
Daniel dan Jeanne sepakat tidak memberitahu orang tua Crystal apa yang terjadi kepada Crystal saat ini karena hari sudah malam dan tidak ingin membuat orang tua Crystal khawatir.
Daniel merasakan tangannya digenggam kuat oleh Crystal. Daniel melihat Crystal bergerak-gerak gelisah. Tangan kanan Daniel mengelus rambut Crystal mencoba menenangkan sedangkan tangan kirinya terus menggenggam tangan Crystal .
***
Pagi hari
Crystal membuka matanya perlahan. Pandangannya meneliti keseluruh ruangan yang diketahuinya sebagai UKS disekolahnya.
“Crystal kau sudah bangun?” seru Jeanne riang. Crystal melihat Jeanne membawa piring dan gelas sepertinya makan untuknya.
“ini makan malam untukku?” tanya Crystal
“bukan, ini sarapan pagimu. Aku pikir saat kau bangun nanti pasti kau sangat kelaparan” ujar Jeanne.
“ini sudah pagi. Jadi, aku tidak sadarkan diri selama itu?” tanya Crystal memastikan karena biasanya ia tidak membutuhkan waktu lama untuk sadarkan diri jika phobianya kambuh.
“iya. Kau membuat aku dan Daniel khawatir tahu” ucapan Jeanne membuat Crystal lega bahwa Daniel tidak marah padanya.
“gumawo” ucap Crystal tulus atas perhatian Jeanne kerena telah menemaninya.
“sudahlah. Ini makan dulu” Crystal mengambil piring ditangan Jeanne dan langsung melahapnya karena Crystal merasa lapar. Jeanne duduk ditepian ranjang Crystal melihat Crystal makan.
“Crystal, kamu semalam sakit apa sampai tidak sadarkan diri seperti itu?” tanya Jeanne.
“phobia kegelapan. Kemarin penyakit itu kambuh setelah sekian lama” jawab Crystal
“apa dirumah penyakit itu sering kambuh” tanya Jeanne lagi. Crystal tersenyum karena Jeanne sahabat yang dikenalnya waktu Junior high school itu mengkhawatirkannya.
“tidak setelah kami pindah rumah. Appa membangun rumah kami agar selalu terang” jawab Crystal . Jeanne menganggukkan kepalanya mengerti Crystal sekeluarga pindah rumah saat Crystal masuk junior high school.
“ayo kita kembali ke kelas. Aku ingin mandi” ajak Crystal setelah makanan nya habis. Ia ingin memanfaatkan sisa waktunya menginap disekolah dengan baik.
“aku tak apa Jeanne. Aku sudah sehat” sergah Crystal saat Jeanne membantu Crystal turun dari atas ranjang. “aku pikir kau masih kurang sehat” ujar Jeanne.
“hey aku tidak selemah itu tahu. Aku bahkan sudah menghabiskan sarapanku” Crystal membela diri tidak terima karena Jeanne menganggapnya lemah.
“Kau tahu sebenarnya aku tidak sadarkan diri selama itu sepertinya aku tidur kemarin karena malam sebelum menginap aku nonton film sampai pagi” ujar Crystal sambil merangkul Jeanne keluar dari UKS.
“dasar kau. Sia-sia saja aku khawatir padamu” ujar Jeanne ketus. Crystal hanya tertawa melihat Jeanne kesal.
tbc
Crystal menyukai Ken tapi Ken menyukai Katherine.
Ken menyatakan cinta nya sama Katherine tapi ditolok
Karna itu mereka tidak jadian
Ken kelas 3 di SHS, Crystal kelas 2 , Katherine kelas 1
Plissss Ken jngn deketin Chrystal lgi, Chrystal plisss jngn ada hati lgi ama Ken, kan ada abang Daniel tuh yg setia menunggu eaaaa
Daniel merasa bersalah bngt ya pastiny liat Chrystal ampe bgtu huhu, iseng sihh Italll ny td hihi
Nahhh mulai dibuka dikit2 ni masalah2, Chrystal fobia gelap, jngn2 anak kecil itu dia, trs apa yg terjadi ama wanita yg ditinggal itu, terbunuh kah atau gmn, aihhh penasaran
Gmn nasib si anak kecil itu pas ketabrak
Ditunggu part selanjutny
Semangat
Crystal fobia gelap yaa
Crystal mah iseng ngerjain Daniel jadi udh gak percaya lagi Danielnya untk ada Ken jg Min Ho. Penasaran dngn mimpinya Crystal, itu ada apa sbnrnya?
Ken ditolak sma Katherine, jngn smpe dekat lagi sma Crystal..
Ditunggu kelanjutannya..
Pengalaman Crystalkah yg dimimpikannya??
mimpiin masa kecilnya ya?..
hmm